commit to user
Setelah dilakukan observasi pada kemampuan awal, siklus I, dan siklus II, keaktifan siswa semakin meningkat dibandingkan pada kemampuan awal, dan
siklus I. Performance guru pun mengalami peningkatan.
5. Refleksi
Hasil keseluruhan pencapaian belajar siswa dengan menerapkan metode TGT
Teams Games Tournament
sudah suefektif. Tampak dari sikap siswa dengan penilaian afektif, penilaian Psikomotorik dan hasil tes kognitif siswa.
Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi setelah tindakan, dilakukan tes kognitif yang menunjukkan hasil capaian ketuntasan
sebesar 93,75 dan ini berarti telah mencapai target minimal 80. Berdasarkan evaluasi dan analisa diketahui bahwa besarnya persentase proses belajar afektif
siswa dari hasil observasi sebesar 95, yang berarti berhasil melampaui target 80. Hasil observasi proses belajar Psikomotorik siswa menunjukkan persentase
sebesar 95,83. Ini menunjukkan bahwa proses belajar Psikomotorik siswa telah berhasil melampaui target yang diinginkan yaitu 80. Hasil observasi
performance
guru pada pertemuan ke- 4 dan ke- 6 ini menunjukan persentase sebesar 98,4 ini berarti berhasil melampaui target 80 dan menunjukkan
adanya peningkatan pada siklus I. Proses pembelajaran secara keseluruhan terlihat telah mencapai target minimal yang ditentukan, sehingga tidak perlu dilakukan
pada siklus selanjutnya. Untuk selanjutnya adalah upaya untuk meningkatkan proses belajar siswa
baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi Bangunan PDKB setelah dilakukannya
penelitian ini, agar proses belajar mengajar dapat lebih baik lagi.
E. Pembahasan Antar Siklus
Penerapan pembelajaran kooperatif TGT
Teams Games Tournament
merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui peran serta dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan
commit to user
keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut:
1. Keaktifan siswa saat pelajaran mengalami peningkatan seiring dengan
pergantian siklus, dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT
Teams Games Tournament
. Keaktifan siswa dapat dilihat dari hasil belajar ranah afektif, psikomotorik dan
performance
guru. a.
Hasil belajar ranah afektif, dari observasi pada pra siklus Presentasenya sebesar 60, pasca siklus I sebesar 85, dan pasca
siklus II sebesar 95. b.
Hasil belajar ranah psikomotorik, dari observasi pra siklus Presentasenya sebesar 58,3, pasca siklus I sebesar 83,3, dan pasca
siklus II sebesar 95,83. c.
Hasil observasi
performance
guru, pra siklus sebesar 86,4, siklus I sebesar 90,9, dan siklus II sebesar 98,4.
Serta disajikan dalam data antar siklus berikut ini: a
Hasil Observasi Afektif Siswa Data hasil observasi afektif untuk setiap indikator pada pra siklus,
siklus I, siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini : Tabel 4.12. Nilai Kompetensi Afektif Siswa
Hasil observasi menunjukkan perubahan yaitu mengalami kenaikan persentase setiap indikator ranah afektif siswa pada kondisi awal, siklus I dan
siklus II. Persentase hasil observasi afektif pada kondisi awal sebesar 60, pada
No. Uraian Pencapaian Hasil
Kemampuan awal
Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 24
34 38
2 Skor maksimal 40
40 40
3 Presentase 60
85 95
commit to user
siklus I meningkat menjadi 85 dan pada siklus II menjadi 95. Diperlukan waktu dan proses agar seluruh siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
khususnya pada saat diskusi dan games. Data hasil observasi afektif siswa dapat divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.11. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Afektif Siswa Setiap Siklus b
Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Data hasil observasi proses belajar psikomotorik siswa setiap indikator
untuk kondisi awal, siklus I dan siklus II, dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.13. Persentase Setiap Aspek Pada Observasi Psikomotorik Siswa.
