19
teaching”,  tapi  bukan  “real  classroom  teaching”.  Dengan  demikian, bukan  hanya diperlukan penyesuaian kembali dari keterampilan  yang
telah dikuasai dengan situasi kelas yang sebenarnya, tetapi juga harus diperhatikan  beberapa  hal  yang  berhubungan  dengan  kompetensi
pengelolaan kelas, disiplin murid di kelas, dan sebagainya yang tidak tercakup  dalam  pengajaran  mikro.  Oleh  karena  itu,  latihan  praktik
mengajar  di  kelas  yang  sebenarnya  tetap  diperlukan  dan  latihan melalui  pengajaran  mikro  hanyalah  persiapan  kearah  praktik  di  kelas
yang sebenarnya real classroom teaching tersebut. Salah
satu karakteristik
pengajaran mikro
adalah dimungkinkannya  pemberian  balikan  secara  cepat  bagi  calon  guru
yang  sedang  berlatih.  Untuk  itu  diperlukan  pencatatan  yang  akurat dengan  disediakannya  lembar-lembar  observasi,  tersedianya  alat
rekam,  antara  lain  video-tape  recorder  VTR-unit,  atau  audio-tape recorder  ATR.  Penggunaan  alat  rekam  tersebut  memudahkan
mahasiswa dan dosen untuk melakukan observasi. Sehubungan  dengan  penggunaan  alat-alat  rekam  dalam
pengajaran  mikro,  faktor-faktor  berikut  perlu  dipertimbangkan,  yaitu faktor banyak sedikitnya calon guru  yang akan dilatih, alokasi waktu
yang  tersedia,  sumber  dana,  di  samping  relevansi  alat  dengan  jenis keterampilan yang akan dilatih.
Dengan demikian, jelaslah bahwa pengajaran mikro adalah mata kuliah  yang  bersifat  praktikum  dalam  situasi  laboratoris  yang  mudah
20
dikontrol  dan  membutuhkan  mata  kuliah  lain  sebagai  prasyarat. Sebagai  mata  kuliah  yang  bersifat  praktikum  E.Catur  Rismiati,  dkk.
2007: 4
4. Program Pengalaman Lapangan II
a. Pengertian Program Pengalaman Lapangan II
Program  Pengalaman  Lapangan  II  diselenggarakan  untuk memberikan pengalaman terstruktur dan terarah bagi mahasiswa calon
guru untuk mengalami langsung berbagai aspek pendidikan di sekolah dengan penekanan dari sudut pandang guru. Melalui PPL melihat dan
mengalami langsung berbagai aspek pengelolaan di sekolah baik dari segi  administratif  maupun  dari  segi  akademik.  Di  samping  itu,  hal
yang  sangat  penting  di  dalam  PPL  adalah  mahasiswa  calon  guru belajar  mengelola  pembelajaran  secara  efektif  dan  bermakna.
Pengalaman-pengalaman  tersebut  hanya  akan  menjadi  pengalaman belajar  dan  membawa  perubahan  baik  pada  ranah  kognitif,
psikomotorik,  dan  afektif  pada  diri  mahasiswa  apabila  dilakukan secara terstruktur, terarah, dilakukan secara cermat serta diolah dan di
refleksikan Sarkim, 2007: 3. Program Pengalaman Lapangan II dirancang untuk melatih para
calon  guru  agar  memiliki  kecakapan  keguruan  secara  lengkap  dan terintegrasi.  Program  ini  meliputi  latihan  pembelajaran  dan  latihan
melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain pembelajaran.
21
Program  Pengalaman  Lapangan  II  merupakan  muara  dari seluruh  program  pendidikan  pra-jabatan  guru.  Oleh  karena  itu,
pelaksanaan  PPL  dilakukan  sesudah  mahasiswa  memperoleh  bekal yang memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya
sebagai  guru,  seperti  penguasaan  landasan  kependidikan,  penguasaan mata  pelajaran  dan  pengelolaan  proses  pembelajaran  Sarkim,  2007:
7. Kecakapan keguruan  mempunyai  banyak aspek  yang  berkaitan,
yang  harus  dilatihkan  secara  bertahap  dan  terintegrasi.  Keseluruhan kecakapan  keguruan  di  atas  perlu  dilandasi  dengan  nilai  serta  sikap
keguruan yang positif Sarkim, 2007: 7.
b. Tujuan Program Pengalaman Lapangan II
Program  Pengalaman  Lapangan  II  bertujuan  agar  praktikan memiliki kompetensi berikut Sarkim, 2007: 7:
1 Mengenal  lingkungan  sosial  sekolah  secara  cermat  dan
menyeluruh,  meliputi  aspek  fisik,  tata  administratif,  serta  tata kurikuler dan kegiatan kependidikan.
2 Menerapkan  berbagai kecakapan keguruan secara  menyeluruh dan
terintegrasi dalam  situasi  nyata di  bawah  bimbingan guru pamong dan Dosen Pembimbing PPL.
3 Mengambil  manfaat  dari  pengalaman  ber-PPL  agar  semakin
memiliki kecakapan keguruan secara professional.
22
c. Status Program Pengalaman Lapangan II