Kepuasan Nasabah TINJAUAN TEORITIS
26
27
Gambar 2.1 Konsep Kepuasan Nasabah
2. Indikator Kepuasan Nasabah
25
a Membeli lebih banyak dan setia lebih lama, b Membeli jenis produk baru atau produk yang disempurnakan dari
perusahaan, c Menyampaikan pujian mengenai perusahaan dan produknya kepada
orang lain,
25
Philip Kotler dan A.B Susanto, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 1999, h.
Tujuan Perusahaan
Produk
Nilai Produk Bagi Pelanggan
nasabah
Tingkat Kepuasan Pelanggan nasabah
Harapan Pelanggan nasabah Terhadap
Produk Kebutuhan dan
Keinginan Pelanggan nasabah
28
d Kurang memperhatikan merek dan iklan pesaing, serta kurang sensitive kepada harga,
e Menawarkan gagasan barangjasa kepada perusahaan, Lebih murah biaya pelayanannya dari pada pelanggan baru, karena
transaksinya sudah rutin. 3. Metode Pengukuran Kepuasan Nasabah
26
a. Sistem keluhan dan saran Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan perlu
menyediakan akses yang mudah serta nyaman bagi para konsumen untuk menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka.
Media yang digunakan dapat meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat
yang strategis,
menyediakan kartu
komentar, menyediakan saluran telepon khusus, dan lain-lain.
Informasi yang didapat melalui metode ini dapat memberikan ide- ide baru dan masukan yang berharga bagi perusahaan sehingga
memungkinkannya untuk merespons secara cepat dan tanggap terhadap setiap masalah yang timbul. Meskipun demikian, metode ini
cenderung pasif, sehingga sulit mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan.
b. Ghost Shopping
Metode ini dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang yang disebut ghost shopper untuk berperan sebagai pelanggan
26
Fandy Ciptono, Pemasaran Jasa, cet. I, Malang: Bayumedia Publishing, 2005, h. 366-367.
29
potensial produk perusahaan lain dan kemudian menilai cara perusahaan lain melayani permintaan spesifik konsumen, menjawab
pertanyaan konsumen dan menangani setiap keluhan. c.
Lost Customer Analysis Sedapat mungkin perusahaan seharusnya menghubungi para
konsumen yang telah beralih ke perusahaan lain agar dapat memahami mengapa hal tersebut dapat terjadi dan agar dapat mengambil
kebijakan perbaikan atau penyempurnaan selanjutnya. d. Survei kepuasan pelanggan
Umumnya, penelitian mengenai kepuasan pelanggan banyak menggunakan metode ini, baik melalui pos, telepon, ataupun
wawancara pribadi. Melalui survei, perusahaan akan memperoleh tanggapan secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan
positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap pelanggannya. 4. Elemen Kepuasan Nasabah
27
a. Barang dan Jasa Berkualitas Perusahaan yang ingin menerapkan program kepuasan pelanggan
harus memiliki produk berkualitas baik dan layanan prima. b. Relationship Marketing
Relationship Marketing berlangsung terus menerus dalam jangka panjang dan tidak berhenti hanya pada satu transaksi penjualan.
Relationship Marketing juga mengutamakan peluang untuk menjalin
27
Ibid, h. 354-356.
30
hubungan yang saling menguntungkan atas dasar kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak.
c. Program Promosi Loyalitas Kunci pokok setiap program promosi loyalitas adalah upaya
menjadi relasi jangka panjang dengan para pelanggan. Asumsinya adalah bahwa relasi yang kokoh dan saling menguntungkan antara
penyedia jasa dan pelanggan dapat membangun bisnis ulangan dan menciptakan loyalitas pelanggan.
d. Fokus Pada Pelanggan Terbaik Sekalipun program promosi loyalitas beraneka ragam bentuknya,
namun semuanya memiliki kesamaan pokok dalam hal fokus pada pelanggan yang paling berharga. Program-program semacam itu
berfokus pada 20 persen dari pelanggan yang secara rutin mengonsumsi 80 persen dari penjualan.
e. Sistem Penanganan Komplain Secara Efektif Penanganan komplain terkait erat dengan kualitas produk.
Perusahaan harus memastikan bahwa barang dan jasa yang dihasilkannya benar-benar berfungsi sebagaimana mestinya sejak awal.
