4.1.1 Bahasa Sebagai Media Komunikasi Antar Sesama
Berdasarkan uraian-uraian di atas jelas bahwa bahasa masih menjadi alat utama manusia untuk berinteraksi dan menjadi alat penghubung antara individu
dengan individu. Bahasa digunakan sebagai alat untuk beradaptasi di lingkungan baru. Di Desa Percut yang masyarakatnya masih sederhana, bahasa mempunyai
peran yang sangat penting dalam hal pengetahuan mereka. Nelayan tradisional yang secara pendidikan rendah bahkan ada yang sama sekali tidak pernah
bersekolah, bahasa sehari-hari masyarakat menjadi modal pengetahuan mereka dalam melakukan sesuatu.
Pengetahuan masyarakat di Desa Percut memang banyak didapat dari pengalaman-pengalaman serta cerita-cerita orang terdahulu yang berprofesi sama
dengan mereka. Yang berprofesi sebagai nelayan, pengetahuanya membuat perahu, penggunaan alat tangkap, serta pengetahuan-pengetahuan melaut lainnya
mereka dapatkan dari keluarga atau masyarakat setempat. Selain pengetahuan- pengetahuan tentang pekerjaan tersebut, dengan bahasa mereka juga mendapatkan
pengetahuan seperti agama. Pengetahuan ini mereka dapat saat mendengar dakwah atau pidato tokoh agama. Hal ini tentunya sesuai dengan pendapat Onong
seorang ahli komunikasi tentang fungsi komunikasi. Komunikasi menurut Onong mempunyai fungsi sebagai berikut:
a Komunikasi sebagai sumber
informasi kepada masyarakat, memberitahukan kepada masyarakat mengenai peristiwa yang terjadi, ide
atau pikiran dan tingkah laku orang lain, serta segala sesuatu yang disampaikan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
b Komunikasi merupakan sarana pendidikan. Dengan komunikasi, manusia
dapat menyampaikan ide dan pikiranya kepada orang lain, sehingga orang lain mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan.
c Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan hiburan atau menghibur
orang lain. d
Komunikasi dapat mempengaruhi setiap individu yang berkomunikasi, tentunya berusaha saling mempengaruhi jalan pikiran komunikan dan
lebih jauh lagi berusaha merubah sikap dan tingkah laku komunikan sesuai dengan yang di harapkan.
Menurut Pak Sayuti yang menjadi informan dalam penelitian ini, dirinya lebih mudah memahami sesuatu dengan cara melihat dan mendengarkan.
“Ya kalau Bapak memang lebih mudah ngerti kalau dengar sama lihat. Apa dengar tv, orang ngomong, apa radio abis itu
dipraktekkan” Pak Sayuti 40, Tahun”.
Apa yang dirasakan Pak Sayuti ini sesuai dengan pandangan Supriyono 2000 yang mengatakan bahwa melihat dan mendengarkan lebih mudah daripada
membaca. Membaca masih belum menjadi budaya bangsa ini, membaca itu sulit, membaca harus memiliki kemampuan untuk memahami setiap rangkaian kata dan
banyak membuang energi.
4.1.2 Bahasa Sebagai Media Komunikasi Dengan Makhluk Gaib