Gambar 4.4. Diagram perbandingan tingkat curiosity siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah kegiatan pembelajaran
Sebelum pelaksanaan pembelajaran, siswa kelas kontrol memiliki curiosity yang lebih tinggi dibandingkan siswa kelas eksperimen, sebagaimana ditunjukkan
pada Gambar 4.3. Setelah pelaksanaan pembelajaran, diperoleh hasil yang menunjukkan tingkat curiosity siswa kelas kontrol lebih tinggi dari kelas
eksperimen, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.4.
4.3 Hasil Observasi Peningkatan Curiosity Siswa Selama
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan selama tiga kali pertemuan. Setiap kegiatan pembelajaran dilakukan observasi yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan
curiosity siswa pada setiap kegiatan pembelajaran. Lembar observasi yang digunakan terdiri atas beberapa indikator curiosity beserta kriteria penilaiannya.
Kriteria penilaian lembar observasi secara lengkap terdapat pada Lampiran 19. Hasil pengamatan peningkatan curiosity siswa selama kegiatan pembelajaran
disajikan pada Tabel 4.1. sebagai berikut.
85.9 65.6
76.7 93.8
68.8 79.9
0.0 20.0
40.0 60.0
80.0 100.0
Skor Maks Skor Min Rata-rata
S k
o r
c u
ri os
it y
s is
w a
se te
lah p
e m
b e
lajar an
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tabel 4.1. Peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol selama kegiatan pembelajaran
No. Aspek yang dinilai
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pertemuan Pertemuan
I II
III I
II III
1 Antusias mencari jawaban
56,73 66,35
67,31 61,54
64,42 62,50
2 Perhatian fokus pada objek yang
diamati 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
3 Antusias pada proses sains
96,15 97,12 100,00
98,08 100,00 100,00 4
Menanyakan setiap langkah kegiatan
55,77 63,46
74,04 70,19
72,12 63,46
5 Bertanya kepada guru dan teman
tentang materi pelajaran 55,77
60,42 64,42
62,50 61,54
65,38 6
Mengajukan pertanyaan kepada guru mengenai peristiwa yang
pernah diamati yang berhubungan dengan materi pemuaian
64,42 63,46
66,35 59,62
58,65 66,35
Rata-rata 71,47
75,16 78,69
75,32 76,12
76,28 Kriteria
Baik Baik
Baik Baik
Baik Baik
Tabel 4.1. menunjukkan bahwa skor peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Skor peningkatan curiosity siswa kelas
kontrol lebih tinggi dari siswa kelas eksperimen, namun peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen pada setiap pertemuan lebih tinggi dari kelas kontrol.
4.4 Uji Peningkata Pemahaman Konsep
4.4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep
Peningkatan pemahaman konsep diperoleh berdasarkan hasil uji gain terhadap rata-rata nilai pretest dan posttest hasil belajar kognitif siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum dilakukan uji gain, data telah diuji
normalitasnya. Hasil uji gain rata-rata nilai pretest dan posttest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Hasil perhitungan uji gain tes pemahaman konsep Rata-rata skor
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Pretest
46.35 45.00
Posttest 82.31
76.73 Gain g
0.67 0.58
Rata-rata nilai posttest pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Gain peningkatan pemahaman konsep siswa kelas
eksperimen lebih baik dari siswa kelas kontrol, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.2. Peningkatan pemahaman konsep siswa yang mendapat model
pembelajaran CUPs lebih baik lebih baik dari siswa yang mendapat model pembelajaran eksperimen verifikasi.
4.4.2 Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa pada Setiap Aspek Kognitif
Peningkatan pemahaman konsep siswa dapat diperoleh dari hasil uji gain terhadap skor tes yang diperoleh siswa. Skor tes pemahaman konsep siswa
dikelompokkan berdasarkan pada setiap aspek kognitif. Setelah dikelompokkan sesuai dengan aspek kognitif, dilakukan uji gain untuk mengetahui peningkatan
pemahaman konsep terhadap hasil tes pada setiap aspek kognitif. Empat aspek kognitif yang dimaksud adalah C1 pengetahuan, C2 pemahaman, C3
penerapan, dan C4 analisis. Gain peningatan hasil belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap tingkatan aspek kognitif ditunjukkan
pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Diagram hasil uji gain pemahaman konsep ditinjau dari aspek setiap kognitif
Penguasaan aspek pengetahuan C1 siswa kelas kontrol lebih baik dari kelas eksperimen. Kemampuan pemahaman konsep siswa kelas eksperimen pada
aspek pemahaman C2, penerapan C3, dan analisis C4 lebih baik dari kelas kontrol sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.5. Gain soal tipe C3 pada kelas
kontrol menunjukkan hasil yang negatif, artinya tidak terjadi peningkatan. Gain negatif menunjukkan bahwa hasil posttest lebih rendah dari hasil pretest.