Baru setelah itu, jika ada masalah perusahaan segera berusaha memperbaikinya lewat sistem penanganan komplain. Jadi, jaminan
kualitas harus mendahului penanganan komplain.
31
f. Unconditional Guarantees Unconditional
Guarantees dibutuhkan
untuk mendukung
keberhasilan program kepuasan pelanggan. Garansi merupakan janji eksplisit yang disampaikan kepada para pelanggan mengenai tingkat
kinerja yang dapat diharapkan akan mereka terima. Garansi ini bermanfaat dalam mengurangi risiko pembeliaan oleh pelanggan,
memberikan sinyal mengenai kualitas produk dan secara tegas menyatakan bahwa perusahaan bertanggung jawab atas produk atau
jasa yang diberikannya. g. Program Pay-For- Performance
Program kepuasan pelanggan tidak bisa terlaksana tanpa adanya dukungan sumber daya manusia organisasi. Sebagai ujung tombak
perusahaan yang berinteraksi langsung dengan pelanggan dan berkewajiban memuaskan mereka, karyawan juga harus dipuaskan
juga kebutuhannya. Dengan kata lain, total customer satisfaction harus didukung pula oleh total quality reward yang mengaitkan sistem
penilaian kinerja dan kompensasi dengan kontribusi setiap karyawan dalam penyempurnaan kualitas dan peningkatan kepuasan pelanggan.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah Ada beberapa faktor yang sangat berpengaruh terhadap kepuasan nasabah.
Faktor-faktor tersebut dapat dipaparkan melalui lima dimensi yaitu:
28
28
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Service, Quality Statisfaction, cet. III, Yogyakarta: Andi, 2011, h.198
32
a. Reliabilitas atau Keandalan Reliability
Keandalan reliability merupakan kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan. Hal ini berarti perusahaan
memberikan jasanya secara tepat semenjak saat pertama right the first time. Selain itu juga berarti bahwa perusahaan yang bersangkutan memenuhi
janjinya, misalnya menyampaikan jasanya sesuai dengan jadwal yang disepakati.
Dalam unsur ini, pemasar dituntut untuk menyediakan produk jasa yang handal. Produk jasa jangan sampai mengalami kerusakan kegagalan.
Dengan kata lain, produk jasa tersebut harus selalu baik. Para anggota perusahaan juga harus jujur dalam menyelesaikan masalah sehingga
konsumen tidak merasa ditipu. Selain itu, pemasar harus tepat janji bila menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Sekali lagi perlu diperhatikan bahwa
janji bukan sekedar janji, namun janji harus ditepati. Oleh karena itu, time schedule perlu disusun dengan teliti.
b. Daya Tanggap Responsiveness Daya tanggap responsiveness merupakan keinginan para staf untuk
membantu para konsumen dan memberikan pelayanan dengan tanggap. Daya tanggap dapat berarti respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan, yang meliputi kesigapan karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan dalam
menangani transaksi, dan penanganan. Para anggota perusahaan harus memperhatikan janji spesifik kepada
konsumen. Unsur lain yang juga penting dalam elemen cepat tanggap ini adalah anggota perusahaan selalu siap membantu konsumen. Apa pun posisi
33
seseorang di perusahaan hendaknya selalu memperhatikan konsumen yang menghubungi perusahaan.
c. Jaminan Assurance Jaminan assurance merupakan mencakup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, risiko atau keragu-raguan. Pada saat persaingan sangat kompetitif,
anggota perusahaan harus tampil lebih kompeten, artinya memiliki pengetahuan dan keahlian di bidang masing-masing. menangani pemasangan
dan layanan purna jual. Faktor security, yaitu memberikan rasa aman dan terjamin kepada konsumen merupakan hal yang penting pula.
d. Empati Empati empathy merupakan kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan para konsumen. Setiap anggota perusahaan hendaknya dapat mengelola waktu
agar mudah dihubungi, baik melalui telepon ataupun bertemu langsung. e. Bukti fisik
Bukti fisik tangible merupakan meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi. Hal ini bisa berarti penampilan fasilitas
fisik, seperti gedung dan ruangan front office, tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapian dan kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan
komunikasi, dan penampilan karyawan. Prasarana yang berkaitan dengan layanan konsumen juga harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan.
Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin AC, alat telekomunikasi yang cangggih atau perabot kantor yang berkualitas, dan lain-lain menjadi
pertimbangan konsumen dalam memilih suatu produk jasa.
34