Pengetahuan tentang Hak-Hak Reproduksi Perempuan

Peneliti mendapatkan gambaran bagi perempuan yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan cenderung berfikir praktis dan tidak berfikir panjang untuk mencari informasi yang benar dalam mengatasi kehamilan yang tidak diinginkan tersebut. Hal ini menyebabkan perempuan meskipun dengan rasa takut dan khawatir akan efek dari upaya yang tidak aman, tetapi tetap nekat melakukannya.

5.2.3. Pengetahuan tentang Hak-Hak Reproduksi Perempuan

Matriks 4.5.2.3. menggambarkan bahwa informan tidak memiliki pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang Hak-Hak Reproduksi pada perempuan. Seluruh informan belum pernah mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi dan adanya hak-hak reproduksi seperti yang dituangkan dalam ICPD tahun 2004. Ada kebutuhan bagi informan untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan hak-hak reproduksi perempuan, serta keinginan untuk dihargai hak-haknya ketika mengambil keputusan untuk menghentikan kehamilan yang tidak diinginkan. Seperti yang disampaikan oleh informan 2 pada saat di wawancara dapat dilihat pada uraian di bawah ini; “… saya nggak tahu soal hak-hak yang mbak bilang itu, saya nggak pernah dengar. tapi dipikir-pikir betul juga ya... kan yang punya badan kita jadi kenapa orang yang harus ngatur-ngatur, dan maksa untuk hamil padahal kita tidak mau.. aneh juga. Hal yang sama juga disampaikan oleh informan 7 diuraikan dibawah ini ; “… kalau memang ada hak-hak perempuan mestinya undang-undang bisa melihat inilah.. sejujurnya sih bu... saya tidak pernah mendengar tentang Universitas Sumatera Utara ini... saya sering dengar tentang kesehatan reproduksi tapi lebih banyak dibicarakan untuk remaja. kalau untuk ibu-ibu masih jarang kayaknya. Apalagi masalah hak-hak reproduksi wah... saya tidak ngerti itu. Adanya keterbatasan perempuan untuk mencari wadah yang bisa memberikan informasi tentang hak-hak reproduksi perempuan juga terlihat dalam penelitian ini, seperti yang disampaikan oleh Informan 4 diuraikan di bawah ini : “ soal hak-hak reproduksi perempuan saya nggak tahu... saya belum pernah mendengar dan membaca soal ini.. mungkin keterbatasan saya juga ya untuk cari informasi. tapi bagi saya dengan masalah ini maunya dihargai juga lah keputusan kita ini”. Pemikiran informan bahwa hak atas dirinya cenderung tergantung pada suaminya ketika sudah menikah, sehingga segala keputusan yang harus dilakukan terhadap diri perempuan cenderung dilakukan oleh suami, seperti yang diungkapkan oleh informan 6 sebagai berikut : “… selama ini kan perempuan itu tergantung apa kata suami dan keluarga... jadi ya itu kebanyakan perempuan nggak punya kemampuan untuk menuntut haknya...

5.2.4. Pengetahuan dan Informasi yang Harus Dimiliki