4.5 Uji Peningkatan
Curiosity
4.5.1 Peningkatan Curiosity
Peningkatan curiosity siswa diukur berdasarkan hasil uji gain terhadap skor tingkat curiosity siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Tingkat curiosity
siswa diperoleh dengan menggunakan angket yang diberikan setelah pemberian pretest dan posttest pemahaman konsep. Hasil uji gain peningkatan curiosity
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 4.3.
0.75 0.79
0.24 0.91
0.88 0.66
-0.16 0.83
-0.40 -0.20
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
C1 C2
C3 C4
G ai
n Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Tabel 4.3. Hasil perhitungan uji peningkatan curiosity Rata-rata skor
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol Pretest
70,43 74,88
Posttest 76,74
79,87 Gain g
0,21 0,20
Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, siswa kelas kontrol memiliki tingkat curiosity lebih tinggi dari kelas eksperimen. Hal tersebut didukung dengan
tingkat curiosity siswa kelas kontrol lebih tinggi dari kelas eksperimen, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.3. Setelah pelaksanaan pembelajaran,
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi angket untuk memperoleh informasi peningkatan curiosity. Hasil yang diperoleh adalah gain curiosity kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.
4.5.2 Peningkatan Curiosity Siswa pada Setiap Indikator
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, dilakukan pengamatan untuk mengetahui peningkatan curiosity siswa dengan menggunakan lembar observasi.
Peningkatan curiosity siswa selama kegiatan pembelajaran ditinjau dari pertemuan pertama dan ketiga, agar diperoleh informasi peningkatan curiosity siswa di awal
dan akhir pembelajaran. Skor peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji gain pada setiap indikator curiosity. Tujuannya adalah untuk
memperoleh informasi peningkatan curiosity pada setiap indikator selama kegiatan pembelajaran. Gambar 4.6. menunjukkan diagram perbandingan
peningkatan curiosity pada pertemuan pertama dan ketiga antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada setiap indikator.
Gambar 4.6. Diagram peningkatan curiosity siswa pada pertemuan pertama dan ketiga
Peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen pada indikator pertama, keempat, dan kelima lebih tinggi dari kelas kontrol. Peningkatan curiosity siswa
kelas eksperimen pada indikator kedua dan ketiga sama dengan siswa kelas kontrol. Peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen pada indikator keenam
lebih rendah dari kelas kontrol, sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.8.
4.6 Hasil Uji Hipotesis Keefektifan Model Pembelajaran CUPs
4.6.1 Keefektifan Model Pembelajaran CUPs untuk meningkatan
Pemahaman Konsep
Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures CUPs lebih efektif dibanding model pembelajaran eksperimen verifikasi untuk meningkatkan pemahaman konsep. Uji hipotesis yang dilakukan
menggunakan uji-t pihak kiri dengan sebesar 5. Tabel 4.4. menunjukkan hasil
perhitungan uji hipotesis pihak kiri terhadap hasil posttest untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran CUPs dalam meningkatkan pemahaman konsep
siswa.
