Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Dengan Integrasi Metode Servqual Dan Kano (Studi Kasus Pt. Bank Negara Indonesia Kcp. Biro Rektor USU Medan
ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP
PELAYANAN DENGAN INTEGRASI
METODE SERVQUAL DAN KANO
(Studi Kasus PT. Bank Negara Indonesia
KCP. Biro Rektor USU Medan)
TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh
DONNA MIRANDA SEMBIRING
0 8 0 4 0 3 0 5 5
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
(2)
DAFTAR ISI
BAB
HALAMAN
LEMBAR JUDUL ...
i
LEMBAR PENGESAHAN ...
ii
SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ...
iii
KATA PENGANTAR ...
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ...
v
DAFTAR ISI ...
vii
DAFTAR TABEL ...
xiii
DAFTAR GAMBAR ...
xv
DAFTAR LAMPIRAN ...
xvii
ABSTRAK ... xviii
I
PENDAHULUAN ... I-1
1.1 Latar Belakang Masalah ...
I-1
1.2 Rumusan Masalah ...
I-4
1.3 Tujuan Penelitian ...
I-4
1.4 Batasan Masalah dan Asumsi ...
I-4
1.5 Manfaat Penelitian ...
I-5
1.6 Sistematika Penulisan Tugas Sarjana ...
I-6
(3)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1 Sejarah PT. Bank Negara Indonesia...
II-1
2.2 Visi, Misi, Budaya Kerja dan Filosofi Logo Baru PT. Bank
Negara Indonesia ...
II-2
2.3 Struktur Organisasi ...
II-5
2.4 Tugas dan Wewenang ...
II-7
2.5 Fasilitas yang Dimanfaatkan Karyawan... II-11
2.6 Karyawan dan Jam Kerja ... II-11
2.6.1 Karyawan ... II-11
2.6.2 Jam Kerja ... II-12
2.7 Produk ... II-13
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1 Pelayanan atau Jasa ... III-1
3.1.1 Klasifikasi Jasa ... III-2
3.2 Kepuasan Konsumen ... III-4
3.3 Metode
Service Quality
(
Servqual)
... III-6
3.3.1 Model
Importance-Performance Analysis
... III-10
3.4 Proses Penilaian Kualitas Pelayanan ... III-12
3.5 Metode Kano ... III-14
(4)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
3.5.1 Sejarah Model Kano ... III-14
3.5.2 Kategori-kategori Model Kano ... III-15
3.5.3 Prosedur Model Kano ... III-16
3.5.4 Analisis Kuantitatif Model Kano ... III-19
3.5.4.1 Menghitung Nilai DS dan CS ... III-20
3.5.4.2 Menentukan Titik CS dan DS ... III-20
3.5.4.3 Menggambar Kurva Hubungan S-CR ... III-21
3.5.4.4 Mengidentifikasi Fungsi Hubungan S-CR ... III-22
3.5.5 Keuntungan Mengidentifikasikan Kebutuhan Konsumen
Dengan Model Kano ... III-24
3.6 Pembuatan Kuesioner ... III-25
3.7 Validitas Data ... III-26
3.8 Reliabilitas Data ... III-27
3.9 Teknik
Sampling
... III-29
3.9.1
Probability Sampling
... III-29
3.9.2
Nonprobability Sampling
... III-30
3.10 Metode Penentuan Jumlah Sampel ... III-32
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1
(5)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
4.2 Jenis Penelitian ... IV-1
4.3 Objek Penelitian ... IV-1
4.4. Kerangka Konseptual ... IV-2
4.5 Identifikasi Variabel Penelitian ... IV-2
4.5.1 Variabel Independen ... IV-2
4.5.2 Variabel Dependen ... IV-3
4.6 Defenisi Variabel Operasional... IV-3
4.7 Instrumen Penelitian... IV-4
4.8 Sumber Data ... IV-4
4.9 Metode Pengumpulan Data ... IV-5
4.10 Populasi dan Sampel ... IV-6
4.11 Pelaksanaan Penelitian ... IV-7
4.12 Blok Diagram Prosedur Penelitian ... IV-9
4.13 Pengolahan Data ... IV-11
V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA...
V-1
5.1 Pengumpulan Data ...
V-1
5.1.1 Pembuatan dan Penyebaran Kuesioner ...
V-1
5.1.2 Rekapitulasi Kuesioner Kano ...
V-4
5.1.2.1 Ketentuan Evaluasi Model Kano ...
V-4
(6)
DAFTAR ISI (LANJUTAN)
BAB
HALAMAN
5.2 Pengolahan Data...
V-7
5.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ...
V-7
5.2.1.1 Uji Validitas ...
V-7
5.2.1.1.1 Uji Validitas Tingkat Kepuasan
Konsumen ...
V-7
5.2.1.1.2 Uji Validitas Tingkat Kepentingan
Konsumen ... V-13
5.2.1.1.3 Uji Validitas Model Kano ... V-19
5.2.1.2 Uji Reliabilitas ... V-24
5.2.1.2.1 Uji Reliabilitas untuk Tingkat Kepuasan
Konsumen ... V-24
5.2.1.2.2 Uji Reliabilitas untuk Tingkat
Kepentingan Konsumen ... V-26
5.2.1.2.3 Uji Reliabilitas untuk Model Kano ... V-28
5.2.2 Perhitungan Kualitas Pelayanan dengan Metode
Servqual
... V-30
5.2.2.1 Perhitungan Nilai
Gap
Kualitas Pelayanan... V-30
5.2.2.2 Pemetaan Hasil Perhitungan
Servqual
... V-32
5.2.3
Identifikasi Atribut Berdasarkan Model Kano…..
... V-35
5.2.4
Analisis Kuantitatif Kano………..
... V-37
(7)
5.2.4.1
Menghitung Nilai CS dan DS………
... V-37
5.2.4.2
Menentukan Titik CS dan DS………
... V-39
5.2.4.3 Menentukan Fungsi Kepuasan Konsumen... V-40
5.2.4.4 Melakukan
Plotting
Fungsi Kepuasan Konsumen V-44
VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL ... VI-1
6.1 Analisis
Data Kuesioner………....
VI-1
6.2 Analisis
Servqual……….
... VI-2
6.3 Analisis Model Kano ... VI-3
6.4 Analisis Kuantitatif Kano ... VI-5
6.5 Usulan Perbaikan ... VI-5
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1 Kesimpulan ... VII-1
7.2 Saran ... VII-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(8)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler
Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas
sarjana ini adalah “
Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Dengan
Integrasi Metode Servqual Dan Kano (Studi Kasus PT. Bank Negara Indonesia
KCP. Biro Rektor USU Medan
”
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas
sarjana ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan masukan yang
bersifat membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas
sarjana ini dapat bermanfaat bagi penulis, perpustakaan Universitas Sumatera
Utara, dan pembaca lainnya.
Medan, Februari 2015
Penulis,
(9)
ABSTRAK
Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya memberikan pelayanan
jasa pada masyarakat. Pelayanan yang didapatkan konsumen jika tidak sesuai
dengan yang diinginkan maka pihak manajemen dapat kehilangan kepercayaan
konsumen, hal ini akan menimbulkan suatu kerugian bagi pihak manajemen.
Penelitian pendahuluan yang dilakukan di Bank Negara Indonesia KCP. Biro
Rektor USU Medan menunjukkan bahwa masih banyak keluhan konsumen
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak bank. Sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen maka dilakukan penelitian pengukuran
tingkat kepuasan konsumen dan mengkategorikan keinginan konsumen Bank
Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU Medan. Metode yang digunakan adalah
integrasi metode
Servqual
dan Kano. Ada 11 atribut keinginan konsumen. Hasil
perhitungan
gap
antara keinginan dan kepentingan konsumen melalui analisis
servqual
, diperoleh bahwa layanan yang diberikan belum memuaskan
konsumennya karena keseluruhan
gap
bernilai negatif. Hasil pengkategorian
atribut dengan model Kano menunjukkan bahwa atribut pelayanan digolongkan
menjadi 4 kategori
must be
, 3 kategori
one dimensional
, dan 4 kategori
attractive
.
Atribut yang termasuk dalam kategori
must be
yaitu peraturan mudah dipahami,
persyaratan tidak berbelit-belit, adanya layanan
internet banking
dan
sms banking
serta bunga kompetitif. Atribut yang termasuk dalam kategori
one dimensional
yaitu pelayanan yang ramah dan sopan, jaminan dibawah naungan pemerintah
serta tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman. Atribut yang termasuk
dalam kategori
attractive
yaitu ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan,
penambahan jumlah CS dan
teller
, tersedianya
banking hall
yang nyaman serta
biaya administrasi bulanan yang rendah. Hasil dari analisa
servqual
(IPA) juga
menunjukkan atribut ini menduduki kuadran 1. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh maka diusulkan untuk melakukan penambahan jumlah CS dan
teller
,
pelatihan terhadap karyawan, pengurangan biaya administrasi bulanan dan secara
berkala melakukan evaluasi pelayanan jasa perbankan yang diberikan kepada
konsumen.
(10)
ABSTRAK
Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya memberikan pelayanan
jasa pada masyarakat. Pelayanan yang didapatkan konsumen jika tidak sesuai
dengan yang diinginkan maka pihak manajemen dapat kehilangan kepercayaan
konsumen, hal ini akan menimbulkan suatu kerugian bagi pihak manajemen.
