Pengaruh Kualitas Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan Nasabah Bank (Studi pada Pt. Bank Brisyariah Kantor Cabang Abdul Muis)
i
(Studi Pada PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang Abdul Muis) Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
SABINUS THEO S.A.S NIM: 1110046100059
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(2)
(3)
(4)
iv
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang belaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 1 September 2015
(5)
v
Frontliner Terhadap Kepuasan Nasabah Bank (Studi Pada PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang Abdul Muis)”, Program Strata I, Program Studi Muamalat, Konsentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Perkembangan bank syariah yang terbilang cepat, selain didorong oleh landasan hukum yang memayunginya, juga sangat ditentukan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) pada bank-bank tersebut. Agar dapat bersaing dan terus berkembang serta orientasi jangka panjang perusahaan dapat terwujud, tentunya para pihak bank harus memberikan pelayanan yang baik kepada nasabah. Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan yang memiliki komitmen untuk bekerja sesuai dengan standarisasi bank, khususnya pada bagian frontliner Tujuan dari penelitain ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan Nasabah Bank (Studi Pada PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang Abdul
Muis)”.
Pengumpulan data melalui data primer dan skunder, teknik pengambilan sampel meggunakan purposive sampling, dengan jumlah responden 100, serta analisis data dengan Regresi Logistik dengan bantuan Software SPSS versi 16,0 for Windows.
Berdasarkan model regresi logistik dengan menggunakan metode forward stepwise, pengaruh kualitas layanan frontliner hanya dapat dijelaskan oleh variable reliability dan emphaty. variabel reliability dan emphaty secara serentak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan nasabah Bank BRISyariah cabang Abdul Muis. Variabel empathy adalah variable yang paling dominan dalam mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah Bank BRISyariah cabang Abdul Muis dengan kecenderungan variabel empathy untuk mempengaruhi tingkat kepuasan nasabah adalah 4,485 kali.
(6)
vi Alhamdulillahirabbil’alamin
kehadirat Allah SWT, yang telah mencurahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya tanpa jemu. Sesungguhnya, hanya karena kemurahan hati-Nya lah sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Rasulullah saw beserta seluruh keluarga, sahabat, dan juga ummatnya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari terdapat banyak kendala yang menghambat langkah penulis untuk merampungkan skripsi ini. Namun, berkat bimbingan, arahan, dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. AM Hasan Ali, MA sebagai Ketua Prodi Muamalat (Ekonomi Islam) dan Abdurrauf, MA., sebagai Sekretaris Prodi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Hamid Farihi, MA sebagai Dosen Pembimbing Akademik Penulis. 4. Tini Anggraeni, ST, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Skripsi penulis
yang telah memberi arahan, saran, dan ilmunya hingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
5. Segenap pihak Bank BRISyariah yang telah bersedia meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. 6. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
(7)
vii
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Orang tua tercinta Agus Janto dan Radiastuty yang selalu membimbing dan mendukungpenulis baik moril maupun materil tanpa pernah mengeluh dan berputus asa tetap memberikan motivasi kepada penulis dalam kondisi senang maupun susah.
9. Kakak-kakak dan adik-adik tersayang yang turut memberikan kontribusi, doa dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. “Diah Wulandari” yang senantiasa mendampingi penulis dan banyak berkontribusi dalam pembuatan skripsi ini.
11.Sahabat-sahabat penulis, Tomi, Asma, Ayun, Runi, Edwin, Ihwan, Wisnu, Moko, Titin, Faqih, Imam, Ika, Ana yang sama-sama berjuang dengan penulis dalam susah dan senang selama proses perkuliahan hingga akhir. 12.Teman-teman Mahasiswa jurusan Perbankan Syariah kelas A angkatan
2010, yang selalu membantu dan menemani penulis selama masa perkuliahan berlangsung. Menjalani susah senang bersama menanggung beban bersama seperti keluarga sendiri yang saling mendukung satu sama lain untuk tetap teguh mencapai cita-cita kita.
13.Terima kasih kepada seluruh teman-teman di Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Perbankan Syariah yang masih banyak lagi yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
14.Dan akhirnya, semua pihak yang telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini namun tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih.
(8)
viii
para pembaca sangat diharapkan untuk kesempurnaannya. Besar harapan penulis agar skripsi ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi bagi penulis dan masyarakat seluruhnya.
Jakarta, 1 September 2015
(9)
ix
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAKSI ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
BAB I: PENDAHULUAN A.Latar Belakang ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 5
C.Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 6
D.Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 8
F. Konseptual ... 9
G.Sistematika Penulisan ... 9
BAB II TINJAUAN TEORITIS A.Kualitas Pelayanan ... 11
1. Pengertian Kualitas ... 11
2. Pengertian Pelayanan ... 12
3. Manfaat pelayanan ... 13
4. Dasar-dasar pelayanan nasabah... 13
5. Ciri-ciri pelayanan yang baik ... 14
B.Frontliner ... 18
1. Pengertian Frontliner ... 18
2. Tugas dan Fungsi Frontliner ... 21
(10)
x
4. Elemen Kepuasan Nasabah ... 29
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah ... 32
D.Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu) ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 38
B. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 38
1. Jenis Data ... 38
2. Teknik Pengumpulan Data ... 39
3. Sumber Data ... 39
C. Variabel dan Pengukuran Variabel ... 40
1. Jenis Variabel ... 40
2. Pengukuran Variabel ... 41
D.Metode Analisis Data ... 42
1. Instrumen dan Uji Instrumen Penelitian ... 42
2. Teknik Analisis Data ... 44
BAB IV PEMBAHASAN A.Gambaran Umum ... 54
1. Sejarah Perusahaan... 54
2. Visi dan Misi Perusahaan ... 55
B.Gambaran Umum Responden ... 56
1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57
2. Identitas Responden Berdasarkan Status Pernikahan ... 57
3. Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 58
4. Identitas Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan ... 58
5. Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 59
C.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 59
(11)
xi
H.Interpretasi Fungsi Diskriminan ... 69
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ... 74 B. Saran... 74
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(12)
xii
Tabel 1.1 10 Bank Syariah Terbaik dalam Pelayanan Prima Periode
2013-2014 ... 4
Tabel 3.1 Indikator Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah ... 41
Tabel 4.1 Uji Validitas ... 59
Tabel 4.2 Reliability Statistics ... 60
Tabel 4.3 Output Uji Normalitas ... 61
Tabel 4.4 Output Uji Multikolinearitas ... 62
Tabel 4.5 Output Uji Signifikansi ... 63
Tabel 4.6 Output Uji Asumsi Analisis Diskriminan ... 64
Tabel 4.7 Output Uji Korelasi Canonical ... 65
Tabel 4.8 OutputUji Wilks’ Lambda ... 66
Tabel 4.9 Output Uji Structure Matrix ... 66
Tabel 4.10 Output Fungsi Diskriminan ... 67
Tabel 4.11 Output Uji Classification Coefficients ... 68
Tabel 4.12 Output Uji Klasifikasi Responden ... 72
Tabel 4.13 Output Uji Centroids ... 72
(13)
xiii
2014. ... 3
Gambar 1.2 Lima Dimensi Service Quality Pada Frontliner ... 9
Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Nasabah ... 27
Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden... 56
Gambar 4.2 Status Pernikahan Responden ... 56
Gambar 4.3 Usia Responden ... 57
Gambar 4.4 Jenis Pekerjaan Responden ... 57
Gambar 4.5 Pendidikan Responden ... 68
(14)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah Islam, dimana tatacara beroperasinya mengacu pada
ketentuan-ketentuan al Qur’an dan Hadits yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan-ketentuan syariat islam khususnya yang menyangkut tatacara bermuamalah secara
Islam.1
Perkembangan bank syariah di Indonesia secara formal baru dimulai
tahun 1992 yaitu sejak mulai berdirinya Bank Muamalat Indonesia tahun 1991
sebagai bank syariah pertama di tanah air, yang memulai kegiatan operasinya
pada bulan Mei 1992. Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun
2008 tentang Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum, yang dapat mendorong pertumbuhannya lebih cepat.
Pada saat ini, kecenderungan dunia bisnis termasuk dunia perbankan yang
paling terkini adalah menjadikan pelanggan sebagai bagian dari organisasi.
Kecenderungan ini seiring dengan perubahan fokus bisnis dari product centric
menjadi customer centric karena dari sisi produk sudah semakin sulit untuk mencari diferensiasi produk.2
Perkembangan bank syariah yang terbilang cepat, selain didorong oleh
1 Karmaen Perwataatmadja, M.Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,1992) cet.1 hal.1.
2 Budi Widodo, “Pendekatan Customer Centric dalam Penerapan CRM”, Bank & Manajemen, (Maret – April 2010): h. 39.
(15)
landasan hukum yang memayunginya, juga sangat ditentukan oleh sumber
daya manusia (SDM) pada bank-bank tersebut. Dengan Berdirinya bank-bank
baru dan munculnya produk perbankan dengan berbagai atributnya,
menggambarkan persaingan antar bank syariah dalam mendapatkan nasabah
semakin terasa.
