1. Latar Belakang Pertanian Kopi Desa Sidiangkat

BAB III PERKEMBANGAN PERTANIAN KOPI DESA SIDIANGKAT

3. 1. Latar Belakang Pertanian Kopi Desa Sidiangkat

Kopi merupakan salah satu komoditas perdagangan strategis dan memegang peranan penting bagi perekonomian nasional hingga akhir tahun 1990 - an, khususnya sebagai penyedia lapangan pekerjaan, sumber pendapatan dan devisa negara. Sebagai penyedia lapangan kerja, perkebunan kopi mampu menyediakan lapangan kerja lebih dari dua juta kepala keluarga petani dan memberikan pendapatan yang layak bagi mereka. Di samping itu juga tercipta lapangan kerja bagi pedagang pengumpul hingga eksportir, buruh perkebunan besar dan buruh industri pengolahan kopi. Sektor pertanian merupakan sektor yang strategis dan berperan penting dalam perekonomian nasional dan kelangsungan hidup masyarakat, terutama dalam sumbangannya terhadap Penghasilan Asli Daerah PAD , penyedia lapangan kerja dan penyediaan pangan dalam negeri. Kesadaran terhadap peran tersebut menyebabkan sebagian besar masyarakat masih tetap memelihara kegiatan pertanian mereka meskipun negara telah menjadi negara industri.Sehubungan dengan itu, pengendalian lahan pertanian merupakan salah satu kebijakan nasional yang strategis untuk tetap memelihara industri pertanian primer dalam kapasitas penyediaan pangan, Universitas Sumatera Utara dalam kaitannya untuk mencegah kerugian sosial ekonomi dalam jangka panjang mengingat sifat multi fungsi lahan pertanian. Desa Sidiangkat yang merupakan bagian dari wilayah kabupaten Dairi, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.Rata-rata petani di desa sidiangkat mengusahakan lahan pertaniannya untuk mencukupi kebutuhan- kebutuhan ekonomi mereka masing-masing. Untuk mencukupi kebutuhan tersebut mereka mengolah lahan pertanian dengan tanaman – tanaman muda seperti sayur – sayuran, jagung, cabai dan tanaman muda lainnya. Hasil pertanian yang kurang memuaskan menjadi satu alasan bagi sebagian besar petani di desa Sidiangkat untuk mengganti tanaman yang biasa mereka tanam seperti tanaman muda menjadi tanaman yang berumur lama seperti tanaman kopi. Pada tahun 1975 sampai 1977 harga kopi yang awalnya sekitar Rp. 900 per kilogramnya tiba-tiba melambung tinggi mencapai Rp. 2.500 per kilogramnya. Petani sontak menjadi kaya, perekonomian berputar sedemikian cepatnya.Masyarakat cenderung jadi konsumtif.Naiknya harga kopi hingga mencapai Rp. 2.500 per kilogram adalah diakibatkan gagalnya panen kopi di Negara penghasil kopi terbesar di dunia yaitu Brazilia. Ketidakpuasan masyarakat desa Sidiangkat akan hasil dari tanaman tersebut di samping harganya yang tidak menentu, perlahan satu persatu petani di desa Sidiangkat mengalih fungsikan lahannya dengan mengganti tanaman sebelumnya menjadi tanaman tua seperti kopi. Hal ini disebabkan karena hasil maupun harga yang cukup memuaskan dari panen kopi mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan primer maupun sekunder para petani Universitas Sumatera Utara Masa peralihan tanaman yang di lakukan petani di desa Sidiangkat dimulai dengan penanaman kopi Robusta karena mereka melihat bahwa kopi Robusta lebih mudah ditanam, tidak terlalu peka terhadap kondisi alam maupun serangan penyakit pada saat pertumbuhannya.Memang ada kalanya kopi Robusta juga mendapat serangan berat penyakit hemileia vastatrix hv 12 Masa keemasan petani kopi Sidikalang tersebut ternyata tidak berlangsung lama.Tiba-tiba saja harga kopi yang awalnya mencapai Rp. 2.500 per kilogramnya turun drastis menjadi Rp. 800 per kilogramnya.Akibat dari penurunan harga yang sangat drastis ini, petani kopi Sidiangkat banyak yang kecewa dan minatnya untuk merawat serta bercocok tanam kopi semakin sirna.Akibatnya perkembangan luas lahan kopi Robusta di daerah Sidiangkat mengalami penurunan, ini disebabkan banyak lahan tidak diusahakan kembali karena petani tidak mampu menyediakan sarana produksi yang biayanya semakin tinggi, sedangkan harga jual kopi Robusta yang masih rendah.Perkembangan luas lahan kopi robusta didaerah Sidiangkat mengalami penurunan selama 5 tahun terakhir. Hal ini disebabkan oleh beralihnya petani menanam kopi Arabika karena pada kisaran tahun 1990 harga kopi Arabika tetapi dapat pulih kembali dan hasilnya lebih baik. Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan petani di desa Sidiangkat Kabupaten Dairi. 12 Siswoputranto,P.S, Kopi Internasional dan Indonesia, hal.43 – 45 Universitas Sumatera Utara lebih tinggi, umur tanaman yang singkat dan kebanyakan tanaman kopi Robusta sudah lebih tua dan tidak ada yang menanamnya lagi dan hanya melakukan perawatan terhadap tanaman yang sudah ada. Banyak kopi Robusta yang ditebang karena sudah tidak produktif lagi. Oleh karena itu petani secara perlahan mengganti tanaman kopi Robusta menjadi tanaman kopi Arabika, alasannya selain usia kopi Robusta sudah tidak produktif untuk menghasilkan biji tanaman kopi jenis Arabika saat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi di banding dengan kopi jenis Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 UDKg, sedangkan kopi Robusta 0,83 UDKg. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain : a Kelangkaan pasokan kopi untuk jenis Arabika. b Kopi Robusta yang mengalami over produksi dan over suplai. c Penggunaan dan penikmat kopi untuk jenis Arabika sudah semakin tinggi. d Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.

3. 2. Proses Rehabilitasi Pertanian Kopi Desa Sidiangkat