133 yaitu penulisan tes menjodohkan, penulisan tes bentuk uraian, dan penulisan tes
bentuk pilihan ganda, baik dari segi bahasa, konstruksi, ataupun materi. Hal ini sesuai dengan pendapat Djemari, dan juga direktorat kementerian pendidikan
nasional tentang penulisan soal tes. Berdasarkan penilaian ahli evaluasi, modul penyelesaian pembuatan
gambar busana secara keseluruhan dinyatakan valid sehingga dapat diterapkan dalam penelitian.
b. Uji coba lapangan skala kecil
Uji coba lapangan skala kecil dilakukan oleh 10 siswa, penilaian dilihat dari aspek fungsi dan manfaat modul, elemen mutu modul, karakteristik modul, aspek
materi penyelesaian pembuatan gambar busana, dan kualitas materi pembelajaran. Berdasarkan skor masing-masing siswa, dan perhitungan kriteria
kelayakan modul, dari aspek fungsi dan manfaat modul diperoleh hasil jumlah siswa yang menjawab sangat setuju sebesar 6 siswa 60, dan siswa yang
menjawab setuju sebesar 4 siswa 40. Aspek elemen mutu modul diperoleh hasil jumlah siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 6 siswa 60, dan
siswa yang menjawab setuju sebanyak 4 siswa 40. Aspek karakteristik modul diperoleh hasil jumlah siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 7 siswa
70, dan siswa yang menjawab setuju sebanyak 3 siswa 30. Aspek materi kompetensi penyelesaian pembuatan gambar busana diperoleh hasil siswa yang
mennyatakan sangat setuju sebanyak 10 siswa 100. Aspek kualitas materi pembelajaran diperoleh hasil siswa yang menjawab sangat setuju sebanyak 8
siswa 80, dan siswa yang menjawab setuju sebanyak 2 siswa 20. Berdasarkan hasil penilaian pada 10 responden pada uji coba lapangan
skala kecil, diperoleh hasil kategori sangat setuju dengan persentase sebesar 60
134 dan kategori setuju sebesar 40. Rata-rata skor dari keseluruhan skor responden
adal ah 118.9, apabila dilihat pada tabel, maka skor tersebut berada pada ≥115.2
atau dalam kategori hasil sangat baik, hal ini menunjukkan bahwa modul penyelesaian pembuatan gambar busana secara keseluruhan dapat dimengerti
oleh siswa dari aspek fungsi dan manfaat modul sebagai media pembelajaran, seperti yang telah diungkapkan oleh Sukiman dan Andy prastowo bahwa fungsi
modul adalah sebagai bahan ajar yang dapat mempermudah proses pembelajaran, meningkatkan motivasi dan kreativitas pendidik ataupun peserta
didik untuk meningkatkan hasil belajar, sebagai alat evaluasi, dan juga sebagai bahan ajar yang bersifat mandiri. Dari aspek elemen mutu modul sebagai media
pembelajaran, seperti yang telah diungkapkan oleh Daryanto bahwa modul yang memerankan fungsi dan perannya dalam pembelajaran yang efektif, modul perlu
dikembangkan dengan memperhatikan beberapa elemen yang mensyaratkannya, yaitu : format, organisasi, daya Tarik, ukuran huruf, spasi kosong, dan konsistensi,
dari aspek karakteristik modul sebagai media pembelajaran. Dari aspek karakteristik modul seperti yang telah diungkapkan oleh Daryanto bahwa untuk
menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu
self instruction, self contained, stand alone, adaptif, user friendly. Dari aspek materi kompetensi penyelesaian pembuatan gambar busana, yaitu materi alat dan bahan
untuk penyelesaian pembuatan gambar busana dengan teknik basah dan kering, penyelesaian gambar busana sesuai jenis bahan tekstil. Dari aspek kualitas materi
dalam modul penyelesaian pembuatan gambar busana sudah memenuhi kriteria materi pelajaran, yaitu tingkat kesulitan materi disesuaikan dengan kemampuan
peserta didik, materibahan pengajaran sesuai dengan tujuan instruksional yang
135 harus dicapai, materi dapat menunjang motivasi siswa, bahasa yang digunakan
sesuai dengan perkembangan intelektual siswa.
c. Kelayakan modul