Agar dapat bersaing dan terus berkembang serta orientasi jangka panjang
perusahaan dapat terwujud, tentunya para pihak bank harus memberikan
pelayanan yang baik kepada nasabah. Oleh karena itu, dibutuhkan karyawan
yang memiliki komitmen untuk bekerja sesuai dengan standarisasi bank,
khususnya pada bagian frontliner, karena mereka merupakan barisan terdepan dari sebuah perusahaan layanan jasa yang berhadapan secara langsung dengan
nasabah maka dari itu para frontliner wajib memberikan pelayanan terbaik agar dapat menciptakan kesan dimata nasabah,yang implikasinya menjadi
daya tarik sendiri pada bank bersangkutan. Hal yang tidak kalah pentingnya
selain komitmen dan upaya dari para frontliner dalam memberikan pelayanan terbaik terhadap nasabah adalah adanya standar layanan bank yang jelas dalam
memberikan pelayanan terhadap nasabah.
Standar layanan menjadi pedoman baku yang digunakan oleh para
frontliner dalam bekerja, sehingga apabila para frontliner memiliki komitmen dalam menerapkan standar layanan yang ada dapat menciptakan kepuasan dari
nasabah ketika bertransaksi di sebuah bank. Karena tolak ukur keberhasilan
(16)
terhadap layanan yang diberikan. Dalam hal ini kepuasaan nasabah merupakan
hal yang penting yang harus diperhatikan dan diwujudkan karena nasabah
merupakan penilai terakhir dari mutu pelayanan yang telah diberikan oleh
pihak bank.
Pada Diagram 1.1 dapat dilihat 10 (sepuluh) Bank Syariah terbaik dalam
Pelayanan Prima periode 2013 - 2014.
Sumber: Majalah Infobank No. 410/mei 2013/Vol. XXXV & Majalah Infobank No.422/MEI 2014/VOL. XXXVI
Pada gambar 1.1 dapat dilihat bahwa bank BRISyariah mengalami
peningkatan nilai dari 75,51 pada tahun 2013 menjadi 78,57 pada tahun 2014.
Hal ini yang bias diambil kesimpulan bahwa bank BRISyariah melakukan
(17)
Tabel 1.1
10 Bank Syariah Terbaik dalam Pelayanan Prima Periode 2013-2014
PERINGKAT T A H U N
2013 2014
1 Bank Muamalat Mandiri Syariah
2 Permata Bank Syariah Permata Bank Syariah
3 Mandiri Syariah BCA Syariah
4 BCA Syariah Bank Muamalat
5 CIMB Niaga Syariah BRISyariah
6 BII Syariah BTN Syariah
7 BNI Syariah Bukopin Syariah
8 Danamon Syariah CIMB Niaga Syariah
9 BRISyariah OCBC NISP Syariah
10 BTN Syariah BII Syariah
Sumber: Majalah Infobank No. 410/mei 2013/Vol. XXXV & Majalah Infobank No.422/MEI 2014/VOL.
XXXVI
Melihat pada hasil tabel 1.1 yang merupakan hasil penilaian Marketing
Riset Indonesia yang bekerja sama dengan majalah Infobank terlihat bahwa
seluruh bank syariah berlomba-lomba untuk memberikan kualitas pelayanan
terbaik terhadap nasabah. Salah satu bank syariah yang juga turut bersaing
dalam memberikan pelayanan prima atau pelayanan yang berkualitas kepada
nasabahnya adalah Bank BRISyariah.
Bank BRISyariah sebagai bank syariah yang baru berusia lima tahun telah
mampu bersaing dengan bank syariah lainya dalam segi kualitas layanan.
Dalam dua tahun terakhir Bank BRISyariah bertahan dalam peringkat sepuluh
besar. Meskipun hasil di tahun 2013, kualitas pelayanan yang diberikan
BRISyariah terhadap nasabah hanya menempati posisi sembilan. Namun Bank
BRISyariah berusaha bangkit untuk terus berupaya memperbaiki dan
meningkatkan kualitas layanannya kepada para nasabah sehingga kepuasaan
(18)
yang cukup signifikan di tahun 2014, yaitu peringkat lima.
Pada setiap bank tidak semua karyawan bertugas dan bertanggung jawab
untuk menyampaikan pelayanan secara langsung kepada nasabah.
Frontlinerlah yang mengemban tugas untuk selalu berhubungan dengan memberikan pelayanan yang sesuai dengan standar perbankan pada nasabah.
Frontliner tentu saja menjadi sorotan utama dalam penilaian sebuah bank, karena mereka merupakan garda terdepan. Frontliner harus memberikan pelayanan prima sehingga kepuasan nasabah dapat tercapai dan hubungan baik
dengan nasabah pun dapat terjalin. Hal ini tentu saja wajib untuk dilakukan
karena memberikan pelayanan yang terbaik atau pelayanan yang berkualitas
dapat menciptakan image positif bank dimata nasabah sehingga citra bank dapat terus meningkat bagi masyarakat khususnya nasabah BRISyariah.
Sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya, BRISyariah merupakan
salah satu bank syariah yang menaruh perhatian khusus dalam hal
memberikan kualitas pelayanan kepada nasabahnya. Kualitas pelayanan yang
diberikan kepada nasabah tentu akan membuat nasabah merasa dirinya
dipentingkan dan diperhatikan dengan baik dan wajar.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan Nasabah Bank (Studi Pada PT. Bank BRISyariah Kantor Cabang Abdul Muis)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan
(19)
1. Apakah dengan munculnya banyak bank baru mempengaruhi peningkatan
kualitas layanan frontliner ?
2. Bagaimana peran kualitas layanan frontliner terhadap kepuasaan nasabah bank BRISyariah cabang Abdul Muis?
3. Bagaimana hubungan antara kualitas layanan frontliner (reliability,
responsiveness, assurance, emphaty dan tangible) terhadap kepuasan nasabah?
4. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi kepuasan nasabah?
5. Seberapa besar peran kualitas layanan frontliner terhadap kepuasan nasabah?
6. Apakah fungsi riset yang diadakan MRI (Marketing Research Indonesia)
mempengaruhi peningkatan kualitas pelayanan terhadap frontliner?
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
Untuk memfokuskan penulisan dan memudahkan analisa, maka penulis perlu membuat batasan-batasan masalah. Batasan-batasan dalam penulisan ini membahas tentang seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan frontliner
terhadap kepuasan nasabah bank BRISyariah Cabang Abdul Muis Jakarta sehingga penulis dapat mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas pelayanan frontliner terhadap kepuasan nasabah.
1. Pembatasan Masalah
a. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23 Maret – 03 April 2015.
(20)
Lokasi penelitian ini dilaksanakan di BRI Syariah Kantor Cabang
Abdul Muis Jakarta.
c. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah nasabah yang aktif di BRI Syariah
Kantor Cabang Abdul Muis Jakarta.
d. Variabel Bebas Penelitian
Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi:
1) Reliability
2) Responsiveness
3) Assurance
4) Empathy
5) Tangible
e. Variabel Terikat Penelitian
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kepuasan
nasabah.
2. Rumusan Masalah
Adapun secara spesifik rumusan masalah yang akan diteliti dan dikaji dalampenelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruhkualitas layanan frontliner terhadap kepuasan nasabah Bank BRISyariah Cabang Abdul Muis?
b. Variabel apakah yang dominan berpengaruh terhadap kepuasan
(21)
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan Frontliner terhadap kepuasan nasabah pada bank BRISyariahCabang Abdul Muis Jakarta.
2. Untuk menganalisis variable kualitas pelayanan frontliner yang paling berpengaruh dominan terhadap kepuasan nasabah di bank BRISyariah
Cabang Abdul Muis Jakarta.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Bagi kalangan akademis, penelitian ini bermanfaat untuk
memperbanyak pengetahuan khususnya di bidang kualitas pelayanan
frontliner dan kepuasan di Bank BRISyariah. Bagi mahasiswa, penelitian ini bisa dijadikan bahan referensi untu melakukan penelitian lanjutan
mengenai kualitas pelayanan frontliner di suatu bank/perusahaan. 2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan tentang penerapan standar
pelayanan para frontliner dan mengetahui tingkat kepuasan nasabah di Bank BRISyariah Cabang Abdul Muis. Kemudian untuk melatih
kemampuan menganalisis masalah berdasarkan fakta dan data yang
tersedia.
b. Bagi pihak Bank BRISyariah Cabang Abdul Muis, sebagai gambaran
kinerja Bank BRISyariah khususnya dalam hal pelayanan yang
diberikan oleh para frontliner sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi yang sangat berguna untuk meningkatkan kinerja Bank BRISyariah.
