seseorang untuk mendapatkan gagasan yang inovatif dan solusi kreatif serta bisa membuat seseorang mampu berkomunikasi dengan baik melalui tutur kata yang
sopan dan akurat dan juga memiliki wawasan yang luas tentang apa yang akan disampaikannya.
2.1.2. Membaca Untuk Ibadah
Ibadah secara etimologi adalah perbuatan menyembah atau menghamba dengan penuh kecintaan. Ibadah dalam agama islam adalah perbuatan untuk
menyatakan bakti kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Dalam agama islam perintah beribadah difirmankan
Allah di dalam Al-Quran yang berbunyi “Tidak aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku” QS. Adz. Dzariyat;56. Artinya beribadah
menjadi kewajiban yang harus ditegakkan seseorang yang mempercayai agama islam dan adanya Allah.
Menurut Abdullah At Tuwaijry 2007 ibadah digunakan hambanya untuk 2 hal yaitu,
a Menyembah, yaitu merendahkan diri kepada Allah SWT
denganmelakukan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya karenarasa cinta dan mengagungkan-Nya.
b Yang disembah dengannya, yaitu meliputi segala sesuatu yang
dicintai dan diridhahi oleh Allah SWT berupa perkataan dan perbuatan, yang nampak dan tersembunyi seperti, doa, zikir, shalat,
cinta, dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Dalam konteks agama islam menurut Edi Suresman, ibadah mempunyai 3 fungsi utama yaitu,
1. Sebagai bentuk realisasi bagi manusia yang diberi tanggung jawab oleh
Allah menjadi khalifah dan hamba Allah di muka bumi. 2.
Sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kualitas komunikasi vertikal dengan Sang Khaliq.
3. Meningkatkan derajat manusia di mata Allah.
Ibadah dalam pandangan masyarakat di Desa Percut memiliki artian sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah yang sudah memberi limpahan rezeki.
Ibadah diartikan sebagai cara bersyukur seorang hamba terhadap Tuhannya. Sama seperti umat muslim lainnya, umat muslim di Desa Percut juga melaksanakan
ibadah rutin shalat, mengaji, berpuasa, zakat, dan haji. Dari ibadah-ibadah yang dilakukan masyarakat di Percut, ibadah yang berkaitan dengan literasi menurut
mereka adalah Shalat dan membaca Al-Quran. Shalat adalah bentuk ibadah yang rutin dilakukan oleh umat muslim setiap
harinya. Shalat sebagai rukun islam yang kedua merupakan suatu kewajiban yang harus dilakukan seseorang pemeluk agama islam. Shalat dalam pengetahuan saya
adalah cara berkomunikasi dengan Allah melalui bacaan-bacaan serta gerakan. Saat penelitian ini dilakukan peneliti ikut bersama masyakarat dalam
menjalankan shalat. Shalat dilaksanakan secara berjamaah di mesjid yang ada di dusun 18 delapan belas. Selama peneliti di sana, mesjid selalu dipenuhi oleh
warga yang melakukan shalat berjamaah. Pada siang hari yang merupakan jam
Universitas Sumatera Utara
kerja, yaitu shalat dzuhur dan ashar mesjid juga selalu penuh. Mesjid umumnya diisi oleh laki-laki baik yang masih anak-anak hingga yang sudah tua. Saya
melihat agama begitu melekat dengan keseharian masyarakat di Desa ini. Menurut salah seorang informan dalam penelitian ini, agama memang sangat melekat
dalam kehidupan masyarakat suku melayu. Menurutnya anak-anak sejak kecil sudah diajarkan shalat, membaca al-quran dan belajar agama.
“Sejak kecil anak-anak sudah diajarkan shalat, agama, dan mengaji. Jadi wajar aja kalau di sini mesjid penuh terus apalagi
kalau bulan puasa gini” Rojai, 29 Tahun. Rojai yang berprofesi sebagai guru mengaji di Madrasah Diniyah
Awaliyah Persil ini mengatakan bahwa shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan. Agama semakin kokoh apabila shalat tetap dilaksanakan oleh umat
muslim. Selama umat muslim masih ada di dunia, adzan tidak akan pernah terputus di dunia ini menurutnya.
