Kontribusi Anak dalam Keluarga Petani

lxxxvii Anak diajari untuk berperilaku sesuai dengan keinginan orang tuanya tersebut berdasarkan tingkatan pencapaian tenaga yang dapat disumbangkan terhadap keluarga. Ini dapat dibuktikan bahwa kasih sayang orang tua menjadi terbatas pada perilaku-perilaku ekonomis dimana anak-anak tersebut hanya mendapatkan kasih sayang ketika mereka dapat bekerja membantu dan meringankan pekerjaan orang tua. kasih sayang orang tua menjadi ukuran tenaga sang anak atau dapat dikatakan perilaku orang tua sebagai balasan atas pencapaian ekonomi anak.

3.5 Kontribusi Anak dalam Keluarga Petani

Anak laki-laki dan anak perempuan tidak dibedakan dalam hal pekerjaan dalam sebuah rumah, semuanya bekerja. Bagi anak-anak yang sudah cukup umur untuk bekerja mebantu di ladang dan dirumah tergantung dari umur dan kesanggupan mereka dalam mengerjakan suatu pekerjaan, seperti menyuci, memasak, menjaga adik-adik, menyapu halaman dan keladang membantu orang tua keladang. Anak sudah mulai diajarkan untuk membantu orang tuanya sejak 7 tujuh Tahun Kelas I atau kelas 2 SD. Mereka sudah diajarkan mengerjakan pekerjaan rumah yang ringan-ringan seperti menyapu rumah, menyuci piring dan lain-lain. Terkadang ada orang tua sudah mengajarkan anaknya bekerja di ladang seperti memanen cabe, membersihkan rumput dan lain-lain. Hal itu dilakukan orang tua supaya terbiasa dan cepat mengerti. Pada usia tertentu 10 tahun keatas sudah mulai diajarkan orang tua pekerjaan yang menghasilkan uang seperti menjual sayuran di pasar setiap hari Universitas Sumatera Utara lxxxviii rabu dan sabtu di pasar kecamatan Siempatnempu. Selain dari menjual sayuran hasil dari pertanian, anak juga menjual gorengan dijual di sekolah. Dari uang hasil penjualan diberikan kepada ibu dan terkadang disisikan sebagai tabungan anak. Anak yang memiliki usia 17 Tahun sudah memilki alternative bekerja di ladang orang sebagai pekerjaan harian di ladang orang sepulang dari sekolah. Hasil yang di dapatkan setengah hari rata-rata Rp. 15.000 –Rp. 20.000. Uang yang didapatkan digunakan untuk kebutuhan pribadi sebahagian diberikan kepada orang tua. Dari Tabel 4.1 dibawah ini dapat kita lihat kontribusi anak dalam keluarga petani. Tabel 3.1: Pembagian Waktu dan Curah yang Dihabiskan Anak dalam Mengerjakan Pekerjaan Pekerjaan Waktu Usia Anak laki-laki perempuan Memasak Pagi dan sore 12 tahun -  Menyuci pakaian sore 9 tahun -  Menyuci piring Pagi dan sore 7 Tahun   Menjaga adik-adik Siang –sore 7 tahun   Ke ladang Siang 12 Tahun   Mencari kayu bakar Siang 12 Tahun  - Menjual sayur kepasar Siang Rabu dan Sabtu 13 Tahun   Mengembalakan ternak Setiap pagi dan sore 10 Tahun  - Tabel 4.1 Pekerjaan anak sehari-hari dalam keluarga petani Universitas Sumatera Utara lxxxix a. Memasak Pada umumnya memasak paling sering dilakukan anak perempuan jarang dilakukan oleh anak laki-laki. Terkadang dilakukan anak laki-laki jika terpaksa dilakukan, Memasak dilakukan anak perempuan di Desa Jumantuang merupakan kewajiban yang harus dikerjakan. Memasak dikerjakan anak perempuan rata-rata yang sudah berumur 12 tahun keatas dan dilakukan setiap pagi jam 6 enam sebelum berangkat ke sekolah dan sebelum orang tua berangkat ke ladang dan setiap sore sepulang dari ladang. b. Menyuci pakaian di lakukan oleh anak perempuan, biasanya dilakukan 3tiga kali dalam seminggu. Anak-anak menyuci pakaian terkadang kalau musim kemarau menyuci di Sungai, jika musim penghujan dilakukan di rumah. c. Menyuci piring dilakukan anak perempuan dan laki-laki, orang tua di Desa Jumantuang tidak membedakan anak laki-laki dan anak perempuan untuk menyuci piring. d. Menjaga adik-adik dilakukan anak perempuan dan anak laki-laki. e. Ke ladang, orang tua selalu memesankan anaknya sebelum berangkat ke sekolah “Nanti pulang sekolah langsung ke ladang ya”, anak laki-laki dan anak perempuan tidak dibedakan orang tua keladang untuk membantu. f. Mencari kayu bakar, pekerjaan mencari kayu bakar adalah anak laki-laki. g. Menjual sayur kepasar. Universitas Sumatera Utara xc Hasil pertanian berupa sayur mayur dijual oleh anak laki-laki ke pasar yang bearasa di Kecamatan Siempatnempu. Dan setiap hari sabtu dan rabu ke ibu kota Kabupaten yaitu Sidikalang. h. Mengembalakan ternak Pengembalaan ternak dilakukan anak laki-laki setiap sore, dan mencari rumput untuk makanan ternak kerbau dan kambing. Universitas Sumatera Utara xci

BAB IV POLA ASUH ANAK PADA KELUARGA PETANI

DI DESA JUMANTUANG 4.1. Pola Asuh di Desa Jumantuang Pola asuh adalah Cara mendidik, membimbing, pengawasan serta menempah anak supaya dapat membanggakan keluarga tutur bapak Bontor Sianturi Kepala Desa Jumantuang. Keberhasilan keluarga dalam menanamkan nilai-nilai kebajikan karakter pada anak sangat tergantung pada jenis pola asuh yang diterapkan orang tua pada anaknya. Pola asuh dapat didefinisikan sebagai pola interaksi antara anak dengan orangtua yang meliputi pemenuhan kebutuhan fisik seperti makan, minum dan lain-lain dan kebutuhan psikologis seperti rasa aman, kasih sayang dan lain-lain, serta sosialisasi norma-norma yang berlaku di masyarakat agar anak dapat hidup selaras dengan lingkungannya. Dengan kata lain, pola asuh juga meliputi pola interaksi orang tua dengan anak dalam rangka pendidikan karakter anak. Seperti yang dikatakan seorang informan sebagai berikut: “Ya molo hami sebagai orang tua mengalean na humadinggan tu aka gelleng name, Alana dabah gelleng do hamoraon dihami. Jadi tanggung jawab nami do mangarorot gelleng” “ya Kami orang tua selalu memberi yang terbaik bagi anak- anak kami, karena mereka adalah harta kami yang paling berharga. kami” kami orang tua mempehatikan perkembangan anak-anak Paulus Aritonang Pola asuh anak pada keluarga di desa Jumantuang memiliki beragam jenis yang diterapkan kepada anak, pertama adalah pola asuh demokratis yang artinya orang tua memberikan kebebasan kepada anak dan masih dibawah kontrol, dan wajib diketahui oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya, kedua adalah pola Universitas Sumatera Utara