8
kemampuannya masing-masing. Evaluasi diagnostik dilaksanakan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa. Menentukan faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya kesulitan siswa dan menetapkan cara mengatasi kesulitan belajar tersebut. Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan pembelajaran dalam proses
pendidikan pada suatu jenis atau jenjang pendidikan tertentu sangat dipengaruhi oleh apakah siswa mengalami kesulitan belajar atau tidak. Tes formatif pada
dasarnya adalah tes yang bertujuan untuk mendapatkan umpan balik bagi usaha perbaikan kulaitas pembelajaran dalam konteks kelas. Kualitas pembelajaran
ditentukan oleh intensitas proses belajar dalam diri setiap siswa sebagai subyek belajar sekaligus siswa.
4 Menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Untuk keperluan ini dikenal istilah tes
sumatif. Tes sumatif yang dikenal dengan istilah summative test adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan materi pelajaran atau satuan
program pengajaran setelah diberikan. Di sekolah, tes sumatif dikenal dengan tes ulangan umum.
c. Jenis-Jenis Tes
Dalam penjelasaan ini, hanya ada dua jenis tes yang akan dibahas yaitu tes tertulis yang dibedakan menjadi 2 yaitu tes uraian dan tes objektif.
1 Tes uraian Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa
menjawabnya dalam bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alasan, dan bentuk yang sejenis yang sesuai dengan
tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata atau bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan
gagasan melalui bahasa tulisan. Tes uraian ini dibedakan menjadi tiga yaitu uraian bebas, uraian terbatas dan uraian berstruktur.
9
2 Tes objektif Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi dichotomously scored item
karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Disebut objektif karena penilaianya objektif. Tes objektif menuntut siswa untuk memilih
jawaban yang benar diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberikan jawaban singkat, dan melengkapi pertanyaan atau pernyataan yang
belum sempurna. Tes objektif sangat cocok untuk menilai kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi. Tes objektif terdiri atas beberapa
bentuk, yaitu tes benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, dan melengkapi jawaban singkat.
5
2. Keterampilan Proses Sains
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas siswa dalam
memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannnya dalan kehidupan sehari-hari. Pengertian tersebut, termasuk di antaranya
keterlibatan fisik, mental, dan sosial siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.
6
Pendekatan keterampilan proses sains KPS merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada proses IPA.
7
Keterampilan proses sains dapat juga diartikan sebagai kemampuan untuk melaksanakan
tindakan dalam belajar sains sehingga menghasilkan konsep, prinsip, hukum maupun fakta. Mengajarkan keterampilan proses pada siswa berarti memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
melakukan sesuatu
bukan hanya
membicarakannya.
8
Keterampilan ini dapat digunakan sebagai wahana penemuan dan pengembangan konsep, prinsip atau teori. Konsep, prinsip atau teori yang
5
Zainal arifin. Op.Cit.,h. 135
6
E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, Bandung: PT Rosdakarya,2005, h. 99.
7
Nuryani Y. Rustaman, Strategi Belajar Mengajar Biologi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2005, h. 95.
8
Widayanto, Mengembangkan Keterampilan Proses dan Pemahaman Siswa kelas X Melalui KIT Optik, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 5, 2009, h. 2.