Ruang Lingkup modul sma kk b rev 1

9 Kegiatan Pembelajaran 1 Teori Belajar Tingkah Laku

A. Tujuan

Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada pembaca terkait dengan konsep teori belajar tingkah laku behavior yang dikembangkan oleh Pavlop, Skiner dan Thorndike juga Robert M. Gagne dan dapat mengimplementasikan dalam pembelajaran yang berdampak pembentukan karakter positif guru dan siswa.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Setelah membaca dan mengikuti serangkaian kegiatan pada bagian ini, peserta diklat atau pembaca diharapkan dapat menanamkan nilai-nilai karakter dan dapat: 1. menjelaskan teori connectionism 2. menjelaskan teori classical conditioning 3. menjelaskan teori operant conditioning 4. menjelaskan teori belajar Gagne 5. mendeskripsikan perbedaan dan persamaan pendapat ahli terkait teori belajar tingkah laku. 6. menyusun skenario pembelajaran berbasis pada teori belajar tingkah laku dan menuliskan karakteristik pembentukan karakter siswa sebagai dampak dari aktifitas pembelajaran .

C. Uraian Materi

Pada bagian ini dibahas mengenai teori belajar tingkah laku dengan harapan dapat menggali potensi disiplin, kreatif, rasa ingin tahu, kerja keras, cermat, mandiri, tanggung jawab, dan potensi karakter lainnya dalam aktivitas pembelajaran materi berikut. Kegiatan Pembelajaran 1 10

1. Teori Belajar Tingkah Laku Behaviorisme

Paham behaviorisme memandang belajar sebagai perkayaanpenambahan materi pengetahuan material dan atau perkayaan pola-pola respon perilaku baru behavior. Paham ini berasumsi bahwa pada saat kelahiran jiwa manusia itu laksana tabula rasa papan tulis bersih yang belum ditulisi atau laksana bejana kosong yang masih harus diisi agar dapat berfungsi. Oleh karena itu dalam konteks ini, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses pengisian jiwa dengan pengetahuan dan pengalaman sebanyak-banyaknya melalui hafalan. Teori belajar yang akan dibahas dalam paham behaviorisme adalah teori yang dikembangkan oleh Thorndike, Pavlop, Skinner, dan Gagne. Beberapa hukum belajar yang menganut paham behaviorisme adalah sebagai berikut: a. Teori Connectionism Teori ini dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike yang menjelaskan bahwa terdapat kesamaan antara proses belajar dalam diri hewan dan manusia. Kesamaan tersebut yaitu adanya hubungan atau koneksi antara kesan yangditangkap oleh pancaindera atau stimulus S dengan perbuatan atau Response R Thorndike mengajukan tiga hukum dasar tentang perilaku belajar. 1 Law of Readiness menjelaskan tentang adanya hubungan antara kesiapan seseorang dalam merespon, menerima atau menolak terhadap stimulus yang diberikan. Maka pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien apabila peserta didik telah memiliki kesiapan belajar. 2 Law of Exercise menjelaskan bahwa hubungan antara stimulus S dan tindakan R akan menjadi lebih kuat jika hubungan tersebut dilakukan berulang-ulang, sebaiknya hubungan tersebut akan melemah jika jarang dilakukan. Dalam hal ini menekankan pentingnya latihan atau pengulangan dalam menggunakan materi yang sedang dipelajari untuk memperkuat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tersebut. 3 Law of Effect, artinya bahwa jika sebuah respon menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan stimulus-respon akan semakin kuat. Sebaliknya semakin tidak memuaskannya efek dari respon maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara stimulus-respons. Aplikasi dari teori ini dalam