Penelitian pendahuluan yang dilakukan di Bank Negara Indonesia KCP. Biro
Rektor USU Medan menunjukkan bahwa masih banyak keluhan konsumen
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak bank. Sebagai upaya untuk
memenuhi kebutuhan kepuasan konsumen maka dilakukan penelitian pengukuran
tingkat kepuasan konsumen dan mengkategorikan keinginan konsumen Bank
Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU Medan. Metode yang digunakan adalah
integrasi metode
Servqual
dan Kano. Ada 11 atribut keinginan konsumen. Hasil
perhitungan
gap
antara keinginan dan kepentingan konsumen melalui analisis
servqual
, diperoleh bahwa layanan yang diberikan belum memuaskan
konsumennya karena keseluruhan
gap
bernilai negatif. Hasil pengkategorian
atribut dengan model Kano menunjukkan bahwa atribut pelayanan digolongkan
menjadi 4 kategori
must be
, 3 kategori
one dimensional
, dan 4 kategori
attractive
.
Atribut yang termasuk dalam kategori
must be
yaitu peraturan mudah dipahami,
persyaratan tidak berbelit-belit, adanya layanan
internet banking
dan
sms banking
serta bunga kompetitif. Atribut yang termasuk dalam kategori
one dimensional
yaitu pelayanan yang ramah dan sopan, jaminan dibawah naungan pemerintah
serta tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman. Atribut yang termasuk
dalam kategori
attractive
yaitu ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan,
penambahan jumlah CS dan
teller
, tersedianya
banking hall
yang nyaman serta
biaya administrasi bulanan yang rendah. Hasil dari analisa
servqual
(IPA) juga
menunjukkan atribut ini menduduki kuadran 1. Berdasarkan hasil penelitian yang
diperoleh maka diusulkan untuk melakukan penambahan jumlah CS dan
teller
,
pelatihan terhadap karyawan, pengurangan biaya administrasi bulanan dan secara
berkala melakukan evaluasi pelayanan jasa perbankan yang diberikan kepada
konsumen.
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan, dan kemudian menyalurkan kembali dana tersebut
kepada masyarakat dalam bentuk jaminan untuk jangka waktu tertentu. Bank
termasuk perusahaan industri jasa karena produknya memberikan pelayanan jasa
kepada masyarakat. Perkembangan yang terjadi di tengah masyarakat yakni
banyaknya pelaku bisnis yang memasuki bisnis perbankan. Kalangan perbankan
berusaha merebut hati masyarakat agar mempercayakan uangnya disimpan di
bank. Persaingan yang semakin ketat menuntut bank untuk meningkatkan dan
mempertahankan kinerja yang dimiliki, lebih cerdas dan inovatif dalam
menciptakan peluang bisnis baru, membidik para konsumen baru, dan
mempertahankan konsumen lama.
PT. Bank Negara Indonesia merupakan salah satu bank yang beroperasi di
Medan, Sumatera Utara. Bank Negara Indonesia merupakan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMN) yang memiliki tujuan untuk berusaha di dalam bidang perbankan
baik secara konvensional maupun secara syariah. PT. Bank Negara Indonesia
KCP. Biro Rektor USU Medan merupakan salah satu kantor cabang pembantu
yang berada di Jl. Dr. T. Mansur no. 9 Kampus USU, Medan, Sumatera Utara.
Misi Bank BNI yaitu memberikan layanan terbaik dengan harga
kompetitif kepada seluruh konsumen dan meningkatkan nilai investasi yang
(12)
unggul sehingga memberikan kepuasan kepada konsumen. Kondisi riel bank ini
belum memuaskan konsumen dalam pelayanannya.
Penelitian pendahuluan dilakukan di Bank BNI KCP Biro Rektor USU
terhadap 30 orang konsumen tentang bagaimana persepsi konsumen terhadap
kualitas pelayanan yang diberikan oleh Bank BNI KCP Biro Rektor USU. Dari
hasil penelitian pendahuluan, sebanyak 8 orang (26%) menyatakan bahwa biaya
administrasi bulanan terlalu tinggi, 9 orang (30%) menyatakan bahwa petugas
masih kurang cepat dalam menanggapi keluhan konsumen, 15 orang (50%)
menyatakan bahwa jumlah CS dan
teller
masih kurang dan 9 orang (30%)
menyatakan bahwa persyaratan berbelit-belit, Hasil penelitian pendahuluan ini
menyebutkan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan belum memuaskan.
Solusi agar hal ini tidak terjadi yakni perlu dilakukan tindakan perbaikan
dari pihak perbankan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah memenuhi
kebutuhan konsumen dengan cara memberikan kualitas pelayanan perbankan
yang baik.
Sheila S (2003) dalam penelitiannya
“Pemetaan dan Evaluasi Kepuasan
Konsumen menggunakan Metode Kano berdasarkan Metode
Servqual
dalam
Upaya Mendukung Kualitas Produksi di PT. X” menunjukkan bahwa terdapat 6
atribut yang masuk ke dalam kategori kelemahan yang harus ditingkatkan untuk
memenuhi kepuasan konsumen yaitu pengiriman tepat waktu, kesigapan
karyawan dalam memberikan pelayanan, sungguh-sungguh mengutamakan
kepentingan konsumen, penyampaian informasi yang jelas, kemampuan
komunikasi yang baik dan perilaku karyawan.
(13)
Penelitian yang dilakukan oleh Anggelinda (2013) mengenai kualitas
pelayanan dengan menggunakan integrasi QFD,
Servqual
, Kano dan
Goal
Programming
di sebuah bank menunjukkan bahwa variabel pelayanan yang
dinilai dengan metode
Servqual
memiliki nilai gap yang paling besar.
Berdasarkan persepsi konsumen, keseriusan dan kecepatan petugas menanggapi
keluhan konsumen belum dapat memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen.
Menurut kategori Kano, atribut suku bunga yang tinggi, kecepatan petugas
menanggapi keluhan konsumen, adanya layanan Kliring nasional, adanya layanan
SMS Banking
merupakan kategori
Must-be
. Sedangkan adanya program undian,
biaya administrasi yang rendah adalah 2 hal yang merupakan kategori
attrative
Penelitian ini berjudul “
Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan
Dengan Integrasi Metode Servqual Dan Kano”.
Model servqual digunakan untuk
memberikan informasi penting mengenai adanya kesenjangan (
gap
) antara
pelayanan yang diharapkan dengan pelayanan yang diterima. Sedangkan model
KANO merupakan suatu model yang bertujuan untuk mengkategorikan atribut
dari produk/jasa berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut mampu
memuaskan kebutuhan konsumen. Dalam model Kano membedakan tipe-tipe jasa
yang diinginkan yang dapat mempengaruhi kepuasan konsumen, yaitu: kategori
must be requirements
(atribut dasar),
one dimensional requirements
(atribut yang
diharapkan), dan
attractive requirements
(atribut yang dapat meningkatkan
kepuasan konsumen.
Berdasarkan hasil pengamatan maka dilakukan penelitian untuk
menganalisis kepuasan konsumen dan mengetahui kategori keinginan konsumen.
(14)
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
permasalahan pada penelitian ini adalah kualitas pelayanan jasa yang belum terpenuhi
dengan baik yang menimbulkan banyaknya keluhan konsumen sehingga perlu
diidentifikasi atribut yang menjadi kepuasan dan kepentingan konsumen berdasarkan
integrasi Servqual dan Kano dan untuk mengetahui kategori keinginan konsumen bank.
1.3.
Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keinginan dan
kebutuhan konsumen PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU untuk
memperbaiki kualitas layanan dengan menerapkan metode Servqual dan Kano.
Sedangkan tujuan khusus penelitian ini, adalah:
1. Mengukur tingkat kepuasan konsumen.2. Mengetahui kategori keinginan konsumen.
3. Mengusulkan perbaikan pelayanan bank.
1.4.
Batasan Masalah dan Asumsi
Batasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian dilakukan terhadap konsumen PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro
Rektor USU di Jl. Dr. T. Mansur No. 9, Kampus USU, Medan, Sumatera Utara.
2. Mendefinisikan keinginan konsumen dalam penelitian ini dengan menggunakan data
kuisioner yang diisi oleh konsumen perbankan PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro
(15)
3. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Service Quality
(Servqual) dan Kano.
4. Kriteria Service Quality hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang termasuk di dalam
dimensi-dimensi Service Quality, yaitu tangibles, reliability, responsiveness,
assurances, dan emphaty.
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Konsumen berumur 17-60 tahun yang memiliki pengetahuan cukup tentang
pelayanan dari PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU untuk dapat
memberikan penilaian pada pertanyaan dalam kuisioner.
2. Selama penelitian berlangsung, sistem layanan di PT. Bank Negara Indonesia KCP.
Biro Rektor USU berjalan normal.
3. Interpretasi konsumen terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuisioner adalah sama dengan yang dimaksud peneliti.
1.5.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain:
1. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperolehselama di bangku perkuliahan dengan ikut memecahkan permasalahan yang ada di
perusahaan khususnya mengenai konsep jasa, kualitas, metode serta aplikasinya di
lapangan.
2. Departemen Teknik Industri dapat meningkatkan hubungan kerja sama dengan
perusahaan.
3. Perusahaan mendapat masukan mengenai atribut-atribut pelayanan yang dianggap
(16)
sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan mengenai pelayanan
dan kinerja terhadap pelayanan bank.
1.6.