Hasil observasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan psikomotorik siswa pada tiap siklus. Hal ini berarti psikomotorik siswa pada saat proses belajar
mengajar baik saat diskusi dan presentasi mengalami perubahan yang cukup baik pada tiap aspek. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
60 85
95
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
ta se
N il
a i
A fe
k ti
f S
is w
a
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Afektif
kondisi awal Siklus I
Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil
Kemampuan Awal
Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor
14 20
23 2
Skor maksimal 24
24 24
3 Presentase
58,3 83,3
95,83
commit to user
Data persentase tiap aspek pada observasi psikomotorik siswa dapat divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.12. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa Setiap Siklus.
c Hasil Observasi Performance Guru
Data persentase capaian untuk setiap indikator dapat diperoleh dari hasil observasi
performance
guru untuk setiap siklus, dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4.14. Persentase Capaian Setiap Indikator
P erformance
Guru
Persentase hasil observasi
Performance
guru setiap indikator kemampuan awal, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada Diagram berikut ini:
58.3 83.3
95.83
20 40
60 80
100 120
kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
ta se
N il
a i
P si
k o
m o
to ri
k
S is
w a
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Psikomotorik
kondisi awal Siklus I
Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil
Kemampuan awal
Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor
114 120
130 2
Skor maksimal 132
132 132
3 Presentase
86,4 90,9
98,4
commit to user
Gambar 4.13. Diagram Persentase Skor Setiap Aspek
Performance
Siswa Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II.
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa
performance
guru semakin terlihat meningkat seiring dengan pergantian siklus.
2. Menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Teams Games Tournament
prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran PDKB menjadi lebih baik dibandingkan pada kondisi
awal, siklus I dan siklus II. Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari hasil belajar ranah kognitif, afektif, psikomotorik.
a. Hasil belajar ranah kognitif, ketuntasan belajar siswa pada kondisi
awal sebesar 37,5, pasca siklus I sebesar 78,12, dan pasca siklus II sebesar 93,57.
b. Hasil belajar ranah afektif, dari observasi pada pra siklus
Presentasenya sebesar 60, pasca siklus I sebesar 85, dan pasca siklus II sebesar 95.
c. Hasil belajar ranah psikomotorik, dari observasi pra siklus
Presentasenya sebesar 58,3, pasca siklus I sebesar 83,3, dan pasca siklus II sebesar 95,83.
Serta disajikan dalam data antar siklus berikut ini:
86.4 90.9
98.4
80 82
84 86
88 90
92 94
96 98
100
kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
ta se
N il
a i
P re
se n
ta se
Ket u
n ta
sa n
P e
rf o
rm a
n c
e Gu
ru
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Presentase Ketuntasan
Pesformance
Guru
kondisi awal Siklus I
Siklus II
commit to user
a Hasil Tes Kognitif Siswa
Pemahaman siswa terhadap materi Menerapkan Jenis pondasi yang tepat untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya dapat diketahui dari hasil tes
kognitif, pada tabel dibawah ini : Tabel 4.15. Nilai Kompetensi Kognitif Siswa Capaian Ketuntasan
Berdasarkan pada tabel, terlihat capaian ketuntasan belajar siswa semakin mengalami peningkatan. Pada kondisi awal, capaian ketuntasan sebesar
37,5 sebanyak 20 siswa belum mencapai batas tuntas minimal, selanjutnya setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Teams Games Tournament
menunjukkan peningkatan pada siklus I sebesar 40,62 yaitu menjadi 78,12, yaitu sebanyak 7 siswa belum mencapai batas tuntas minimal.
