Pengembangan Masyarakat Tinjauan Pustaka

mengarahkan seseorang untuk memahami dan menggunakan bahasa yang tepatsesuai dengan situasi sosial. Konsep literasi yang digunakan dalam kegiatan in imemadukan konsep literasi fungsional, literasi skill keterampilan dasar hidup dan literasi budaya. Cessilia 2014 dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa di kalangan mahasiswa budaya literasi masih belum melekat. Minimnya budaya literasi ini disebabkan karena kesibukkan mahasiswa dengan berbagai tugas kuliah terutama kegiatan laboratorium 7 Pengembangan masyarakat merupakan upaya mengembangkan sebuah kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip keadilan sosial dan saling menghargai. Pengembangan masyarakat menerjemahkan nilai-nilai keterbukaan, persamaan, pertanggungjawaban, kesempatan, pilihan, partisipasi, saling menguntungkan, saling timbal balik, dan pembelajaran terus menerus Zubaedi, 2013. Inti dari pengembangan masyarakat . Selain itu rendahnya budaya literasi juga disebabkan oleh faktor eksternal seperti orang tua, pemerintah, lingkungan pendidikan serta faktor internal yaitu kemauan dari diri sendiri. Gould menyatakan bahwa dalam setiap proses belajar, kemampuan mendapatkan keterampilan-keterampilan baru tergantung dari dua faktor, yaitu faktor internal seperti kematangan individu dan eksternal seperti stimulan dari lingkungan. Faktor eksternal yang sangat berpengaruh dalam hal ini adalah lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan.

