Peningkatan Pemahaman Konsep Berdasarkan Tinjauan Setiap

konsep siswa. Didukung juga dari hasil penelitian Gunstone et al. 1999, menyatakan bahwa model pembelajaran CUPs dengan menggunakan pendekatan cooperative learning memiliki prosedur pembelajarn yang memudahkan siswa untuk memahami konsep materi.

4.8.2 Peningkatan Pemahaman Konsep Berdasarkan Tinjauan Setiap

Aspek Kognitif Soal pretest dan posttest yang digunakan berupa tes pilihan ganda. Setiap butir soal memiliki tingkat aspek kognitif yang berbeda-beda, yaitu terdiri atas empat aspek kognitif. Untuk memperoleh informasi peningkatan pemahaman konsep pada setiap aspek kognitif, setiap soal dikelompokkan dan diuji gain sesuai dengan aspek kognitifnya. Keempat aspek tersebut mecakup pengetahuan C 1 , pemahaman C 2 , penerapan C 3 , dan analisis C 4 . Hasil uji gain pada masing-masing aspek kognitif terdapat pada Gambar 4.5. Gain pemahaman konsep siswa kelas eksperimen pada aspek pengetahuan, lebih rendah dibandingkan dengan siswa kelas kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen siswa lebih diarahkan untuk lebih mengkonstruksi pemahaman konsep, meskipun siswa juga diberi informasi mengenai pengetahuan tentang pemuaian. Pada kelas kontrol, gain untuk tipe soal pengetahuan lebih tinggi dari kelas eksperimen, disebabkan karena saat kegiatan ceramah siswa banyak menerima informasi dari guru. Peningkatan pemahaman konsep pada aspek kognitif pengetahuan dapat menunjukkan perbedaan antara model pembelajaran CUPs dan eksperimen verifikasi, yaitu kegiatan ceramah lebih baik dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Didukung dengan temuan penelitian Wibowo 2012, menunjukkan bahwa pembelajaran ceramah dapat meningkatkan aspek pengetahuan dengan kategori tinggi. Gain aspek pemahaman siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen lebih banyak mendapatkan hal baru yang bersifat hand on dan minds on, sehingga siswa memperoleh pengalaman nyata tentang dan lebih memahami materi pemuaian. Kegiatan kerja individu dapat menimbulkan kesalahan konsep awal siswa, tapi dapat diatasi setelah dilakukan pembahasan dan pembuktian dengan kegiatan kerja kelompok. Siswa kelas kontrol lebih banyak menerima informasi dari guru, meskipun pada kegiatan eksperimen siswa diharapkan dapat lebih memahami konsep yang telah diterangkan guru. Kesimpulan dari peningkatan pemahaman konsep pada aspek pemahaman adalah, model pembelajaran CUPs lebih baik dibandingkan model pembelajaran eksperimen verifikasi dalam meningkatkan kemampuan pemahaman siswa. Sesuai dengan pernyataan Gunstone et al., 1999 Conceptual Understanding Procedures atau CUPs adalah suatu prosedur pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami konsep-konsep sains. Gain aspek penerapan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Kemampuan mengaplikasikan atau menerapkan harus didukung dengan kemampuan memahami soal. Soal-soal tipe C 3 biasanya berupa soal hitungan. Penyelesaian soal hitungan harus disertai dengan kemampuan mengidentifikasi informasi yang diberikan, agar dapat diperoleh solusi yang tepat. Kemampuan mencari solusi termasuk dalam kegiatan pemecahan masalah. Syarat agar dapat menyelesaikan masalah dengan baik adalah dengan memahami konsep. Grafik pada Gambar 4.5. menunjukkan bahwa gain untuk soal tipe penerapan pada kelas kontrol diperoleh hasil negatif. Hasil gain negatif pada kelas kontrol dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya saat mengerjakan soal pretest siswa mengerjakan soal hitungan dengan cara menebak pilihan jawaban, tetapi jawaban yang dipilih adalah jawaban benar. Saat diberi soal posttest, siswa kelas kontrol sudah mengetahui bagaimana cara mengerjakan soal hitungan, tetapi siswa mengalami kesulitan atau masalah saat mengerjakannya. Faktor lain yang dapat menyebabkan gain peningkatan aspek penerapan kelas eksperimen dan kelas kontrol termasuk rendah adalah kesalahan hitung Karina et al., 2013. Siswa tidak teliti ketika menjawab soal, kesalah yang dapat terjadi misalnya siswa menghitung pertambahan pemuaian panjang, padahal yang ditanyakan adalah panjang akhir setelah pemuaian. Kesimpulan dari data peningkatan pemahaman konsep pada aspek penerapan adalah, model pembelajaran CUPs lebih baik dibandingkan model pembelajaran eksperimen verifikasi, dalam meningkatkan kemampuan menerapkan atau mengaplikasikan konsep. Tipe soal C 4 atau aspek analisis dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman konsep untuk menganalisis suatu permasalahan dan bagaimana siswa menjawab permasalahan tersebut. Gain pemahaman konsep siswa untuk soal tipe analisis lebih tinggi kelas eksperimen dibandingkan