Sistematika Penulisan Tugas Sarjana
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas sarjana ini
akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan menguraikan tentang latar belakang permasalahan
yang terdiri dari keluhan konsumen serta jurnal penelitian metode
servqual
dan kano, kemudian rumusan permasalahan, tujuan
penelitian untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan konsumen
PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU, manfaat
penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika
penulisan tugas sarjana.
BAB II
Gambaran umum perusahaan menguraikan tentang gambaran
umum perusahaan yang menjelaskan tentang sejarah perusahaan,
ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan, daerah pemasaran,
organisasi dan manajemen, struktur organisasi, pembagian tugas
dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja serta
sistem pengupahan dan fasilitas lainnya.
BAB III
Landasan teori menguraikan tentang tinjauan-tinjauan kepustakaan
yang berisi teori-teori yang berhubungan dengan kualitas
pelayanan jasa, penilaian kepuasan konsumen, teknik pengambilan
(17)
sampel, uji validitas dan reliabilitas, upaya perbaikan kualitas
pelayanan dengan metode
Servqual
dan Kano.
BAB IV
Metodologi penelitian menguraikan tentang metodologi yang
digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi
tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan-tahapan serta ringkas
disertai diagram alirnya.
BAB V
Pengumpulan dan pengolahan data memuat tentang data-data hasil
penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran
yang dilakukan di lapangan sebagai bahan untuk melakukan
pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan
masalah.
BAB VI
Analisis pemecahan masalah memuat analisis dan pembahasan
hasil dari pengolahan data dengan cara membandingkan dengan
teori-teori yang ada. Disamping itu, juga diupayakan untuk
memberikan perbandingan kondisi elayanan yang ada dengan
kondisi pelayanan yang diusulkan. Kemudian membuat atribut
berdasarkan dimensi
servqual
, dan melakukan prioritas perbaikan
dengan kano.
BAB VII
Kesimpulan dan Saran berisikan tentang kesimpulan yang dapat
diambil oleh penulis dan hasil penelitian ini serta rekomendasi
saran-saran yang perlu bagi perusahaan.
(18)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah PT. Bank Negara Indonesia
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik
Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946 yang terlebih dahulu
telah diresmikan oleh menteri keuangan A.A Maramis, hanya beberapa bulan
sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari
Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli
ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan
De Javsche Bank
yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada
tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank
sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank
devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini
melandasi pelayanan yang lebih baik dan luas bagi sektor usaha nasional. Sejalan
dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas
perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir
tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal
sebagai „BNI 46‟. Penggunaan
nama panggilan yang lebih mudah diingat
–
„Bank
(19)
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun
1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga
menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja
secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan
untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-
masa yang sulit. Sebutan „Bank BNI‟ dipersingkat menjadi
„BNI‟, sedangkan tahun pendirian –
„46‟ –
digunakan dalam logo perusahaan
untuk meneguhkan kebanggan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang
berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
2.2. Visi, Misi, Budaya Kerja dan Filosofi Logo Baru PT. Bank Negara Indonesia
Visi dan misi PT. Bank Negara Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Visi BNIMenjadi bank kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja.
(20)
layanan terbaik dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial
dan konsumer.
b. Misi BNI
1. Memberikan layanan prima yang bernilai tambah kepada seluruh konsumen,
dan selaku mitra pilihan utama (the bank choice)
2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan
berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
c. Filosofi Logo Baru
Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas
yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan posisi dan
arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan ekspresi brand baru yang
te susu da i sy ol da kata BNI ya g sela jut ya diko i asika dala
suatu bentuk logo baru BNI yang dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Logo Baru BNI
- Huruf BNI
Hu uf BNI di uat dala a a tu uoise a u, u tuk e e i ka
(21)
tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan
unik.
- “imbol 46
Angka 46 merupakan simbolisasi tahun kelahiran BNI, sekaligus mencerminkan
a isa se agai a k pe ta a di I do esia. Dala logo i i, a gka
diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna jingga untuk
menggambarkan BNI baru yang modern.
- Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan
warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise yang
digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra yang lebih
stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan
citra lebih percaya diri dan segar.
Logo da BNI e e i ka ta pula ya g ode da di a is.
Sedangkan penggunaan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal ini
akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan melalui identitas yang
unik, segar, dan modern.
d. Budaya kerja BNI
PRIN“IP e upaka tu tuta pe ilaku i sa BNI ya g te di i da i ilai udaya
kerja, yaitu:
- Profesional
- Integritas
- Orientasi konsumen
(22)
Enam nilai perilaku utama insan BNI:
- Meningkatkan kompetensi dan memberikan hasil terbaik
- Jujur, tulus dan ikhlas
- Disiplin, konsisten dan bertanggungjawab
- Memberikan layanan terbaik melalui kemitraan yang sinergis
- Senantiasa melakukan penyempurnaan
- Kreatif dan inovatif
2.3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU
Medan berbentuk fungsional dan lini. Adapun yang dimaksud fungsional dan lini
adalah bahwa organisasi diuraikan menjadi bagian-bagian atau unit-unit
berdasarkan fungsinya, dimana fungsi-fungsi tersebut saling berkaitan dan dibantu
oleh staff-staff yang mengawasi fungsi-fungsi tersebut. Struktur organisasi PT.
Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU Medan dapat dilihat pada Gambar
2.2.
2.4. Tugas dan Wewenang
PT. Bank Negara Indonesia KCP Biro Rektor USU memiliki pembagian
tugas, wewenang dan tanggung jawab dengan bagiannya masing-masing. Adapun
spesifikasi atau pembagian kerja tersebut yaitu:
(23)
Adapun tugas dan tanggung jawab pimpinan cabang antara lain:
a. Sebagai pimpinan tertinggi di perusahaan khususnya PT. BNI KCP Biro Rektor
USU Medan.
b. Mengkoordinir seluruh pegawai didalam melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Melakukan pengawasan terhadap seluruh aktivitas karyawan.
d. Melaksanakan ketentuan/instruksi perusahaan terhadap perkantoran cabang.
2. Bagian Bidang Pembina Kantor Layanan
Bagian ini juga disingkat dengan bagian PBY (Pimpinan Bidang Pembina
Kantor Layanan). Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai
berikut:
a. Menyediakan informasi dan pelayanan kepada konsumen.
b. Memberi penjelasan kepada calon konsumen tentang keunggulan produk yang
tersedia.
c. Memberi informasi tentang layanan transfer, setoran dan pemindahan.
3. Bagian Bidang Pelayanan Konsumen
Bagian ini juga disingkat dengan PBN (Pimpinan Bidang Pelayanan Konsumen).
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Mengupayakan pelayanan yang optimal.
b. Mengontrol setiap pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan bawahan.
(24)
d. Memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai keunggulan produk jasa
perbankan yang ditawarkan.
4. Bagian Pelayanan Uang Tunai I dan II
Bagian ini dibagi atas dua macam yakni PUT I dan PUT II yang tugas dan
tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Mengendalikan dan mengawasi setiap transaksi-transaksi harian konsumen.
b. Menangani penyelesaian transaksi konsumen.
5. Bagian Layanan Prima Cabang (LPC)
Adapun tugas dan tanggung jawab bagian LPC adalah sebagai berikut:
a. Membantu pimpinan bidang pelayanan konsumen atas segala aktivitas usaha
dan prestasi usaha cabang.
b. Memberikan informasi dan melayani konsumen atas produk unggul yang
ditawarkan.
6. Bagian Konsumen Cabang I dan II
Bagian ini juga disebut dengan PNC (Pimpinan Konsumen Cabang) yang terdiri atas
dua macam yakni PNC I dan PNC II yang tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai berikut:
a. Menjalankan perintah pimpinan layanan konsumen.
b. Melayani dan memberikan informasi sebaik mungkin kepada konsumen.
(25)
7. Bagian Penjualan Cabang I dan II
Bagian ini juga disebut dengan JUC (Penjualan Cabang) yang terdiri atas dua macam
yakni JUC I dan JUC II. Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pelayanan yang baik dan optimal kepada konsumen tentang
produk yang ditawarkan.
b. Mengelola transaksi kas konsumen.
8. Bagian Administrasi (ADM)
Bagian ini terdiri atas ADM I dan ADM II yang tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai berikut:
a. Mengelola semua laporan atas kegiatan jasa-jasa luar negri.
b. Menangani penjelasan transfer luar negri.
c. Membuat laporan pembukaan akhir bulan atas segala aktivitas perbankan
kantor cabang.
d. Membuat laporan keuangan perkantoran.
e. Melaporkan hasil laporan keuangan kepada pimpinan cabang.
9. Bagian Layanan Konsumen/Kantor Kas
Bagian ini disebut juga dengan KLN atau KK (Kantor Layanan Konsumen atau Kantor
Kas). Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan mutu pelayanan.
b. Mengupayakan lebih terjaminnya pelayanan bank.
(26)
10. Teller
Adapun tugas dan tanggung jawab teller adalah:
a. Melayani transaksi yang berhubungan dengan uang tunai (penyetoran dan
pengambilan uang tunai)
b. Melayani pencairan cek.
c. Kliring.
d. Pencetakan buku tabungan.
11. Customer Service
Tugas dari Customer Service adalah:
a. Melayani pembukaan dan penutupan rekening.
b. Memberikan informasi mengenai bank, dan menanggapi keluhan konsumen.
c. Memperkenalkan produk-produk BNI.