1.2.5. Pengembangan Masyarakat

7 Tempat atau kamar tertentu yang di dalamnya terdapat peralatan atau perlengkapan percobaan. Seperti di Departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara, Laboratorium digunakan sebagai wadah diskusi sebelum melakukan penelitian dan pengembangan di lapangan. Universitas Sumatera Utara adalah mendidik, membuat anggota masyarakat mampu mengerjakan sesuatu dengan memberikan kekuatan atau sarana yang diperlukan dan pemberdayaan mereka. Di lokasi penelitian ini pengembangan masyarakat dilakukan lembaga Pilar dengan menyelenggarakan wirausaha pengolahan produk berbahan dasar mangrove. Produk olahan mangrove dibuat oleh masyarakat dengan bahan dasar yang mudah diperoleh di sekitar mereka dan dibantu modal oleh lembaga pilar. Saat ini masyarakat sudah mampu membuat produk olahan mangrove sirup mangrove dan cendol mangrove yang akan siap dipasarkan. Hasil dari penjualan produk ini nantinya akan menjadi pendapatan tambahan ibu-ibu nelayan di sekitar Rumah Baca Bakau. Selain itu, dalam memberdayakan masyarakat di sekitar Rumah Baca Bakau, lembaga Pilar juga membuatkan kolam ikan bandeng dan memberikan modal untuk operasionalnya yang kemudian dikelola bersama. Kolam bandeng ini dikelola bersama warga di sekitar Rumah Baca Bakau dan relawan Rumah Baca Bakau. Hasil dari panen nantinya akan dibagi sesuai kesepakatan yang sudah ditentukan yaitu 40 untuk lembaga pilar selaku pemilik modal, 40 untuk pengelola kolam, dan 20 untuk membantu operasional Rumah Baca Bakau. Pemberdayaan masyarakat merupakan bentuk pembangunan yang berpusat pada rakyat dan ditujukan untuk membangun kemandirian masyarakat. Konsep pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu proses perencanaan pembangunan dengan memusatkan pada partisipasi, kemampuan, dan masyarakat lokal. Oleh karena itu, masyarakat perlu dilibatkan pada setiap tahap pelaksanaan Universitas Sumatera Utara pembangunan dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program yang mereka lakukan Suparjan, 2007; 24. Kebanyakan aktivis sosial melakukan peran-peran pendampingan ketika program pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sedang berjalan. Peran aktivis sosial sebagai pendamping sangat krusial dalam menghidupkan dan mengembangkan kegiatan kelompok. Ada beberapa hal yang perlu diperhatkan dalam kegiatan pengembangan masyarakat. Seorang atau kelompok aktivis pengembangan masyarakat dalam program dampingan hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip substansial dari pengembangan masyarakat itu sendiri. Menurut Zubaedi 2013 setidaknya ada 22 prinsip dalam pengembangan masyarakat yang kesemuanya saling berkaitan. Pengembangan masyarakat harus: 1. Bersifat pembangunan yang menyeluruh 2. Melawan kesenjangan struktural 3. Memperhatikan Hak Asasi Manusia 4. Sustainable berkelanjutan 5. Pemberdayaan 6. Personal dan politik 7. Kepemilikan masyarakat 8. Kemandirian 9. Kebebasan dari negara 10. Tujuan langsung dan visi yang benar 11. Pembangunan organik 12. Laju pembangunan 13. Kepakaran eksternal Universitas Sumatera Utara 14. Pembentukan masyarakat 15. Proses dan hasil 16. Integritas proses 17. Tanpa kekerasan 18. Keterbukaan 19. Konsensus 20. Kooperatif, dan 21. Partisipasi 22. Menentukan kebutuhan Untuk masuk ke dalam suatu kelompok masyarakat pedesaan, orang kota luar terlebih dahulu harus memperkenalkan diri sebelum masuk menjadi pendamping agar tidak muncul asumsi-asumsi negatif di masyarakat.Memperkenalkan diri dalam arti melakukan pendekatan-pendekatan sosial, moral, dan emosional dengan masyarakat setempat Saragih, Sabastian, 1996. Dalam melakukan pengembangan masyarakat dibutuhkan sumberdaya manusia yang muncul dari masyarakat itu sendiri sebagai jembatan antara orang luar dengan masyarakat dampingan. Sabastian Saragih 1996 mengungkapkan bahwa untuk menentukan kader orang luar bisa melihat bakat yang dimiliki seseorang seperti senang bergaul, dan senang melakukan kegiatan pengorganisasian. Kader ini lahir dari proses pendampingan yang dilakukan, kader-kader inilah yang nantinya akan memperkuat kekuatan yang dimiliki masyarakat itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Menurut Kaji F Jalal 1999: 5 LSM adalah organisasi swasta yang secara umum bebas dari intervensi pemerintah. LSM didirikan dengan sebuah idealisme untuk memberikan perhatian terhadap isu-isu sosial, kemanusiaan, perbaikan kesejahteraan kelompok marjinal, perlawan terhadap kesenjangan dan kemiskinan, perlindungan terhadap lingkungan atau sumber daya alam, manajemen, dan pengembangan sumberdaya manusia. LSM hadir sebagai jembatan bagi masyarakat kalangan bawah dalam menyampaikan aspirasinya ataupun sebagai pendamping masyarakat kecil. Program-program pembangunan lembaga swadaya masyarakat cenderung berbasis masyarakat atau community based development. Paradigma yang dipakai pun bersifat bottom updan lokalitas. Bagi sebagaian orang LSM sebagai kumpulan warga akar rumput yang aktivitasnya dilakukan secara terorganisir untuk mengkritisi proyek-proyek pemerintah. Sebagaian kalangan lain memahami LSM sebagai kumpulan para ahli yang memberi saran kepada pemerintah tentang suatu masalah secara netral, atau koalisi dari perwakilan kalangan industri yang menyampaikan pemikirannya kepada pemerintah Zubaedi, 2013. Upaya-upaya LSM dalam mengembangkan masyarakat lapis bawah dapat dilihat sebagai salah satu bentuk gerakan sosial yang sistematis dan terorganisir. Jika dinarasikan Robert Chambers 1987 menerangkan bahwa permasalahan program pendampingan yang tidak berjalan panjang yang dilakukan LSM maupun pemerintah disebabkan oleh kurang cermatnya pendamping dalam melihat masyarakat. Rangkaian kegiatan yang dilakukan masih bersifat seremonial, mementingkan dokumen laporan kegiatan, tidak ikut berpartisipasi Universitas Sumatera Utara dalam kegiatan yang dilakukan masyarakat bahkan tidak rutin mendampingi, serta bersifat menggurui.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana keadaan budaya literasi di Desa Percut ini ? 2. Mengapa Budaya Literasi di Desa Percut masih rendah padahal sudah