Tindakan Pembelajaran Siklus II

adalah diskusi, sehingga tidak membuat siswa menyerah. Antara siswa yang lain saling bertukar pendapat guna melengkapi jawaban. Pada umumnya respon siswa sangat baik terhadap pembelajaran matematika dengan strategi mathematical habits of mind MHM dipertemuan keenam ini. Siswa menikmati kegiatan pembelajaran yang menggunakan kebiasaan berpikir kreatif dengan metode diskusi. Hal ini dikarenakan sebelumnya siswa sudah terbiasa dengan strategi pembelajaran ini. Hanya saja masih ada siswa yang belum terlibat aktif dalam penyelesaian tugas, dan masih mengandalkan temannya untuk menyelesaikan soal-soal pada LKS 6. Namun, dengan mengacu pada keterbatasan waktu dan dengan guru mengingatkan bahwa harus ada perubahan nilai di siklus II dan membuat siswa termotivasi kembai untuk rajin. Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 6 yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.10 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 6 No Sub Variabel Indikator yang diamati Persentase 1 Visual Activties Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah 70 Rata – rata visual activities 70

2 Oral activities

Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan ide-ide matematisnya 67,5 Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada 83 Rata – rata oral activities 75,25 3 Writing activities Menuliskan hasil refleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban 74 Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya 73 Menuliskan contoh soal beserta jawabannya 76 Rata – rata writing activities 74,3 4 Drawing activities Menggambar ilustrasi masalah 74,5 Rata – rata drawing activities 74,5 Rata – rata total 73,51 Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.10, aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi mathematical habits of mind terlihat pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 67,5, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 74, tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 73 tahap memformulasi pertanyaan mencapai 83 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 76. Sehingga pada pertemuan pertama ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 73,51 . 7 Pertemuan Ketujuh Selasa, 26 Februari 2013 Dipertemuan ketujuh ini, pada saat peneliti memasuki ruangan kelas siswa kelas VIII-1 sudah tampak duduk rapih dan siap menyambut pelajaran matematika. Setelah guru duduk, ketua kelas menginstruksikan siswa yang lain untuk berdoa dan memberi salam, kemudian peneliti mengabsen kehadiran siswa. Hasilnya pun bagus, tidak ada siswa yang absen. Semua nampak hadir dan sudah duduk di kelompok masing-masing. Memang di pertemuan yang lalu, peneliti menghimbau bahwa sebelum memulai pelajaran, siswa diminta sudah bergabung dengan kelompoknya masing- masing. Materi pada pertemuan ketujuh ini yaitu mengenai hubungan sudut pusat, panjang busur, dan luas juring lingkaran. Langkah awal siswa diberikan gambar lingkaran yang memuat dua buah sudut pusat. Dengan melakukan perbandingan antara kedua sudut pusat, sehingga diperoleh hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring. Pada LKS 7 ini, siswa akan membuktikan cara mencari panjang busur apabila diketahui jari- jari lingkaran dan sudut pusatnya dengan perbandingan yang telah dihitung sebelumnya dengan explore mathematical ideas. Setelah itu barulah siswa dapat menentukan panjang busur ataupun luas juringnya. Pada soal berikutnya tahapan strategi MHM yang diterapkan adalah generalization, reflect the answer, formulate question, dan construct example yang . Pada permasalahan ini mulai terlihat keanekaragaman cara siswa menyelesaikannya. Aktivitas berkelompok pun sudah mulai terlihat, masing-masing siswa mencoba memberikan keterangan-keterangan yang diminta pada soal tersebut dan ada pula yang mengkonstruksikan kedalam bentuk soal dengan disertai pula jawabannya. Siswa tidak lagi pasif dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas. Siswa terlihat lebih percaya diri, karena menggunakan metode diskusi. Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 7 yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa. Adapun sikap siswa pada saat mengerjakan LKS 7 terbilang cukup baik, walaupun belum nampak terlihat banyak perubahan yang ditunjukkan oleh siswa. Namun, guru optimis bahwa siswa akan jauh terlihat lebih baik terutama dalam hal menggunakan kebiasaan berpikir kreatifnya. Selain itu hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.11 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 7 No Sub Variabel Indikator yang diamati Persentase 1 Visual Activties Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah 75,5 Rata – rata visual activities 75,5

