Kegiatan Bimbingan Belajar Guna Meningkatkan Motivasi Belajar di Rumah Pintar Pijoengan

108 “Kalau anak-anak perempuan itu pada dasarnya memang sudah mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk belajar. Tapi dalam secara umum keinginan untuk bisa saja sih mas”. Dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar sangat erat kaitannya dengan keadaan individu mengenai motivasi belajar. Dorongan motivasi belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal yang dapat berupa pemberian hadiah, adanya kompetisi, keterlibatan diri, pemberian ulangan, mengetahui hasil, adanya pujian atau umpan balik, adanya hukuman. Sedangkan faktor internal yaitu hasrat untuk belajar, minat, cita-cita, dan tujuan yang diakui. Hal inilah yang menjadikan anak stabil dalam kondisi belajarnya. e. Kontribusi Rumah Pintar Pijoengan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak melalui Bimbingan Belajar. Sebagai mitra orang tua di pendidikan nonformal, pihak rumah pintar memiliki tanggung jawab yang besar dalam menumbuh kembangkan anak dalam belajar. Pada usia anak-anak sekeloah menghabiskan sebagian besar waktu mereka disekolah dan dilingkungan masyarakat dalam bermain. Hal ini pihak lebaga berposisi sebagai orang tua pada saat berjalannya kegiatan bimbingan belajar, sehingga pembentukan kegiatan bimbingan belajar ini ditengarai oleh konsultasi antara orang tua wali murid dengan pihak lembaga yang bersangkutan. Terbentuknya kegiatan belajar ini tidak lepas dari peran orang tua yang merasa anaknya merasa menurun 109 dalam belajar. Oleh karena itu orang tua wali murid merasa terbantu dengan adanya pencetusan atau pembantukan program kegiatan bimbingan belajar ini. Sewajarnya bimbingan belajar menjadikan dampak positif bagi anak untuk memperoleh hasil belajar yang baik melalui cara dan metode balajar yang berbeda yang mudah dimengerti oleh anak. Sehingga melalui cara dan kemapuan yang dimiliki oleh tutor yang memiliki karakteristik dominan dalam mengembangkan minat dan keahlian anak dari segi Linguistic, logika matematika, visual spasial, kinestetik, intrapersonal, interpersonal, naturalis, dan musical, dengan ini anak menjadi berkembang secara internal dan eksternal. Dilihat dari perkembangan anak dapat dikatakan anak merasa minat bakatnya berkembang dalam belajar. Hal ini diungkapkan oleh oleh mas “SG”: selaku tutor bahwa: “Sudah mas, dilihat dari presentasi kehadiran peserta didik disetiap hari mereka mengikuti kegiatan bimbingan belajar itu selalu meningkat” Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku tutor, menyatakan bahwa: “Dari awal setiap peserta didik itu punya bakat yang berbeda- beda, kalau dilihat dari motivasinya hampir setiap peserta didik sama ya, keinginan untuk mengerjakan sesuatu” Pendapat diatas juga dikuatkan oleh peserta didik “IP” bahwa: “Sudah mas. Soalnya guru jelasinnya juga enak, pelan pelan, kan jelasinnya pakai itu mas mainan, kadang nyanyi, jadi saya sering terbawa suasana, jadi mudah mengerti mas” 110 Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”, bahwa: “Iya mas, saya menjadi semangat. Karena guru ngajarnya enak, santai, bikin saya nyaman. Jadi saya tanpa sadar saya paham apa yang dijelaskan oleh guru” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa individu merupakan makhluk sosial yang berkembang, berkembangnya pola pikir peserta didik terbentuk dari kebiasaan dalam belajar. Perbedaan yang mencolok terlihat dari karakteristik peserta didik, baik dari pola pikir, sikap dan tingkah laku sampai dengan kondisi fisik dalam belajar Proses kegiatan belajar tidak lepas dengan adanya komunikasi antara murid dan guru didalam kelas. Terciptanya situasi dan kondisi belajar yang harmonis dapat meningkatkan daya berfikir dan berperilaku anak dalam belajar yang baik pula. Respon yang dimiliki anak pada usia SD cenderung sangat tinggi, dengan berbasis pada pendidikan yang terarah, ini malah mampu memberikan pengaruh yang signifikan terhadap anak dalam berfikir. Dalam perkembangannya, sebelum anak mengikuti bimbingan dirumah ini dengan hanya datang dan bermain di rumah pintar ini, akan tetapi dengan adanya strategi yang dilakukan dalam menarik minak anak agar anak secara sadar mengikuti dan mengakui bahwa pendidikan sangatlah penting. Dari pengaruh yang diberikan anak ini maka dapat dikatakan oleh tutor “SG” bahwa: 111 “Sudah mas, belajar peserta didik semakin membaik itu dapat dilihat dari tugas-tugas yang telah dikerjakan