34
 Memiliki semangat
leadership 
Kolaborasi dan  kooperasi 
Ada kemampuan untuk membangun tim
22 23
24
Masing-masing  pertanyaan  diukur  berdasarkan  skala  Likert  dengan  4 empat opsi jawaban. Berikut ini disajikan skala pengukurannya:
No Keterangan
Skor untuk Pernyataan Positif
Negatif
1 Sangat Setuju SS
4 1
2 Setuju S
3 2
3 Tidak Setuju TS
2 3
4 Sangat Tidak Setuju STS
1 4
2. Variabel Kecemasan Berbicara
Kecemasan berbicara adalah ketidaknyamanan yang dialami seorang individu  dan  sifatnya  tidak  menetap  pada  individu  tersebut  pada  saat
berbicara  atau  sedang  mengajar  di  depan  para  peserta  didiknya.  Untuk mengukur  kecemasan  berbicara  menggunakan  skala  kecemasan  berbicara
di depan umum yang dirujuk dari Andina Prilajeng Nugraheni 2010: 26 dengan  berdasarkan  pada  komponen-komponen  kecemasan  berbicara  di
depan  umum  yang  dikemukakan  oleh  Rogers  2004,  meliputi  komponen fisik, komponen proses mental, dan komponen emosional.
Masing-masing  skala  tersebut  selanjutnya  dijabarkan  dalam sejumlah  indikator.  Setiap  indikator  dikembangkan  dalam  bentuk
pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasional dari variabel dan pengukurannya:
35
Tabel 3.2 Operasionalisasi variabel Kecemasan Berbicara
No Dimensi
Indikator Pernyataan
Positif Negatif
1 Komponen
Kecemasan Berbicara
Komponen fisik 8, 12,
21, 25, 27, 29,
1, 4, 5, 15, 18,
24,
2 Komponen
Kecemasan Berbicara
Komponen proses mental 19, 20,
34 2, 10,
13, 17, 26, 32,
33
3 Komponen
Kecemasan Berbicara
Komponen emosional 7, 14,
16, 28, 31
3, 6, 9, 11, 22,
23, 30
Masing-masing  pernyataan  diukur  berdasarkan  skala  Likert  dengan  4 empat opsi jawaban. Berikut ini disajikan skala pengukurannya:
No Keterangan
Skor untuk Pernyataan Positif
Negatif
1 Sangat Setuju SS
4 1
2 Setuju S
3 2
3 Tidak Setuju TS
2 3
4 Sangat Tidak Setuju STS
1 4
3. Variabel Nilai Program Pengalaman Lapangan I
Variabel  ketiga  yaitu  Nilai  PPL  I  atau  Pengajaran  Mikro  dalam penelitian  ini  diukur  dengan  menggunakan  data  dokumentasi  nilai  PPL  I
mahasiswa sebagai objek penelitian dan pembanding  nilai PPL II. Dalam pemberian  skor  dalam  variabel  ini  berdasarkan  nilai  akhir  keberhasilan
belajar mahasiswa mata kuliah PPL I dinyatakan dalam huruf mutu adalah sebagai berikut:
36
Huruf Mutu Arti
Nilai Mutu
A Sangat Baik
4 B
Baik 3
C Cukup
2 D
Kurang 1
4. Variabel Nilai PPL II
Variabel  terikat  dalam  penelitian  ini  yaitu  nilai  PPL  II  diukur berdasarkan  data  dokumentasi  nilai  PPL  II.  Nilai  tersebut  sebagai  objek
penelitian  dan  pembanding  nilai  PPL  I.  Dalam  pemberian  skor  dalam variabel  ini  berdasarkan  nilai  akhir  keberhasilan  belajar  mahasiswa  mata
kuliah PPL II dinyatakan dalam huruf mutu adalah sebagai berikut:
Huruf Mutu Arti
Nilai Mutu
A Sangat Baik
4 B
Baik 3
C Cukup
2 D
Kurang 1
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner Angket
Sugiyono 2010: 199 mengemukakan bahwa kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat  pertanyaan  atau  pernyataan  tertulis  kepada  responden  untuk dijawabnya.  Kuesioner  bersifat  kooperatif  artinya  responden  diharapkan
bekerja sama dalam  menyisihkan waktu dan  menjawab pertanyaan secara tertulis  dengan  petunjuk-petunjuk  yang  diberikan.  Variabel  yang  akan
diteliti  menggunakan  angket  atau  kuesionar  adalah  kecerdasan  emosional dan kecemasan berbicara.
37
2. Dokumentasi
Dokumentasi  adalah  metode  pengumpulan  data  mengenai  hal-hal atau  variabel  yang  berupa  benda-benda  tertulis  seperti  buku-buku,
majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya  Suharsimi  Arikunto,  1997:  135.  Dokumentasi  digunakan
untuk memperoleh data tentang nilai PPL I dan nilai PPL II yang diperoleh mahasiswa  yang  telah  melaksanakan  PPL  II.  Dokumentasi  ini  sebagai
gambaran perbandingan antara nilai PPL I dengan PPL II.
G. Teknik Pengujian Instrumen
Variabel pertama dan kedua yaitu kecerdasan emosional dan kecemasan berbicara  dalam  penelitian  ini  diukur  dengan  menggunakan  angket  atau
kuesioner,  bentuk  angket  yang  digunakan  adalah  jenis  angket  tertutup, dimana  item  pernyataan  disertai  dengan  kemungkinan  jawaban  sehingga
respoden  tinggal  memilih  jawaban  yang  sudah  disediakan  dan  angket langsung  diberikan  kepada  responden  untuk  diisi  selanjutnya  setelah  angket
diisi langsung diserahkan kembali kepada peneliti. Sebelum  digunakan  untuk  memperoleh  data-data  penelitian,  terlebih
dahulu dilakukan uji coba agar diperoleh instrumen yang valid dan reliabel: 1.
Uji Validitas Arikunto  2010:  212-213  mengemukakan  bahwa  validitas  adalah
suatu  ukuran  yang  menunjukan  tingkat-tingkat  kevalidan  atau  kesahihan suatu  instrumen.  Sebuah  instrumen  dikatakan  valid  apabila  mampu
38
mengungkapkan  data  dari  variabel  yang  diteliti  secara  tepat.  Tinggi rendahnya suatu instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk  mengukur  validitas  digunakan  rumus  korelasi  product
moment yaitu:
 
 
 
 
2 2
2 2
i i
i i
i i
i i
xy
y y
n x
x n
y x
y x
n r
Keterangan : r
= koefisien korelasi setiap butir dengan skor total x
= skor butir pertanyaan y
= skor total uji coba N
= jumlah subyek responden ∑X
= jumlah skor butir dari kuesioner ∑Y
= jumlah skor total ∑XY  = jumlah hasil perkalian dari skor butir dan skor total
∑X
2
= jumlah hasil kuadrat dari jumlah skor butir ∑Y
2
= jumlah hasil kuadrat dari jumlah butir sampel uji coba Arikunto  2010:  213-214  mengemukakan  bahwa  harga
menunjukkan  indeks  korelasi  antara  dua  variabel  yang  dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna, yaitu:
a. Ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat
di  belakang  koma.  Jika  angka  tersebut  terlalu  kecil  sampai  empat angka  dibelakang  koma,  misalnya  0,0002;  maka  dapat  dianggap
bahwa  antara  variabel  X  dengan  variabel  Y  tidak  terjadi  korelasi, walaupun ada angkanya terlalu kecil, lalu diabaikan.