1. Kesimpulan Kehidupan Sosial Ekonomi Petani Kopi Di Desa Sidiangkat Kabupaten Dairi (1985-2000)

dengan berdirinya beberapa Koperasi Unit Desa yang tersebar di segala penjuru Kabupaten Dairi. 27 Lingkungan alam desa Sidiangkat sangat mendukung untuk bercocok tanam Karena tanahnya yang datar dan subur.Salah satu tanaman yang banyak ditanam oleh petani di desa ini adalah kopi. Selain itu faktor pendukung lainnya dipengaruhi oleh letak desa ini yang tidak jauh dari ibukota kabupaten, sehingga membuat peluang bagi petani untuk memanfaatkannya demi meningkatkan taraf hidup mereka kearah yang lebih baik karena dalam pemasaran hasil-hasil pertanian mereka tidak perlu repot menjualnya kepusat pasar, tetapi para pembeli langsung datang ke desa ini. Bahkan petani yang ladangnya bisa dijangkau oleh roda empat, pembeli bisa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1. Kesimpulan

Pekerjaan bertani merupakan salah satu pekerjaan yang digeluti banyak masyarakat Indonesia.Namun saat ini kesejahteraan petani belum bisa dikategorikan sejahtera. Petani belum bisa hidup selayaknya sebagai bentuk fenomena sosial, pekerjaan sebagai petani akan dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya, modal yang cukup, kepemilikan lahan, dan apa yang ditanam. Sedangkan yang lainnya adalah dipengaruhi oleh cuaca.Hal ini semua mempengaruhi kehidupan para petani. 27 Dinas Pertanian Kabupaten Dairi Tahun 2000 Universitas Sumatera Utara langsung kelokasi perladangan petani untuk mengambil hasil pertanian mereka.Demikian juga halnya dengan pemasaran hasil kopi, tidak ada kesulitan karena agen kopi sudah ada di desa ini, bahkan sebagian agen langsung mendatangi rumah-rumah petani untuk membeli kopi mereka. Dalam hal pemasaran kopi ini ada 2 cara yaitu dengan system terikat dan sestem yang tidak terikat. System terikat yang artinya petani tidak bisa bebas menjual hasil kopi nya kepada agen-agen lain, tetapi harus menjual kepada satu orang agen saja, karena ada hal yang membuat mereka terikat. Salah satunya adalah petani meminjam uang terlebih dahulu kepada agen yang mengakibatkan mereka harus membayar nantinya dengan menjual kopi kepada agen yang bersangkutan.Sedangkan system tidak terikat artinya, petani bebas menjual hasil kopinya kepada agen mana saja, karena memang tidak ada keterikatan antara petani dengan agen manapun. Pada umumnya petani yang menanam kopi di desa ini adalah petani yang sudah memiliki tanah sendiri, sedangkan mereka yang belum memiliki tanah umumnya masyarakat pendatang tidak bisa menanam kopi karena batas menyewa tanah biasanya hanya berkisar maksimal 3 tahun saja, sementara usia kopi bisa mencapai 10 tahun lebih. Petani di desa ini yang memiliki lahan sendiri semuanya menanam kopi baik robusta maupun arabika. Apabila lahan atau tanah mereka hanya sedikit, mereka hanya akan menanam kopi dalam jumlah yang sedikit juga demikian juga sebaliknya. Akan tetapi petani di desa ini tidak menggantungkan hidup dengan menanam kopi saja tetapi tanaman lain juga misalnya tanaman holtikultura dan jenis tanaman lainnya. Universitas Sumatera Utara Pada saat pemanenan kopi biasanya mereka tidak bekerja sendiri, tetapi dibantu oleh pekerja yang dalam bahasa local nya disebut Parari-ari.Parari-ari yang dibutuhkan oleh pemilik lahan tergantung jumlahnya sesuai dengan luas lahan kopi milik petani. Dalam Bab III dan IV telah diuraikan masalah yang paling mendasar bagi keluarga petani di desa ini adalah masalah pendapatan.Menurut informan bahwa terkadang pendapatan yang mereka peroleh tidak sesuai dengan banyaknya kebutuhan yang harus mereka penuhi.Sedangkan penghasilan utama mereka paling besar merka dapatkan dari tanaman kopi.Kebutuhan yang mendasar bagi petani kopi adalah kebutuhan rumah tangga sehari-hari, kebutuhan produksi kopi, dan biaya pendidikan anggota keluarga.Dalam Bab ini juga dibahas bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh petani dalam memenuhi kebutuhannya sebelum masa panen.Hingga sekarang sebagian petani khususnya petani kopi sering berhubungan dengan sesama dan juga dengan agen terkait dengan masalah pendapatan dan pemenuhan kebutuhan sehari- hari. Petani didesa ini lebih sering meminjam kepada agen, karena menurut petani agen pasti akan memberikan solusi bagi masalah mereka. Tetapi petani harus konsisten dengan hal peminjaman tersebut. Artinya tanpa ada perjanjian yang dibuat antara agen dan petani kopi petani harus tau apa yang menjadi kewajibannya. Namun tidak semua petani menyadari akan hal itu. Bahkan ada kasus yang muncul dimana beberapa petani mencoba lari dari tanggung jawab atau hutang nya, yang mengakibatkan hubungan diantara keduanya tidak bisa dilanjutkan lagi. Universitas Sumatera Utara Hasil kopi yang paling membanggakan bagi petani adalah keberhasilan mereka dalam menyekolahkan anak-anak mereka hingga keperguruan tinggi.Hal ini merupakan salah satu bukti nyata dari keberhasilan mereka menanam kopi di samping keberhasilan lainnya.hal tersebut juga merupakan kebahagiaan yang sangat mereka syukuri sehingga ada kepuasan tersendiri dalam diri petani walaupun pendapatan mereka tidak sebesar atau sama dengan petani lainnya. Selanjutnya secara lebih luas lagi tentang kehidupan petani dapat dilihat sebagai suatu sub-budaya yang memiliki nilai-nilai, aturan-aturan dan norma-norma serta pengetahuan yang bersifat spesifik dan juga merupakan elemen dari suatu system budaya yang lebih luas. Akhirnya penulis menyadari pengambilan kesimpulan yang representative dengan menggambarkan kehidupan sosial ekonomi petani kopi secara keseluruhan, serta menyimpulkan pengaruh beberapa variabel terhadap pekerjaan sebagi petani. Namun dengan ketulusan tujuan penulis berharap bahwasanya dari tulisan ini akan diperoleh masalah-masalah lain yang bisa diungkapkan pada penelitian selanjutnya.

5. 2. Saran