Konsep Agropolitan Gambaran Umum Kawasan Agropolitan Pacet, Kabupaten Cianjur

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Kawasan Agropolitan Pacet, Kabupaten Cianjur

4.1.1 Konsep Agropolitan

Agropolitan adalah kota pertanian yang tumbuh dan berkembang seiring dengan berjalannya sistem dan usaha agribisnis yang mampu melayani, mendorong, menarik dan menghela kegiatan pembangunan pertanian agribisnis wilayah sekitarnya Suwandi, Iqbal dan Anugrah, 2009. Nasution dalam Iqbal dan Anugrah, 2009 mendeskripsikan karakter Agropolitan atas lima kriteria. Kriteria tersebut adalah: 1. Agropolitan meliputi kota-kota berukuran kecil sampai sedang berpenduduk paling banyak 600 ribu jiwa dengan luas wilayah maksimum 30 ribu hektar. 2. Agropolitan memiliki wilayah belakangpedesaan penghasil komoditas utama atau unggulan dan beberapa komoditas penunjang sesuai kebutuhan yang selanjutnya dikembangkan berdasarkan konsep perwilayahan komoditas. 3. Agropolitan memiliki pusat pertumbuhan yang harus dapat memperoleh manfaat ekonomi internal bagi perusahaan serta sekaligus memberikan manfaat eksternal bagi pengembang argoindustri secara keseluruhan. 4. Agropolitan mendorong wilayah pedesaan untuk membentuk satuan- satuan usaha secara optimal melalui kebijakan sisten insentif ekonomi yang rasional. Tujuan pengembangan kawasan Agropolitan adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat melalui percepatan pembangunan wilayah dan peningkatan keterkaiatan desa dengan kota. Wujudnya yaitu dengan mendorong berkembangnya sistem dan usaha agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan tidak merusak lingkungan dan terdesentralisasi wewenang berada pada pemerintah daerah dan masyarakat. Pada wilayah Agropolitan, masyarakat diharapkan berperan aktif, sementara fungsi pemerintah adalah sebagai penyedia fasilitas fasilitator dengan fokus pemberdayaan Deptan, 2003. Pemberdayaan yang dimaksud mengandung empat prinsip, yaitu: 1. Prinsip kerakyatan: pembangunan diutamakan sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat banyak bukan kesejahteraan individu maupun kelompok berdasarkan keadilan. 2. Prinsip swadaya: bimbingan dan dukungan kemudahan fasilitas yang diberikan harus mampu menumbuhkan sikap keswadayaan dan kemandirian bukan menciptakan ketergantungan. 3. Prinsip kemitraan: para pelaku agribisnis diperlakukan sebagai mitra kerja pembangunan yang berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, sehingga dapat menjadikan mereka sebagai pelaku dan mitra kerja yang aktif dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan. 4. Prinsip bertahap dan berkelanjutan: pembangunan dilaksanakan sesuai dengan potensi dan kemampuan masyarakat setempat serta memperhatikan kelestarian lingkungan. Idealnya, Agropolitan dapat digambarkan sebagai kawasan yang memiliki karakteristik khusus Deptan, 2002. Karakteristik khusus tersebut antara lain sebagai berikut: 1. Sebagian besar kegiatan di kawasan Agropolitan adalah pertanian agribisnis yang sekaligus menjadi sumber pendapatan masyarakat, termasuk di dalamnya usaha agroindustri, perdagangan dan jasa pelayanan. 2. Hubungan antar kota dan daerah-daerah sekitarnya pada kawasan Agropolitan bersifat interdepensi, dimana kawasan pertanian mengembangkan usaha budidaya dan produk skala rumah tangga sedangkan kota menyediakan fasilitas seperti sarana, modal, teknologi, penampungan, pengolahan, dan pemasaran. 3. Kehidupan masyarakat di kawasan Agropolitan mirip dengan suasana kota, karena kondisi prasarana dan sarananya relatif tidak jauh berbeda dengan prasarana yang ada di kota.

4.1.2 Tujuan dan Sasaran Program Agropolitan

Dokumen yang terkait

Analisis karakteristik usahatani komoditas hortikultura dan faktor faktor yang mempengaruhinya di kawasan agropolitan pacet Cianjur

2 25 188

Persepsi petani terhadap kebijakan pemerintah daerah dalam upaya pengembangan agribisnis sayuran ( kasus petani sayuran peserta program pengembangan kawasan agropolitan desa sindang jaya kecamatan cipanas kabupaten cianjur )

1 14 142

Potensi Pengembangan dan Analisis Kelayakan Finansial Tanaman Kentang (Solanum tuberosum. L) di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat

0 7 10

Analisis Pola Aliran Penduduk di Kawasan Agropolitan (Studi Kasus Kecamatan Pacet dan Cipanas, Kabupaten Cianjur)

4 26 127

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan: studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 8 240

Keefektivan Komunikasi Dalam Pengembangan Peran Peran Kelembagaan Agropolitan (Kasus Kecamatan Pacet dan Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur)

0 22 391

Analisis karakteristik usahatani komoditas hortikultura dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di kawasan agropolitan pacet - Cianjur

1 13 357

Kajian terhadap pendapatan petani dan harga tanah di Kawasan Agropolitan studi kasus di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet dan Cipanas Kabupaten Cianjur

0 7 126

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI : Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

1 6 41

PENGARUH AGRIBISNIS HORTIKULTURA TERHADAP KESEJAHTERAAN PETANI :Studi Kasus Pada Kelompok Tani Di Kawasan Agropolitan Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.

0 1 47