(22)
3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menjadi bahan penambah
wawasan mengenai pengaruh kualitas pelayanan frontliner terhadap kepuasan nasabah di Bank BRISyariah Cabang Abdul Muis.
F. Kerangka Konseptual
Gambar 1.2
Lima dimensi service quality pada frontliner
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang, identifikasi masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian
(spasi), review studi terdahulu, kerangka konsep, metode penelitian
dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada bab ini akan dijelaskan secara teoritis tentang pengertian,
Service Quality
Frontliner
Reliability (x1)
Responsiveness (x2)
Empaty (x4)
Tangible (x5) Assurance
(x3)
(23)
tujuan, persiapan dalam pelayanan, dan karakteristik kualitas
pelayanan. Selain itu, juga akan dijelaskan tentang pengertian dan
tugas frontliner. Bab ini juga akan membahas pengertian, ciri-ciri, dan elemen kepuasan nasabah.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini akan dijabarkan mengenai Kerangka Pemikiran
Penelitian, Metode Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian,
Pengumpulan Data, serta Pengolahan dan Analisis Data.
BAB IV : ANALISA DATA
Dalam bab ini memuat pembahasan hasil analisis dan interprestasi
terhadap temuan penelitian dengan cara mengolah data dari alat uji
yang disesuaikan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini memuat kesimpulan yang merupakan jawaban dari
(24)
11 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Kualitas Pelayanan 1. Pengertian Kualitas
Definisi kualitas berdasarkan sudut pandang tiga pakar kualitas tingkat
internasional, yaitu antara lain:1
a. Deming mendefinisikan kualitas adalah apapun yang menjadi
kebutuhan dan keinginan konsumen
b. Crosby mempersepsikan kualitas sebagai nihil cacat, kesempurnaan
dan kesesuaian terhadap persyaratan.
c. Juran mendefinisikan kualitas sebagai kesesuaian terhadap spesifikasi,
jika dilihat dari sudut pandang produsen.
Kualitas adalah totalitas dari karakteristik suatu produk (barang dan
atau jasa) yang menunjang kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang
dispesifikasikan. Kualitas seringkali diartikan sebagai segala sesuatu yang
memuaskan pelanggan atau kesesuaian terhadap persyaratan atau
kebutuhan.2
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungannya yang memenuhi atau
melebihi harapan.3
Kualitas ialah seluruh ciri serta sifat suatu produk atau pelayanan yang
1 Zulian Yamit, Manajemen Kualitas Produk dan Jasa, (Jakarta: Ekonisia, 2005), h. 7. 2 Vincent Gaspersz, Total Quality Management, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 181.
(25)
berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang
dinyatakan atau tersirat. Ini jelas merupakan defenisi kualitas yang
berpusat pada konsumen, seorang produsen dapat memberikan kualitas
bila produk atau pelayanan yang diberikan dapat memenuhi atau melebihi
harapan konsumen.4
2. Pengertian Pelayanan
Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengn
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar
terciptanya kepuasan dan keberhasilan.5
Pelayanan ialah suatu tindakan kerja yang dilakukan seseorang atau
orang lain berkesediaan untuk bekerja dan bertindak, penggunaan,
bantuan, dan pemberitahuan atau publikasi.6
Pelayanan pelanggan menurut Kotler ialah setiap tindakan atau
kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain,yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan
apapun.7
Pelayanan merupakan tingkat keunggulan yang diharapkan dan
pengendalian atas keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan.8
Berdasarkan pada uraian di atas maka pelayanan merupakan upaya
4 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta : Erlangga, 2009), h. 121.
5 Boediono, Teori Pertumbuhan Ekonomi, (Yogyakarta: BPFE, 1999), h. 60.
6 Nurullita Fitria, “Tingkat Kepuasan Muzaki Terhadap Pelayanan Jasa Lembaga Amil
Zakat (Studi Lembaga Amil Zakat Al Azhar Peduli Umat Jakarta)” (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.37.
7 Philip Kotler dan Kevin Lane Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1. Penerjemah Drs.
Jaka Wasana, MSM (Jakarta: Erlangga, 1999), h.83.
(26)
bagaimana cara kita melayani kepada konsumen/ pengguna jasa, sehingga
dengan pelayanan yang kita berikan akan dapat menumbuhkan rasa
kepercayaan, pelanggan merasa mendapat perhatian serta dipuaskan
kebutuhannya. Jadi arti pelayanan adalah aktivitas yang dilakukan dengan
cara tertentu dalam upaya memberikan rasa kepuasan yang memerlukan
kepekaan hubungan interpresonal untuk menumbuhkan kepercayaan
sehingga pengguna jasa akan merasa diperhatikan dan dipuaskan
kebutuhannya.
3. Manfaat pelayanan
Pelayanan selain meliki tujuan yakni memberikan kepuasan kepada
pelanggan juga memiliki manfaat, antara lain:
a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan, sehingga dapat
menghemat waktu
b. Meningkatkan produktivitas, baik barang maupun jasa.
c. Mendapatkan kualitas produk atau jasa yang lebih baik dan terjamin.
d. Menimbulkan rasa kenyamananbagi orang-orang yang berkepentingan.
e. Menimbulkan perasaan puas pada orang-orang yang berkepentingan
sehingga dapat mengurangi sifat emosional mereka.9
4. Dasar-dasar pelayanan nasabah
Dasar-dasar pelayanan nasabah yang perlu dikuasai oleh seorang
petugas sebelum melakukan tugasnya, mengingat karakter masing-masing
9 Nurullita Fitria, ”Tingkat Kepuasan Muzaki Terhadap Pelayanan Jasa Lembaga Amil
(27)
nasabah beragam.
Dasar-dasar pelayanan yang harus dipahami dan dimengerti,ialah:
a. Berpakaian dan berpenampilan bersih dan rapi.
b. Percaya diri, bersikap akrab dan penuh dengan senyum.
c. Menyapa dengan lembut dan berusaha menyebutkan nama jika sudah
kenal.
d. Tenang, sopan, hormat, serta tekun mendengarkan setiap pembicaraan.
e. Berbicara dengan bahasa yang baik dan benar.
f. Bergairah dalam melayani nasabah dan tunjukan kemampuannya.
g. Tidak menyela dan memotong pembicaraan.
h. Mampu meyakinkan nasabah serta mampu memberikan kepuasaan.
i. Jika tidak sanggup menangani permasalahan yang ada, minta bantuan.
j. Bila belum dapat melayani,beritahu kapan akan dilayani.10
5. Ciri-ciri pelayanan yang baik
Pelayanan yang baik memiliki ciri-ciri tersendiri. Dalam hal ini, bank
menggunakan kriteria untuk membentuk ciri-ciri pelayanan yang baik
yang didorong oleh beberapa faktor pendukung yang berpengaruh
langsung terhadap mutu pelayanan yang diberikan.
Ciri-ciri pelayanan yang baik, antara lain sebagai berikut:11
10 Hiliyati Min Ummaya, “Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah BMT Berbasis Pelayanan
(Studi kasus padaKS-BMT Masjid al-Azhar Jakarta), ”(Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h.15.
11 Admin, Ciri-ciri Pelayanan Yang Baik, artikel diakses pada 02 Oktober 2014 dari http://rajaperhotelan.wordpress.com/2013/06/27/ciri-ciri-pelayanan-yang-baik/
(28)
a. Sarana Physic
Sarana physic terdiri dari dua unsur yaitu tersedianya karyawan
yang baik dan tersedianya sarana dan prasarana yang baik. Customer Service Officer yang baik harus ramah, sopan, menarik, cepat tanggap, pandai bicara, menyenangkan serta pintar, karena kenyamanan nasabah
sangat tergantung dari Customer Service Officer yang melayaninya. b. Tanggung Jawab
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, Customer Service Officer
harus mampu bertanggung jawab melayani setiap nasabah dari awal
hingga selesai. Nasabah akan merasa puas jika mereka merasakan
adanya tanggung jawab dari Customer Service Officer tersebut. Apabila ada nasabah yang tidak dilayani secara tuntas akan menjadi
citra yang buruk bagi bank. Nasabah yang tidak puas tersebut selalu
membicarakan hal-hal yang negatif tentang bank, dan biasanya suatu
keburukan akan lebih cepat berkembang dari pada kebaikan.
c. Responsif
Seorang Customer Service Officer harus mampu melayani saecara cepat dan tepat. Dalam melayani nasabah, Customer Service Officer
harus melakukannya sesuai prosedur layanan yang ditetapkan bank.
