Sekolah Belajar di Rumah Baca Bakau

dilaksanakan. Jika dilihat bahwa di Desa Percut literasi arab memang lebih membudaya daripada literasi latin. Anak-anak kecil sudah pasti bisa membaca Al- Quran namun belum tentu bisa membaca latin.

2.4.2 Sekolah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI sekolah adalah bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran. Di zaman yang mengedepankan pendidikan seperti sekarang ini sekolah mempunyai peran yang sangat vital dalam mentransformasikan pengetahuan kepada generasi penerus bangsa. Sekolah menjadi rumah kedua bagi generasi muda untuk meraih pendidikan setelah mendapat pendidikan dari keluarganya terlebih dahulu. Kegiatan literasi yang paling sering dilakukan anak-anak di Percut yaitu pada saat di sekolah. Di sekolah anak-anak yang bersekolah mendapat tugas untuk mengerjakan soal-soal terkait mata pelajaran yang sedang dipelajari. Tugas bisa berupa tugas yang dikerjakan di sekolah ataupun tugas yang dikerjakan di rumah atau Pekerjaan Rumah PR. Tugasnya juga ada yang dikerjakan secara berkelompok atau yang dikerjakan individu. Tugas yang diberikan kepada siswa ini tentunya mempunyai tujuan tersendiri. Tugas seperti PR contohnya, dapat melatih rasa tanggungjawab, membangun inisiatif anak untuk belajar, dan bahkan manajemen waktu. Tugas- tugas yang diberikan ini juga dapat melatih disiplin anak dan melatih rasa percaya diri anak karena mengerjakannya dengan sendiri pada saat di rumah. Slameto 2003:2 mengungkapkan bahwa Belajar merupakan suatu bentuk pertumbuhan Universitas Sumatera Utara atau perubahan diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Artinya dengan latihan-latihan yang diberikan guru dapat membantu anak dalampembelajaran.

2.4.3 Belajar di Rumah Baca Bakau

Selain sebagai sarana yang menyediakan akses layanan bahan bacaan, Rumah Baca Bakau juga aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Rumah Baca Bakau menyediakan fasilitator yang bisa mengajari anak-anak di percut khususnya di Dusun 18 pada siang hari sepulang sekolah. Peserta didik tidak ada dipungut biaya bahkan berkesempatan mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan Rumah Baca Bakau. Untuk mempermudah pembelajaran kepada peserta didik, belajar di Rumah Baca Bakau menggunakan metode Visual Literasi. Visual literasi adalah kemampuan menganalisis sebuah pesan visual dalam aktivitas literasi. Visual literasi menurut Smith 1982 merupakan kemampuan individu mengenali penggunaan garis, bentuk, dan warna sehingga dapat menginterpretasikan tindakan, mengenali objek, dan memahami pesan lambang. Dalam aktivitas belajar mengajar visual literasi dimaksudkan sebagai proses pengajaran dengan menggunakan beragam jenis media seperti foto, film, dan gambar- gambar. Bahan bacaan seperti komik dan permainan sejenis puzzle juga merupakan bagian dari visual literasi. Di Rumah Baca Bakau Visual Literasi menjadi program utama yang diterapkan dalam proses pengajaran. Visual Literasi ini bertujuan untuk meningkatkan level membaca dan menulis anak-anak terkhusus yang belum bisa Universitas Sumatera Utara membaca. Dengan memanfaatkan alat dan media belajar yang tersedia di alam dan lingkungan sekitar diharapkan anak-anak peserta didik lebih mudah dalam menangkap pelajaran. Sampai saat ini metode visual literasi masih berjalan dan semakin dioptimalkan. Waktu belajarnya lebih kurang 3 jam mulai pukul 14.00 wib sampai dengan 17.00 wib. Metode Dalam pelaksanaannya Rumah Baca Bakau mengelompokkan mata pelajaran yang diajarkan berdasarkan hari. • Pada hari senin mata pelajaran yang diajarkan adalah psikologi atau pendidikan karakter. Mata pelajaran ini bertujuan untuk melihat karakter anak sesuai dengan minat dan bidang yang dikuasainya. Biasanya dilakukan pemutaran video atau film dan didampingi fasilitator. • Pada hari selasa anak-anak diajak untuk membaca dan mereview. Dalam pelaksanaannya anak-anak diberi waktu beberapa menit untuk membaca buku yang mereka sukai dan akan mereka ceritakan kembali dengan bahasa mereka sendiri. • Pada hari rabu dan jumat anak-anak diberi materi tentang sains. Materi ini bertujuan untuk menambah pengetahuan anak tentang ilmu alam dan dunia fisik. • Pada hari kamis anak-anak diberi materi tentang menulis karya. Anak- anak dibebaskan menuliskan karyanya seperti puisi, pantun, dan karangan yang bertujuan untuk membangun minat anak dalam aktivitas literasi. Universitas Sumatera Utara • Pada hari sabtu merupakan hari untuk anak-anak berkreasi. Sabtu anak- anak diajarkan tentang seni drama tari dan musik sendratasik. Ida merupakan salah satu relawan yang menjadi fasilitator di Rumah Baca Bakau. Saat ini dia sedang duduk di semester 4 di Universitas Negeri Medan jurusan Sastra Indonesia. Kesehariannya mengajar anak-anak di rumah baca bakau. Pendidikan baginya sangat penting untuk generasi penerus bangsa. Dari pendidikan bisa mengantarkan pemuda untuk meraih masa depan yang lebih baik. Membaca menurutnya menjadi salah satu hal untuk membuka wawasan kita lebih luas. Istilah buku adalah jendela dunia memang benar dirasakannya. Dia merasa bahwa dengan banyak membaca lebih percaya diri saat berbicara formal dengan orang lain. Dari membaca dia bisa menggali informasi banyak yang tersebar. Menurutnya dia termasuk orang yang banyak ingin tahu, setiap ada buku dia ingin tahu isinya apa. Dia suka penasaran tentang bahan-bahan bacaan seperti majalah dan lain-lain. Dia mengatakan bahwa kalau membaca biasanya di perpustakaan kampus, atau sambil jalan-jalan ke toko buku, dan kadang membaca juga dari Gambar 4: Suasana belajar dengan metode visual literasi Universitas Sumatera Utara handphone. Ida sangat menyukai novel-novel motivasi, buku agama, buku-buku inspiratif, dan yang terpenting bukan novel cinta. Ida mengajar anak-anak di rumah baca bakau sejak pukul 14.00 sampai dengan pukul 17.00. di rumah baca bakau dia mengajarkan berbagai hal termasuk sains. Metode pengajaran yang dilakukan ida lebih adapif dengan anak-anak. Dengan bantuan peralatan seperti pensi warna, kertas karton, dan buku gambar dia mencoba untuk memudahkan anak-anak lebih mengerti.

2.4.4. Festival