Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi Penelitian Subyek dan Obyek Penelitian

33 Tabel 3.1 Operasionalisasi variabel Kecerdasan Emosional No Dimensi Indikator Pernyataan Positif Negatif 1 Mengenali Emosi Diri  Mengenali emosi diri  Mengetahui kekuatan  Mengetahui keterbatasan diri  Keyakinan akan kemampuan sendiri 4 3 1 2 2 Mengelola Emosi  Menahan emosi dan dorongan negatif  Menjunjung norma kejujuran dan integritas  Bertanggung-jawab atas kinerja sendiri  Luwes terhadap perubahan  Terbuka dengan ide-ide serta informasi baru 5 6 7 8 9 3 Memotivasi Diri  Dorongan untuk menjadi lebih baik  Menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi  Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan  Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan 10 11 12 13 4 Mengenali Emosi Orang Lain  Memahami perasaan orang lain  Tanggap terhadap kebutuhan orang lain  Mengerti perasaan orang lain  Siap sedia melayani 14 17 18 16 5 Membina Hubungan dengan Orang Lain  Kesiapan persuasi  Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi pesan yang jelas  Kemampuan menyelesaikan tanggung- jawab 19, 15 20 21 34  Memiliki semangat leadership  Kolaborasi dan kooperasi  Ada kemampuan untuk membangun tim 22 23 24 Masing-masing pertanyaan diukur berdasarkan skala Likert dengan 4 empat opsi jawaban. Berikut ini disajikan skala pengukurannya: No Keterangan Skor untuk Pernyataan Positif Negatif 1 Sangat Setuju SS 4 1 2 Setuju S 3 2 3 Tidak Setuju TS 2 3 4 Sangat Tidak Setuju STS 1 4

2. Variabel Kecemasan Berbicara

Kecemasan berbicara adalah ketidaknyamanan yang dialami seorang individu dan sifatnya tidak menetap pada individu tersebut pada saat berbicara atau sedang mengajar di depan para peserta didiknya. Untuk mengukur kecemasan berbicara menggunakan skala kecemasan berbicara di depan umum yang dirujuk dari Andina Prilajeng Nugraheni 2010: 26 dengan berdasarkan pada komponen-komponen kecemasan berbicara di depan umum yang dikemukakan oleh Rogers 2004, meliputi komponen fisik, komponen proses mental, dan komponen emosional. Masing-masing skala tersebut selanjutnya dijabarkan dalam sejumlah indikator. Setiap indikator dikembangkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Berikut ini disajikan tabel operasional dari variabel dan pengukurannya:

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL OSCE MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FKIK UMY

3 27 71

Hubungan antara Peran Guru Pamong dan Minat Mahasiswa Menjadi Guru dengan Prestasi Program Pengalaman Lapangan (PPL) :Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi FKIP-UMS

0 4 7

PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DAN MINAT MAHASISWA TERHADAP KOMPETENSI GURU PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2006 FKIP UMS TAHUN 2009.

0 0 10

PENGARUH PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI GURU : Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010 FPEB UPI.

7 16 47

Penilaian mahasiswa Pendidikan Akuntansi terhadap pelaksanaan program pengalaman lapangan : studi kasus mahasiswa aktif angkatan 2010-2012 yang sudah mengambil mata kuliah PPL II.

0 0 2

Hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar, dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan : studi kasus mahasiswa peserta PPL II, program studi pendidikan akuntansi, USD Yogyakarta.

0 0 124

Persepsi mahasiswa FKIP yang belum PPL II dan yang sudah PPL II, serta mahasiswa non FKIP terhadap profesi guru ditinjau dari aspek kesejahteraan, sosial, dan profesional : studi kasus pada mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi dan mahasiswa FE progr

0 3 131

LAPORAN PPL 1413031034

3 14 78

Hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar, dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan : studi kasus mahasiswa peserta PPL II, program studi pendidikan akuntansi, USD Yogyakarta -

0 0 122

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL, KECEMASAN BERBICARA, DAN NILAI PPL I DENGAN NILAI PPL II MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

0 1 122