commit to user
pertemuan ke- 4 dan ke- 6 dengan baik. Guru mengawali kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan salam, berdoa dan mengabsen siswa. Selama kegiatan
pembelajaran guru sebagai fasilitator, tetap memantau kegiatan pembelajaran selama dikelas dan mengarahkan siswa berpartisipasi dalam pembelajaran. Guru
memberikan semangat kepada siswa, membangkitkan rasa percaya diri kepada siswa bahwa setiap siswa mampu mengeluarkan pendapat dalam diskusi, guru
memberikan arahan bahwa setiap siswa mempunyai kemampuan sehingga siswa harus bekerja sama dalam kelompok.
4. Analisa dan Refleksi
Observasi menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran siklus II mengalami peningkatan yang baik. Guru dan peneliti sudah mengerti dan
memahami kekurangan pada pelaksanaan siklus I dan mempunyai solusinya yaitu pada materi selanjutnya, siswa melaksanakan investigasi materi dengan lebih
lengkap dan jelas. Hasil analisa pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT
Teams Games Tournament
dapat dilihat dari: 1. Hasil Tes Kognitif Siswa
Tes kognitif diberikan kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa tentang materi menerapkan jenis pondasi yang tepat untuk
bangunan sesuai dengan jenis tanahnya yang disampaikan oleh guru. Pada siklus II diberikan soal tes sebanyak 15 soal berupa soal esai. Hasil evaluasi kognitif
siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tes kognitif siklus II diberikan tes dengan jumlah 15 soal esai dengan ketuntasan klasikal 93,75 dan
berarti terdapat 2 siswa dari 32 siswa yang belum mencapai batas ketuntasan minimal yaitu 80. Sedangakan rerata kompetensi kognitif mata pelajaran PDKB
mengalami peningkatan dari tes kemampuan awal, siklus I dan siklus II yaitu dari 73,06 kemudian 76,09 menjadi 79,15
Ketuntasan hasil belajar kognitif siklus II seperti terlampir pada Lampiran 7, dapat digambarkan pada diagram berikut :
commit to user
Gambar 4.8. Diagram Persentase Nilai Koknitif Siswa Pada Siklus II SMK N 2 Surakarta.
2. Hasil Observasi Afektif Siswa Hasil observasi afektif siswa pada siklus II, Kepercayaan diri siswa untuk
mengemukakan pendapat cukup bagus. Ada beberapa siswa yang menganggap dirinya tidak mampu mengerjakan soal seperti teman-temanya yang lain, merasa
rendah diri sehingga siswa hanya pasif mendengarkan tanpa ada keinginan untuk bertanya atau berkomentar. Namun hal ini dapat diatasi oleh guru dengan
memberikan motivasi dan semangat serta membagi rata perhatiannya ke seluruh siswa. Setiap anggota kelompok diberi tanggung jawab untuk menyelesaikan soal
yang harus didiskusikan masing-masing kelompok. Pada hasil observasi afektif mengalami peningkatan yang cukup besar dari siklus I ke siklus II.
Persentase nilai setiap aspek pada hasil observasi afektif siklus II, dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Tuntas
93.75
Tidak Tuntas
6.25
Diagram Nilai Kognitif Siswa Siklus II Ketuntasan Belajar Siswa
Tuntas Tidak Tuntas
commit to user
Gambar 4.9. Diagram Persentase Setiap Aspek Afektif Siswa Siklus II 3. Hasil Observasi Psikomotorik Siswa
Hasil observasi Psikomotorik siswa pada siklus II mengalami peningkatan yang signifikan. Dari hasil kemampuan awal sampai dengan siklus II
yaitu 58,3 kemampuan awal, 83,3 siklus I, dan 95,83 siklus II. Persentase setiap aspek pada observasi psikomotorik siswa siklus II,
dapat dilihat pada Diagram berikut ini:
Gambar 4.10. Diagram Persentase Skor Setiap Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II.
60 85
95
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Kondisi awal Siklus I
Siklus II
Presentase Nilai
Afek tif
Sisw a
Diagram Hasil Afektif Siswa pada Siklus II
presentase
58.3 83.3
95.83
20 40
60 80
100 120
Kondisi awal Siklus I
Siklus II
P re
se n
tase Nilai
P sik
om ot
or ik
S isw
a
Diagram Hasil Psikomotorik Siswa pada Siklus II
presentase
commit to user
Setelah dilakukan observasi pada kemampuan awal, siklus I, dan siklus II, keaktifan siswa semakin meningkat dibandingkan pada kemampuan awal, dan
siklus I. Performance guru pun mengalami peningkatan.
5. Refleksi