2.5. Fasilitas yang Dimanfaatkan Karyawan
Dengan adanya fasilitas-fasilitas pendukung di dalam perusahaan dapat
membantu karyawan-karyawan dalam menyelesaikan segala permasalahan dan
tugasnya masing-masing. Adapun fasilitas yang dapat dimanfaatkan karyawan adalah
sebagai berikut:
a. Seperangkat komputer termasuk printer dan scanner.
b. Fasilitas telepon.
c. Fasilitas internet.
d. Alat tulis, buku dan kertas.
(27)
f. Mesin fotocopy.
2.6. Karyawan dan Jam Kerja 2.6.1. Karyawan
Hingga saat ini jumlah karyawan PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor
USU Medan berjumlah 28 orang. Untuk lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. BNI KCP Biro Rektor USU Medan
No. Jabatan Jumlah (Orang)
1. Pemimpin Cabang 1
2. Pemimpin Bidang Pelayanan Konsumen 1
3. Pemimpin Bidang Pembinaan Kantor Layanan 1
4. Layanan Prima Cabang 2
5. Teller 2
6. Penjualan Cabang 3
7. Petugas DPT ATM 2
8. Petugas Non-Administrasi 2
(28)
10. Customer Service 2
11. Satpam dan Jaga Malam 5
12. Supir 4
Jumlah 28
Sumber: PT. BNI KCP. Biro Rektor USU Medan
2.6.2. Jam Kerja
Berdasarkan surat perjanjian bersama BNI-SP BNI No. DIR/063 dan No.
PKB-035/DPP-SP Bank BNI/2004 tanggal 10 Agustus 2004, maka jam kerja karyawan PT. Bank
Negara Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2. Ketentuan Jam Kerja Karyawan PT. Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU Medan
KARYAWAN KETENTUAN JAM KERJA
Jenjang Asisten Ke Atas Hari Senin-Kamis: Pukul 08.00-17.00
Istirahat: Pukul 12.00-13.00
Hari Jumat: Pukul 08.00-17.00
Istirahat: Pukul 11.30-13.00
(29)
Hari Jumat: Pukul 07.30-16.30
Supir Hari Senin-Jumat: Pukul 07.30-17.00
Istirahat mengikuti jenjang asisten
Sumber: PT. BNI KCP. Biro Rektor USU Medan
2.7. Produk
PT. Bank Negara Indonesia memiliki beberapa jenis produk keuangan yang dapat
dibedakan atas beberapa jenis, diantaranya adalah yang diperuntukkan bagi individual.
Produk-produk tersebut adalah:
a. BNI TAPENAS (Tabungan Pendidikan Anak Sekolah)
BNI TAPENAS, yaitu simpanan berjangka untuk investasi dana pendidikan anak
dengan manfaat asuransi yang diperuntukkan bagi konsumen perorangan.
Manfaatnya adalah:
- Mendapatkan kepastian dana untuk pendidikan anak sesuai rencana, walaupun
sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada orang tuanya.
- Mendapatkan manfaat asuransi secara cuma-cuma.
- Mendapat bunga tinggi untuk sarana investasi.
b. BNI Taplus Utama
BNI Taplus Utama ini merupakan simpanan masyarakat secara perorangan dalam
bentuk valuta rupiah yang transaksi penyetoran dan penarikannya dapat dilakukan
setiap saat melalui teller, dan fasilitas melalui ATM maupun phoneplus.
(30)
- Memperoleh manfaat ganda yaitu bunga yang lebih tinggi, konsumen mendapat
jaminan asuransi kecelakaan diri sebesar saldo tabungannya.
- Mendapatkan Kartuplus Utama yang berfungsi sebagai penarikan uang tunai di
ATM BNI sampai dengan Rp. 10.000.000/hari, penarikan di ATM berlogo Cirrus
di dalam/luar negeri dan belanja di merchant yang berlogo Maestro di seluruh
dunia.
- Menyetor dan mengambil uang dapat dilakukan di semua cabang/capem BNI.
- Menggunakan Taplus Utama untuk pembayaran telepon/handphone, listrik, air,
kartu kredit dan kewajiban lainnya melalui BNI.
- Mendapatkan fasilitas phoneplus BNI secara otomatis.
c. BNI Haji
Bagi calon jemaah haji tabungan ini adalah sarana pas untuk mendapatkan
kepastian porsi keberangkatan menunaikan ibadah haji sesuai keinginan anda dalam
masa keberangkatan tertentu. Keunggulan dari BNI Haji adalah:
- Memperoleh souvenir (berupa barang) pada saat membuka rekening (selama
persediaan masih ada).
- Memperoleh souvenir (berupa barang) pada saat pelunasan BPIH (Biaya
Penyelenggaraan Ibadah Haji).
- Memperoleh nomor porsi keberangkatan haji setelah dana mencapai nilai
tertentu (dhi Rp. 20.000.000) dan mendaftar di Kantor Depag setempat. Gratis
perlindungan asuransi dengan nilai manfaat sampai senilai biaya Haji.
(31)
BNI Dollar adalah simpanan dalam mata uang dollar yang memiliki nilai tukar lebih
stabil dan aman dari risiko turunnya nilai rupiah serta memberi kemudahan dalam
bertransaksi. Keuntungan menggunakan BNI Dollar ini adalah:
- Mendapatkan suku bunga menarik dan dihitung atas dasar saldo harian
sehingga lebih menguntungkan.
- Mendapatkan biaya administrasi bulanan yang sangat ringan untuk benefit yang
anda peroleh.
- Menyetorkan uang secara tunai dalam pecahan USD 100 dengan total setoran
maksimal USD 50.000 per hari bebas biaya.
- Mendapatkan fasilitas jaminan asuransi kecelakaan diri gratis sehingga anda
akan merasa semakin nyaman dan tenang karena secara otomatis dilindungi
asuransi kecelakaan diri dengan nilai pertanggungan.
- Mendapatkan 100% dari saldo atau maksimal USD 100.000 untuk cacat tetap
total atau meninggal dunia.
- Mendapatkan persentase tertentu dari saldo untuk cacat tetap sebagian.
- Mendapatkan 10% dari saldo atau maksimal USD 1.000 untuk rawat inap.
- Memperoleh kredit BNI Instan dengan menggunakan BNI Dollar anda.
e. BNI SIMPONI
Pensiun BNI SIMPONI (Simpanan BNI) adalah layanan program pensiun yang
diselenggarakan oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan BNI dan bias diikuti oleh
semua lapisan masyarakat apapun profesinya, baik sebagai pegawai negeri,
karyawan BUMN/BUMD, perusahaan swasta ataupun anda yang berprofesi sebagai
notaris, akuntan, dokter, pedagang, konsultan, petani maupun mahasiswa dan
(32)
- Pensiun Normal
Pensiun diberikan kepada peserta pada saat mencapai usia pensiun yang
ditetapkan peserta pada awal masa kepesertaan.
- Pensiun Dipercepat
Pensiun diberikan kepada peserta yang minimal berusia 10 (sepuluh) tahun
sebelum usia pensiun normal dan berhenti dari kepesertaan.
- Pensiun Ditunda
Pensiun diberikan kepada peserta yang berhenti kepesertaannya sebelum usia
pensiun dipercepat.
- Pensiun Cacat
Pensiun cacat dibayarkan kepada peserta yang mengalami cacat tetap dan tidak
dapat melanjutkan iurannya.
- Pensiun Meninggal
Pensiun karena peserta meninggal dunia sebelum Usia Pensiun Normal, manfaat
pensiun dibayarkan kepada janda/duda atau ahli waris peserta.
Keuntungan bagi peserta BNI SIMPONI:
- Dapat membayar iuran secara fleksibel, baik jumlah maupun frekuensinya.
- Iuran yang disetorkan berikut hasil pengembangannya mendapat fasilitas pajak
(pajak ditunda) selama masa kepesertaan.
- Dapat e e tuka a aha i estasi da a ya, se ta e pe oleh return yang
(33)
- Dengan penghasilan yang terbatan berpeluang memperoleh pembayaran
manfaat pensiun secara berkala bulanan seumur hidup.
- Dana peserta akan dikembangkan dan hasil pengembangannya diperhitungkan
secara harian.
f. BNI Deposito
BNI Deposito merupakan simpanan yang aman, menguntungkan dan pencairannya
bergantung kesepakatan. Jenisnya dapat berupa Rupiah dan valuta asing. Adapun
manfaat BNI deposito ini adalah:
- Mendapat bunga secara berkala.
- Memberikan kepastian untuk memupuk dana perusahaan/pribadi.
- Dapat digunakan sebagai agunan kredit.
- Sangat tepat untuk jaminan masa depan perusahaan/keluarga/ahli waris.
- Aman karena tidak dapat dicairkan oleh orang lain tanpa surat kuasa.
g. BNI Giro
BNI Giro adalah produk simpanan yang dapat ditarik kapan saja. Penarikan dapat
menggunakan cek dan bilyet giro, surat perintah pembayaran atau
pemindahbukuan. Jenisnya dapat berupa Rupiah atau valuta asing. Adapun manfaat
BNI Giro adalah:
- Dapat jasa giro menarik dihitung atas dasar saldo harian.
- Dapat dibuka atas nama perorangan maupun perusahaan.
- Dapat dibuka dalam mata uang rupiah maupun valas sesuai dengan kebutuhan
bisnis.
- Dapat menentukan waktu pengiriman rekening koran (harian, mingguan,
(34)
- Tersedia pilihan rekening gabungan atau join account.
