Latar Belakang Masalah Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kopi Di Desa Sidiangkat Kabupaten Dairi (1985-2000)
BAB I
PENDAHULUAN
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI PETANI KOPI DI DESA SIDIANGKAT KABUPATEN DAIRI 1985-2000
1. 1. Latar Belakang Masalah
Pada hakekatnya untuk mencapai taraf kesempurnaannya manusia hidup dari dan dalam masyarakatnya.Oleh karena itu manusia mempunyai rasa solidaritas yang
sangat tebal terhadap masyarakatnya.Di samping itu setiap individu yang menjadi suatu anggota masyarakatnya harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan yang
berkenan dengan hak dan kewajibannya yang diatur oleh negara. Setiap manusia selalu membutuhkan manusia lainnya untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan yang bersifat primer yang kemunculannya bersumber pada aspek-aspek pada kebutuhan biologis atau organisme tubuh manusia
yang mencakup kebutuhan-kebutuhan akan sandang, pangan dan papan. Di samping keperluan primer, manusia juga membutuhkan kepentingan sekunder seperti
berkomunikasi dengan sesama, kontrol sosial, pendidikan serta keteraturan sosial. Selain itu ada juga kebutuhan tertier yang meliputi akan barang-barang yang mewah
dan antik. Dengan demikian manusia mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang bersifat
Universitas Sumatera Utara
universal serta harus dipenuhinya agar dapat melangsungkan hidup yang lebih baik dan teratur.
Masyarakat Indonesia baik didaerah pedesaan maupun perkotaan mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal-hal yang bersifat santai atau sekedar
memuaskan dirinya sendiri atau kelompok dengan berbagai hidangan..Keadaan ini sebenarnya diciptakan baik secara sengaja atau tidak, dan salah satu kegiatan itu
adalah dengan suguhan kopi.
1
Sejak dahulu kopi dimanfaatkan sebagai simbol kebersamaan dan simbol kehangatan sosial serta sebagai penyangga ekonomi di beberapa kalangan
masyarakat.Sudah menjadi kebiasaan umum bahwa kopi dipakai sebagai suguhan dan pelengkap kebersamaan.Bagi sebagian manusia, kopi dianggap sebagai bahan pokok
untuk kehalusan budi pekerti dan menjaga keseimbangan jiwa manusia.
2
Di Indonesia sendiri, kopi mempunyai nilai ekonomi yang relatif tinggi, sehingga mampu meningkatkan pendapatan petani kopi dan memperluas lapangan
pekerjaan. Perkebunan kopi di Sumatera Utara dapat dilihat di semua daerah yang berhawa sejuk, seperti di Mandailing, Dairi, Humbang Hasundutan, Tarutung serta
daerah Simalungun bagian pegunungan, tetapi berhubung dengan pengangkutan dan perhubungan, maka untuk perkebunan kopi yang dapat memberi keuntungan besar
kepada petani kopi, hanya Dairilah yang paling strategis letaknya dan pusat dari perkebunan kopi di Dairi terletak di Desa Sidiangkat, sekitar kota Sidikalang. Sebab
1
Kopi mempunyai rasa pahit-pahit sedap menyegarkan karena kandungan zat kafein. Terdiri dari kafein 1-2,5, minyak atsiri 10-16, asam chlorogen 6-10, zat gula 4-12, selulosa 22-27,
Spillane,James.J. Dr, Komoditi Kopi Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia hal. 19.
2
Ibid., hal. 21.
Universitas Sumatera Utara
wilayah inilah yang paling cocok untuk penanaman kopi secara dominan, karena alamnya yang lembab serta berada diantara pegunungan yang memungkinkan untuk
pengembangan yang lebih efektif.
3
Luas penanaman kopi untuk diperdagangkan di Dairi adalah kira-kira 21.067 hektar, dengan produksi sekitar 15.642tontahun
4
. Jenis kopi yang paling banyak ditanam di daerah ini adalah kopi jenis Arabica, sedangkan sisanya adalah kopi jenis
Robusta. Distribusi kopi - kopi tersebut ditujukan ke pasar lokal dan pasar internasional.Dari hasil penelitian di kabupaten Dairi, kebanyakan kopi dari wilayah
ini dibawa ke Medan oleh pedagang dan dipasarkan untuk pasar lokal dan internasional.Untuk pasar lokal, karena kebanyakan konsumen kurang paham dengan
asal kopi, maka kopi Dairi lebih dikenal sebagai kopi Medan yang dipasarkan di tingkat domestik untuk wilayah Sumatera dan luar pulau. Petani di Dairi sama dengan
petani di daerah lain, karena panen kopi hanya sekali setahun
5
3
Siswoputranto,P.S, Kopi Internasional dan Indonesia, hal. 35.
4
Spillane,James.J. Dr, Komoditi Kopi Peranannya Dalam Perekonomian Indonesia hal.109-110
5
Kopi Arabika akan matang setelah 8 bulan dari masa tanam sedangkan Robusta akan matang dalam 10 bulan sejak masa tanam. Opcit., hal. 49
, maka kebutuhan uang untuk bertahan hidup menjadi kendala untuk bisa menjaga kualitas dan menunggu
sampai buah kopi masak untuk dijual. Pengepul di daerah ini sama dengan wilayah lain, lebih aktif untuk mendatangi hasil panen ke kebun petani, dengan ketiadaan
biaya transportasi, maka harga lebih rendah diterima oleh petani dari pengepul untuk memotong biaya transportasi. Petani menjual hasil panen dalam bentuk basah, harga
lebih banyak ditentukan oleh pengepul karena keterbatasan yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Luas perkebunan kopi milik petani dikabupaten Dairi umumnya hanya kecil sekitar 1 hektar, sehingga menyulitkan untuk pengembangan karena terbatasnya area
dan modal usaha.Pengepul desa membawa hasil pembelian kepada pengepul di tingkat kecamatan.Pihak pengepul desa mendapat sebagian modal untuk membeli
kopi dari petani dan sisanya dari mereka sendiri. Dari pengepul di kecamatan, mereka membawa hasil pengumpulan kopi ke pasar kabupaten, dimana terdapat pengepul
yang lebih besar dan dari sini, pedagang akan menentukan kualitas kopi dan kemana kopi hasil pengumpulan akan dikirim. Pedagang biasanya memiliki ikatan dengan
pihak eksportir untuk memasok kopi, hanya beberapa diantaranya saja yang sampai saat ini memiliki kontrak dengan pihak eksportir. Kebanyakan pedagang kopi di
tingkat kabupaten hanya memiliki modal terbatas, sehingga hanya beberapa saja yang bisa melakukan ekspor kopi, untuk menyiasati penjualan kopi, hasil pengumpulan
kopi di Dairi dikirim ke Medan untuk dijual kepada pedagang besar di Medan.