Layanan yang diberikan harus sesuai jadwal dan jangan membuat
kesalahan (sesuai prosedur bank dan keinginan nasabah).
Melayani secara cepat artinya melayani dalam batasan waktu yang
normal. Pelayanan untuk setiap transaksi sudah memiliki standar
(29)
berbicara hal-hal diluar konteks pekerjaan secara berlebihan pada saat
melayani nasabah. Sedangkan melayani secara tepat artinya jangan
sampai terjadi kesalahan baik dalam hal pembicaraan maupun
pekerjaan. Proses yang terlalu lama dan berbelit-belit akan membuat
nasabah menjadi tidak betah dan malas berhubungan kembali.
d. Komunikatif
Mampu berkomunikasi artinya Customer Service Officer harus mampu dengan cepat memahami keinginan nasabah. Selain itu,
Customer Service Officer harus dapat berkomunikasi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti.
Komunikasi harus dapat membuat nasbah senang sehingga jika
nasabah mempunyai masalah, nasabah tidak segan-segan
mengemukakannya kepada Customer Service Officer. Mampu berkomunikasi dengan baik juga akan membuat setiap permasalahan
menjadi jelas sehingga tidak timbul salah paham.
e. Keamanan
Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi artinya
Customer Service Officer harus menjaga kerahasiaan informasi data nasabah, terutama yang berkaitan dengan uang dan pribadi nasabah.
Dalam perusahaan perbankan kerahasiaan nasabah sangat dijunjung
tinggi. Bank tidak boleh sembarangan memberikan informasi kecuali
(30)
merupakan ukuran kepercayaan nasabah kepada bank.
f. Kecakapan
Untuk menjadi Customer Service Officer yang khusus melayani nasabah, Customer Service harus memiliki kemampuan dan pengetahuan tertentu. Karena tugas Customer Service selalu berhubungan dengan nasabah. Customer Service Officer harus dididik khusus mengenai kemampuan dan pengetahuan untuk menghadapi
nasabah maupun kemampuan dalam bekerja.
g. Pemahaman
Berusaha memahami kebutuhan nasabah artinya karyawan hgarus
cepat tanggap terhadap apa yang diinginkan oleh nasabah. Usahakan
mengerti dan memahami keinginan dan kebutuhan nasabah secara
tepat.
h. Kredibilitas
Kepercayaan calon nasabah kepada bank mutlak diperlukan
sehingga calon nasabah mau menjadi nasabah bank yang bersangkutan.
Kepercayaan merupakan ujung tombak bank untuk menjalankan
aktivitasnya. Sekali pelayanan yang diberikan dapat memuaskan
nasabah, maka akan menimbulkan kepercayaan kepada nasabah
tersebut. Karena meningakatkan kepercayaan lebih berat dari pada
mempertahankan kepercayaan yang sudah diberikan.
i. Keramahan
(31)
ditunjukkan kepada setiap nasabah. Karyawan bank harus menjalin
kermahan dan keakraban kepada nasabah, agar nasabah merasa senang
dan nyaman ketika berhadapan dengan karyawan bank.
j. Hubungan
Masing-masing bagian dalam bank harus memiliki kemudahan
akses dalam berkomunikasi dengan nasabahnya. Sehingga apabila
nasabah ingin berkomunikasi langsung dengan bagian tertentu nasabah
dapat berbicara langsung dengan karyawan bank yang bersangkutan.
B. Frontliner
1. Pengertian Frontliner
Pada umumnya organisasi bank dibagi atas bagian atau divisi Back Office dan Front Office. Back Office adalah bagian-bagian organisasi, seperti pembukuan, audit, urusan sumber daya manusia (HRD) yang para
karyawannya tidak berhubungan langsung dengan nasabah bank.
Sedangkan Front Office adalah bagian-bagian organisasi di mana karyawan secara langsung melayani nasabah. Setiap karyawan diberikan
desentralisasi otoritas terhadap deskripsi pekerjaan.12 Front office dibank sendiri lebih dikenal dengan sebutan front liner. Pada bagian atau divisi
frontliner ini dibagi kedalam 3 bagian jabatan, yaitu Teller, Customer Service, dan Account Officer.
a. Teller
Teller diartikan sebagai petugas bank yang diberi kepercayaan
12 Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008), Cet.ke-7, h. 47.
(32)
penuh untuk memegang, memelihara, dan menyimpan sejumlah uang
tunai sesuai dengan limitnya masing-masing untuk keperluan melayani
secara langsung dalam arti menerima dan membayar uang tunai atau
yang diperlukan sama dengan uang tunai selama waktu yang telah
ditentukan (cash hour).13
Teller disebut juga kuasa kas terbatas karena dalam jumlah uang terbatas karyawan tersebut dapat bertindak secara langsung untuk
melakukan transaksi, dari suatu rangkaian kerja pelayanan kepada
nasabah di counter yang sebagian besar dari proses kerjanya disesuaikan sendiri oleh teller yang bersangkutan, dan rangkaian kerja
teller untuk menerima setoran dan pembayaran uang tunai.14
Jadi, teller adalah petugas penerima setoran tunai maupun tidak tunai serta melakukan pembayaran atas penarikan tunai dan
bertanggung jawab kepada head teller. Tujuan penerapan sistem teller
untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada nasabah secara langsung,
cepat dan aman.
b. Customer Service
Istilah Customer Service secara khusus digunakan untuk dunia perbankan. Artinya memang ada bagian yang khusus melayani nasabah
dengan nama customer service. Customer Service memegang peranan penting di berbagai perusahaan. Dalam dunia perbankan, tugas utama
seorang Customer Service adalah memberikan pelayanan dan membina
13 Modul Sistem dan Prosedur Cash and Teller, (Jakarta Bank Mini Universitas Gunadarma, 1997), h. 4-5.
(33)
hubungan dengan nasabah.
Customer Service bank dalam melayani para nasabah selalu berusaha menarik dengan cara meyakinkan para calon nasabah agar
menjadi nasabah yang bersangkutan dengan berbagai cara. Selain itu
Customer Service juga harus dapat menjaga nasabah lama agar tetap menjadi nasabah bank. Oleh karena itu, tugas Customer Service
merupakan tulang punggung kegiatan operasional dalam dunia
perbankan.
c. Account Officer
Dalam dunia perbankan, sistem account officer menarik bagi para bankir. Karena sistem account officer mempunyai keunggulan yang terletak pada peranannya yang besar dalam menghubungkan bank
dengan nasabahnya. Account officer tersebut mempunyai tugas melayani semua keperluan nasabah yang berkaitan dengan bank secara
utuh. Lebih dari itu pelayanan menjadi lebih bermutu dan account officer yang sudah professional dapat mengantisipasi pelayanan berikutnya yang dibutuhkan nasabah.
Dari uraian tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa pengertian
account officer adalah aparat manajemen yang ditugaskan untuk membantu direksi dalam menangani tugas-tugas, khususnya yang
menyangkut bidang marketing dan pembiayaan.15
Account officer merupakan point of contact antara bank dengan
15 Jopie Jusuf, Panduan Dasar Untuk Account Officer, (Yogyakarta: Akademi
(34)
pihak customer yang harus memelihara hubungan dengan nasabah wajib memonitor seluruh kegiatan secara terus menerus.16
2. Tugas dan Fungsi Frontliner
Adapun tugas dan Fungsi fronliner antara lain adalah: a. Tugas dan Fungsi teller
Teller bertugas untuk melayani semua transisi yang dilakukan oleh nasabah maupun melayani kebutuhan internal bank. Pelayanan yang
harus dilakukan teller antara lain menerima setoran dan penarikan tabungan, melayani setoran dan penarikan deposito, melayani
penarikan pembiayaan dan cicilan pembiayaan. Sedangkan dalam
hubungan internal teller harus senantiasa memberikan dana (kas kecil) bagi transaksi-transaksi dilakukan oleh staf bagian umum karena posisi
teller adalah kas besar.17
Tugas dan tanggung jawab seorang teller adalah sebagai berikut:18 1) Menerima setoran tunai
2) Melaksanakan pembayaran tunai sesuai batas kewenangan bayar,
setelah memenuhi syarat bayar:
a) Pemeriksaan tanda tangan
b) Tersedianya saldo yang cukup
c) Pemeriksaan dengan sinar ultra violet
16 Veithzal Rivai, Credit Management Handbook: Teori, Konsep, Prosedur dan Aplikasi
Panduan Praktik Mahasiswa, Bankir dan Nasabah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h.293.
17 Modul, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, (Jakarta: Laboratorium Bank Mini, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2001), h. 57.
18 Modul Sistem dan Prosedur Cash and Teller, (Jakarta: Bank Mini Universitas Gunadarma, 1997), h. 4-5.
(35)
d) Keabsahan warkat/dokumen
3) Menerima setoran dengan warkat bank yang satu (misal bank A)
dan warkat bank lain.
4) Mempertanggung jawabkan uang tunai yang diserahkan pada awal
operasi kantor, menyetorkan uang yang melebihi batas simpan
siang hari sebelum istirahat siang dan menyerahkan kelebihan
batas simpan malam hari pada akhir hari kerja kepada head teller.
5) Mengamankan peralatan utama teller yang berada dibawah tanggung jawabnya yaitu kunci validasi, lempengan pengaman,
stempel (inisial teller), kunci laci dan kunci cash box.
6) Memvalidasi aplikasi (formulir), warkat, dan membubuhkan
stempel sesuai dengan jenis transaksi.
7) Meneruskan warkat/dokumen transaksi yang diterima untuk
diproses oleh bagian terkait sesuai prosedur.
8) Membuat tiket-tiket sehubungan dengan transaksi yang dilakukan.
9) Membuat rekapitulasi teller dan membuat jurnal seksi. b. Tugas dan Fungsi Customer Service
Customer Service berfungsi sebagai pintu gerbang dan pusat informasi yang memulai dan membuka hubungan antara nasabah
dengan bank.
Tugas dan tanggung jawab dari Customer Service adalah:19 1) Memahami product knowledge dari bank yang bersangkutan. 2) Memperkenalkan dan siap melayani dengan memberikan informasi
(36)
yang sejelas-jelasnya kepada nasabah mengenai produk-produk
yang ada.
3) Membimbing nasabah dalam pengisian formulir aplikasi maupun
formuli-formulir lainnya.
4) Merupakan teman terpercaya untuk menangani keluhan nasabah.
Fungsi Customer Service adalah: 1) Sebagai Resepsionis
Seorang Customer Service berfungsi sebagai penerima tamu yang datang ke bank, fungsinya adalah melayani pertanyaan yang
diajukan nasabah dan memberikan informasi yang diinginkan
selengkap mungkin.
2) Sebagai Deskman
Seorang Customer Service berfungsi sebagai orang yang melayani berbagai macam aplikasi yang diajukan nasabah atau calon
nasabah.
3) Sabagai Salesman
Seorang Customer Service berfungsi sebagai orang yang menjual produk perbankan sekaligus sebagai pelaksana cross selling atau menawarkan produk bank kepada nasabah yang dating ke bank.
c. Tugas dan Fungsi Account Officer
Di dalam melaksanakan tugasnya, Account Officer memiliki fungsi ganda. Di satu pihak, ia merupakan personil bank yang harus
bekerja di bawah peraturan dan tujuan bank. Dan di pihak lain, ia
dituntut untuk memberikan kondisi yang paling baik bagi nasabahnya,
(37)
nasabah.
Pada dasarnya, peranan seorang account officer adalah sebagai berikut:20
1) Mengelola Account
Seorang Account Officer berperan untuk membina nasabah agar mendapatkan efisiensi dan optimalisasi dari setiap transaksi
keuangan yang dilakukan tanpa meninggalkan tanggung jawabnya
sebagai personil bank.
2) Mengelola produk
Seorang Account Officer harus mampu menjembatani kemungkinan pemakaian berbagai produk yang paling sesuai untuk kebutuhan nasabahnya.
3) Mengelola kredit
Account Officer berperan untuk melakukan pemantauan atas pinjaman yang diberikan nasabah selalu memenuhi komitmen atas
pinjamannya.
4) Mengelola penjualan
Seorang Account Officer pada dasarnya merupakan unjuk tombak bank dalam memasarkan produknya, maka seorang Acount Officer
juga harus memiliki salesmanship yang memadai untuk dapat memasarkan produk yang ditawarkan.
5) Mengelola profitability
Seorang Account Officer juga berperan dalam menentukan keuntungan yang diperoleh bank.Dengan demikian, ia harus yakin
20 Jopie Jusuf, Panduan Dasar Untuk Account Officer, (Yogyakarta: Akademi
(38)
bahwa segala hal yang dilakukannyaberada dalam suatu kondisi yang memberikan keuntungan kepada bank.
C. Kepuasan Nasabah
1. Pengertian Kepuasan Nasabah
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja/hasil yang dirasakannya dengan harapannya.21 Kepuasan nasabah adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan
harapan-harapannya. Jadi tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan
antara kinerja di bawah harapan, nasabah akan kecewa. Jika kinerja
melebihi harapan maka nasabah akan merasa sangat puas.22
Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah
membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan
harapannya.23 Sedangkan menurut Irawan kepuasan pelanggan adalah hasil akumulasi dari konsumen atau pelanggan dalam menggunakan
produk dan jasa.24
Jadi tingkat kepuasan nasabah adalah kinerja yang dirasakan dengan
harapan. Apabila kinerja di bawah harapan, maka nasabah akan kecewa.
Bila kinerja sesuai dengan harapan, maka nasabah akan puas. Sedangkan
bila kinerja yang dirasakan melebihi harapan, maka nasabah akan merasa
sangat puas.
21 Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan untuk Menaikkan Pangsa Pasar,
(Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006), h. 233.
22Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, (Jakarta: Prenhallindo, 1997), h.78. 23 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, (Yogyakarta: Andi, 2004), h. 147.
(39)
(40)
Gambar 2.1
Konsep Kepuasan Nasabah
2. Indikator Kepuasan Nasabah25
a) Membeli lebih banyak dan setia lebih lama,
b) Membeli jenis produk baru atau produk yang disempurnakan dari
perusahaan,
c) Menyampaikan pujian mengenai perusahaan dan produknya kepada
orang lain,
25Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat,
1999), h.
Tujuan Perusahaan
Produk
Nilai Produk Bagi Pelanggan
(nasabah)
Tingkat Kepuasan Pelanggan (nasabah)
Harapan Pelanggan (nasabah) Terhadap
Produk Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan
(41)
d) Kurang memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta kurang
sensitive kepada harga,
e) Menawarkan gagasan barang/jasa kepada perusahaan,
Lebih murah biaya pelayanannya dari pada pelanggan baru, karena
transaksinya sudah rutin.
3. Metode Pengukuran Kepuasan Nasabah26 a. Sistem keluhan dan saran
Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu
menyediakan akses yang mudah serta nyaman bagi para konsumen
untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka.
Media yang digunakan dapat meliputi kotak saran yang diletakkan di
tempat-tempat yang strategis, menyediakan kartu komentar,
menyediakan saluran telepon khusus, dan lain-lain.
Informasi yang didapat melalui metode ini dapat memberikan
ide-ide baru dan masukan yang berharga bagi perusahaan sehingga
memungkinkannya untuk merespons secara cepat dan tanggap
terhadap setiap masalah yang timbul. Meskipun demikian, metode ini
cenderung pasif, sehingga sulit mendapatkan gambaran lengkap
mengenai kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan.
b. Ghost Shopping
Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang
yang disebut ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan
(42)
potensial produk perusahaan lain dan kemudian menilai cara
perusahaan lain melayani permintaan spesifik konsumen, menjawab
pertanyaan konsumen dan menangani setiap keluhan.
c. Lost Customer Analysis
Sedapat mungkin perusahaan seharusnya menghubungi para
konsumen yang telah beralih ke perusahaan lain agar dapat memahami
mengapa hal tersebut dapat terjadi dan agar dapat mengambil
kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya.
d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya, penelitian mengenai kepuasan pelanggan banyak
menggunakan metode ini, baik melalui pos, telepon, ataupun
wawancara pribadi. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh
tanggapan secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggannya.
4. Elemen Kepuasan Nasabah27 a. Barang dan Jasa Berkualitas
Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan
harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima.
b. Relationship Marketing
Relationship Marketing berlangsung terus menerus dalam jangka panjang dan tidak berhenti hanya pada satu transaksi penjualan.
Relationship Marketing juga mengutamakan peluang untuk menjalin
(43)
hubungan yang saling menguntungkan atas dasar kesepakatan yang
memuaskan kedua belah pihak.
c. Program Promosi Loyalitas
Kunci pokok setiap program promosi loyalitas adalah upaya
menjadi relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya
adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara
penyedia jasa dan pelanggan dapat membangun bisnis ulangan dan
menciptakan loyalitas pelanggan.
d. Fokus Pada Pelanggan Terbaik
Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya,
namun semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus pada
pelanggan yang paling berharga. Program-program semacam itu
berfokus pada 20 persen dari pelanggan yang secara rutin
mengonsumsi 80 persen dari penjualan.
e. Sistem Penanganan Komplain Secara Efektif
Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk.
Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang
dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal.
Baru setelah itu, jika ada masalah perusahaan segera berusaha
memperbaikinya lewat sistem penanganan komplain. Jadi, jaminan
(44)
f. Unconditional Guarantees
Unconditional Guarantees dibutuhkan untuk mendukung keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji
eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat
kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi ini
bermanfaat dalam mengurangi risiko pembeliaan oleh pelanggan,
memberikan sinyal mengenai kualitas produk dan secara tegas
menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas produk atau
jasa yang diberikannya.
g. Program Pay-For- Performance
Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya
dukungan sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak
perusahaan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan dan
berkewajiban memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan
juga kebutuhannya. Dengan kata lain, total customer satisfaction harus didukung pula oleh total quality reward yang mengaitkan sistem penilaian kinerja dan kompensasi dengan kontribusi setiap karyawan
dalam penyempurnaan kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah
Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan nasabah.
Faktor-faktor tersebut dapat dipaparkan melalui lima dimensi yaitu:28
28Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality & Statisfaction, cet. III,
(45)
a. Reliabilitas atau Keandalan (Reliability)
Keandalan (reliability) merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Hal ini berarti perusahaan memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama (right the first time). Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati.
Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk/ jasa yang handal. Produk/ jasa jangan sampai mengalami kerusakan/ kegagalan. Dengan kata lain, produk/ jasa tersebut harus selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus jujur dalam menyelesaikan masalah sehingga konsumen tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa janji bukan sekedar janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena itu, time schedule perlu disusun dengan teliti.
b. Daya Tanggap (Responsiveness)
Daya tanggap (responsiveness) merupakan keinginan para staf untuk membantu para konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Daya tanggap dapat berarti respon atau kesigapan karyawan dalam membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam menangani transaksi, dan penanganan.
Para anggota perusahaan harus memperhatikan janji spesifik kepada konsumen. Unsur lain yang juga penting dalam elemen cepat tanggap ini adalah anggota perusahaan selalu siap membantu konsumen. Apa pun posisi
(46)
seseorang di perusahaan hendaknya selalu memperhatikan konsumen yang menghubungi perusahaan.
c. Jaminan (Assurance)
Jaminan (assurance) merupakan mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Pada saat persaingan sangat kompetitif, anggota perusahaan harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masing-masing. menangani pemasangan dan layanan purna jual. Faktor security, yaitu memberikan rasa aman dan terjamin kepada konsumen merupakan hal yang penting pula.
d. Empati
Empati (empathy) merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para konsumen. Setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. e. Bukti fisik
Bukti fisik (tangible) merupakan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Hal ini bisa berarti penampilan fasilitas fisik, seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi, dan penampilan karyawan. Prasarana yang berkaitan dengan layanan konsumen juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin (AC), alat telekomunikasi yang cangggih atau perabot kantor yang berkualitas, dan lain-lain menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih suatu produk / jasa.
(47)
D. Kajian Pustaka (Review Studi Terdahulu)
Untuk mendukung materi, maka peneliti ini membandingkan dengan
beberapa penelitian terdahulu. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu
yang membahas mengenai kualitas pelayanan frontliner pada perusahaan atau bank:
Untuk mendukung materi, maka peneliti ini membandingkan dengan
beberapa penelitian terdahulu. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu
yang membahas mengenai kualitas pelayanan pada perusahaan atau bank
terhadap kepuasan nasabah.
1. Skripsi Iis Suryani (mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2014) yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Frontliner Terhadap Kepuasan Nasabah Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pelayanan
Frontliner baik dari Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance
maupun Empathy berpengaruh terhadap kepuasan nasabah Bank Syariah Mandiri cabang Ciputat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
variabel tingkat kepuasan nasabah dengan pelayanan Frontliner baik dari
Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance maupun Empathy secara umum sebesar 0,850 menunjukkan bahwa variabel pelayanan Frontliner
berhubungan dengan kategori tinggi dan mempunyai hubungan yang
positif terhadap kepuasan nasabah. Yang membedakan dengan penelitian
(48)
yang digunakan pada penelitian ini adalah metode regresi linear berganda,
sedangkan pada penelitian yang penulis teliti menggunakan metode
analisis diskriminan.
2. Skripsi Muhammad Fajar Fiqi (mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum jurusan Perbankan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013) yang
berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Tingkat Kepuasan Pada Nasabah BMT Al-Munawarah”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui berapa besar tingkat pengaruh antara variabel tangibles,
reliability, responsiveness, assurance, dan empathyterhadap tingkat kepuasan nasabah pada BMT Al-Munawarah. Yang menjadi perbedaan
penelitian ini dengan penelitian penulis terletak pada metode penelitian
dan objek penelitian. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian
ini adalah metode regresi linier berganda sedangkan metode penelitian
yang penulis gunakan adalah metode analisis diskriminan. Kemudian pada
penelitian ini, objek penelitian dilakukan di Instansi BMT, sedangkan
objek penelitian yang dilakukan penulis adalah instansi perbankan.
3. Skripsi Dewi Yanti SudirmanA21107612 (mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Hasanuddin, 2011) yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Layanan Terhadap Kepuasan Nasabah Produk Tabungan BRITAMA Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) TBK Cabang Ahmad Yani, Makassar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari 5 variabel (reliability, assurance, tangible, emphaty, dan responsiveness) dengan menggunakan
(49)
metode analisis regresi linear berganda. Perbedaan antara penelitian yang
ini dengan penlitian saya terletak pada metode analisisnya dimana saya
menggunakan metode analisis diskriminan.
4. Skripsi Hikmatul Laili Amaliyah (mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta) yang berjudul “Pengaruh Pelayanan Terhadap Tingkat
Kepuasan Nasabah Bank Muamalat Cabang Ciledug”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap kepuasan
nasabah serta untuk mengetahui faktor pelayanan apa saja yang
berpengaruh terhadap tingkat kepuasan nasabah Bank Muamalat Cabang
Ciledug. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya faktor
pelayanan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
nasabah. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian penulis terletak
pada metode penelitian dimana metode yang dipakai pada penelitian ini
adalah metode regresi linier berganda, sedangkan penulis menggunakan
metode analisis diskriminan.
5. Skripsi Mohammad Rendy Nugroho (mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi Jurusan Manajemen Dakwah UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta) yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan customer service Terhadap Kepuasan Nasabah pada Bank BNI Syariah cabang Fatmawati)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar prosentase kualitas pelayanan customer service terhadap kepuasan nasabah pada Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati serta untuk
(50)
menganalisa pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah pada
Bank BNI Syariah Cabang Fatmawati. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian penulisan terletak pada metode penelitian yang digunakan.
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode
regresi linier berganda, sedangkan pada penelitian penulis menggunakan
(51)
38
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan adalah Kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada teori-teori melalui
variabel-variabel penelitian dalam angka dan melalui analisis data
menggunakan permodelan matematis.1 Kemudian setelah pengujian variabel-variabel dilaksanakan berdasarkan data kuantitatif yang diperoleh dalam
penelitian mengenai faktor minat masyarakat terhadap lembaga keuangan
syariah, data yang dikumpulkan, dianalisa untuk kemudian mengambil
kesimpulan.
B. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari orang atau
lembaga terkait dalam hal faktor-faktor minat masyarakat terhadap
lembaga keuangan syariah. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
data primer yang bersumber dari kuesioner yang didapat dari nasabah
aktif BRI Syariah Kantor Cabang Abdul Muis Jakarta sebagai bahan
analisis utama dalam menilai kepuasan nasabah. Data Sekunder,
merupakan data yang diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan
1 Singgih Santoso, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, (Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 2004), hal 35.
(52)
seperti buku, brosur, jurnal, website serta sumber lain yang berkaitan dengan materi permasalahan penelitian ini.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan melalui :
a. Pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner (angket) terhadap
nasabah BRISyariah Cabang Abdul Muis.
b. Studi kepustakaan terhadap sumber-sumber teks melalui buku,
penelitian terdahulu dan artikel lainnya.
3. Sumber Data
Sumber Data yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah :
a. Hasil penyebaran kuesioner terhadap nasabah BRISyariah Cabang
Abdul Muis.
b. Buku, literatur-literatur, artikel dan data yang bersangkutan dengan
penelitian.
c. Populasi pada bank BRISyariah cabang Abdul Muis sebanyak 14.312
orang, dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100
nasabah dengan kriteria nasabah aktif yang memiliki rekening
BRISyariah. Perhitungan sampel didasarkan pada rumus slovin.