Sedangkan kemudahan dan keuntungan BNI Giro adalah:
- Penarikan dapat menggunakan Cek/BO, perintah pembayaran lainnya
pemindahbukuan dan ATM (khusus giro perorangan IDR).
- Penyetoran tunai bank notes USD ke rekening giro valas USD hingga USD 50.000
per hari dalam denominasi USD 100 bebas biaya.
- Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan secara tunai maupun non tunai, baik
mata uang Rupiah, USD maupun mata uang lainnya.
- Pentransaksian secara on-line.
- Dukungan lebih dari 920 kantor cabang on-line dan lebih dari 2.300 BNI ATM.
- Dilengkapi dengan Intercity Clearing, mempermudah anda untuk bertransaksi
bisnis antar wilayah.
h. Deposito On-Call (DOC)
Deposito On-Call (DOC) merupakan produk BNI dalam bentuk penempatan dana giro
untuk jangka waktu tertentu (7 s/d 20 hari). Jenisnya juga dapat berupa rupiah dan
valuta asing. Manfaat penggunaan DOC ini adalah memberikan peluang besar dalam
jangka waktu tertentu dan mendayagunakan dana dengan memperoleh pendapatan
(35)
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1. Pelayanan atau Jasa1
Jasa memiliki perbedaan yang cukup mendasar jika dibandingkan dengan
produk fisik manufaktur. Kualitas suatu jasa lebih sulit dievaluasi oleh konsumen
dibandingkan dengan kualitas suatu produk fisik. Jasa didefinisikan sebagai
tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan kepada suatu pihak kepada pihak
yang lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan
kepemilikan apapun.
Kotler mendefinisikan pelayanan sebagai setiap tindakan atau perbuatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lainnya yang pada dasarnya
bersifat tidak berwujud (
intangible
) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
Pelayanan atau jasa memiliki empat karakteristik umum yang
membedakannya dengan barang, yaitu:
6. Tidak berwujud (intangible)
Jasa adalah tidak nyata. Tidak seperti produk fisik, ia tidak dapat dirasakan, dikecap
atau didengar sebelum ia dibeli. Orang yang mendapat facelift tidak dapat melihat
hasilnya sebelum pembelian, dan pasien dalam kantor psikiater tidak dapat
meramalkan hasilnya. Untuk mengurangi ketidakpastian, pembeli akan mencari
tanda atau bukti dari mutu jasa tersebut.
7. Tidak terpisahkan (inseparability)
1
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta. 1993. hal. 548-553
(36)
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Hal ini tidak berlaku
pada barang fisik yang diproduksi, ditempatkan pada persediaan, didistribusikan
melalui pengecer, dan akhirnya dikonsumsi.
8. Bervariasi (variability)
Jasa-jasa sangat bervariasi, karena ia tergantung kepada siapa yang menyediakan
jasa dan kapan serta dimana ia disediakan. Para pembeli jasa akan berhati-hati
terhadap keragaman ini dan sering kali akan membicarakannya dengan yang lain
sebelum memilih seorang penyedia jasa.
9. Mudah lenyap (perishability)
Jasa tidak dapat disimpan. Kursi kereta api yang kosong, kamar hotel yang tidak
dihuni atau jam tertentu tanpa pasien di tempat praktik seorang dokter, akan
berlalu/hilang begitu saja karena tidak dapat disimpan untuk dapat dipergunakan di
lain waktu. Hal ini tidak menjadi masalah bila permintaannya tetap karena mudah
untuk menyiapkan pelayanan untuk permintaan tersebut sebelumnya.
3.1.1. Klasifikasi Jasa
Klasifikasi jasa sangat membantu dalam batasan-batasan dari suatu industri jasa,
sehingga tidak hanya memberikan pemahaman akan kebutuhan dan perilaku konsumen
secara lebih baik, akan tetapi dalam memberikan pemahaman sistem pengelolaan data
yang lebih baik. Namun pada industri jasa masih didominasi oleh orientasi kepada
operasi yang menyatakan bahwa industri jasa sangat beragam dan berbeda. Untuk itu
klasifikasi jasa sangat diperlukan pihak perusahaan dalam memberikan pemahaman
(37)
Menurut Phitip Kotler (2002:429), komponen jasa merupakan suatu bagian yang
sedikit atau utama dari seluruh penawaran, hal tersebut dapat dibedakan menjadi lima
kategori antara lain:
1. Pure Tangible Good, barang berwujud yang hanya meliputi barang yang dapat dilihat
seperti sabun, pasta gigi, atau gula. Tidak terdapat jasa yang mendampingi produk
tersebut.
2. Tangible Good With, Accompanying Service, barang berwujud dengan jasa
tambahan yang terdiri dari barang nyata, disertai oleh satu atau lebih jasa untuk
memperkuat daya tarik konsumen. Misalnya penjualan mobil atau komputer yang
sangat bergantung pada kualitas barang tersebut dan tersedianya pelayanan
purna-jual atau bergaransi.
3. Hiebried, terdiri dari barang dan jasa dengan properti yang sama seperti restoran
yang harus didukung oleh makanan dan pelayanannya.
4. Mayor Service With Accompanying Minor Good and Service, terdiri dari jasa utama
utama dan jasa tambahan atau barang pelengkap lainnya, misalnya penumpang
penerbangan membeli jasa transportasi. Dalam penerbangannya disertai juga
pelayanan tambahan seperti makanan dan minuman serta majalah.
5. Pure Service, jasa murni, yang menawarkan suatu jasa seperti jasa penjaga bayi,
memasukkan pelayanan psikoterapi dalam pemijatan (massage).
3.2. Kepuasan Konsumen2
Menurut Kotler (2003), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi atau kesannya
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.
2
(38)
Menurut Hurrtyati (2003), konsumen adalah pihak yang memaksimalkan nilai,
mereka yang membentuk harapan akan nilai dan bertindak berdasarkan itu.
Menurut Tse dan Wilton (2004), kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah
respon konsumen terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau dikonfirmasi yang dirasakan
antara harapan sebelumnya (atau norma kinerja lainnya) dan kinerja aktual produk yang
dirasakan setelah pemakaiannya.
Kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan
kinerja/hasil yang dirasakan dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan merupakan
fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Kinerja yang
dibawah harapan akan membuat konsumen kecewa dan kinerja yang sesuai dengan
harapan akan membuat konsumen puas. Hal ini juga berlaku bila kinerja melebihi
harapan maka konsumen akan merasa puas. Harapan konsumen akan dibentuk oleh
pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar
dan saingannya. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap
harga dan memberi komentar yang baik terhadap perusahaan.
Menurut Kotler, dalam mengukur tingkat kepuasan dapat digunakan beberapa
metode yaitu:
1. Complaint and suggestion systems
Metode complaint and suggestion systems menyediakan pusat pelayanan konsumen
yang memudahkan konsumen menyampaikan saran dan keluhan mereka terhadap
layanan atau produk yang dibeli perusahaan.
2. Customer satisfaction surveys
Metode customer satisfaction surveys menerapkan prinsip survei dengan
(39)
untuk menanyakan tingkat kepuasan konsumen tersebut terhadap layanan atau
produk yang dihasilkan perusahaan.
3. Ghost shopping
Metode customer satisfaction surveys menyewa beberapa orang sebagai pembeli
potensial (ghost shopper) yang akan mengamati kegiatan perusahaan dalam
melayani konsumen kemudian melaporkannya ke pihak manajemen perusahaan
mengenai apa yang telah mereka amati, baik hal-hal yang baik maupun yang buruk
dalam pelayanan perusahaan terhadap konsumen.
4. Last customer analysis
Metode last customer analysis menghubungi konsumen yang telah berhenti
membeli produk atau layanan perusahaan yang bersangkutan dan membeli dari
pesaing. Penerapan metode last customer analysis terhadap tingkat kehilangan
konsumen dapat diketahui berapa persen dari konsumen yang tidak merasa puas
atau produk layanan yang diberikan oleh perusahaan.
Manfaat dari pengukuran kepuasan konsumen adalah untuk menemukan bagian
yang membutuhkan peningkatan. Hal yang dapat dilihat dari konsumen secara langsung
atau dari keluhan konsumen adalah alat untuk mengukur kepuasan konsumen.
Pemahaman atas kepuasan konsumen akan bermanfaat untuk beberapa hal yaitu:
a. Memberikan kontribusi dalam mempersiapkan perusahaan menghadapi persaingan.
b. Hubungan antara perusahaan dan para konsumennya menjadi harmonis.
c. Mendorong terciptanya loyalitas konsumen.
d. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan perusahaan.
e. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata konsumen.
(40)
3.3. Metode Service Quality (Servqual)3
Definisi kepuasan konsumen adalah persepsi konsumen terhadap suatu
pelayanan yang didapatkannya. Kualitas jasa memiliki lima dimensi dasar. Jasa
yang diharapkan (
expected services
) dan jasa yang dirasakan (
perceived service
)
memiliki dimensi yang sama. Dimensi ini dinilai sewaktu konsumen diminta
untuk menyatakan
expected
dan
perceived services
yang diterimanya. Dimensi
kualitas jasa tersebut adalah:
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan
sarana komunikasi.
2. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang
dijanjikan dengan segera, akurat dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam
membantu konsumen dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan karyawan dalam melayani konsumen, kecepatan karyawan
dalam menangani transaksi, dan penanganan keluhan konsumen.
4. Jaminan (assurance), meliputi kemampuan karyawan atas pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan dalam
memberikan pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi, kemampuan
dalam memberikan di dalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan
dalam menentukan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.