peserta didik dan hasilnya pun memuaskan. Mulai timbul kepercayaan diri sehingga pola pikir peserta didik menjadi terkontrol” Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku tutor, menyatakan bahwa: “Memang selama ini mas peserta didik sama ya, baik dilihat dari motivasi belajar mas, terlihat dari presentasi kehadiran pada saat bimbingan belajar, peserta didik terlihat antusias dan mulai termotivasi dengan adanya itu” Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta didik, yaitu “IP” bahwa: “Iya mas, saya menjadi lebih bersemangat dalam belajar” Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”, bahwa: “Iya mas, senang aja mas belajar disini. Jadi saya bersemangat dalam mengerjakan tugas dan belajar” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil dari pelaksanaan kegiatan bimbingan di Rumah Pintar Pijoengan yang didapat peserta didik berupa pengaruh kemajuan dalam kesiapan belajar, meningkatkan kepercayaan diri peserta didik, mulai dari hal tersebut peserta didik menjadi lebih termotivasi. Terlihat dari semangat peserta didik baik dalam prestasi kehadiran sampai prestasi belajar yang meningkat. Keterkaitan antara lembaga rumah pintar dengan anak melalui bimbingan belajar anak tidak tertarik terhadap belajar, hal ini 112 disebabkan adanya pola pikir dan perasaan anak yang lebih dominan untuk tumbuh kembang anak dan mencerna segala hal yang ada dilingkungan melalui bermain. Peran ini dilakukan guna meningkatkan minat anak agar tumbuh dan berkembang tidak hanya dalam bermain aka tetapi juga dalam belajar. Indikator yang mempengaruhi berhasil atau kurangnya anak dalam belajar, hal ini diutarakan oleh mas “SG” selaku tutor bimbingan belajar, bahwa: “Rasa keingin tahuan peserta didik yang tinggi. Mereka berfikir orang lain saja bisa kenapa saya tidak, gitu mas” Hal serupa juga diungkapkan oleh tutor, yaitu “UA” bahwa: “Keinginan peserta didik untuk dapat mengerjakan sesuatu. Dapat tugas dari tutor dibimbingan belajar dan PR dari sekolah mas, sering kali dikerjakan di sini di bimbingan belajar” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa rasa keingintahuan peserta didik dan keinginan peserta didik untuk bisa dan mengerjakan sesuatu yang mendorong dirinya untuk melampaui orang lain menjadi kunci berkembangnya peserta didik untuk tetap belajar. Hal ini ditujukkan oleh anak bahwa perkembangan diri anak tidaklah bagus dengan dan tanpa pengawasan dan pembelajaran yang teratur. Ini diupayakan melalui terbentuknya karakter anak setelah melalui kegiatan bimbingan belajar, hal ini diungkapkan oleh mas “SG” bahwa: “Untuk sekarang ini peserta didiknya lebih aktif mas dalam belajar. Itu terlihat ketika saya bebaskan untuk berdiskusi. Jadi 113 mereka merasa lebih bertanggung jawab atas tugas yang mereka dapatkan dari sekolah maupun dari tutor” Pernyataan mas “SG” juga didukung oleh peryataan dari mas “UA”, bahwa: “Memang melalui kegiatan bimbingan di Rumah Pintar Pijoengan ini peserta didik sudah mulai terlihat aktif dan kritis dalam belajarnya” Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta didik, yaitu “IP” bahwa: “Sudah mas, bimbingan belajar membuat saya lebih rajin” Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”, bahwa: “Iya mas, kan sering dijalasin sama guru dibimbingan blajar ini. Pas saya ada pr dari sekolah langsung saya kerjakan soalnya saya bisa karena udah dijelasin sama guru bumbingan belajar” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa melalui kegiatan bimbingan belajar dirumah pintar pijoengan perubahan yang ditunjukkan peserta didik sangat baik. Selain itu kemandirian yang dimiliki peserta didik menjadikan aktif, kritis, dan bertanggung jawab atas tugasnya sebagai siswa baik disekolah maupun dibimbingan belajar. 114

C. PEMBAHASAN

1. Kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan

Rumah Pintar Pijoengan merupakan bagian dari dunia pendidikan yang dapat memperkaya pendidikan masyarakat melalui pemberdayaan. Berbagai kegiatan diadakan guna memperkaya pengetahuan masyarakat untuk mengejar ketertinggalan serta meningkatakan kesejahteraan di Indonesia khususnya masyarakat sekitar desa Srimartani. Dalam upaya mengemban tugasnya sebagai pengabdi untuk masyarakat dilakukan pada semua jenjang usia terlebih pada usia anak-anak. Melalui pendidikan dan life skill diharapakan masyarakat dapat memperoleh berbagai bentuk pengetahuan yang dapat digunakan untuk memahami dan memanfaatkan berbagai potensi yang dimiliki. Rumah Pintar umumnya mempunyai dua jenis kategori kegiatan dan program yang dijalankan oleh rumah Pintar Pijoengan sama halnya dengan Rumah Pintar lainnya yaitu sentra wajib dan sentra pengembangan, ini merupakan kegiatan atau program yang dikembangkan secara mandiri oleh pengelola Rumah Pintar Pijoengan dengan menyesuaikan kebutuhan masyarakat. Seperti yang tertera dalam Juknis Rumah Pintar PAUDNI 2014 dijelaskan bahwa yang dimaksud Rumah Pintar merupakan “Rumah Pendidikan” untuk masyarakat yang memiliki banyak fungsi. Bagi anak-anak, Rumah Pintar dapat berfungsi untuk meningkatkan minat baca, mengembangkan potensi kecerdasan dan mengenalkan teknologi melalui pembelajaran di lima sentra: 1 sentra 115 buku 2 sentra kriya, 3 sentra permainan 4 sentra audio visual, dan 5 sentra komputer. Sehingga jika dilihat dari hasil penelitian kegiatan di Rumah Pintar Pijoengan ini, kegiatan dan program yang diadakan dan dilaksanakan oleh Rumah Pintar Pijoengan di Desa Srimartani, Bantul ini memiliki kegiatan rutin yang ditekuni. Kegiatan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan desa Srimartani, Bantul merupakan lembaga yang berbasis nonformal. Kegiatan tersebut yaitu sentra baca dan buku, sentra pendidikan, sentra permainan edukatif, sentra panggungaudio visual, sentra komputer, sentra kriya, sentra pertanian, sentra diklat, dan sentra unit layanan keliling. Berikut sentra-sentra yang ada di Rumah Pintar Pijoengan Desa Srimartani: 1 Sentra Baca dan Buku Sentra buku berfungsi sebagai layanan kepada masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Didalam sentra baca dan buku ini, Rumah Pintar Pijoengan mempunyai berbagai jenis buku dengan jumlah buku kurang lebih 5000 eksemplar buku dengan kategori yang berbeda-beda, mulai dari cerita bergambar anak-anak sampai dengan buku keterampilan yang dapat meningkatkan kreatifitas. Selain itu juga program membaca cepat baik pelatihan membaca latin maupun iqro’, program yang baru-baru dibentuk yang juga masuk kategori sentra baca dan buku. 116 2 Sentra Pendidikan Sentra pendidikan merupakan cara belajar mengajar revolusioner, kebutuhan terhadap bangsa yang kini sibuk mencari formula bagi sebuah pendidikan karakter yang dapat merubah moral, mental, dan nalar bangsa ini menjadi lebih baik. Termasuk didalam sentra pendidikan ini terdapat kegiatan bimbingan belajar yang cara pengaplikasiannya menggunakan metode yang merupakan paradigma baru dibidang pendidikan dan pengajaran. 3 Sentra Permainan Edukatif Dalam sentra ini, Rumah Pintar “Pijoengan” membedakan permainan edukatif ini menjadi dua yaitu in-door dengan terdiri dari berbagai permainan seperti catur, mobil-mobilan, boneka, gitar, karambol, piano dan lain-lain. Kemudian outdoor yakni egrang, kolam renang, ayunan dan lain-lain. 4 Sentra PanggungAudio Visual Sentra panggung atau audio visual merupakan salah satu program yang diselenggarakan oleh lembaga Rumah Pintar Pijoengan dengan pelayanan kepada masyarakat untuk mengembangkan kemampuan bahasa lisan anak, dimana setelaha anak diberi kesempatan menonton TV, VCD dan DVD tentang ilmu pengetahuan, anak akan melihat, menengar, terlibat aktif dan menceritakan kembali apa yang telah mereka dengar. 117 5 Sentra Komputer Sentra teknologi informasi merupakan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dengan mengenalkan alat, fungsi, dan cara penggunaannya. Dalam metode pengenalannya mengenai konsep dengan cara yang menyenangkan, pengenalan melalui warna, bentuk, ukuran, bilangan, huruf, dan sebagainya melalui permainan interaktif. Pengembangan imajinasi dan kreatifitas dalam mempelajari desain grafis, gambar, dan tulisan. 6 Sentra Kriya Keberadaan Sentra Kriya dalam konsep Rumah Pintar merupakan syarat mutlak, karena aktivitas di Sentra Kriya ini dalam penerapannya diikuti oleh ibu-ibu rumah tangga, remaja perempuan dan juga ibu-ibu yang mengantar anaknya mengikuti bimbingan belajar dengan dirancang untuk memberikan kecakapan hidup dan keterampilan vokasional. Sentra yang ada di Rumah Pintar Pijoengan ini terdiri dari sentra kriya dengan menjahit, sentra kriya dengan membordir, sentra dengan kerajinan tangan. 7 Sentra Pertanian Sentra pertanian merupakan program kegiatan yang dikembangkan oleh Rumah Pintar. Dalam sentra ini terdapat kegiatan depot pertanian yang isinya menggabungkan kegiatan pertanian, perikanan, dan peternakan dengan fungsi untuk menyediakan fasilitas kepada masyarakat dan memberdayakan petani.