2 Oral activities

Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan ide-ide matematisnya 70 Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada 75,5 Rata – rata oral activities 72,75 3 Writing activities Menuliskan hasil refleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban 73,5 Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya 72,5 Menuliskan contoh soal beserta jawabannya 78 Rata – rata writing activities 74,67 4 Drawing activities Menggambar ilustrasi masalah 76 Rata – rata drawing activities 76 Rata – rata total 74,73 Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.11, aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi mathematical habits of mind terlihat pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 70, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 73,5, tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 72,5 tahap memformulasi pertanyaan mencapai 75,5 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 78. Sehingga pada pertemuan pertama ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 74,73. 8 Pertemuan Kedelapan Rabu, 27 Februari 2013 Pada pertemuan kedelapan proses pembelajaran dilanjutkan dengan materi mengenai mengenal hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring lingkaran jika dua sudut pusat diketahui. Diawali dengan pemberian salam dan do’a, kemudian peneliti bertanya adakah siswa yang tidak hadir pada hari ini. Ternyata semua siswa hadir, sambil melihat absen peneliti akan memanggil siswa secara acak untuk kedepan kelas mengerjakan soal yang telah peneliti buat. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali mengenai menentukan hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring lingkaran yang sudah dipelajari di pertemuan kemarin Setelah itu kegiatan belajar dilanjutkan dengan penyampaian indikator pembelajaran pada hari ini yaitu akan membahas mengenai hubungan sudut pusat, panjang busur dan luas juring lingkaran. Kemudian peneliti membagikan LKS 8 kepada seluruh siswa untuk kemudian dikerjakan secara berdiskusi dengan teman sekelompoknya. Pada soal nomor 1 siswa diminta untuk menerapkan tahapan strategi MHM yang pertama yaitu explore mathematical ideas dengan sharing antar teman sekelompoknya membuat sebagian besar siswa mudah menentukan dan menghitung perbandingan dua buah sudut pusat lingkaran. Mereka juga mengetahui bagaimana caranya menentukan panjang busar dan luas juring dengan menggunakan dua perbandingan sudut pusat tadi. Namun sebagian siswa ada juga yang masih mengalami kesulitan dalam menghitung pajang busur dan luas juring lingkaran dengan menggunakan dua sudut pusat yang telah diketahui sebelumnya. Hal ini juga sesuai dengan indikator berpikir kreatif matematis yaitu indikator fluency dan elaboration. Pada soal nomor 2 yang terdapat di LKS 8, siswa sudah dapat menentukan hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring lingkaran sehingga soal yang guru berikan tidaklah terlalu sulit untuk siswa. Pada soal ini, tahapan strategi MHM yang digunakan mencangkup secara keseluruhan, dimulai dari reflect the answer, generalization, formulate question, dan construct wxample. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang sesuai dengan soal di atas adalah fluency, flexibility dan elaboration. Pada soal bagian yang ketiga yaitu pada saat siswa diminta untuk merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban, siswa agak kerepotan dikarenakan hanya dengan diketahui beberapa keterangan pada gambar. Namun, dengan berdiskusi permasalahan yang siswa hadapi dapat diselesaikan. Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 8 yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan kedelapan melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.12 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 8 No Sub Variabel Indikator yang diamati Persentase 1 Visual Activties Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah 74 Rata – rata visual activities 74