Dimensi jaminan ini merupakan gabungan dari dimensi:
3
(41)
a. Kompetensi (competency), artinya keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki
oleh karyawan untuk melakukan pelayanan.
b. Kesopanan (courtesy), yang meliputi keramahan, perhatian, dan sikap para
karyawan.
c. Kredibilitas (credibility), meliputi hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan
kepada perusahaan, seperti reputasi, prestasi, dan sebagainya.
5. Empati (empathy), yaitu perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada konsumen, seperti kemudahan untuk menghubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan konsumen, dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumennya.
Dimensi empati ini merupakan gabungan dari dimensi:
a. Akses (access), meliputi kemudahan untuk memanfaatkan jasa yang ditawarkan
perusahaan.
b. Komunikasi (communication), merupakan kemampuan melakukan komunikasi
untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan
dari konsumen.
c. Pemahaman pada konsumen (understanding the customer), meliputi usaha
perusahaan untuk mengetahui dan memahami kebutuhan dan keinginan
konsumen.
Suatu model kualitas jasa yang menyoroti syarat-syarat utama dibentuk agar
penyedia jasa mampu memberikan kualitas jasa yang diharapkan. Model itu
mengidentifikasi lima gap yang mengakibatkan kegagalan penyampaian jasa. Kelima gap
(42)
1. Gap 1: Persepsi Manajemen, yaitu adanya perbedaan penilaian pelayanan menurut
pengguna jasa dan persepsi manajemen mengenai harapan pengguna jasa.
Kesenjangan ini terjadi karena kurangnya orientasi riset pemasaran, pemanfaatan
yang tidak memadai atas penemuan penelitian, kurangnya interaksi antara pihak
manajemen dan konsumen, komunikasi dari bawah ke atas kurang memadai serta
terlalu banyaknya tingkat manajemen. Dengan kata lain, manajemen tidak selalu
dapat merasakan apa yang diinginkan para konsumen secara cepat.
(43)
2. Gap 2: Spesifikasi Kualitas, yaitu kesenjangan antara persepsi manajemen mengenai
harapan pengguna jasa dan spesifikasi-spesifikasi kualitas jasa yang ditetapkan.
Kesenjangan ini terjadi antara lain karena tidak memadainya komitmen manajemen
terhadap kualitas jasa, persepsi mengenai ketidaklayakan, tidak memadainya
standarisasi tugas dan tidak adanya penyusunan tujuan.
3. Gap 3: Penyampaian Jasa, yaitu kesenjangan antara spesifikasi kualitas jasa dan
penyerahan jasa (delivery service). Karyawan perusahaan mungkin kurang dilatih
atau bekerja melampaui batas dan tidak memenuhi standar atau mereka
dihadapkan pada standar-standar bertentangan.
4. Gap 4: Komunikasi Pemasaran, yaitu kesenjangan yang terjadi antara jasa yang
diberikan melalui iklan, humas, dengan penyampaian layanan yang sesungguhnya.
Harapan konsumen dipengaruhi oleh pernyataan-pernyataan yang dibuat oleh wakil
dan iklan perusahaan.
5. Gap 5: Penyampaian Jasa, yaitu perbedaan persepsi antara yang dirasakan dengan
jasa yang diharapkan oleh konsumen. Adanya perbedaan antara jasa yang dirasakan
dan yang diharapkan konsumen.
3.3.1. Model Importance-Performance Analysis4
Martilla dan James (1977) menyatakan bahwa model IPA merupakan
hubungan antara kepentingan dan kinerja pada perspektif konsumen sehingga
model IPA diaplikasikan untuk mengukur kualitas pelayanan.
4
Tzeng, Gwo-Hshing dan Hung-Fan Chang. 2011. Applying Importance-Performance Analysis as a Service Quality Measure in Food Service Industry. Universitas Alberto Hurtado. Journal of Technology Management & Innovation. ISSN: 0718-272.
(44)
Model IPA mengukur kepentingan dan kepuasan konsumen, dan
mengembangkan hubungan produk yang spesifik berdasarkan atribut yang
diproritaskan (Sampson dan Showalter, 1999). Kuadran-kuadran pada model IPA
didasarkan pada rata-rata kepentingan dan kepuasan (kinerja). Keempat kuadran
dan implikasinya dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Keempat Kuadran dan Implikasi dari IPA
Kuadran
Implikasi
Kuadran I
Konsentrasi di sini
Atribut dianggap sangat penting untuk konsumen,
tetapi perusahaan memiliki tingkat kinerja yang
cukup rendah. Hal ini menunjukkan bahwa upaya
perbaikan harus terkonsentrasi di sini.
Kuadran II
Tetap bekerja dengan
baik
Atribut yang dianggap sangat penting untuk
konsumen, dan pada saat yang sama perusahaan
memiliki tingkat kinerja yang tinggi. Oleh karena itu,
perusahaan harus tetap bekerja dengan baik terhadap
atribut-atribut ini.
Kuadran III
Prioritas yang lebih
rendah
Atribut memiliki tingkat kepentingan dan tingkat
kinerja yang rendah, sehingga perusahaan tidak harus
berkonsentrasi pada atribut ini karena atribut tidak
dianggap sangat penting.
Kuadran IV
Kemungkinan berlebihan
Atribut memiliki tingkat kepentingan yang rendah
tetapi kinerja relatif tinggi. Konsumen puas dengan
(45)
kinerja
perusahaan,
tetapi
perusahaan
harus
mempertimbangkan usaha yang dikeluarkan pada
atribut
sehingga
usaha
tersebut
tidak
berlebihan/sesuai dengan keperluan.
Secara grafis, IPA dibagi menjadi 4 kuadran, yang dapat dilihat pada
Gambar 3.2.
Gambar 3.2. Model IPA
3.4. Proses Penilaian Kualitas Pelayanan5
Proses penilaian suatu jasa oleh konsumennya dimulai sebelum ia
berinteraksi dengan penyedia jasa itu sendiri. Sebelum berinteraksi, konsumen
5
(46)
melakukan penjajakan apakah penyedia jasa akan bias memenuhi kebutuhannya.
Dibenak konsumen terbentuk jasa yang diharapkan (
expected services
) yang ia
rasakan pantas untuk diterimanya jika ia melakukan pembelian.
Proses penilaian awal untuk membentuk
expected services
dipengaruhi
oleh 4 faktor:
1. Word of mouth (kabar dari mulut ke mulut)
2. Personal needs (kebutuhan pribadi)
3. Past experience (pengalaman masa lalu)
4. Internal communication (komunikasi eksternal)
Kabar dari mulut ke mulut mengenai pengalaman orang dan reputasi penyedia
layanan menjadi salah satu masukan untuk membandingkan (jika belum pernah
mencoba sebelumnya). Sedangkan komunikasi eksternal yang dilakukan penyedia jasa
dan penyampaian janjinya akan membentuk expected services yang pantas dituntut dan
menjadi hak konsumen. Keempat faktor ini akhirnya membentuk jasa yang diharapkan
(47)
Gambar 3.3. Assesment/Evaluasi Konsumen terhadap Kualitas Jasa
3.5. Metode Kano6 3.5.1. Sejarah Model Kano
Model Kano merupakan suatu model yang bertujuan mengkategorikan
atribut-atribut dari produk atau jasa berdasarkan seberapa baik produk/jasa tersebut mampu
memuaskan kepuasan konsumen. Model ini dikembangkan oleh Profesor Noriaki Kano
dari Universitas Tokyo Rika (Kano, 1985). Professor Noriaki Kano bekerjasama dengan
para mahasiswanya memunculkan beberapa ide yang menjadi cikal bakalnya
perkembangan Model Kano, ide-ide tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
1. Ide/permintaan mengenai kualitas yang tidak dapat dilihat bias dibuat dapat
melihat. Para konsumen biasanya memiliki ide/permintaan dan sukar untuk dilihat.
6
Amran, Tiena G dan Ponti Ekadeputra. Pengukuran Kepuasan Konsumen Menggunakan Metode Kano dan Root Cause Analysis (Studi Kasus PLN Tangerang). Jurnal Teknik Industri. ISSN:1411-6340
(48)
Namun ide-ide tersebut dapat dibuat menjadi jelas dengan membuatnya menjadi
sebuah struktur (diagram pohon).
2. Untuk beberapa permintaan konsumen, kepuasan konsumen adalah seberapa besar
suatu produk/jasa dapat berfungsi secara maksimal. Pada Model Kano
diterjemahkan dengan did it very well yang diletakkan pada bagian kanan dari garis
horizontal, seperti terlihat pada Gambar 3.4.
3. Beberapa permintaan konsumen tidak hanya One dimensional atau performance
needs atau linear tapi juga Attractive atau Excitement needs atau delighters atau
Must-be Basic needs atau Thereshold.
4. Permintaan konsumen dapat diklasifikasikan dengan menggunakan kuesioner.
(49)
3.5.2. Kategori-kategori Model Kano
Dalam metode Kano, kategori dari suatu produk dapat dibedakan menjadi:
1. Must-be atau Basic needs atau Timeshold: konsumen tidak puas apabila kinerja dari
atribut yang bersangkutan rendah. Tetapi kepuasan konsumen tidak akan meningkat
jauh diatas netral meskipun kinerja dari atribut tersebut tinggi.
2. One dimensional atau performance needs atau linear: tingkat kepuasan konsumen
berhubungan linier dengan kinerja atribut, sehingga kinerja atribut yang tinggi akan
mengakibatkan tingginya kepuasan konsumen pula.
