Oral activities Drawing activities
strategi pemecahan yang sesuai, dan merekonstruksi contoh soal dan jawabannya. Dengan perolehan persentase sebesar
63,36 di rasa masih cukup baik walaupun dibawah dari target yang ingin dicapai yaitu sebesar 70.
Kendala yang dihadapi siswa pada aktivitas menulis ini adalah pada saat siswa menjabarkan penyelesaian pada
LKS. Karena siswa yang tidak dibiasakan menjawab secara sistematis membuatnya cukup kesulitan untuk menuangkan
pemikiran mereka dalam bentuk tulisan. Sikap acuh siswa pada soal yang diberikan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi. Namun, dari ketiga tahapan yang dituangkan dalam aktivitas menulis ini, tahap generalisasi
yang tidak begitu menjadi kendala bagi siswa. Karena siswa cukup mengerti dengan maksud dari tahapan itu.
Jelas bagi siswa pada pertanyaan yang ditanyakan dan mencocokkan penyelesaian yang tepat untuk digunakan.
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang kurang, terlihat pada saat siswa merefleksi kebenaran
jawaban dengan mencari penyelesaian dengan cara yang berbeda dan juga saat siswa diminta untuk merekonstruksi
contoh soal dan jawaban sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing. Kelemahan itu peneliti akan coba perbaiki
di siklus II dengan penggunaan metode yang berbeda dan tepat.
4 Drawing activities Drawing activities yang dimaksud pada penelitian
ini adalah kemampuan siswa dalam menggambar. Siswa diharapkan mampu menggambar ilustrasi maslah pada
LKS. Rata-rata persentase aktivitas ini adalah 64,25. Menerangkan suatu permasalahan dalam bentuk soal cerita
akan sangat mudah dipahami apabila diberikan pula
ilustrasi gambar. Pada materi lingkaran yang diberikan, siswa mengalami sedikit kesulitan dalam menggambar
ilustrasi masalah. Hal tersebut diperjelas dengan banyaknya siswa yang bertanya kepada guru pada saat menggambar.
Berdasarkan hasil
observasi yang
diteliti pada
pembelajaran siklus I diperoleh persentase sebesar 64,32. Aktivitas yang dilakukan siswa yang mencangkup kedalam
empat kategori yaitu visual activities yang menilai keaktifan siswa pada saat memperhatikan penjelasan dari guru dan
keaktifan pada saat mengamati masalah yang terdapat pada LKS, oral activities yang menilai keaktifan siswa menjelaskan
identifikasi masalah dengan memberikan ide-ide matematis serta memformulasikan pertanyaan, writing activities yang
menilai keaktifan siswa pada saat menuliskan hasil refleksi dari kebenaran jawaban yang ada dan merekonstruksi contoh
soal dengan menggunakan konsep dan strategi pemecahan masalah yang tepat, dan drawing activities yang menilai
keaktifan siswa dalam menggambar ilustrasi masalah. Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam kemampuan
berpikir kreatif matematis belum mencapai kesempurnaan, untuk itu belum ada aktivitas siswa yang mencapai target
penelitian yaitu 70. Aktivitas yang belum mencapai target inilah yang akan menjadi fokus peneliti untuk perbaikan pada
siklus II. Sehingga rata-rata persentase aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai
70. Penilaian lembar observasi aktivitas siswa secara
keseluruhan dilakukan oleh guru dan observer. Lembar ini diuur dengan skor penilaian 5 sangat baik, 4 baik, 3
cukup, 2 kurang, dan 1 buruk.
Selain aktivitas belajar siswa dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, lembar observasi
juga secara tidak langsung mengukur kemampuan siswa dalam tahapan berpikir kreatif matematis siswa. Adapun kategori dari
kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diamati yaitu kelancaran, keluwesan, dan kerincian melalui ketiga jenis
aktivitas yang diamati yaitu oral activities, writing activities dan drawing activities yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa
Pada Pembelajaran Matematika Siklus I
No Indikator
Kemampuan Berpikir Kreatif
Matematis Pert.1
Pert.2 Pert.3
Pert.4 Rata-
rata
1. Kelancaran
49,25 68,75
66,75 67,5
63,06 2.
Keluwesan 62,5
70 70,75
58 65,25
3. Kerincian
52,5 56
65 69
60,6 Rata-rata total
54,75 64,92
67,5 64,83
63
Tabel 4.6 di atas, menunjukkan bahwa pada siklus I persentase rata-rata kemampuan siswa dalam berpikir kreatif
matematis dengan menerapkan strategi MHM mencapai 63,29. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam
meningkatkan kebiasaan berpikir kreatif terbilang cukup baik. Dari keempat indikator berpikir kreatif, diperoleh data bahwa
rata-rata siswa pada indikator keluwesan memperoleh persentase yang tinggi yaitu 65,25 diantara dua indikator
lainnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa memberikan pernyataan secara berbeda-beda terlihat pada saat
memberikan ide-ide matematis, memformulasi pertanyaan dan merefleksikan kebenaran dan kesesuaian jawaban mereka.
Dalam hal ini, rata-rata siswa mengalami kesulitan pada indikator kerincian. Dimana siswa diminta untuk memberikan
penyelesaian yang beruntut dan terarah dengan menggunakan beberapa konsep disertai penjelasan dari notasi yang
digunakan. Dalam hal ini, siswa merasa sedikit kesulitan dikarenakan sswa-siswa tersebut cenderung tidak tepat dalam
membaca masalah sehingga tidak dapat mengubah keterangan- keterangan yang diketahui menjadi simbol atau notasi yang
diminta serta mengakibatkan sulitnya menyelesaikannya secara runtut.