lxxix yang artinya mereka masih menggunakan pola tanam yang bersifat tradisional dan
pengetahuan pertanian yang diturunkan dari orang tua mereka. Bagi mereka sekarang pendidikan itu sangat berguna karena mereka dapat
merasakan hasilnya seperti sekarang ini hanya memiliki keterampilan bertani trasdisional untuk bersaing dengan orang lain menikmati fasilitas yang disediakan
oleh pemerintah maupun pengusaha. Akibatnya mereka hidup di dalam keterbartasan dan pekerjaan yang hanya bermodalkan tenaga dan fisik mereka.
Orang tua di desa Jumantuang ini sangat marah sekali apabila anak-anak mereka tidak mau sekolah karena mereka takut anak-anak mereka akan seperti
mereka nasibnya kelak.
3.3.2 Pendidikan Anak
Tingkat pendidikan anak di desa Jumantuang ini masih tergolong rendah jarang sekali anak yang melanjutkan ke tingkat SMA berhubung sewaktu masih
SD pun mereka bersekolah karena paksaaan orang tua disebabkan karena malas untuk bangun pagi-pagi dan lebih enak bermain-main. Banyak anak yang
menjadikan alasan untuk tidak bersekolah karena sepatu sudah koyak atau karena tas mereka koyak. Seorang anak yang menjadi informan tidak bersekolah
mengatakan: Sekolah saya sangat jauh berjalan kaki, saya sering terlambat
sekolah, dan menjadi dicemooh teman-teman saya. Kalau sayasudah terlambat bangun jam 6lebih baik saya tidak
sekolah. Nanta Siringo-ringo 13 tahun
Seorang anak yang sekolah SMP Sekolah Menengah Pertama harus berjalan sejauh 7 Km dan memakan waktu selama 1,5 jam berjalan kaki.
Sementara angkutan umum tidak tersedia di desa Jumantuang untuk anak sekolah.
Universitas Sumatera Utara
lxxx Mereka harus bangun jam 4 pagi dan berangkat kesekolah jam setengah enam
agar dapat sampai di sekolah jam delapa, akibat karena jauhnya jarak sekolah dengan pemukiman maka timbul rasa malas. Seperti yang diungkapkkan Agus
Aritonang. “Ini rutinitas yang sangat membosankan jalan selam 3
jampulang pergi kesekolah lebih baik saya bekerja di ladang bersama bapak, Agus Aritonang 14 tahun “
Kemauan anak bersekolah tergantung dari orang tua memberi pengertian dan membangun motivasi kepada anak untuk sekolah. Banyak anak yang
menjadikan alasan untuk tidak bersekolah seperti buku tidak ada, bajunya kotor, tugas rumah yang diberikan guru belum siap.
Hal ini menjelaskan tingkat pendidikan orang tua memberikan pengaruh yang berarti terhadap minat dan prestasi belajar anak. Orang tua dengan
pendidikan cukup atau tinggi memungkinkan untuk memberikan perangsang dan dorongan yang kuat bagi perkembangan kecerdasan anak. Dengan pendidikan
rendah, maka mereka menjadi kurang pengetahuan dimana tidak dapat melibatkan diri secara langsung dalam proses pendidikan anaknnya, seperti merasakan
sukarnya tugas-tugas sekolah dan yang dihadapi anak yang mengakibatkan si anak malas untuk sekolah karena belum menyelesaikan tugas sekolahnya.
Walaupun tingkat pendidikan orang tua mereka yang relatif rendah, namum secerah harapan untuk pendidikan, terutama harapan adanya perubahan
kearah kemajuan dalam pendidikan generasi setelah mereka yakni putera-putrinya cukup besar maka orang tua mereka akan memarahi mereka habis-habisan seperti
yang dikatakan orang tua anak di hadapan anaknya tersebut sewaktu di wawancarai:
Universitas Sumatera Utara
lxxxi “saya sudah capek menyuruh dan memaksa anakku sekolah
tetapi selalu malas, bahkan saya sering marah besar kalau sekolah dipermainkan dan dibuat jadi rutinitas yang tidak ada
arti, saya selalu bilang mau jadi apa nanti kalau sudah besar kalau tidak sekolah, mau jadi pengemis? Mau jadi Gembel?
Tohom Sagala 55 tahun
Memang tidak semua anak yang malas untuk sekolah tetapi kadang- kadang mereka malas ke sekolah di karenakan terlambat bangun dan karena
jauhnya jarak sekolah dengan rumah. Berbicara mengenai tingkat pendidikan anak-anak di desa Jumantuang yang dapat dikatakan masih rendah, memiliki
beberapa factor diantaranya:
1. Ekonomi rendah
Banyak dari orang tua yang mengeluh karena kemiskinan dan kurangnya dana untuk menyekolahkan anak mereka akibatnya anak-anak mereka hanya
bersekolah ditingkat yang rendah. Salah seorang informan mengeluhkan mengenai dana atau biaya untuk sekolah .
“Makan saja sudah susah, ditambah lagi menyekolahkan anak, ditambah lagi keperluan yang lainnya. Cukup la mereka anak-
anaku hanya membaca dan menulis Mukhlis Padang”
2. Pengetahuan orang tua mengenai pendidikan
Orang tua yang tidak memiliki pendidikan dan pengetahuan penting atau tidaknya pendidikan anak-anak mereka putus sekolah bahkan tidak bersekolah
sama sekali. Ada juga orang tua tidak memberi motifasi kepada anak-anak mereka karena pendidikan orang tua tidak ada
3. Malas, rasa malas sering terjadi pada anak karena kelengkapan sekolah tidak
ada, seperti topi tidak ada, buku tidak ada atau sepatu yang sudah rusak,
Universitas Sumatera Utara
lxxxii sehingga ada rasa minder pada teman-teman yang memiliki perlengkapan
sekolah yang lengkap. “Maila au ganup ari hona tahan au molo isikkola Alana so
lenggkap atribut di seragam, sering dang martopi molo upacara, molo hu jalo tu omak dang hepeng inna gabe malas
ma au tu sikkola” saya malu setiap hbari ditahan disekolah karna tidak lengkap
atribut seragam, sering tidak memakai topi kalau upacara, kalau saya minta kepada mamak selalu tidak ada uang,”Jonson
Pardede 14 tahun
4. Jarak antara sekolah dan rumah cukup jauh
Gambar 3.2 Anak-anak yang harus berjalan sejauh 7 Km agar sampai di sekolah 12 November 2010, Herry Sianturi
3.4 Nilai Anak Dalam Keluarga Petani. 3.4.1 Nilai Anak Laki-laki