3. Attractive atau Excitement needs atau delighters: tingkat kepuasan konsumen akan
meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut. Akan tetapi
penurunan kinerja atribut tidak akan menyebabkan penurunan tingkat kepuasan.
4. Reverse: apabila tingkat kepuasan konsumen berbanding terbalik dengan hasil
kinerja atribut, Questionable Result: apabila tingkat kepuasan konsumen tidak dapat
didefinisikan (terdapat kontradiksi pada jawaban konsumen) atau Indifferent:
apabila tingkat kepuasan konsumen tidak berpengaruh dari hasil kinerja atribut.
Kategori konsumen di atas akan berubah sesuai dengan perkembangan waktu.
Dengan memperhatikan Model Kano, menuntut perusahaan menciptakan produk/jasa
inovatif yang dapat menarik perhatian konsumen di atas Must-be dan One dimensional.
Strategi yang dapat diadopsi perusahaan adalah memproduksi produk/jasa yang
mempunyai attractive quality. Strategi ini mengharuskan perusahaan memperhatikan
bagaimana menciptakan attractive quality dalam proses pengembangan produk/jasa
(50)
3.5.3. Prosedur Model Kano
Langkah-langkah penelitian dengan menggunakan Model Kano adalah:
1. Identifikasi ide/permintaan konsumen atau menganalisa yang akan diukur.
2. Membuat kuesioner Kano.
Dalam pembuatan kuesioner yang perhitungannya menggunakan Model Kano maka
sifat dari kuesioner tersebut adalah setiap satu pertanyaan memiliki dua bagian
yaitu functional dan dysfunctional.
a. I like it that way.
b. It must be that way.
c. I am neutral.
d. I can live with it that way.
e. I dislike it that way.
Dalam membuat pertanyaan, pertanyaan yang telah diuji terlebih dahulu
validitas dan reliabilitas. Kelima variabel dalam Kano tersebut termasuk skala
Libert
, karena memiliki gradiasi dari sangat positif sampai sangat negatif.
Untuk setia variabel tidak diberi skor dalam pengolahan datanya tetapi
mengikuti langkah-langkah yang sesuai dengan Model Kano yaitu dengan
menggunakan Tabel Evaluasi Kano seperti terlihat pada Tabel 3.2.
(51)
Keterangan:
Q =
Questionable
(Diragukan)
R =
Reverse
(Kemunduran)
A =
Attractive
(Menarik)
I
=
Indifferent
(Netral)
O =
One dimensional
(Satu Ukuran)
M =
Must be
(Keharusan)
3. Memproses hasil jawaban kuesioner dengan menggunakan
Blauth’s formula
,
dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika jumlah nilai (
one dimensional + attractive + must be
) > jumlah nilai
(
indifferent + reverse + questionable
) maka
grade
diperoleh nilai paling
maksimum dari (
one dimensional, attractive, must be
).
b. Jika jumlah nilai (
one dimensional + attractive + must be
) < jumlah nilai
(
indifferent + reverse + questionable
) maka
grade
diperoleh nilai paling
maksimum dari (
indifferent, reverse, questionable
).
(52)
c. Jika jumlah nilai (
one dimensional + attractive + must be
) = jumlah nilai
(
indifferent + reverse + questionable
) maka
grade
diperoleh yang paling
maksimum di antara semua kategori Kano yaitu (
one dimensional,
attractive, must be
dan
indifferent, reverse, questionable
).
4. Menganalisa hasil proses.
Langkah yang dilakukan dengan memposisikan setiap atribut pertanyaan.
Untuk memposisikan diperlukan rata-rata dari
satisfaction
dan
dissaticfation
dari setiap atribut.
3.5.4. Analisis Kuantitatif Model Kano7
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, analisis kuantitatif Model Kano
kemudian dilakukan dengan empat langkah sebagai berikut: Menghitung nilai CS dan DS,
menentukan titik DS dan CS, plotting kurva hubungan antar kepuasan konsumen dengan
pemenuhan CR (S-CR) dan kemudian mengidentifikasi fungsi hubungan S-CR seperti
diilustrasikan pada Gambar 3.5. Analisis kuantitatif dimulai dengan hasil survei dari
Kuesioner Kano, kemudian diteruskan untuk memergunakan hasil yang diperoleh ke
diagram Kano.
7
Ting, Wang. 2008. Quality Function Deployment Optimization with Kano’s Model. Hongkong: the Hongkong Polytechnic University.
Kano‟s Model
The Kano questionare
The Kano diagram
Step 1
Calculate CS
and DS values
Step 2
Determine CS
and DS points
Step 3
Plot S-CR
relationship Curves
Step 4
Identify S-CR
relationship functions
(53)
Gambar 3.5. Empat Langkah Analisis Kuantitatif Model Kano
3.5.4.1.Menghitung Nilai DS dan CS
Berger et al. (Ber93) mengidentifikasi dua nilai penting dari kuesioner Kano
untuk analisis kuantitatif: Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction/CS) dan
Ketidakpuasan Konsumen (Customer Dissaticfaction/DS). CS mengidentifikasikan bahwa
kepuasan konsumen akan semakin meningkat jika perusahaan baik pada Keinginan
Konsumen (Customer Requirement/CR) tersebut. Sebaliknya DS mengidentifikasikan
bahwa ketidakpuasan konsumen akan semakin meningkat apabila perusahaan
memenuhi CR tersebut. Kedua nilai tersebut dihitung dengan persamaan di bawah ini
dimana a merepresentasikan jumlah respon konsumen sebagai atribut attractive dan o
untuk one-dimensional, m untuk must-be dan I untuk indifferent.
(54)
Di langkah sebelumnya, dua nilai CS dan DS dihitung. Satu masalah pada saat
menggunakan nilai CS dan DS ke dalam analisis kuantitatif adalah kesamaran dalam
mendefenisikan baik atau buruknya performansi CRs tertentu. Ketika nilai CS dan DS
dite tuka , istilah pe fo a si agus atau pe fo a si jelek tidak spesifik atau
terkuantifikasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, dua nilai asumsi CS dan DS
ditetapkan dibawah ini:
1. Jika perusahaan telah mencapai performansi yang baik untuk memenuhi CR
tertentu, level pemenuhan CR tersebut diasumsikan bernilai 1 yang berarti
terpenuhi secara lengkap.
2. Jika perusahaan gagal untuk memenuhi CR tertentu, level pemenuhan untuk CR
tersebut bernilai 0 yang berarti tidak terpenuhi secara lengkap.
Berdasarkan kedua asumsi ini, dua titik CS dan DS dapat dinyatakan dengan (1,
CS1), merupakan kepuasan konsumen ketika CR terpenuhi secara lengkap yang berarti
pemenuhan level CR adalah sama dengan 1. Titik DS dari CR dapat dinyatakan dengan (0,
DS1) yang merupakan ketidakpuasan konsumen ketika CR tersebut tidak tersedia yang
berarti pemenuhan level CR adalah sama dengan 0. Dengan memasukkan dua titik ini ke
model Kano, hubungan antara kepuasan konsumen dengan CR dapat terkuantifikasi
dengan cara yang lebih tepat. Nilai CS dan DS diperoleh oleh kuesioner Kano dapat
digunakan lebih jauh untuk menentukan titik CS dan DS untuk setiap CR.
3.5.4.3.Menggambar Kurva Hubungan S-CR
Setelah menentukan titik CS dan DS, kurva hubungan antara kepuasan
konsumen dengan pemenuhan CR (S-CR) dapat digambarkan. Sumbu horizontal
(55)
merepresentasikan kepuasan konsumen dengan skala rentang -1 sampai 1 dimana nilai
CS jatuh pada rentang positif dari sumbu vertical sementara nilai DS jatuh pada rentang
negatif.
Kurva hubungan S-CR yang diperhalus telah menghilangkan masalah
ketidakkonsustenan yang diidentifikasi oleh Berger, Et, Al. Kurva attractive yang
diperhalus mungkin memiliki nilai negative pada sisi disfungsional dari skala pemenuhan
CR. Secara bersamaan, kurva must-be mungkin memiliki nilai yang positif pada sisi
fungsionalnya dari skala pemenuhan CR. Sementara itu, nilai CS dan DS dari CRs secara
langsung diperoleh langsung dari hasil kuesioner yang disesuaikan dengan jawaban tabel
evaluasi Kano. Oleh karena itu, kurva hubungan S-CR yang diperhalus telah
menghilangkan kemungkinan inkonsistensi pada model Kano dan digambarkan
hubungan S-CR yang lebih akurat.
3.5.4.4.Mengidentifikasi Fungsi Hubungan S-CR
Langkah berikutnya adalah kira-kira mengkuantifikasi hubungan antara
kepuasan konsumen dan pemenuhan CR oleh fungsi yang disesuaikan. Secara umum,
fungsi hubungan S-CR dapat diekspresikan sebagai si = f(yi,a,b) dimana si menunjukkan
derajat kepuasan konsumen individual yang diperoleh dari CR, yi, menunjukkan tingkat
pemenuhan CRi yang berkisar antara 0 sampai 1 dan a, b adalah parameter penyesuaian
kategori Kano yang berbeda dari CR5. Diskusi berikut pada Tahap 2 pada cara bagaimana
menentukan fungsi hubungan S-CR untuk tiga tipe utama CRs.
