63
BAB IV DATA DAN ANALISIS
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian telah dilakukan pada siswa kelas XA kelas eksperimen dan kelas XB kelas kontrol SMAK Sanctissima Trinitas Ranggu Manggarai Barat,
Flores, NTT pada tanggal 3 - 10 Agustus 2016 di SMAK Sanctissima Trinitas Ranggu. Penelitian dilakukan dengan pembagian dua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Peneliti mengambil dua kelas sebagai sampel penelitian. Kelas XA dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelas eksperimen dan
kelas XB dengan jumlah siswa 30 orang sebagai kelas kontrol.
Proses pembelajaran dilakukan pada dua kelas yakni kelas XA dan Kelas XB. Pembelajaran pada Kelas XA kelas eksperimen dengan menerapkan teori
inteligensi dengan metode kooperatif, sedangkan kelas XB kelas kontrol dengan metode ceramah. Proses pembelajaran ini dilakukan selama dua kali pertemuan
dengan masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 3 jam. Pada kelas yang menerapkan teori inteligensi ganda, dalam satu kelas memuat 5 inteligensi yang
dipilih yakni inteligensi linguitik, musikal, matematis-logis, kinestetik-badani, dan inteligensi interpersonal. Sementara pada kelas XB diakukan model
pembelajaran dengan metode ceramah.
1. Kelas XA kelas eksperimen berdasarkan inteligensi ganda
Dalam melaksanakan proses pembelajaran berdasarkan teori inteligensi ganda, langkah awal yang ditempuh adalah melakukan test
inteligensi ganda siswa. Analisis hasil test dijadikan acuan menyusun langkah proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, akan dilihat hasil test
inteligensi yang paling dominan antara lain inteligensi linguistik, inteligensi matematis-logis, inteligensi musikal, inteligensi kinestetik-
badani, dan inteligensi interpersonal. Dalam proses pengolahan data ditemukan bahwa ada siswa yang dominan di antara kelima inteligensi
yang dipilih untuk dilakukan tindakan dan ada pula yang dominan inteligensi yang lain yang kemudian dilihat nilai paling tinggi antara lima
inteligensi yang dipilih. Dalam proses pembelajaran dan diskusi kelompok Kelas XA akan
dilibatkan 5 inteligensi yakni inteligensi linguistik, musikal, matematis- logis, kinestetik-badani, dan inteligensi interpersonal. Dari hasil
penelitian, diperoleh bahwa inteligensi dominan yang dimiliki siswa tidak semata-mata sesuai dengan inteligensi yang dipilih untuk selanjutnya
dilakukan proses pembelajaran. Oleh karena itu akan dipilih nilai inteligensi paling tinggi dari inteligensi yang dipilih untuk proses
pembelajaran. Pada kelas XA selama proses pembelajaran guru hanya sebagai fasilitator, karena dalam proses pembelajaran siswa berdiskusi
aktif dalam kelompok berdasarkan inteligensi yang dimiliki siswa. Pada
saat bersamaan dengan test inteligensi ganda peneliti juga memberikan test motivasi siswa untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pelajaran
dan pembelajaran fisika, dan pretest untuk mengetahui pengetahuan awal siswa tentang konsep gerak lurus.
Pada hari berikutnya siswa kelas XA diminta untuk melakukan kegiatan pembelajaran dalam kelompok berdasarkan inteligensi yang
dimiliki siswa, sambil menjawab pertanyaan yang ada dalam LKS. Setelah kegiatan pembelajaran, diadakan diskusi. Ada perwakilan kelompok yang
maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajarnya. Berakhirnya kegiatan ditandai dengan diskusi antara peneliti dan dengan
siswa. Peneliti memberikan semacam pertanyaan-pertanyaan yang bisa menyempurnakan pengetahuan siswa tentang pokok bahasaan GLB,
GLBB, gerak jatuh bebas dan gerak parabola. Hari berikutnya peneliti memberikan posttest. Selain posttest untuk mengetahui motivasi belajar
siswa dengan menerapkan inteligensi ganda peneliti juga memberikan kuesioner yang harus diisi dan dikumpulkan lagi.
2. Kelas XB kelas kontrol dengan metode ceramah
Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran dengan metode ceramah, pertama-tama siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan anket motivasi untuk mengetahui motivasi siswa terhadap pembelajaran fisika.
Pada hari berikutnya pembelajaran guru memberikan pembelajaran dengan metode ceramah. Peran guru dalam pembelajaran pada kelas XB
sedikit lebih dominan selama kurang lebih satu setengah jam pelajaran. Setelah itu, siswa diminta melaksanakan diskusi kelompok dan
menerjakan LKS. Ada perwakilan kelompok yang maju ke depan untuk mempresentasikan hasil kegiatan belajarnya. Berakhirnya kegiatan
ditandai dengan diskusi antara peneliti dan dengan siswa. Peneliti memberikan semacam pertanyaan-pertanyaan yang bisa menyempurnakan
pengetahuan siswa tentang pokok bahasaan GLB, GLBB, gerak jatuh bebas dan gerak parabola. Hari berikutnya peneliti memberikan posttest.
Selain posttest untuk mengetahui motivasi belajar siswa dengan menerapkan inteligensi ganda peneliti juga memberikan kuesioner yang
harus diisi dan dikumpulkan lagi.
3. Pelaksanaan penelitian di kelas eksperimen
a. Rabu, 3 Agustus 2016
Peneliti masuk kelas pada jam 1-3 pada pukul 07.00 – 10.00
WITA. Pada pertemuan pertama sebelum pembelajaran dimulai peneliti memperkenalkan diri, selanjutnya dengan dibantu oleh
beberapa siswa peneliti membagikan angket inteligensi ganda, dan kuesioner motivasi. Alokasi waktu yang disediakan adalah 80 menit.
Setelah itu, siswa mengerjakan soal pretest dengan alokasi waktu yang disediakan untuk mengerjakan pretest adalah 40 menit.
b. Kamis, 4 Agustus 2016
Peneliti masuk kelas pada jam 1-3 pada pukul 07.00 – 10.00
WITA. Pada pertemuan pertama sebelum pembelajaran dimulai peneliti mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya, peneliti membagi
siswa kedalam kelompok berdasarkan inteligensi siswa dan membagikan materi serta tugas yang akan dikerjakan dalam kelompok.
Peneliti menjelaskan gambaran umum materi tentang GLB dan GLBB dengan waktu kurang lebih 10 menit. Siswa diminta langsung
berdinamika dalam kelompok sesuai petunjuk dalam tugas yang harus dikerjakan dalam setiap kelompok dengan tugas yang berbeda-beda
sesuai dengan inteligensinya. Pada saat dinamika kelompok, peneliti selalu berjalan keliling dari satu kelompok ke kelompok lain untuk
memperhatikan dan menanyakan tentang kesulitan atau materi yang tidak dipahami siswa. Siswa diminta untuk bertanya tentang materi
yang tidak dipahami. Pada pertemuan pertama ini, kendala yang dihadapi peneliti
antara lain sekolah tidak memiliki alat praktikum ataupun laboratorium fisika. selain itu, peneliti tidak bisa menunjukan video
demonstrasi karena tidak memiliki LCD. Setelah
berdinamika dalam
kelompok, siswa
mempresentasikan hasil kerja kelompok. Setiap satu nomor yang