Sejarah Singkat Kabupaten Dairi

xli dusun IV 1,5 Ha, dusun V 1,5 Ha, dusun VI 1,5 Ha, dan dusun VII 0,5 Ha, hutan 15 Ha selebihnya adalah jalan, pemakaman dan semak-semak belukar yang tidak dikelola masyarakat. Wilayah desa Juamantuang sebelah utara yang berbatasan dengan desa Tualang berbukit masyarakat setempat menamai Dolok siraut, dan bagian tengah desa terdapat perbukitan. Daerah dataran rendah di desa ini dijadikan sebagai tempat pemukiman dan bercocok tanam. Keadaan tanah di desa ini sangat subur dan kualitas air sangat baik, hal ini dapat terlihat dengan adanya tanaman yang bervariasi seperti padi, cabe, jagung, kacang-kacangan, cokelat dan tanaman kopi dan cokelat.

II.2. Sejarah Singkat Kabupaten Dairi

Kabupaten Dairi merupakan sebuah wilayah yang terletak di Propinsi Sumatera Utara. Nama Dairi berasal dari kata “Dai” dan “Ri”, yang artinya “Dai” rasa dan “Ri” ilalang. Jika diartikan Dairi berarti rasa ilalang. Menurut sejarahnya, Dairi dahulu kala dihuni oleh etnis Pakpak. Daerah ini juga merupakan daerah lintas pedangang kapur barus yang mengangkut kapur barus dari Barus ke tanah GayoAlasAceh. Pada Tahun 1879 – 1880 ketika perang Sisingamangaraja terjadi, tentara Belanda menerobos Negeri Toba dari Takengon melalui Sidikalang salah satu kota di Kabupaten Dairi. Ketika itu di Dairi banyak ditumbuhi ilalang yang hidup bertahun-tahun. Apabila pangkal ilalang dikunyah akan menghasilkan manisan yang lebih manis dari tebu. Setelah perang Sisingamangaraja XII usai 1907, Dairi oleh pemerintahan kolonial Belanda dimasukkan ke dalam wilayah Karesidenan Tapanuli Universitas Sumatera Utara xlii UtaraTanah BatakBatak landen. Karesidenan Tapanuli Utara berpusat di Tarutung, dipimpin seorang residen. Karesidenan Tapanuli Utara di bagi lagi menjadi 5 Onderafdeeling yaitu onderafdeeling Samosir, Toba Balige, Hoogvlakte Van Toba Siborong-borong, Silindung Tarutung dan Dairilanden. Onderafdeeling dipimpin seorang demang. Wilayahnya dibagi atas beberapa onderdistrik yang dipimpin asisten demang. Onderdistrik terdiri dari beberapa negeri bius yang dipimpin oleh seorang kepala negeri jaihutan jaikuten. Negeri terdiri dari beberapa Desa horja yang dipimpin kepala kampung pengulu. Kampung terdiri dari beberapa Dusun huta yang dipimpin Raja huta. Pengulu biasanya dipilih dari salah seorang Raja huta. Onderafdeeling Dairilanden berpusat di kota Sidikalang. Setelah proklamasi kemerdekaan 1945, Dairilanden dialihkan menjadi salah satu urungkewedanaan Tapanuli UtaraTanah Batak Sangti, 1967. Terbentuknya Kabupaten Dati II Dairi bermula dari residen Tapanuli Yaitu Dr. Ferdinand Lumban Tobing telah menetapkan pembentukan Kabupaten Dairi terhitung mulai tanggal 1 Oktober 1947 dan mengangkat Paulus Manurung sebagai Bupati Dairi yang pertama. Akan tetapi pada Tahun 1948, lahirlah Undang- Undang No. 22 tentang pembentukan pemerintahan daerah, dimana materinya menyatakan semua Kabupaten pada masa agresi I dan II harus dileburkan kembali sehingga dengan ketentuan UU tersebut, terhitung sejak 1 April 1950 Kabupaten Dati II Dairi kembali menjadi bagian Tapanuli Utara. Pada tahun Tahun 1958 terjadilah pemberontakan PRRI yang mengakibatkan terganggunya hubungan antara Dairi dan Tarutung sebagai Ibukota Kabupaten sehingga penyelenggaraan pemerintahanpun terganggu. Oleh karena itu tokoh-tokoh masyarakat Dairi berupaya menemui pejabat di pusat dan Tingkat I Sumatera Utara agar Dairi dapat Universitas Sumatera Utara xliii menjadi daerah otonom. Akhirnya atas dasar pertimbangan efesiensi dan efektivitas pemerintahan, maka pemerintah pusat menyetujui serta menetapkan pembentukan kembali Kabupaten Dairi dengan UU No. 4 Perpu 1964, terhitung mulai 1 Januari 1964, kemudian menjadi UU No.15 Tahun 1964 yang berlaku sekarang. Dengan demikian, Kabupaten Dairi sudah dua kali terjadi pembentukannya yaitu Tanggal 1 Oktober 1947 dan Tanggal 1 Januari 1964 Sihotang, 1996:2. Pada tahun 2003, Kabupaten Dairi dimekarkan menjadi 2 dua Kabupaten yaitu Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat. Setelah pemekaran tersebut Kabupaten terbagi dalam 15 Kecamatan yaitu Kecamatan Sidikalang, Kecamatan Sitinjo, Berampu, Parbuluan, Sumbul, Silalahisabungan, Silima Punggapungga, Lae Parira, Siempatnempu, Siempatnempu hulu, Siemapatnempu Hilir, Tiga Lingga, Gunung Sitember, dan Tanah Pinem. Desa Jumantuang berada di Kecamatan Siempatnempu Sejarah singkat desa Jumantuang, desa Jumantuang adalah salah satu desa yang terletak di Kabupaten Dairi Kecamatan Siempatnempu. Asal mula nama desa Jumantuang berasal dari kata Juma dan Attuang, Juma yang berarti Ladang dan Attuang adalah jenis pohon. Jumantuang berarti ladang Attuang, pada awalnya desa ini didiami oleh suku asli daerah ini, yaitu marga Banurea sebagi Raja tanah atau pemilik tanah ulayat. Akibat dari penjajahan Belanda banyak masyarakat melakukan perpindahan dari Daerah satu ke daerah lain karena ketidak nyamanan, Pada Tahun 1930 marga Aritonang datang ke desa Jumantuang untuk mencari pemukiman baru. Pada saat kedatangan mereka ke wilayah Jumantuang disambut dengan adat Pakpak oleh Universitas Sumatera Utara xliv Raja tanah dan berbagai prosesi acara adat Pakpak. Untuk menyambung kehidupan di wilayah Pakpak, si Raja tanah memberikan tanah untuk dipakai oleh marga Aritionang dengan proses adat. Setelah kedatangan marga Aritonang, pada Tahun 1940-an marga Sihombing datang ke Jumantuang dan mendapat tanah dari Raja tanah. Status tanah yang diberikan adalah pinjam pakai pada saat itu, Suku Pakpak marga Banurea yang tinggal di Desa pada saat ini hanya tinggal beberapa kepala keluarga. Mayoritas suku Batak Toba sebagai pendatang tinggal di desa dan menguasai tanah. Gambar 2.1. Desa Jumantuang sumber : koleksi foto-foto pribadi

II.3 Pola Pemukiman dan Tata Lahan.