2 Oral activities

Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan ide-ide matematisnya 76,5 Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada 75,5 Rata – rata oral activities 76 3 Writing activities Menuliskan hasil refleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban 75,5 Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya 75,5 Menuliskan contoh soal beserta 78,5 jawabannya Rata – rata writing activities 76,5 4 Drawing activities Menggambar ilustrasi masalah 78 Rata – rata drawing activities 78 Rata – rata total 76,125 Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.12, aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi mathematical habits of mind terlihat pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 76,5, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 75,5, tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 75,5 tahap memformulasi pertanyaan mencapai 75,5 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 78,5. Sehingga pada pertemuan pertama ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 76,125 . 9 Pertemuan Kesembilan Selasa, 5 Maret 2013 Pada pertemuan kesembilan ini, seluruh siswa hadir dan tampak jelas sudah tidak adanya lagi rasa kurang percaya diri mereka. Mereka terlihat semangat menyambut pelajaran selanjutnya. Pokok bahasan dalam pertemuan kesembilan ini mengenai menghitung dan menentukan luas tembereng. Karena siswa sudah duduk bergabung dengan teman sekelompoknya sama seperti pada pertemuan yang lalu, peneliti pun langsung membagikan LKS 9 untuk dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Setelah melakukan apersepsi dan menyampaikan indikator pembelajaran untuk hari ini, seluruh siswa pun memulai diskusi mereka. Pada soal nomor 1, tahapan strategi MHM yang diterapkan adalah explore mathematical ideas. Indikator berpikir kreatif yang terdapat pada soal itu adalah fluency dimana pada soal itu siswa menjawab pertanyaan itu dengan lancar dan tepat. Karena pada soal tersebut, siswa diminta untuk menyebutkan unsur apa saja yang terdapat pada gambar, kemudian siswa diminta untuk mencari nilai luas juringnya. Setelah data semua diketahui, barulah siswa diminta untuk menjelaskan bagaimana menentukan rumus tembereng lingkaran dengan menggunakan kalimat mereka sendiri. Pada soal selanjutnya peneliti memberikan sebuah soal cerita, dimana maksud dari pertanyaannya mencangkup keempat tahapan dari strategi MHM yaitu reflect the answer, generalization, formulate question, dan construct example. Keempat tahapan itu sesuai dengan maksud dari indikator berpikir kreatif yaitu flexibility dan elaboration. Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 9 yang harus dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa. Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.13 Persentase Aktivitas Belajar Siswa Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 9 No Sub Variabel Indikator yang diamati Persentase 1 Visual Activties Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah 75 Rata – rata visual activities 75

2 Oral activities

Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan ide-ide matematisnya 82 Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada 78 Rata – rata oral activities 80 3 Writing activities Menuliskan hasil refleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban 74 Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya 74 Menuliskan contoh soal beserta jawabannya 80 Rata – rata writing activities 76 4 Drawing activities Menggambar ilustrasi masalah 78 Rata – rata drawing activities 78 Rata – rata total 77,25 Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.13, aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi mathematical habits of mind terlihat pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 82, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 74, tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 74 tahap memformulasi pertanyaan mencapai 78 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 80. Sehingga pada pertemuan pertama ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 77,25 . 10 Pertemuan Kesepuluh Rabu, 6 Maret 2013 Pertemuan kesepuluh berlangsung selama 2 x 35 menit 2 jam pelajaran. Pada pertemuan terakhir ini dilakukan tes siklus II untuk mengetahui kembali bagaimana kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII-1. Terlihat semua siswa kelas VIII-1 sudah siap dengan tes yang akan dilaksanakan. Sebelum tes dilaksanakan, seorang siswa memimpin teman- temanya untuk berdo’a terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti membagikan soal tes pada setiap siswa. Tes dimulai dari pukul 13.30 sampai pukul 14.40. Instrumen tes berisi tentang soal-soal mengenai sudut pusat dan sudut keliling, hubungan antara sudut pusat, panjang busur dan luas juring, serta luas tembereng yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII-1. Soal tes ini terdiri dari 4 butir soal. Siswa tampak serius dalam menjawab soal dan suasana kelas terlihat kondusif dan tenang. Berikut ini dokumentasi saat tes siklus II berlangsung. Gambar 4.4 : Aktivitas siswa saat mengerjakan ujian tes kemampuan berpikir kreatif matematis siklus II c. Tahap analisis dan refleksi Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh instrumen yang telah digunakan pada penelitian siklus II. Berikut adalah hasil analisis instrumen pada siklus II.

1. Lembar observasi aktivitas belajar

Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.14 Persentase Aktivitas Belajar Siswa dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Pembelajaran Siklus II No Sub Variabel Pert.6 Pert.7 Pert.8 Pert.9 Rata-rata 1. Visual activities 70 75,5 74 75 73,625

2. Oral activities

75,25 72,75 76 80 76 3. Writing activities 74,3 74,67 76,5 76 75,37

4. Drawing activities

74,5 76 78 78 76,625 Rata-rata aktivitas total 73,51 74,73 76,125 77,25 75,41 Berdasarkan tabel 4.14 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut: 1 Visual activities Rata-rata persentase aktivitas siswa pada saat diterapkannya strategi MHM di kelas mencapai 73,625. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa terbilang baik dan mengalami peningkatan dibandingkan pada pembelajaran di siklus I. Visual activities yang diukur pada penelitian tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa pada saat memperhatikan penjelasan dari guru dan peran aktif siswa dalam kegiatan mengamati masalah yang tertera pada LKS yang telah disediakan oleh guru. Rata-rata persentase visual activities siswa pada siklus ini mencapai 73,625. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memperhatikan penjelasan isi materi yang disampaikan terbilang baik dan meningkat dibandingkan siklus I. Peringatan guru mengenai penilaian aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah yang menggunakan kemampuan berpikir kreatif, membuat siswa tidak lagi mengabaikan tahap demi tahap dari penerapan strategi MHM. 2 Oral activities Rata-rata persentase aktivitas menjelaskan yang dilakukan oleh siswa pada saat diterapkannya strategi MHM berlangsung sebanyak 76. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menjelaskan penyelesaian masalah yang dilakukan secara diskusi dengan menggunakan kemampuan berpikir kreatif matematisnya terbilang sangat baik. Bagi siswa kelas VIII-1 kemajuan ini sangatlah signifikan. Karena terbukti sebelum diterapkannya strategi MHM pada pelajaran matematika, siswa tidak terbiasa untuk menyuarakan pendapatnya mengenai pembahasan materi pelajaran di kelas. Terlebih dengan diterapkannya pada metode diskusi juga membuat siswa lebih percaya diri dengan pendapatnya. 3 Writing activities Pada aktivitas ini, rata-rata persentase aktivitas siswa dalam menyelesaikan masalah pada saat diterapkannya strategi MHM mencapai 75,37. Hasil ini dikategorikan sangat baik, karena sebagian besar siswa terlihat lebih serius dan lebih baik dalam mengerjakan soal yang terdapat di dalam LKS, pada tahapan merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban, menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang sesuai, dan merekonstruksi contoh soal dan jawabannya. Siswa terlihat lebih terstruktur dalam penulisan penyelesaian masalah matematis dan terlihat lebih lancar. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan jumlah persentase yang diperoleh dari siklus I sebesar 12,01. 4 Drawing activities Drawing activities yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam menggambar. Siswa diharapkan mampu menggambar ilustrasi maslah pada LKS. Rata-rata persentase aktivitas ini adalah 76,625. Menerangkan suatu permasalahan dalam bentuk soal cerita akan sangat mudah dipahami apabila diberikan pula ilustrasi gambar. Pada materi lingkaran yang diberikan di siklus II ini, terlihat siswa lebih santai dan senang dalam menggambar ilustrasi masalah yang berkaitan dengan lingkaran. Rata-rata aktivitas siswa berdasarkan hasil observasi pada pembelajaran siklus II sebesar 75,41. Pada siklus I perolehan rata-rata persentase aktivitas siswa sebesar 64,32. Dari rata-rata yang diperoleh, hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rata-rata aktivitas siswa setelah diterapkannya strategi MHM pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata persentase aktivitas siswa yang diperoleh terdapat pada visual activities 73,625, oral activities 76, writing activities 75,37, dan drawing activities 76,625. Jelas terlihat bahwa rata-rata seluruh aktivitas siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yang diharapkan. Selain aktivitas belajar siswa dalam penyelesaian masalah matematik, seperti hal yang terjadi pada siklus I, pada siklus II pun lembar observasi yang dinilai juga mengukur tingkat kemampuan siswa dalam proses menyelesaikan masalah dengan menggunakan kebiasaan berpikir matematis dengan melihat kedalam empat indikator yang peneliti tetapkan. Adapun kategori dari kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang diamati yaitu kelancaran, keluwesan, kerincian, dan keaslian melalui ketiga jenis aktivitas yang diamati yaitu oral activities, writing activities dan drawing activities yang dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Persentase Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa Pada Pembelajaran Matematika Siklus II No Indikator Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pert.6 Pert.7 Pert.8 Pert.9 Rata- rata 1. Kelancaran 70,25 71,25 76 78 73,9 2. Keluwesan 78,5 74,5 75,5 76 76,125 3. Kerincian 76 78 78,5 80 78,125 Rata-rata total 74,7 75 77 78 76,2 Tabel 4.15 di atas, menunjukkan bahwa pada siklus II persentase rata-rata kemampuan siswa dalam berpikir kreatif matematis dengan menerapkan strategi MHM mencapai 76,2. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam meningkatkan kebiasaan berpikir kreatif terbilang cukup baik. Dari keempat indikator berpikir kreatif, diperoleh data bahwa rata-rata siswa pada indikator kerincian memperoleh persentase yang tinggi yaitu 78,125 diantara tiga indikator lainnya. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika dengan memperinci ataupun memperjelas dari informasi yang diketahui pada soal. Hal ini dituangkan juga oleh siswa pada langkah di strategi MHM yaitu generalisasi dan merekonstruksi contoh soal tepatnya pada indikator pembelajaran hubungan antara sudut pusat, panjag busur dan luas juring pada lingkaran. Pada siklus II ini, secara umum siswa sudah tidak terlihat lagi mengalami kesulitan saat menerapkan strategi MHM untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatifnya. Hal ini dikarenakan siswa sudah merasa asik dan senang belajar dengan strategi MHM, tidak hanya perubahan sikap siswa yang jauh lebih

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Heuristik Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

1 30 205

Pengaruh Strategi Mathematical Habits of Mind (MHM) terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

3 31 246

Pengaruh Habits Of Mind Terhadap Kemampuan Generalisasi Matematis Siswa

24 86 196

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS, KREATIF, DAN HABITS OF MIND MATEMATIS MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH : Eksperimen terhadap Siswa Madrasah Aliyah.

7 24 86

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH DENGAN STRATEGI MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM)PADA MATERI SPLDV.

0 1 118

REFORMULASI STRATEGI HABITS OF MIND MATEMATIS TERHADAP KEMAMPUAN MATHEMATICAL CRITICAL THINKING DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS BERKARAKTER

0 0 19

PENERAPAN STRATEGI MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMA - repo unpas

0 0 7

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN MHM (MATHEMATICAL HABITS OF MIND) BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DITINJAU DARI DISPOSISI MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS VIII MTs N 2 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2016/2017 - Raden Intan Repository

0 3 150

HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS

1 3 15

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Konseptual 1. Mathematical Habits of Mind - HUBUNGAN ANTARA MATHEMATICAL HABITS OF MIND (MHM) DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 BANYUMAS - repository perpustakaan

5 17 12