Paradigma dan desain penelitian
emosionalnya agak lambat. Sementara laki-laki yang mampu memproduksi dalam dirinya hormon testosterone membuat ia lebih agresif dan lebih obyektif.
3
Pertanyaan yang selalu muncul ketika membicarakan persoalan gender dan kesetaraan antara laki-laki dan perempuan adalah pada landasan hukum,
sebenarnya persoalan gender telah memiliki landasan hukum yang sangat kuat, secara nasional sudah banyak perangkat hukum yang dibuat oleh pemerintah
seperti UUD 1945 Pasal 27 tentang Persamaan Hak dan Kewajiban Warga Negara, UU No.7 tahun 1984 tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi
dan Kekerasan terhadap Perempuan ratifikasi CEDAW, instruksi Presiden No.9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender PUG dalam Pembangunan
Nasional, dan masih banyak lagi.
4
Namun demikian, walaupun perangkat hukum yang ada cukup memadai, sayangnya masih belum dapat di aplikasikan secara
memadai pula. Hak-hak perempuan masih tereliminasi dalam berbagai lini kehidupan hanya karena dia berjenis kelamin perempuan. Salah satu contohnya
besar materinya masih sangat patriarkhis, cenderung melecehkan, memberikan stereotip, dan menjadikan perempuan sebagai obyek. Padahal jika kita merujuk
pada Ajaran Agama dalam hal ini agama Islam, secara tegas Islam menyatakan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki kedudukan sama di
hadapan-Nya.
3
Nasarudin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al- Qur’an,Jakarta :
Paramadina, 2001,h.35
4
Leli Nurohmah dkk, Kesetaraan Kemajemukan dan Ham, Jakarta: Rahima, h. 22.
Al- Qur’an menyatakan :
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari diri entitas yang satu, dan dari padanya Allah
menciptakan pasangannya;
dan dari
pada keduanya
Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan
bertakwalah kalian kepada Allah yang dengan mempergunakan nama- Nya kalian saling tolong, dan peliharalah hubungan silaturrahim.
Sesungguhnya Allah maha Mengawasi”. QS. Surat An-Nisa: 1
Ayat diatas memberikan informasi bahwa penciptaan manusia sejak awal tidak menunjukan adanya perbedaan subtansi antara laki-laki dan perempuan.
Namun dikalangan ulama mempunyai penafsiran yang beragam terhadap ayat diatas, salah satu lndasan penafsiran mereka merujuk pada hadits-hadits. Dalam
hadits-hadits tersebut ada isyarat bahwa adam diciptakan dari tanah, kemudian dari tulang rusuk adam diciptakan hawa. Salah satu hadits dari Abu Hurairah
berkata bahwa Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya perempuan diciptakan dari
tulang rusuk yang bengkok, jika kalian mencoba meluruskannya ia akan patah.