(56)
Dengan memandang CRs yang one-dimensional, kurva hubungan dapat secara unik
diidentifikasi karena untuk dua titik yang jelas, hanya ada satu garis yang melewati
kedua garis itu. Fungsi hubungan dapat diekspresikan sebagai berikut:
Dimana ai adalah kemiringan dari garis lurus dan b adalah nilai DS pada saat nilai CR
sama dengan 0. Substitusi titik CS dan DS (I,CSi) dan (0,DSi) pada persamaan:
Oleh karena itu, fungsi S-CR untuk atribut one-dimensional adalah sebagai berikut:
2. Atribut Attractive
Fungsi S-CR untuk atribut attractive dapat diestimasikan sebagai fungsi eksponensial
sebagai berikut:
Sama halnya dengan atribut one-dimensional, ai merupakan parameter penyesuaian
kemiringan kurva dan bi merupakan penyesuaian level vertical kurva hubungan pada
diagram Kano. Substitusi titik CS dan DS ke dalam persamaan berikut:
Oleh karena itu, fungsi S-CR untuk atribut attractive adalah:
3. Atribut Must-Be
Fungsi S-CR dari atribut must-be juga dapat diestimasikan sebagai fungsi
eksponensial yang dapat dinyatakan: si = ai (-e -y
(57)
parameter penyesuaian kemiringan dari kurva dan bi merupakan penyesuaian dari
level vertical dari kurva hubungan pada diagram Kano.
Substitusi titik CS dan DS (1,CSi) dan (0,DSi) ke dalam persamaan:
Oleh karena itu, fungsi S-CR untuk atribut must-be adalah:
Integrasi tiga kasus ini bersama-sama, fungsi S-CR dapat dinyatakan dalam bentuk
umum : Si = af (yi) + b dimana f (yi) merupakan fungsi dasar yang menentukan
bentuk kurva hubungan, dimana a dan b adalah dua parameter penyesuaian.
3.5.5. Keuntungan Mengklasifikasikan Kebutuhan Konsumen dengan Model Kano8
Keuntungan mengklasifikasikan kebutuhan konsumen dengan menggunakan
model Kano antara lain:
1. Prioritas untuk pengembangan produk.
2. Kebutuhan produk mudah dipahami.
3. Model Kano untuk kepuasan konsumen digunakan sebagai prasyarat untuk
mengidentifikasi kebutuhan, hierarki dan prioritas konsumen (Griffin/Hauser,1993).
4. Metode Kano memberikan bantuan dalam tingkat pengembangan produk.
5. Menemukan dan memenuhi attractive requirements akan menciptakan sebuah
perbedaan yang sangat besar.
8
Puspitasari, Nia Budi, dkk. 2010. Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Integrasi Importance Performance Analysis (IPA) dan Model Kano (Studi Kasus di PT. Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jasa Jakarta). Vol V, No 3, September 2010.
(1)
11 Biaya administrasi bulanan yang rendah
A - 0,608 0,414 5 Sumber: Pengolahan Data
Berdasarkan Tabel 6.3. dapat diketahui bahwa kepuasan maksimum konsumen tertinggi pada atribut tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman dengan nilai kepuasan maksimum 0,465 sedangkan kepuasan maksimum konsumen terendah terdapat pada atribut bunga kompetitif dengan nilai kepuasan maksimum sebesar 0,293. Kepuasan konsumen maksimum pada atribut ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan yang merupakan atribut attractive berada pada urutan ke-6 padahal secara teoritis kepuasan maksimum atribut tersebut seharusnya lebih tinggi daripada atribut tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman yang merupakan atribut one-dimensional.
Nilai kepuasan konsumen dalam model yang dimaksud dihitung dengan menggunakan rumus CS (Customer Satisfaction) = (A+O)/(A+O+M+I). Atribut tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman, responden yang memilih persyaratan one dimensional yang paling banyak yaitu sebesar 27,27% (27 orang), dan yang memilih kategori attractive cukup banyak juga yaitu sebesar 19,19% (19 orang) yang menyebabkan atribut tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman merupakan atribut yang memiliki kepuasan maksimum tertinggi. Dalam atribut ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan konsumen yang memilih kategori attractive yang paling besar yaitu 25,25% (25 orang), sedangkan kategori one dimensional sebesar 12,12% (12 orang) disusul dengan kategori must be sebesar 21,21% (21 orang) sehingga menyebabkan kepuasan konsumen atribut
(2)
ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan yang berada pada kategori attractive tidak begitu tinggi masih lebih rendah dari pada atribut tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman.
6.5. Usulan Perbaikan
Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan pihak manajemen bank dapat menambah jumlah Customer Service dan Teller yang ada, setiap karyawan yang bekerja di Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU Medan dapat diberi pelatihan pelayanan perbankan agar dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen, dan penurunan biaya administrasi bulanan yang diberikan kepada konsumen Bank Negara Indonesia KCP. Biro Rektor USU Medan.
(3)
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelayanan Bank BNI KCP. Biro Rektor USU Medan belum memuaskan konsumen karena seluruh variabel pelayanan yang dinilai dengan metode servqual memiliki nilai gap yang negatif yang berarti harapan konsumen terhadap pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dipersepsikan selama ini. Berdasarkan persepsi konsumen, ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan masih dianggap kurang dan belum dapat memenuhi kebutuhan/keinginan konsumen dimana variabel pelayanan ini memiliki nilai gap terbesar dengan nilai -0,545.
2. Menurut kategori Kano, atribut peraturan mudah dipahami, persyaratan tidak berbelit-belit, adanya layanan internet banking dan sms banking, serta bunga kompetitif merupakan kategori must be. Atribut ketelitian, kesigapan dan kecepatan pelayanan, penambahan jumlah CS & Teller, tersedianya banking hall yang nyaman, serta biaya adm bulanan yang rendah merupakan kategori attractive, sedangkan atribut pelayanan yang ramah dan sopan, jaminan dibawah naungan pemerintah, serta tersedianya parkir konsumen yang baik dan aman merupakan kategori one dimensional. Pihak manajemen bank harus lebih memperhatikan keinginan dan kepuasan terhadap pelayanan perbankan yang berkategori must be dan one dimensional. Atribut yang berkategori must be merupakan kategori kebutuhan dasar
(4)
yang harus ada dalam pelayanan. Konsumen tidak puas bila kinerja dari atribut ini rendah. Pada atribut yang berkategori one dimensional pihak manajemen harus terus mengawasi kualitas pelayanannya karena jika kinerja atribut tinggi, kepuasan konsumen sangat mempengaruhi kepuasan konsumen. Jika kinerja atribut tinggi, kepuasan konsumen akan meningkat pula. Pada atribut yang berkategori attractive manajemen perlu meningkatkan pelayanannya karena tingkat kepuasan konsumen akan meningkat sangat tinggi dengan meningkatnya kinerja atribut sehingga hal ini akan dapat menciptakan nilai tambah bagi bank di mata konsumen.
7.2. Saran
Setelah melakukan penelitian tugas sarjana ini, adapun saran yang dapat diajukan antara lain:
1. Pihak manajemen sebaiknya melakukan evaluasi pelayanan jasa perbankan yang diberikan kepada konsumen secara berkala dan berkesinambungan sehingga dapat diketahui tingkat pelayanan yang telah dicapai dan rencana perbaikan yang harus dilakukan.
2. Pihak manajemen bank sebaiknya memfokuskan perhatiannya pada perbaikan variabel pelayanan yang belum dapat memenuhi kepuasan para konsumennya sesuai dengan urutan prioritas perbaikan.
3. Untuk penelitian sejenis maupun penelitian selanjutnya, disarankan agar dapat mempertimbangkan faktor biaya karena adanya keterbatasan anggaran perusahaan dalam proses pengembangan jasa.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Amran, Tiena G dan Ponti Ekadeputra. Pengukuran Kepuasan Pelanggan Menggunakan Metode Kano dan Root Cause Analysis (Studi Kasus PLN Tangerang). Jurnal Teknik Industri: ISSN:1441-6340.
Anggelinda. Optimasi Kualitas Pelayanan Perbankan dengan Menggunakan Model Goal Programming (Studi Kasus PT. Bank XYZ). Jurnal Teknik Industri. Volume 01/Nomor 01/2014.
Ginting, Rosnani. 2010. Perancangan Produk. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Philip, Kotler. 1993. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Puspitasari, Nia Budi, dkk. 2010. Analisis Kualitas Pelayanan dengan Menggunakan Integrasi Importance Performance Analysis (IPA) dan Model Kano (Studi Kasus di PT. Perusahaan Air Minum Lyonnaise Jaya Jakarta). Vol V, No 3. September 2010.
Sheila, S. 2003.
Pemetaan dan Evaluasi Kepuasan Konsumen
menggunakan Metode Kano berdasarkan Metode Servqual
dalam Upaya Mendukung Kualitas Produksi di PT. X
.
Sinulingga, Sukaria. 2011.
Metode Penelitian
. Medan: USU Press.
Ting, Wang. 2008.
Quality Function Deployment Optimization with
Kano’s Model
. Hongkong: The Hongkong Polytechnic
(6)
Tzeng, Gwo-Hshiung dan Hung-Fan Chang. 2011.
Applying
Importance-Performance Analysis as a Service Quality Measure
in Food Service Industry.
Universitas Alberto Hurtado. Journal
of Technology Management & Innovation. ISSN: 0718-272.
Valerie, Zeithami A. 1990.
Delivering Quality. New York: Free Press.Walpole, Ronald E. 2005. Pengantar Statistika.Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.