Inteligensi interpersonal Teori Inteligensi Ganda

inteligensi musik, inteligensi matematis-logis, inteligensi kinestetik-badani, dan inteligensi interpersonal. B. Motivasi Belajar Motivasi adalah variabel penyelang ikut campur tangan yang digunakan untuk menimbulkan fakor-faktor tertentu dalam organisme yang membangkitkan, mengelola, mempertahankan, dan menyalurkan tingkah laku menuju satu sasaran Chaplin, 2008. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai Sardiman, 2007. Memberikan motivasi belajar kepada siswa berarti menggerakkan siswa untuk melakukan belajar atau menginginkan belajar. Dalam penelitiannya, Strope 2008, menemukan bahwa siswa berpartisipasi lebih sering ketika pelajaran diarahkan pada kecerdasan dominan mereka. Motivasi berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Adanya motivasi dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi, seseorang yang belajar akan dapat mencapai prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat prestasi belajarnya Sardiman, 2007 : 86. Motivasi siswa untuk belajar IPA dipengaruhi oleh apakah mereka menikmati, menghargai, dan menganggap pelajaran ini penting agar bisa sukses dan mewujudkan cita-cita mereka. Hal tersebut dapat mengembangkan sikap- sikap positif terhadap IPA, yang merupakan tujuan penting dalam pendidikan IPA di banyak negara Hayat Yusuf, 2011: 376. Menurut Keller, motivasi menunjukkan tingkat usaha yang dilakukan. Mengingat usaha merupakan indikator langsung dari motivasi belajar, maka secara operasional motivasi belajar ditentukan oleh indikator-indikator sebagai berikut: 1. Tingkat perhatian siswa terhadap pembelajaran, 2. Tingkat relevansi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, 3. Tingkat keyakinan siswa terhadap kemampuannya dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran, 4. Tingkat kepuasan siswa terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan Wena, 2009: 33. Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang timbul karena adanya rangsangan dari luar. Menurut Slavin, pembelajaran hendaknya mampu meningkatkan motivasi intrinsik peserta didik sebanyak mungkin. Ada berbagai cara untuk mencapai hal tersebut, diantaranya dengan membangkitkan minat belajar, mendorong rasa ingin tahu, menggunakan variasi metode penyajian yang menarik, dan membantu siswa dalam merumuskan tujuan belajar Rifa’I Anni, 2009. Djiwandono 2006: 359 juga menyatakan bahwa pengajaran di kelas harus mempertinggi motivasi intrinsik. Motivasi instrinsik ini dapat dicapai dengan berbagai cara, yaitu dengan menambah selera siswa untuk ilmu pengetahuan, mempertahankan keingintahuan, cara penyampaian pelajaran yang menarik dan bervariasi, serta permainan dan simulasi.

C. Prestasi Belajar

Menurut Hamalik 2003, hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari kurang tahu menjadi tahu, dan sebagainya. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Menurut Sudjana 2004: 22, di antara ketiga ranah itu ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Hasil belajar kognitif siswa pada dasarnya berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan, dan kemahiran intelektual Rifa’I Anni, 2009: 86. Ranah kognitif meliputi pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, dan penilaian evaluation. Adapun factor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara umum menurut Slameto 2003:54 adalah sebagai berikut: a. Faktor intern Dalam faktor ini diibahas dua faktor yatu: 1. Faktor jasmaniah a Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian- bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. b Cacat tubuh Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik ataukurang sempurna mengenai tubuhbadan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. 2. Faktor psikologi a Inteligensi Tingkat intilegensi atau kecerdasan IQ tak dapat diragukan lagi sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar. Semakin tinggi kemampuan inteligensi siswa maka semakin besar peluang meraih sukses, akan tetapi sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi siswa maka semakin kecil peluang meraih sukses.