Sedangkan  garis  linier  b3,  apabila  diteruskan  tidak  berada  pada  kisaran tersebut.  Selain itu,  nilai  R
2
pada  garis  linier b2 lebih  baik  daripada garis linier  b3.  Oleh  karena  itu,  slope  b2  lebih  tepat  digunakan  untuk
menentukan  umur  simpan  wafer.  Nilai  b1  tidak  tepat  digunakan  karena hanya terdiri dari dua titik sehingga kurang menggambarkan kurva sorpsi
isotermis secara sebenarnya.
F. PENDEKATAN MODEL KADAR AIR KRITIS TERMODIFIKASI
Pendekatan  model  kedua  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah model  kadar  air  kritis  termodifikasi.  Model  ini  belum  dapat  diketahui
ketepatannya  untuk  digunakan  dalam  menentukan  umur  simpan  produk pangan  kering.  Variabel  umur  simpan  yang  telah  ditentukan  sebelumnya
adalah  kadar  air  kritis  wafer  dan  variabel  pendukung  umur  simpan  wafer. Variabel  lain  yang  harus  ditentukan  adalah  nilai  perbedaan  tekanan  di  dalam
dan di luar kemasan  P. Perbedaan  tekanan  di  dalam  dan  di  luar  kemasan  ini  digunakan  untuk
menggantikan  kurva  sorpsi  isotermis  yang  tidak  dimiliki  oleh  semua  produk pangan.  Produk  pangan  yang  memiliki  kandungan  sukrosa  tinggi,  misalnya
permen,  tidak  memiliki  kurva  sorpsi  isotermis  yang  bagus  karena  pada  RH tertentu kadar air permen akan semakin meningkat Kusnandar, 2006. Akibat
dari kenaikan kadar air tersebut, kadar air kesetimbangan produk pangan tidak akan  tercapai.  Adanya  perbedaan  tekanan  antara  produk  pangan  dengan
lingkungan akan menyebabkan proses difusi uap air baik dari produk pangan ke lingkungan maupun sebaliknya tergantung nilai a
w
produk pangan dan RH tempat penyimpanan.
Penentuan  perbedaan  tekanan   P  memerlukan  waktu  yang  singkat karena menggunakan perhitungan matematis saja berdasarkan nilai a
w
produk pangan  dan  RH  tempat  penyimpanan  pada  suhu  tertentu.  Besarnya  nilai
tekanan di luar P
out
dan tekanan di dalam P
in
kemasan ini dipengaruhi oleh besaran  tekanan  uap  air  murni  pada  suhu  terukur  P
o
.  Tekanan  di  luar kemasan sangat dipengaruhi oleh RH lingkungan sedangkan tekanan di dalam
kemasan  sangat  dipengaruhi  oleh  a
w
wafer.  Suhu  tempat  penyimpanan  yang digunakan pada penelitian ini adalah 30
C. Proses  difusi  uap  air  yang  terjadi  antara  wafer  A  dan  wafer  B  dengan
lingkungan  adalah  proses  adsorpsi  karena  a
w
kedua  wafer  lebih  rendah  dari RH tempat penyimpanan yaitu 70, 75, 80, dan 90 sehingga tekanan di
luar  kemasan  lebih  tinggi  daripada  tekanan  di  dalam  kemasan  sehingga mobilisasi  uap  air  berlangsung  dari  lingkungan  ke  wafer.  Kelembaban  relatif
RH  tersebut  dipilih  karena  kisaran  RH  tersebut  banyak  diaplikasikan  untuk menyimpan  produk  pangan.  Nilai  a
w
wafer  A  dan  wafer  B  menggunakan a
w
meter adalah  sebesar  0.449  dan  0.422.  Setelah  dikoreksi  dengan    model
Hasley, nilai a
w
wafer A dan wafer B adalah 0.253 dan 0.196. Tekanan uap air murni pada suhu 30
C berdasarkan tabel uap air Lampiran 18 adalah 31.824
mmHg Labuza, 1982. Nilai  P untuk wafer A dan wafer B dapat dilihat pada
Tabel 14 dan 15.
Tabel 14. Nilai  P wafer A dan wafer B menggunakan
a
w
meter
P mmHg RH
penyimpanan Wafer A
Wafer B
70 7.988
8.847 75
9.579 10.438
80 11.170
12.029 90
14.353 15.212
Tabel 15. Nilai  P wafer A dan wafer B berdasarkan model Hasley
P mmHg RH
penyimpanan Wafer A
Wafer B
70 14.225
16.039 75
15.817 17.630
80 17.408
19.222 90
20.590 22.404
Berdasarkan Tabel 14 dan 15, semakin tinggi kelembaban relatif tempat
penyimpanan maka perbedaan tekanan juga semakin besar. Hal ini disebabkan nilai  P
out
yang  semakin  besar  dengan  bertambahnya  nilai  RH  penyimpanan sedangkan  nilai  P
in
tetap  terhadap  perubahan  RH  penyimpanan  karena  P
in
dipengaruhi oleh aktivitas air wafer. Oleh karena itu, perbedaan nilai aktivitas
air juga akan mempengaruhi nilai  P. Berdasarkan Tabel 14 dan 15, terdapat
perbedaan  nilai P  berdasarkan  nilai  a
w
dari  a
w
meter dengan  nilai  a
w
berdasarkan model. Penentuan nilai a
w
dengan a
w
meter sangat tergantung dari
sensitivitas alat yang digunakan. Alat a
w
meter yang digunakan kurang sensitif
untuk mengukur golongan produk pangan kering dengan nilai a
w
yang rendah dibawah a
w
0.3. Selain itu, kesalahan penggunaan garam pengkalibrasi juga dapat  mempengaruhi  nilai  a
w
produk  yang  terukur.  Kesalahan  dalam penentuan  nilai  aktivitas  air  dapat  menyebabkan  kesalahan  penentuan  umur
simpan dengan model kadar air kritis termodifikasi. Laju difusi uap air dari lingkungan ke wafer baik wafer A dan wafer B
tertinggi  akan  terjadi  apabila  wafer  tersebut  disimpan  pada  tempat  yang memiliki  RH  90  sedangkan  RH  70  merupakan  kelembaban  relatif  yang
cocok  untuk  memperpanjang  umur  simpan  wafer  karena  laju  difusi  uap  air akan  berlangsung  lambat.  Menurut  Kusnandar  2006,  semakin  kecil
perbedaan  tekanan  luar  dan  tekanan  dalam  kemasan  maka  perpindahan  air semakin lambat, sehingga umur simpan produk akan lebih lama. Rekapitulasi
nilai  P dapat dilihat pada Lampiran 19.
G. ANALISIS UMUR SIMPAN WAFER