Dimana
n: jumlah sampel N: jumlah populasi
(53)
e: batas toleransi kesalahan (error tolerance) Perhitungannya adalah
� = + . ,
� = 99,
Maka penulis melakukan pembulatan sampel menjadi 100 responden.
C. Variabel dan Pengukuran Variabel 1. Jenis Variabel
Jenis variabel yang digunakan adalah :
Variabeldalampenelitianiniterdiriatasvariabelbebas (independent variable) danvariabelterikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi variable bebas (independent variable) adalah kualitas pelayanan sedangkan yang menjadi variable terikat (dependent variable) adalah kepuasan nasabah. Operasionalisasi variabel dalam penelitian
adalah Kualitas pelayanan dan Kepuasan Nasabah (Y) Bank BRISyariah
(54)
Tabel 3.1
Indikator Kualitas Pelayanan dan Kepuasan Nasabah
Variabel Sub Variabel Indikator
Kualitas Pelayanan (X)
Reliability (X1) - Terpenuhinya keinginan pelanggan dan
ketepatan waktu yang diberikan
Responsiveness
(X2)
- Kepastian lamanya layanan - Kesiapan dalam melayani
Assurance(X3) - Kesopanan karyawan
- Keramahan karyawan - Cara kerja karyawan
- Pengetahuan karyawan yang
mendukung
Empaty (X4) - Pendekatan per individu kepada
pelanggan
- Terciptanya hubungan yang baik dengan pelanggan
Tangible(X5) - Keindahan interior kantor
- Kebersihan dan kelengkapan kantor - Kerapian penampilan karyawan - Keserasian tata letak kantor
- Kemudahan dan keamanan tempat parkir - Kelengkapan sarana telekomunikasi
Variabel Indikator
KepuasanNasabah (Y) - Membeli lebih banyak dan setia lebih
lama
- Menyampaikan pujian perusahaan dan produknya kepada orang lain
- Kurang memperhatikan merek lain
2. Pengukuran Variabel
Dalam sebuah penelitian kuantitatif, variabel independen atau variabel
bebas dilambangkan dengan huruf (X), karena memiliki lima variabel
bebas, maka variabel-variabel tersebut bisa dilambangkan � ,� ,� ,�4,� , dimana :
(55)
� = adalah responsiveness
� = adalah assurance
�4 = adalah empaty
� = adalah tangible
Sedangkan variabel dependen atau variabel terikat memiliki satu
variabel dilambangkan dengan huruf (Y),adalah Kepuasan Nasabah, jika
Tidak Puas Y=0 dan Puas Y=1.
D. Metode Analisis Data
1. Instrumen dan Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang
di desain berdasarkan skala likert yang berisi jumlah sejumlah pernyataan
yang menyatakan objek yang hendak diungkap. Skala likert digunakan
untuk menganalisis pelayanan frontliner bank terhadap nasabah. Skala
likert banyak digunakan karena memberi peluang kepada responden untuk
mengekspresikan perasaan dalam bentuk persetujuan terhadap pernyataan.
Pertanyaan yang diberikan berjenjang mulai dari tingkat terendah sampai
tingkat tertinggi. Pada skala likert diberikan pilihan jawaban dengan skor
berikut :
SP = Sangat puas diberi skor 4
P = Puas diberi skor 3
KP = kurang puas diberi skor 2
TP = Tidak Puas diberi skor 1
Untuk analisis variabel dependent menggunakan variabel dummy yaitu 0 dan
(56)
0 = memilih Tidak Puas.
1 = memilih Puas.
Variabel x menggunakan skala likert karena dapat memberikan lebih
banyak preferensi jawaban kepada responden. Skala likert memudahkan
responden untuk memberikan penilaian yang dirasakannya.
Alasan penulis menggunakan analisis diskriminan adalah, karena analisis
ini bisa menjelaskan responden merasa puas atau tidak puas. Sedangkan
yang dipakai peneliti terdahulu pada umumnya menggunakan regresi
linear berganda, dimana regresi tersebut menjelaskan besarnya pengaruh
tiap variabel X terhadap variabel Y.
Jika kita bandingkan dengan regresi linier, maka analisis diskriminan
merupakan kebalikannya. Pada regresi linier, variable respon yang harus
mengikuti distribusi normal dan homoskedastis, sedangkan variabel
penjelas diasumsikan fixed, artinya variabel penjelas tidak disyaratkan mengikuti sebaran tertentu. Untuk analisis diskriminan, variable
penjelasnya seperti sudah disebutkan di atas harus mengikuti distribusi
normal dan homoskedastis, sedangkan variabel responnya fixed.
a. Uji Validitas
Uji validitas menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Jika menggunakan kuesioner sebagai
alat dalam pengumpulan data, kuesioner yang disusun harus mengukur
apa yang ingin diukurnya. Instrumen yang valid dapat diartikan bahwa
(57)
adalah valid.
b. Uji Reabilitas
Reabilitas adalah suatu angka indeksyang menunjukan konsistensi
suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran
yang konsisten. Semakin kecil kesalahan pengukuran, maa semakin
reliabel alat ukur. Sebaliknya makin besar kesalahan alat ukur, makin
tidak realibel. Untuk mengetahui tingkat reabilitas adalah besarnya
nilai Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s Alpha mendekati 1 berarti semakin tinggi konsistensi internal reabilitasnya. Nilai Cronbach’s
Alpha lebih kecil dari 0,60 dikatakan nilai reabilitasnya kurang baik.
Adapun reabilitas variabel memiliki nilai Cronbach’s Alpha dari 0,70 -0,89 dikatakan realibel. Standarisasi berdasarkan reliabilitas Guilford :
Realibilitas Guilford
Koefisien Kriteria
< 0,2 Tidak Realibel
0,2-0,39 Kurang Realibel
0,4-0,69 Cukup Realibel
0,7-0,89 Realibel
>0,9 Sangat Realibel
2. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
diskriminan. Analisis Diskriminan adalah salah satu tehnik analisa
(58)
objek beberapa kelompok. Pengelompokan dengan analisis diskriminan ini
terjadi karena ada pengaruh satu atau lebih variabel lain yang merupakan
variabel independen. Kombinasi linier dari variabel-variabel ini akan
membentuk suatu fungsi diskriminan.
Analisis diskriminan adalah teknik multivariate yang termasuk
dependence method, yakni adanya variabel dependen dan variabel
independen. Dengan demikian ada variabel yang hasilnya tergantung dari
data variable independen. Analisis diskriminan mirip regresi linier
berganda (multivariable regression).
Perbedaannya analisis diskriminan digunakan apabila variabel
dependennya kategoris (maksudnya kalau menggunakan skala ordinal
maupun nominal) dan variabel independennya menggunakan skala metric
(interval danrasio). Sedangkan dalam regresi berganda variabel
dependennya harus metric dan jika variabelnya independen, bisa metric
maupun nonmetrik.
Pendekatan yang dilakukan untuk membuat fungsi diskriminan
pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni Simultaneous estimation, di mana semua variabel dimasukkan secara bersama – sama kemudian dilakukan proses diskriminan. Kemudian Stepwise estimation, di mana variabel dimasukkan satu persatu ke dalam model diskriminan. Pada
proses ini, tentu ada variabel. Dalam kesempatan kali ini yang akan
digunakan adalah metode Simultaneous estimation. a. Model Dasar Analisis Diskriminan
(59)
Perbedaannya adalah kalau variabel dependen regresi berganda
dilambangkan dengan Y, maka dalam analisis diskriminan
dilambangkan dengan D. Model analisis diskriminan adalah sebuah
persamaan yang menunjukkan suatu kombinasi linier dari berbagai
variabel independen, yaitu:
D = b0 +b1x1 + b2x2 + b3x3 + …+ bnxn
Dengan :
D = skor diskriminan
b = koefisien diskriminasi atau bobot
x = predictor atau variabel independent
b. Tujuan Analisis Diskriminan
Menurut (Supranto, 2004: 77), tujuan analisis diskriminan adalah
sebagai berikut:
1) Membuat suatu fungsi diskriminan atau kombinasi linier, dari
prediktor atau variabel bebas yang bisa mendiskriminasi atau
membedakan kategori variabel tak bebas atau criterion atau kelompok, artinya mampu membedakan suatu objek (responden)
masuk kelompok/ kategori yang mana.
2) Menguji apakah ada perbedaan signifikan antara kategori/
kelompok, dikaitkan dengan variabel bebas atau prediktor.
3) Menentukan prediktor/variable bebas yang mana yang
memberikan sumbangan terbesar terhadap terjadinya perbedaan
antar kelompok.
(60)
kelompok/ kategori didasarkan pada nilai variabel bebas.
