Penentuan Kadar Lemak AOAC, 1984 Penentuan Kadar Karbohidrat AOAC, 1984 Pengukuran Aktivitas Air a Penentuan Tekstur Kerenyahan Dengan Texture Analyzer

Larutan jernih ini kemudian dipindahkan ke alat destilasi. Labu Kjeldhal dicuci dengan air 1-2 ml. Air cucian dimasukkan ke dalam alat destilasi dan ditambahkan 8-10 ml larutan NaOH-Na 2 S 2 O 3 . Digunakan asam borat yang telah ditambahkan indikator campuran merah metil dan metil biru. Destilasi dihentikan saat terjadi perubahan warna asam borat dari biru violet menjadi hijau. Destilasi ini menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Cairan hasil destilasi dalam erlenmeyer kemudian dititrasi oleh HCl 0.02 N. Titik akhir titrasi ketika warna titrat berubah dari hijau menjadi biru keunguanabu-abu. Kadar protein diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut;

d. Penentuan Kadar Lemak AOAC, 1984

Penentuan kadar lemak wafer menggunakan metode Soxhlet. Ditimbang ± 5 gram wafer kemudian dibungkus dengan kertas saring. Wafer dimasukkan ke dalam labu Soxhlet. Dituang pelarut heksana secukupnya. Dirangkai reflux dan dioperasikan selama 6 jam. Setelah diperoleh labu lemak berisi lemak hasil ekstraksi dan pelarut, labu dipanaskan dengan oven 105°C sampai semua pelarut menguap. Dimasukkan dalam desikator dan setelah itu ditimbang berat labu berisi lemak. Kadar lemak diperoleh dengan perhitungan;

e. Penentuan Kadar Karbohidrat AOAC, 1984

Kadar karbohidrat wafer dihitung secara by difference yaitu dengan mengurangi 100 kandungan gizi wafer dengan kadar air, contoh blanko contoh mg x HClx xN HCl ml HCl ml N 100 007 . 14 − = N konversix Faktor otein Kadar Pr = 100 x sampel bobot lemak bobot lemak Kadar = kadar abu, kadar protein, dan kadar lemak. Nilainya dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut;

f. Pengukuran Aktivitas Air a

w Aktivitas air akan menentukan tekanan di dalam kemasan. Aktivitas air dari wafer pada awal penyimpanan dilakukan dengan menggunakan a w meter yang telah dikalibarasi dengan garam NaCl dengan nilai kelembabannya RH adalah 75. Wafer dimasukkan ke dalam chamber pada a w meter dan ditutup rapat. Pembacaan dilakukan saat angka penunjuk pada a w meter tidak berubah. Hal ini ditunjukkan dengan indikator pada a w meter yaitu tertulis complete test. Selain menggunakan a w meter , nilai aktivitas air ditentukan dengan menggunakan persamaan model kurva sorpsi isotermis yang tepat.

g. Penentuan Tekstur Kerenyahan Dengan Texture Analyzer

Alat yang digunakan adalah Texture Analyzer dengan menggunakan probe silinder yang sesuai untuk produk biskuit. Spesifikasi probe dan setting untuk analisis kekerasan produk biskuit dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Spesifikasi probe dan setting untuk produk biskuit Product BISCUITS Type Plain dough biscuits Objective Hardness measurement of Biscuit by probing TA-XT 2 Mode Option Pre-Test speed Test speed Post-Test speed Distance Trigger type Data Acquistion Rate Measure Force in Compression Return to start 2.0 mms 0.5 mms 10.0 mms 4 mm Auto-5 g 200 pps Probe 2 mm cylinder probe P2 Pr . . . . 100 otein K Lemak K Abu K Air K BB t karbohidra Kadar + + + − = Wafer ditekan dengan probe sehingga menghasilkan suatu kurva yang menunjukkan profil tekstur wafer. Nilai kerenyahan gramforce dilihat dari peak pertama yang signifikan pada kurva Rosenthal, 1999. Semakin renyah suatu produk maka nilai kerenyahan yang dimiliki akan semakin tinggi. Profil perbedaan kerenyahan dengan kekerasan pada sampel secara umum dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7. Profil kerenyahan dan kekerasan yang diuji dengan Texture Analyzer

2. PENENTUAN KADAR AIR KRITIS WAFER