Hal ini berarti proses pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari semakin baik. Begitu pula pada siklus II terjadi kenaikan persentase dibandingkan siklus I
yaitu menjadi 93,57, yaitu 2 siswa belum mencapai batas tuntas minimal. Hasil capaian ketuntasan klasikal hasil belajar kognitif siswa dapat
divisualisasikan dalam diagram sebagai berikut :
No. Uraian Pencapaian Hasil
Kemampuan awal
Siklus I Siklus II
1 Tuntas
37,5 78,12
93,57 2
Tidak Tuntas 62,5
21,8 6,25
3 Rerata kompetensi kognitif
73,02 76,09
79,15
commit to user
Gambar 4.14. Diagram Batang Capaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif Siswa setiap Siklus
b Hasil Observasi Afektif Siswa
Data hasil observasi afektif untuk setiap indikator pada pra siklus, siklus I, siklus II dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16. Nilai Kompetensi Afektif Siswa
Hasil observasi menunjukkan perubahan yaitu mengalami kenaikan persentase setiap indikator ranah afektif siswa pada kondisi awal, siklus I dan
siklus II. Persentase hasil observasi afektif pada kondisi awal sebesar 60, pada siklus I meningkat menjadi 85 dan pada siklus II menjadi 95. Diperlukan
waktu dan proses agar seluruh siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran khususnya pada saat diskusi dan games.
37.5 66.67
93.57
62.5
21.8 6.25
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
ta se
N il
a i K
o g
n it
if S
is w
a
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Ketuntasan Proses Belajar Kognitif
Tuntas Tidak Tuntas
rerata kompetensi
No. Uraian Pencapaian Hasil
Kemampuan awal
Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor 24
34 38
2 Skor maksimal 40
40 40
3 Presentase 60
85 95
commit to user
Data hasil observasi afektif siswa dapat divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.15. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Afektif Siswa Setiap Siklus c
Hasil Observasi Psikomotorik Siswa Data hasil observasi proses belajar psikomotorik siswa setiap indikator
untuk kondisi awal, siklus I dan siklus II, dapat ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.17. Persentase Setiap Aspek Pada Observasi Psikomotorik Siswa.
Hasil observasi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan psikomotorik siswa pada tiap siklus. Hal ini berarti psikomotorik siswa pada saat proses belajar
mengajar baik saat diskusi dan presentasi mengalami perubahan yang cukup baik pada tiap aspek. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran.
60 85
95
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
ta se
N il
a i
A fe
k ti
f S
is w
a
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Afektif
kondisi awal Siklus I
Siklus II
No. Uraian Pencapaian Hasil
Kemampuan Awal
Siklus I Siklus II
1 Jumlah skor
14 20
23 2
Skor maksimal 24
24 24
3 Presentase
58,3 83,3
95,83
commit to user
Data persentase tiap aspek pada observasi psikomotorik siswa dapat divisualisasikan pada diagram berikut ini:
Gambar 4.16. Diagram Persentase Tiap Aspek Pada Psikomotorik Siswa Setiap Siklus.
58.3 83.3
95.83
20 40
60 80
100 120
kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
ta se
N il
a i
P si
k o
m o
to ri
k
S is
w a
Capaian Jenis Siklus
Diagram Capaian Persentase Belajar Psikomotorik
kondisi awal Siklus I
Siklus II
commit to user
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Teams Games Tournament
pada mata pelajaran PDKB dengan kompetensi dasar Menerapkan Jenis pondasi yang tepat
untuk bangunan sesuai dengan jenis tanahnya dapat meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas X Teknik Konstruksi Bangunan TKB SMK Negeri 2 Surakarta,
dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar siswa pada setiap
aspek dari kondisi awal, siklus I, siklus II dan peningkatan
performance
guru semakin terlihat meningkat seiring dengan pergantian siklus, dapat disimpulkan
sebagai berikut: 1.
Keaktifan siswa saat pelajaran mengalami peningkatan seiring dengan pergantian siklus, dibandingkan sebelum diterapkan pembelajaran kooperatif
tipe TGT
Teams Games Tournament
. 2.
Model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Teams Games Tournament
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X TKB SMK Negeri 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2009 – 2010 pada mata pelajaran Pekerjaan Dasar Konstruksi
Bangunan PDKB.
B. Saran 1. Guru