0.24 0.00
1.00
0.41 0.20
0.05 0.02
0.00 1.00
-0.23 0.08
0.17
-0.40 -0.20
0.00 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5 Indikator 6
P e
n in
gk atan
c u
r io
si ty
si sw
a
p ad
a p
e r
te m
u an
p e
r tam
a d
an
k e
ti ga
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Tabel 4.4. Hasil uji hipotesis peningkatan pemahaman konsep Sumber Data
Kelompok t
hitung
t
tabel
Eksperimen Kontrol
N 26,00
26,00 2,274
2,009 Jumlah
2140,00 1995,00
Rata-rata 82,31
76,73 s
2
78,46 77,88
S 8,86
8,83 Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.4. menunjukkan bahwa
ℎ� �
− . Berdasarkan aturan pengujian hipotesis pihak kiri, keputusan yang
diambil adalah penerimaan H
o
dan penolakan H
a
. Artinya model pembelajaran CUPs lebih efektif dibandingkan model pembelajaran eksperimen verifikasi
dalam meningkatkan pemahaman konsep pemuaian siswa SMP.
4.6.2 Keefektifan Model Pembelajaran CUPs untuk meningkatan Curiosity
Pengujian hipotesis bertujuan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang menyatakan bahwa model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures CUPs lebih efektif dibandingkan model pembelajaran eksperimen verifikasi untuk meningkatkan curiosity. Uji hipotesis yang dilakukan,
menggunakan uji-t pihak kiri pada skor angket dan hasil observasi peningkatan curiosity, dengan
= 5. Tabel 4.5. menunjukkan hasil perhitungan uji hipotesis pihak kiri terhadap hasil posttest peningkatan curiosity siswa, dan Tabel 4.6.
menunjukkan hasil perhitungan uji hipotesis pihak kiri terhadap hasil observasi peningkatan curiosity siswa selama kegiatan pembelajaran.
Tabel 4.5. Hasil uji hipotesis peningkatan curiosity Sumber Data
Kelompok t
hitung
t
tabel
Eksperimen Kontrol
N 26,00
26,00 1,693 2,009
Jumlah 1995,31
2076, Rata-rata
76,74 79,87
s
2
33,46 55,14
S 5,78
7,43 Tabel 4.6. Hasil uji hipotesis peningkatan curiosity selama kegiatan
pembelajaran Sumber Data
Kelompok t
hitung
t
tabel
Eksperimen Kontrol
N 26,00
26,00 0,355 2,009
Jumlah 1952,78
1973,61 Rata-rata
75,11 75,91
s
2
81,78 50,61
S 9,04
7,11 Hasil pengujian hipotesis pada Tabel 4.5. dan 4.6. terhadap skor angket
dan hasil observasi peningkatan curiosity, menunjukkan bahwa
ℎ� �
− .
Berdasarkan aturan pengujian hipotesis pihak kiri, keputusan yang diambil adalah penerimaan H
o
dan penolakan H
a
. Artinya model pembelajaran CUPs lebih efektif dibandingkan model pembelajaran eksperimen verifikasi dalam meningkatkan
curiosity siswa SMP.
4.7 Hubungan Curiosity dengan Pemahaman Konsep
Salah satu tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep dan curiosity siswa pada materi pemuaian dengan
menerapkan model pembelajaran CUPs. Berdasarkan tujuan tersebut, dapat diperoleh hubungan antara peningkatan curiosity dengan peningkatan pemahaman
konsep setelah diberi model pembelajaran CUPs. Digunakan uji korelasi product moment untuk membuat keputusan apakah curiosity memiliki hubungan dengan
pemahaman konsep atau tidak. Hubungan antara curiosity dan pemahaman konsep dapat dicari
korelasinya dengan menghitung nilai atau koefisien korelasi. Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh nilai
= 0,54045 dan diperoleh
0,95;24
= 0,404 dengan taraf nyata
= 0,05 dan dk = 24 dari daftar distribusi . Gambar 4.7.
menunjukkan grafik hubungan antara curiosity dan pemahaman konsep.
Gambar 4.7. Grafik hubungan peningkatan curiosity dengan peningkatan pemahaman konsep
Diperoleh
ℎ� �
, maka H
o
ditolak dan hipotesis yang diambil adalah terdapat hubungan positif antara peningkatan curiosity dan peningkatan
pemahaman konsep. Peningkatan curiosity dapat mempengaruhi peningkatan pemahaman konsep. Hubungan peningkatan curiosity dan peningkatan
pemahaman konsep ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,540.
r = 0.54
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
P e
m ah
am an
K o
n se
p
Curiosity
Peningkatan curiosity memiliki kontribusi sebesar 54 terhadap peningkatan pemahaman konsep.
4.8 Pembahasan