Tujuan Analisis Diskriminan Teknik Analisis Data

47 kelompok kategori didasarkan pada nilai variabel bebas. 5 Mengevaluasi keakuratan klasifikasi the accuracy of classification.

c. Proses Diskriminan

Menurut Santoso 2002: 144, proses dasar dari analisis diskriminan adalah sebagai berikut: 1 Memisah variabel-variabel menjadi variabel dependen dan variabel independen. 2 Menentukan metode untuk membuat fungsi diskriminan. Pada prinsipnya ada dua metode dasar untuk itu, yakni: a Simultaneous Estimation, dimana semua variabel dimasukkans ecara bersama-sama kemudian dilakukan proses diskriminan. b Step-wise Estimation, dimanavariabel dimasukkan satu per satu kedalam model diskriminan. Pada proses ini, tentu ada variabel yang tetap ada pada model, dan ada kemungkinan satu atau lebih variabel independen yang dibuangdari model. 3 Menguji signifikansi dari fungsi diskriminan yang telah terbentuk, dengan menggunakan Wilk’s Lambda, Pilai, F test, dan lainnya. 4 Menguji ketepatan klasifikasi dari fungsi diskriminan, termasuk mengetahui ketepatan klasifikasi secara individual dengan Casewise Diagnostic. 5 Melakukan intepretasi terhadap fungsi diskriminan tersebut 6 Melakukan uji validasi fungsi diskriminan. 48

d. Asumsi Analisis Diskriminan

Asumsi penting yang harus dipenuhi agar model analisis diskriminan dapat digunakan sebagai berikut. 1 Multivariate Normality, atau variable independen seharusnya berdistribusi normal. Jikat idak berdistribusi normal, hal ini akan menyebabkan masalah pada ketepatan fungsi model diskriminan. Regresi logistik bisa dijadikan alternatif metode jika memang data tidak berdistribusi normal. 2 Matriks kovarians dari semua variabel independen seharusnya sama. 3 Tidak ada korelasi antar variable independen. Jika dua variable independen mempunyai korelasi yang kuat, maka dikatakan terjadi multikolinieritas. 4 Tidak adanya data yang sangat ekstrim outlier pada variable independen. Jika ada outlier yang tetap diproses, hal ini bisa berakibat berkurangnya ketepatan klarifikasi dari fungsi diskriminan. Santosa, 2002:145. Analisis diskriminan tidak terlalu sensitive dengan pelanggaran asumsi ini, kecuali pelanggarannya bersifat ekstrim Hair et al., 1987: 76. Meski demikian lebih baik semua asumsi tersebut terpenuhi. Dalam tahap asumsi ananalisis diskriminan dilakukan uji-uji sebagai berikut: