siswa dapat menentukan unsur lingkaran sesuai dengan konsep dan pengertian unsur itu sendiri serta dapat membuktikan kebenaran
jawaban yang sudah ada. Dilanjutkan dengan tahap formulate question dan constuct example, siswa diminta untuk memformulasi
soal yang ada dan merekonstruksi contoh soal yang tertera pada LKS 1.
Pada umumnya respon siswa sangat baik terhadap pembelajaran matematika yang disampaikan dengan strategi
Mathematical Habits of Mind MHM. Siswa menikmati kegiatan pembelajaran yang menggunakan kebiasaan berpikir kreatif dengan
metode tutor teman sebaya. Hanya saja masih ada siswa yang belum terlibat aktif dalam penyelesaian tugas, dan masih
mengandalkan temannya untuk menyelesaikan soal-soal yang tertera pada LKS 1.
Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian
peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 1 yang harus
dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Setelah itu kegiatan siswa dilanjutkan dengan mengisi jurnal harian siswa
yang telah dibagikan oleh peneliti. Seluruh siswa terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa.
Hasil pengamatan
aktivitas belajar
siswa dalam
kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.1 Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 1
No Sub
Variabel Indikator yang diamati
Persentase 1
Visual Activties
Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah
59,5
Rata – rata visual activities 59,5
2 Oral
activities Menjelaskan
identifikasi masalah
secara lisan dengan memberikan ide- ide matematisnya
47
Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada
53,5
Rata – rata oral activities 50,25
3 Writing
activities Menuliskan hasil refleksi kebenaran
dan kesesuaian jawaban 71,5
Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya
51,5 Menuliskan
contoh soal
beserta jawabannya
52,5
Rata – rata writing activities 58,5
4 Drawing
activities Menggambar ilustrasi masalah
54
Rata – rata drawing activities 54
Rata – rata total 55,56
Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.1, aktivitas belajar siswa di atas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi Mathematical Habits of Mind terlihat
pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah
dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 47, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 71,5,
tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 51,5, tahap memformulasi
pertanyaan mencapai 53,5 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 52,5. Sehingga pada pertemuan
pertama ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai
55,2.
2 Pertemuan Kedua Rabu, 6 Februari 2013 Pada saat peneliti memasuki ruangan kelas, siswa kelas VIII-1
sudah tampak duduk rapih dan siap menyambut pelajaran matematika. Setelah memberi salam, peneliti mengabsen kehadiran
siswa. Ternyata ada satu orang siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit. Siswa yang teman sebangkunya tidak hadir, terpaksa peneliti
gabungkan dengan dua orang siswa lain yang berbeda duduknya. Materi pada pertemuan kedua yaitu mengenai keliling
lingkaran. Dengan tujuan pembelajaran siswa dapat menentukan nilai phi, menentukan rumus keliling lingkaran, dan menghitung
keliling lingkaran. Untuk menentukan nilai phi dan rumus keliling lingkaran, peneliti menggunakan meteran baju yang akan
digunakan untuk mencari besar diameter dan keliling lingkaran yang diwakilkan oleh beberapa benda seperti gelas plastik dan
karton yang berbentuk lingkaran. Peneliti menjelaskan bahwa menghitung keliling lingkaran itu memang ada rumusnya, namun
peneliti juga menjelaskan bahwa pada kenyataanya suatu benda dapat diukur kelilingnya dengan alat lain seperti penggaris ataupun
meteran baju dan meteran bangunan. Setelah berdoa dan menyampaikan indikator pembelajaran,
peneliti membagikan LKS 2 yang nantinya akan siswa kerjakan secara bersama dengan teman sebelahnya. Pada LKS 2, siswa akan
membuktikan dari mana nilai phi itu diperoleh dengan melakukan perbandingan nilai antara keliling lingkaran dengan diameter
lingkaran. Siswa membuktikannya dengan menjawab soal nomor 2. Untuk soal nomor 2 dan 3 menggunakan tahapan kesatu dalam
strategi MHM yaitu explore mathematical ideas. Pada soal berikutnya tahapan strategi MHM yang diterapkan adalah
generalization dan reflect the answer. Pada permasalahan ini mulai terlihat keanekaragaman cara siswa menyelesaikannya. Begitupula
dengan soal selanjutnya, dengan menggabungkan tahapan
formulate question dan construct example, terlihat penyampaian jawaban yang sama dengan cara yang berbeda. Adapun indikator
berpikir kreatif yang termuat di dalamnya adalah indikator fluency, flexebility, dan elaboration.
Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian
peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 2 yang harus
dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa
terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa.
Adapun sikap siswa pada saat mengerjakan LKS 2 cukup terbilang baik. Terlihat pada saat pembelajaran berlangsung
swluruh siswa tampak tenang duduk di bangku mereka masing- masing. Selain itu hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam
kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.2 Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 2
No Sub Variabel
Indikator yang diamati Persentase
1 Visual Activties
Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah
69,5
Rata – rata visual activities 69,5
2 Oral activities
Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan
ide-ide matematisnya 72,5
Memformulasikan pertanyaan
dari permasalahan yang ada 70
Rata – rata oral activities 71,25
3 Writing activities
Menuliskan hasil
refleksi kebenaran
dan kesesuaian
jawaban 70
Menuliskan jawaban
sesuai dengan
konsep dan strategi pemecahannya
65
Menuliskan contoh soal beserta jawabannya
56
Rata – rata writing activities 63,67
4 Drawing
activities Menggambar ilustrasi masalah
65,5
Rata – rata drawing activities 65,5
Rata – rata total 67,48
Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.2, aktivitas belajar siswa di atas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi Mathematical Habits of Mind terlihat
pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah
dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 72,5, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 70,
tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 65 tahap memformulasi
pertanyaan mencapai 70 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 56. Sehingga pada pertemuan pertama
ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 66,7.
3 Pertemuan Ketiga Selasa, 12 Februari 2013 Pada pertemuan ketiga proses pembelajaran dilanjutkan
dengan materi mengenai menentukan dan menghitung luas lingkaran. Diawali dengan pemberian salam dan do’a, kemudian
peneliti memeriksa apakah ada siswa yang tidak hadir pada hari ini. Ternyata semua siswa hadir, kemudian peneliti memberikan tiga
soal mengenai materi unsur dan keliling lingkaran dan memanggil
siswa secara acak untuk mengerjakannya di papan tilus, hal ini bertujuan untuk mengingatkan kembali mengenai menentukan
unsur atau bagian lingkaran dan keliling lingkaran yang sudah dipelajari di minggu yang lalu.
Setelah itu kegiatan belajar dilanjutkan dengan penyampaian indikator pembelajaran pada hari ini yaitu akan membahas
mengenai cara menentukan dan menghitung rumus luas lingkaran. Kemudian peneliti membagikan LKS 3 kepada seluruh siswa untuk
kemudian dikerjakan secara berdiskusi dengan teman sebelahnya. Pada soal nomor 1 dan 2, siswa diminta untuk menerapkan tahapan
strategi MHM yang pertama yaitu explore mathematical ideas dengan sharing antar teman sebelahnya membuat sebagian besar
siswa mudah menentukan dan menghitung rumus luas suatu lingkaran.
Mereka juga
mengetahui bagaimana
caranya menentukan jari-jari atau diameter suatu lingkaran jika pada soal
diketahui keliling lingkaran sehingga mereka dapat menghitung luasnya. Namun sebagian siswa ada juga yang masih mengalami
kesulitan dalam menghitung luas dengan menentukan jari-jari atau diameter suatu lingkaran jika pada soal diketahui keliling
lingkaran. Hal ini juga sesuai dengan indikator berpikir kreatif matematis yaitu indikator fluency dan elaboration.
Pada soal nomor 3 di LKS 3, siswa sudah dapat menentukan luas lingkaran dengan menerapkan tahap strategi MHM yang kedua
dan ketiga, reflect the answer dan generalization. Indikator kemampuan berpikir kreatif matematis yang sesuai dengan soal di
atas adalah flexibility dan elaboration.. Pada soal selanjutnya menerapkan tahapan keempat dan kelima pada strategi MHM yaitu
formulate question dan construct example, kedua tahapan itu sejalan dengan indikator kemampuan berpikir kreatif matematis
siswa yaitu indikator elaboration.
Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian
peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 3 yang harus
dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa
terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar
observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.3 Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 3
No Sub Variabel
Indikator yang diamati Persentase
1 Visual Activties
Memperhatikan penjelasan dari guru dan mengamati masalah
71
Rata – rata visual activities 71
2 Oral activities
Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan
ide-ide matematisnya 68,5
Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada
71
Rata – rata oral activities 69,75
3 Writing
activities Menuliskan
hasil refleksi
kebenaran dan kesesuaian jawaban 70,5
Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya
65 Menuliskan contoh soal beserta
jawabannya 65
Rata – rata writing activities 66,83
4 Drawing
activities Menggambar ilustrasi masalah
69
Rata – rata drawing activities 69
Rata – rata total 69,15
Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.3, aktivitas belajar siswa di atas yang digunakan untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi Mathematical Habits of Mind terlihat
pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah
dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 68,5, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 70,5,
tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 65 tahap memformulasi
pertanyaan mencapai 71 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 65. Sehingga pada pertemuan pertama
ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 68 .
4 Pertemuan Keempat Rabu, 13 Februari 2013 Pada pertemuan keempat ini, seluruh siswa hadir dan tampak
jelas sudah tidak adanya lagi rasa kurang percaya diri mereka. Mereka terlihat semangat menyambut pelajaran selanjutnya. Pokok
bahasan dalam pertemuan keempat ini mengenai menghitung keliling dan luas lingkaran jika jari-jari dan diameternya berubah.
Karena siswa sudah duduk bersama dengan teman sebangkunya sama seperti pada pertemuan yang lalu, peneliti pun langsung
membagikan LKS 4 untuk dikerjakan oleh siswa. Setelah melakukan apersepsi dan menyampaikan indikator pembelajaran
untuk hari ini, peneliti memberikan kesempatan untuk siswa mengerjakan soal yang ada di LKS 4.
Pada soal nomor 1, tahapan strategi MHM yang diterapkan adalah explore mathematical ideas dan generalization. Indikator
berpikir kreatif yang terdapat pada soal itu adalah fluency dimana
pada soal itu siswa menjawab pertanyaan itu dengan lancar dan tepat. Karena soal itu menerapkan rumus keliling dan luas
lingkaran yang sudah diperoleh sebelumnya. Pada soal selanjutnya peneliti memberikan sebuah soal cerita, dimana maksud dari
pertanyaannya mencangkup tiga tahapan strategi MHM yaitu reflect the answer, formulate question, dan construct example.
Ketiga tahapan itu sesuai dengan maksud dari indikator berpikir kreatif yaitu flexibility dan elaboration.
Pada kegiatan penutup, peneliti bersama dengan siswa melakukan refleksi mengenai materi yang dibahas tadi. Kemudian
peneliti memberikan waktu 10 menit kepada siswa untuk mengerjakan soal mandiri yang terdapat pada LKS 4 yang harus
dikerjakan oleh masing-masing siswa secara individu. Dilanjutkan setelah itu siswa untuk mengisi jurnal harian siswa, seluruh siswa
terlihat tampak tenang saat mengerjakan soal mandiri dan jurnal harian siswa.
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam kemampuan berpikir kreatif matematis pada pertemuan pertama melalui lembar
observasi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.4 Persentase Aktivitas Belajar Siswa
Dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Pertemuan 4
No Sub Variabel
Indikator yang diamati Persentase
1 Visual
Activties Memperhatikan penjelasan dari guru
dan mengamati masalah 64
Rata – rata visual activities 64
2 Oral activities
Menjelaskan identifikasi masalah secara lisan dengan memberikan ide-
ide matematisnya 65
Memformulasikan pertanyaan dari permasalahan yang ada
61,5
Rata – rata oral activities 63,25
3 Writing
Menuliskan hasil refleksi kebenaran 54,5
activities dan kesesuaian jawaban
Menuliskan jawaban sesuai dengan konsep dan strategi pemecahannya
70 Menuliskan contoh soal beserta
jawabannya 69
Rata – rata writing activities 64,5
4 Drawing
activities Menggambar ilustrasi masalah
68,5
Rata – rata drawing activities 68,5
Rata – rata total 65,07
Berdasarkan hasil pengamatan observer yang disajikan pada tabel 4.4, aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk
mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang dilakukan melalui strategi mathematical habits of mind terlihat
pada oral activities dan writing activities. Dari kedua jenis aktivitas tersebut rata-rata persentase siswa pada tahap memahami masalah
dengan memberikan ide-ide matematis mencapai 65, tahap merefleksi kebenaran dan kesesuaian jawaban mencapai 54,5,
tahap menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan strategi pemecahan yang tepat mencapai 70 tahap memformulasi
pertanyaan mencapai 61,5 dan tahap merekonstruksi contoh soal beserta jawaban mencapai 69. Sehingga pada pertemuan pertama
ini rata-rata persentase siswa pada proses atau tahap meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis mencapai 64 .
5 Pertemuan Kelima Selasa, 19 Februari 2013 Pertemuan kelima ini berlangsung selama 2 x 35 menit 2 jam
pelajaran. Pada pertemuan ini dilakukan tes siklus I untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas
VIII-1. Terlihat siswa kelas VIII-1 hadir semua dan sudah siap dengan tes yang akan dilaksanakan.
Sebelum tes dilaksanakan, seorang siswa memimpin teman- temanya untuk berdo’a terlebih dahulu. Selanjutnya peneliti
membagikan soal tes pada setiap siswa. Tes ini dimulai dari pukul 12.20 sampai pukul 13.30. Instrumen tes berisi tentang soal-soal
mengenai lingkaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas VIII-1. Soal tes ini terdiri
dari 4 butir soal. Siswa tampak serius dalam menjawab soal dan suasana kelas
terlihat kondusif dan tenang. Saat tes berlangsung, terdapat beberapa siswa yang masih bertanya mengenai kejelasan soal.
Proses tes siklus I ini berjalan dengan baik hingga waktu tes habis.
a. Tahap Analisis dan refleksi
Pada tahap ini peneliti menganalisis seluruh instrumen yang telah digunakan pada penelitian siklus I. Berikut adalah hasil
analisis instrumen pada siklus I. 1. Lembar observasi aktivitas belajar
Hasil pengamatan aktivitas belajar siswa dalam pemecahan masalah untuk mengukur kemampuan berpikir
kreatif matematis melalui lembar observasi dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.5 Persentase Aktivitas Belajar Siswa dalam
Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis pada Pembelajaran Siklus 1 No
Sub Variabel Pert.1
Pert.2 Pert.3
Pert.4 Rata-
rata 1.
Visual activities 59,5
69,5 71
64 66
2. Oral activities
50,25 71,25
69,75 63,25
63,62 3.
Writing activities 58,5
63,67 66,83
64,5 63,4
4. Drawing activities
54 65,5
69 68,5
64,25 Rata-rata aktivitas total
55,56 67,48
69,15 65,07
64,31
Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I adalah sebagai berikut:
1 Visual activities Visual activities yang diukur pada penelitian
tindakan kelas ini adalah aktivitas siswa pada saat memperhatikan penjelasan dari guru dan peran aktif siswa
dalam kegiatan mengamati masalah yang tertera pada LKS yang telah disediakan oleh guru. Rata-rata persentase visual
activities siswa pada siklus ini mencapai 66. Hal ini menunjukkan
bahwa kemampuan
siswa dalam
memperhatikan penjelasan isi materi yang disampaikan terbilang cukup.
Pada aktivitas ini hanya sebagian siswa saja yang benar-benar memperhatikan penjelasan dari guru. Siswa
terlihat cukup aktif pada saat mengamati masalah yang ada di LKS. Namun tidak pada semua tahapan yang ada di
strategi MHM, hanya pada tahapan mengidentifkasikan masalah seperti memberikan ide-ide matematis dan
memformulasikan pertanyaan
yang menjadi
tujuan perhatian siswa. Selanjutnya pada tahap merefleksi
kebenaran dan kesesuaian jawaban, generalisasi dan merekonstruksi
contoh siswa
kurang memberikan
perhatiannya. Hal itu terjadi pada pertemuan pertama dan
keempat. Terlihat siswa masih bekerjasama dengan teman sebelahnya. Walaupun metode yang digunakan adalah
teman sebaya, namun tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan sepenuhnya pekerjaan kepada
salah satu temannya. Kebiasaan siswa yang bekerjasama dalam menjawab pertanyaan akan menjadi salah satu aspek
yang akan peneliti fokuskan untuk perbaikan pada siklus II.
2 Oral activities Rata-rata persentase oral activities siswa pada siklus
I adalah sebesar 63,62. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menjelaskan tahapan pada strategi
MHM seperti mengeksplorasi ide-ide matematis dan memformulasikan pertanyaan terbilang cukup baik. Namun
belum mencapai target penelitian. Aktivitas oral yang masih kurang nampak pada
aktivitas siswa pada tahap memformulasikan pertanyaan yang ada pada LKS. Penjelasan yang siswa berikan secara
lisan kurang efektif dibandingkan menulis. Hal ini disebabkan
karena siswa
tidak terbiasa
dengan penyampaian masalah secara lisan. Siswa cenderung lebih
sering menerima input materi dari guru saja. Ia jarang dilibatkan dalam hal mengutarakan pendapatnya. Padahal
secara keseluruhan aktivitas ini sangat membantu siswa memperoleh ilmu pengetahuan yang lebih dari sebelumnya.
Pada siklus
I ini,
siswa menyelesaikan
permasalahan dengan teman sebelahnya. Walaupun jawaban yang diperoleh siswa tidak jauh berbeda dengan
pasangannya, tetapi pada saat aktivitas menjelaskan diperoleh perbedaan jawaban berdasarkan pemahaman
mereka masing-masing. Ini berarti cara kerja seperti ini cukup efektif untuk merangsang kerja otak dalam
memberikan jawaban yang kreatif. Hal ini menjadi tolak ukur bagi peneliti untuk dapat meningkatkan perbaikan
aktivitas oral siswa di siklus II nanti. 3 Writing activities
Pada aktivitas ini, siswa menerapkan strategi MHM pada tahapan merefleksi kebenaran dan kesesuaian
jawaban, menyelesaikan permasalahan dengan konsep dan
strategi pemecahan yang sesuai, dan merekonstruksi contoh soal dan jawabannya. Dengan perolehan persentase sebesar
63,36 di rasa masih cukup baik walaupun dibawah dari target yang ingin dicapai yaitu sebesar 70.
Kendala yang dihadapi siswa pada aktivitas menulis ini adalah pada saat siswa menjabarkan penyelesaian pada
LKS. Karena siswa yang tidak dibiasakan menjawab secara sistematis membuatnya cukup kesulitan untuk menuangkan
pemikiran mereka dalam bentuk tulisan. Sikap acuh siswa pada soal yang diberikan menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi. Namun, dari ketiga tahapan yang dituangkan dalam aktivitas menulis ini, tahap generalisasi
yang tidak begitu menjadi kendala bagi siswa. Karena siswa cukup mengerti dengan maksud dari tahapan itu.
Jelas bagi siswa pada pertanyaan yang ditanyakan dan mencocokkan penyelesaian yang tepat untuk digunakan.
Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang kurang, terlihat pada saat siswa merefleksi kebenaran
jawaban dengan mencari penyelesaian dengan cara yang berbeda dan juga saat siswa diminta untuk merekonstruksi
contoh soal dan jawaban sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing. Kelemahan itu peneliti akan coba perbaiki
di siklus II dengan penggunaan metode yang berbeda dan tepat.
4 Drawing activities Drawing activities yang dimaksud pada penelitian
ini adalah kemampuan siswa dalam menggambar. Siswa diharapkan mampu menggambar ilustrasi maslah pada
LKS. Rata-rata persentase aktivitas ini adalah 64,25. Menerangkan suatu permasalahan dalam bentuk soal cerita
akan sangat mudah dipahami apabila diberikan pula