dengan kelas kontrol. Siswa kelas eksperimen mempunyai kemampuan analisis yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol, karena siswa kelas eksperimen mengalami fase pembelajaran yang lebih variatif. Pada fase kerja individu, siswa diarahkan mengerjakan LKS dengan menganalisis pertanyaan yang diberikan dan kegiatan demonstrasi, dan fase kerja kelompok membantu siswa untuk saling bertukar pikiran. Siswa kelas kontrol memiliki kemampuan analisis yang lebih rendah, karena kegiatan pembelajaran yang hanya meliputi ceramah dan eksperimen verifikasi. Berdasarkan analisis gain rata-rata tes pemahaman konsep siswa pada setiap tipe soal, dapat disimpulkan bahwa model pembalajaran CUPs lebih baik dibandingkan eksperimen verifikasi untuk meningkatkan pemahaman konsep pemuaian siswa. 4.8.3 Peningkatan Curiosity Siswa Siswa kelas eksperimen mendapatkan model pembelajaran CUPs yang terdiri atas tiga fase pembelajaran. Setiap fase pembelajaran memiliki prosedur kerja yang tidak biasa bagi siswa. Hal ini dapat membuat peningkatan curiosity siswa menjadi lebih tinggi. Siswa kelas kontrol mendapat model pembelajaran eksperimen verifikasi yang terdiri atas kegiatan ceramah dan eksperimen. Kegiatan eksperimen bertujuan untuk memverifikasi teori yang telah disampaikan. Peningkatan curiosity siswa diukur dengan menggunakan uji gain terhadap rata-rata skor pretest dan posttest curiosity siswa. Hasil perhitungan yang diperoleh, menunjukkan bahwa peningkatan curiosity siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol, sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 4.4. Didukung dengan temuan penelitian Gunstone et al.,1999 menunjukkan bahwa respons ketertarikan siswa terhadap materi pelajaran sains setelah diberi pembelajaran CUPs pada kelas pertama 93 menyatakan tertarik, dan 95 siswa kelas kedua menyatakan tertarik. Sikap ketertarikan pada sesuatu dapat meningkatkan curiosity siswa. Ketertarikan siswa pada materi pelajaran dapat meningkatkan curiosity siswa pada materi pelajaran. Persamaan model pembelajaran CUPs dan eksperimen verifikasi adalah terdapat kegiatan eksperimen. Hasil observasi sebelum kegiatan pelaksanaan penelitian, diperoleh informasi bahwa baik siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen jarang melakukan kegiatan eksperimen. Siswa belum terbiasa dengan kegiatan eksperimen, hal tersebut membuat siswa banyak mengajukan pertanyaan saat kegiatan eksperimen. Perbedaan hasil gain tes curiosity siswa kelas eksperimen tidak terlalu signifikan dengan kelas kontrol. Didukung dengan kondisi siswa kelas kontrol memiliki curiosity yang lebih tinggi dari siswa kelas eksperimen, dan dibuktikan dengan hasil pretest curiosity dan hasil observasi. Rustaman 1995 sebagaimana dikutip oleh Parmin et al., 2012 menyatakan bahwa kegiatan eksperimen dapat membangkitkan motivasi belajar sains. Siswa yang termotivasi untuk belajar menjadi bersungguh-sungguh dalam mempelajari suatu hal. Melalui kegiatan eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk memenuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Siswa menemukan pengetahuan baru melalui kegiatan eksplorasi pada kegiatan eksperimen karena dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Berdasarkan temuan penelitian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran CUPs dan model pembelajaran eksperimen verifikasi, dapat meningkatkan curiosity siswa, karena terdapat kegiatan eksperimen.

4.8.4 Peningkatan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES ( CUPS ) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP MATERI PENCEMARAN LINGKUNGA

11 34 186

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES ( CUPS ) DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMP MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

2 13 175

PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (PTK pada Siswa Kelas V SD Negeri 2 Kartoharjo Ngawi).

0 1 8

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DAN AUDITORY INTELLECTUALY REPETITION (AIR) DITIN

0 0 17

PENERAPAN METODE CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK Penerapan Metode Conceptual Understanding Procedurs (CUPs) Dalam Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Matematika (PTK pada Siswa Kelas

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMP.

2 10 48

Konsistensi Konsepsi Siswa Melalui Pener

0 0 7

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT UNTUK

0 0 13

Penerapan Model Pembelajaran untuk Menin

0 0 10

BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPs) TERHADAP PEMAHAMAN MATEMATIKA SISWA PADA MATERI PYTHAGORAS KELAS VIII SMPN 1 NGUNUT TULUNGAGUNG TA

0 0 9