Konsep literasi dalam pandangan mereka adalah termasuk dalam menghafal bacaan-bacaan dalam shalat. Bacaan-bacaan shalat yang mereka baca
pada saat shalat tersebut mengartikan bahwa mereka sudah berliterasi. Bacaan- bacaan ini yang mereka anggap membawa pahala dan merupakan suatu ibadah.
Membaca Al-Quran merupakan bentuk ibadah yang pertama kali diturunkan oleh Allah melalui Nabi Muhammad untuk umatnya. Perintah
membaca diturunkan oleh Allah lalu dituliskan di dalam Al-Quran surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5 yang berbunyi,
Universitas Sumatera Utara
“Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar manusia dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya” Membaca Al-Quran merupakan amalan yang sangat mulia seperti amalan
shalat. Dalam Al-Quran terkandung pengetahuan-pengetahuan duniawi maupun agamawi yang tersembunyi. Pengetahuan akan didapatkan seseorang apabila
mampu membaca dan menafsirkan Al-Quran secara benar. Seperti halnya shalat, membaca Al-Quran menjadi ibadah yang wajib
dilakukan oleh masyarakat di percut yang beragama islam. Membaca Al-Quran biasanya mereka lakukan setiap sebelum shalat dan setelah shalat. Membaca Al-
Quran ini dilakukan baik di mesjid, rumah, atau tempat pengajian. Mengaji atau membaca Al-Quran rutin dilakukan oleh anak-anak maupun orang dewasa di
percut. Mengaji menurut pandangan mereka merupakan bentuk dari literasi, karena ada yang dibaca dan ada yang dipahami. Mengaji Al-Quran juga berliterasi
dikarenakan umat muslim juga harus menafsirkan isi dalam Al-Quran tersebut. Pada saat penelitian ini dilakukan, saya selalu melihat Bang Jai mengaji
pada saat selesai subuh. Dia mengatakan untuk selalu menyempatkan membaca Al-quran setiap subuh untuk mengirim doa ke orang tua dia yang memang sudah
lama meninggal. Membaca al-quran menurutnya salah satu cara dia membalas budi kepada
orangtuanya. Balas budi yang belum sempat dia berikan semasa orang tuanya
Universitas Sumatera Utara
masih hidup diganti dengan mengirim doa selalu dengan membaca ayat-ayat Al- quran. Dia sebagai seorang guru mengaji harus tetap mengasah kemampuan
membacanya. Dia tidak mau mengajarkan kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja, apalagi yang diajarkan adalah ilmu agama.
Guru mengaji punya tanggungjawab di akhirat karena yang diajarkan agama. Kalau salah mengajarkan akan terus salah sampai akhirat. Jadi
aku setiap hari harus mengaji biar gak salah-salah Jai, 29 tahun.” Siang ini saya ikut ke tempat dia mengajar mengaji. Di sana dia terlihat
lebih tua karena anak didiknya memanggil bapak. Bang jai terlihat canggung saat mengajar, mungkin karena ada saya. di tempat mengaji suasana terlihat antusias,
anak-anak mengaji dengan lantang tapi tak sedikit juga mereka sambil mengobrol dengan teman-temannya. Mengaji di sini hanya sampai menjelang sholat ashar
saja Selain mengaji Al-Quran, masyarakat juga mengaji bahan-bahan bacaan
lain seperti buku aqidah, fiqih, dan yang berkaitan dengan agama. Membaca bahan-bahan agama ini mereka anggap sebagai ibadah yang dapat menambah
pengetahuan mereka tentang agama. Saat penelitian ini dilakukan, memang bahan bacaan yang dimiliki masyarakat adalah AL-Quran dan buku-buku fiqih.
2.1.3. Membaca Sebagai Hiburan