5) Mengevaluasi keakuratan klasifikasi (the accuracy of classification).
c. Proses Diskriminan
Menurut Santoso (2002: 144), proses dasar dari analisis
diskriminan adalah sebagai berikut:
1) Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel
independen.
2) Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada
prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni:
a) Simultaneous Estimation, dimana semua variabel dimasukkans ecara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan.
b) Step-wise Estimation, dimanavariabel dimasukkan satu per satu kedalam model diskriminan. Pada proses ini, tentu ada variabel
yang tetap ada pada model, dan ada kemungkinan satu atau
lebih variabel independen yang dibuangdari model.
3) Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk,
dengan menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, F test, dan lainnya. 4) Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk
mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan
Casewise Diagnostic.
5) Melakukan intepretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut
(61)
d. Asumsi Analisis Diskriminan
Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model analisis
diskriminan dapat digunakan sebagai berikut.
1) Multivariate Normality, atau variable independen seharusnya berdistribusi normal. Jikat idak berdistribusi normal, hal ini akan
menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi (model) diskriminan.
Regresi logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data
tidak berdistribusi normal.
2) Matriks kovarians dari semua variabel independen seharusnya sama.
3) Tidak ada korelasi antar variable independen. Jika dua variable
independen mempunyai korelasi yang kuat, maka dikatakan terjadi
multikolinieritas.
4) Tidak adanya data yang sangat ekstrim (outlier) pada variable independen. Jika ada outlier yang tetap diproses, hal ini bisa
berakibat berkurangnya ketepatan klarifikasi dari fungsi
diskriminan. (Santosa, 2002:145).
Analisis diskriminan tidak terlalu sensitive dengan pelanggaran
asumsi ini, kecuali pelanggarannya bersifat ekstrim (Hair et al., 1987: 76). Meski demikian lebih baik semua asumsi tersebut terpenuhi.
Dalam tahap asumsi ananalisis diskriminan dilakukan uji-uji sebagai
(62)
1) Uji Asumsi Klasik
a) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistic menjadi
tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk
mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik.
Dalam melakukan uji normalitas dapat diketahui
dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test. Dalam uji normalitas ini, diperoleh hipotesis:
Ho : Variable bebas tidak terdistribusi secara normal
Hi : Variable bebas terdistribusi secara normal
Apabila rasio Kolmogorov-Smirnov berada lebih dari nilai signifikasni 0,05 maka Ho ditolak, apabila kurang dari nilai
signifikansi maka Ho diterima dan Hi ditolak.
b) Uji Multikoleaniearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel independent. Jika variabel
independent saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak
orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independent
sama dengan nol.
(63)
nilai VIF (Variance Inflation Factor) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Semakin tinggi VIF maka
tolerance semakin rendah. Sehingga model dapat dikatakan terbebas dari multikolinerietas.
Dalam uji multikolinearitas ini diperoleh hipotesis
sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat hubungan/pengaruh antar variable bebas
Hi : Terdapat hubungan/pengaruh antar variable bebas
Apabila nilai VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 10 dan nilai tolerance kurang dari 0,1 maka Ho diterima. Namun apabila VIF (Variance Inflation Factor) lebih dari 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1tersebut maka Ho ditolak. c) Uji Heterokesditas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual atau pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas.
Model yang baik adalah yang homoskedastisitas atau
tidak terjadi heterokedastisitas. Kebanyakan data crossection
mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini
menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil,
(64)
Salah satu cara untuk melihat apakah terjadi
ketidaksamaan variance adalah dengan melihat grafik scatter plot.
Dalam uji ini, diperoleh hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak Terjadi kesamaan variance dari data yang diamati atau terjadi heterokedastisitas.
Hi : Terjadi kesamaan variance dari data yang diamati atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Apabila tidak terdapat pola tertentu pada scatter plot, maka
dapat dikatakan bahwa Ho ditolak yang berarti Hi diterima.
Apabila terdapat pola tertentu pada grafik scatter plot, maka dapat
dikatakan bahwa Ho diterima, yang artinya dalam model terdapat
heterokedasitas.
2) Mengidentifikasi Variabel Diskriminan
Identifikasi variable bertujuan untuk mengetahui apakah
variabel-variabel penelitian dapat digunakan untuk menguji
perbedaan antar kelompok. Hipotesis dalam identifikasi ini adalah
sebagai berikut:
Ho : Variabel tersebut tidak dapat digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan antar kategori
Hi : Variabel tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi
perbedaan antar kategori.
Kriteria dalam identifikasi ini adalah apabila jika nilai Sig.
(65)
signifikansi 0,05 maka Ho ditolak. Apabila lebih besar dari taraf
signifikansi maka Ho diterima.
3) Menentukan Fungsi Diskriminan
Menurut (Santoso, 2002:164), kegunaan fungsi diskriminan
adalah untuk mengetahui sebuah case (dalam hal ini seorang pelanggan) masuk pada grup yang satu ataukah tergolong pada
grup yang lainnya. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Ho: Tidak terdapat perbedaan rata-rata antara dua kategori.
Hi: Terdapat perbedaan rata-rata antara dua kategori.
Kriteria dalam menentukan fungsi diskriminan ini adalah
apabila jika nilai nilai Sig. F test tabelWilk’s Lambda kurang dari taraf signifikansi 0,05 maka Ho ditolak. Apabila lebih besar dari
taraf signifikansi maka Ho diterima. Hi diterima artinya fungsi
diskriminan yang dibentuk memang benar-benar bisa membedakan
(66)
e. Kerangka Berfikir Variable X
- Reliability - Responsiveness - Assurance - Empaty - Tangible
Uji kusioner - Validitas - Realibilitas
Uji asumsi klasik - Uji Normalitas - Uji multikulinearitas - Uji heterokedastisitas
Analisis diskriminan
- Identifikasi variable diskriminan - Uji asumsi analisis diskriminan - Menentukan fungsi diskriminan - Interpretasi fungsi diskriminan - Validasi Analisis diskriminan
Analisis dan pembahasan
Kesimpulan
Variable Y
(67)
54
BAB IV
PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA
A. Gambaran Umum 1. Sejarah Perusahaan
Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah mendapatkan
izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008 PT.
Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank
BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara
konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan
prinsip syariah Islam.
Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah.
Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri
perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti
logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan
masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah
(68)
warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih
sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),
Tbk.
Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT. Bank
BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir selaku
Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan Bapak
Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.
Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga terbesar
berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat baik dari sisi
aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan
berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah
menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai ragam
produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis
sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,
sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang
berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan
konsumer berdasarkan prinsip Syariah.
2. Visi dan Misi Perusahaan
(69)
terkemuka dengan ragam layanan finansial sesuai kebutuhan nasabah
dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih bermakna. Sedangkan
misinya adalah:
a. Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
b. Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika sesuai
dengan prinsip-prinsip syariah.
c. Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan pun dan
dimana pun.
d. Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas hidup dan
menghadirkan ketenteraman pikiran.
B. Gambaran Umum Responden
Sampel penelitian antara pengaruh kualitas pelayanan frontliner
terhadap kepuasan nasabah sebanyak 100 nasabah pada bank BRISyariah
Abdul Muis. Pengambilan sampel dilakukan kepada nasabah yang sudah
menabung di bank BRISyariah, adapun nasabah yang baru membuka tabungan
tidak dapat mengisi kuesioner, nasabah tersebut biasanya aktif bertransaksi di
bank BRISyariah.Adapun alasan pengambilan jumlah sampel didasarkan pada
keaktifan nasabah yang sering datang untuk bertransaksi di BRI Syariah
misalnya atau ada tambahan hal lain.Untuk mengetahui gambaran kondisi
respondenini, peneliti menggunakan Software SPSS for Windows versi 16.0 dalam mengolah data hasil kuesioner. Berdasarkan hasil kuesioner yang
(70)
1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Gambar 4.1. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa dari 100 responden yang
diteliti terdapat sebanyak 51 responden berjenis kelamin Pria, sedangkan
responden yang berjenis kelamin Wanita sebanyak 49responden. Dengan
demikian, responden berjenis kelamin pria lebih banyak dari pada berjenis
kelamin wanita.
2. Identitas Responden Berdasarkan Status Pernikahan
Gambar 4.2 Status Pernikahan Responden
Berdasarkan data di atas, menunjukkan bahwa dari 100 responden yang diteliti terdapat sebanyak 53 responden sudah menikah,43 responden belom menikah dan 4 responden sudah pernah menikah, dengan demikian
51 49 48 49 50 51 52 Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Responden
Pria Wanita 53 43 4 0 10 20 30 40 50 60 Status Pernikahan
Status Penikahan Responden
Sudah Belum Pernah
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)