Pendekatan Grafik Uji Heteroskedastisitas

disebut homokedastisitas, namun jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas atau disebut homokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan pendekatan grafik dan pendekatan statistik Uji Glejser.

1. Pendekatan Grafik

Dasar analisis ini adalah jika pada grafik scatterplot tidak terlihat ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas, sedangkan jika terlihat ada pola tertentu seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas Gambar 4.4 Scatterplot Uji Heteroskedastisitas Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Juni 2013 Regression Standardized Predicted Value 1 -1 -2 -3 Re gr es si on S tu de nt ize d Re si du al 3 2 1 -1 -2 -3 Scatterplot Dependent Variable: loyalitas Universitas Sumatera Utara Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.4, terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas pada model regresi, maka model regresi layak untuk memprediksi loyalitas pelanggan. 2. Pendekatan Statistik Uji Glejser Adapun kriteria pengambilan keputusan pada uji glejser yaitu: a. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika nilai probabilitas signifikansi 0,05 maka mengalami gangguan heteroskedastisitas. Tabel 4.32 Uji Heteroskedastisitas Dengan Glejser Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 18.0 Agustus 2013 Tabel 4.32 menunjukkan bahwa tidak satupun dari variabel independent product, price, place, promotion, people, physical evidence, dan process yang signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependent absolut residual absUt. Coefficients a 2.397 1.369 1.752 .083 -.018 .024 -.082 -.768 .445 .901 1.110 .074 .069 .116 1.074 .285 .882 1.134 -.026 .049 -.065 -.539 .591 .714 1.401 -.013 .066 -.024 -.199 .843 .709 1.410 -.022 .058 -.044 -.381 .704 .766 1.306 -.081 .074 -.132 -1.094 .277 .703 1.423 .033 .075 .052 .446 .657 .748 1.336 Constant produk price place promotion people evidence process Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: ABSRES a. Universitas Sumatera Utara Hal ini dapat dilihat pada kolom Sig. yang merupakan probabilitas signifikansi variabel, dimana nilai probabilitas signifikansi semua variabel independent berada diatas tingkat kepercayaan sebesar 0,05. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa model regresi ini tidak terindikasi mengalami gangguan heteroskedastisitas.

4.3.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Model regresi linear berganda yang telah memenuhi syarat asumsi klasik tersebut kemudian akan dilakukan analisis regresi linear berganda dengan bantuan SPSS 18.0. Tujuan analisis regresi linear berganda adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas yang terdiri dari Product, Price, Place, Promotion, People, Physical Evidence, dan Process terhadap variabel terikat yaitu loyalitas pelanggan. Model regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = b + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + b 4 X4 1 + b 5 X 5 + b 6 X 6 + b 7 X 7 + e Dimana : Y = Loyalitas pelanggan pada Warung Bambu I’AM Binjai a = Konstanta b 1 – b 7 = Koefisien regresi berganda X 1 = skor dimensi variabel product X 2 = skor dimensi variabel price X 3 = skor dimensi variabel place X 4 = skor dimensi variabel promotion X 5 = skor dimensi variabel people X 6 = skor dimensi variabel physical evidence X 7 = skor dimensi variabel process Universitas Sumatera Utara