Pengertian Peran Bimbingan Belajar
26 rendah. Anak yang memilik IQ tinggi juga dapat mengalami
masalah belajar. 2 Bakat
Seorang individu atau anak akan lebih mudah memperlajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila indivisu diharuskan
untuk memperlajari sesuatu yang lain dari bakatnya. Maka anak tersebut akan cepat bosan, mudah putud ada, dan merasa tidak
senang. Hal tersebut akan tampak pada individu suka menggangu kelas, berbuat gaduh, dan tidak mau belajar sehgingga prestasinya
rendah Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2008:82 3 Motivasi
Motivasi dapat menetukan baik buruknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasi semakin besar pula
presatasi yang akan di raihnya. Anak semakin besar termotivasi secara intrisnsik makan anak tersebut akan semakin besar pula
akan giat berasa, gigih, tidak cepat menyerah, berusaha lebih untuk meningkatkan prestasinya. Dengan sebaliknya anak yang
cenderung bermalas malasa atau tidak mempunyai motivasi secara intrinsik akan mudah menyerah dan bosan, dan suka menggangu di
dalam kesa maupun di luar kelas. 4 Fator Kesehatan Mental
Setiap individu mempunyai kebutuhan dan dorongan, seperti
memperoleh penghargaan,
mendapatkan hadiah,
27 mendapatkan kepercayaan, rasa aman, dan lain-lain. Dan apabila
kebutuhan tersebut tidak terpenuhi.akan membawa masalah emosional dan bentuk maladjustment kurang bisa menyesuaikan
diri. Mental yang kurang sehat dapat merugikan belajarnya seperti anak sedih akan kacau pikirannya dan anak akan sulit mengadakan
konsentrasi. Biasanya anak akan melakukan melakaukan perbuatan agresif seperti kenakalan, merusak alat-alat sekolah, dan lai-lain.
Keadaan seperti ini akan menimbulkan masalah belajar sebab anak merasakan hal tersebut tidak mendatangkan kebahagiaan.
5 Kondisi fisik Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2008:79-81
sebab yang bersifat fisik: a Karena sakit
Anak yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensorik dan mentorisnya akan melemah.
Akibatnya rangsangan yang diterimanmelalui indera tidak dapat diteruskan ke otak. Semakin lama sakitnya, sarafnya akan
bertambah lemah, sehingga anak tersebut tidak akan masuk sekolah selama beberapa hari, yang berakibat tertinggal jauh
dari belajarnya. b Karena kurang sehat
Anak yang kurang sehat akan mudah lelah, mengantuk, pusing, daya konsentrasinya hilang, kurang semangat, dan
28 pikiran terganggu. Karena hal tersebut, maka penerimaan dan
serpon pelajaran berkurang, serta saraf otak tidak dapat bekerja dengan optimal yang dapat menyebabkan masalah belajar.
c Karena caca tubuh Cacat tubuh yang dialami anak apabila tidak
mendapatkan perhatian dari guru dapat menimbulkan masalah belajar. Sebab anak tersebut tidak dapat memperoses
rangsangan dari guru atau teman-temannya dikarenakan alat inderanya kurang berfungsi dengan baik.
6 Lingkungan keluarga Keluarga merupakan pusat pendidikan utama dan pertama
bagi setiap individu. Akan tetapi keluarga juga dapat menjadi penyebab terjadinya masalah belajar. Orang tua yang tidak atau
kurang memperhatikan pendidikan anaknya dapat menjadi
penyebab masalah belajar. Karena orang tua tersebut tidak memberikan dorongan kepada anaknya, bahkan sikap orang tuanya
yang sa;ah, anak bisa membenci belajar. Suasana rumah yang gaduh juga dapat menimbulkan
masalah belajar. Karena anak akan tergagngu konsentrasinya sehingga tidak dapat belajar dengan baik. Suasanan rumah yang
tegang dan banyak cekcok antar anggota keluarga membuat anak tidak betah dirumah, membuat anak sering mrnghabiskan waktu
diluar sehingga dapat menurunkan prestasi belajar.
29 7 Lingkungan sekolah
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2008: 89- 92 yang dimaksud lingkungan sekolah yaitu:
a Guru Guru dapat menjadi penyebab masalah belajar apabila:
1 guru tidak kualified, 2 hubungan guru dengan anak kurang baik, 3 guru-guru menuntut standar pelajaran diatas
kemampuan anak, dan 4 guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnosis masalah belajar.
b Faktor alat Alat pelajaran yang kurang lengkap membuat penyajian
pembelajaran menjadi tidak baik. Terutama untuk pelajaran yang bersifat praktiku, kurangnya alat laboratorium akan
menimbulkan masalah dalam belajar c Kondisi gedung
Kondisi gedung terutama ruang kelas seharusnya memenuhi syarat tersebut tidak terpenuhi, misalnya gedung
dekat dengan keramaian, ruangan gelap, lantai basah, ruangan sempit maka situasi belajar akan kurang baik. Anak akan selalu
gaduh sehingga memungkinkan pelajaran menjadi terlambat. d Kurikulum
Kurikulum yang kurang baik seperti bahan-bahannya terlalu tinggi, pembagian bahan yang tidak seimbang, dan
30 adanya pendataan materi yang akan membawa masalah belajar
bagi anak-anaknya. 8 Lingkungan mass media dan sosial
Menurut Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono 2008: 92- 93 yang dimaksud dengan mass media dan sosial adalah:
a Faktor mass media meliputi bioskop, TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik akan menghambat belajar apabila anak
terlalu banyak menggunakan waktunya untuk hal tersebut, hingga lupa tugasnyab sebagai seorang pelajar.
b Lingkungan sosial Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat
masuk dalam jiwa anak. Apabila anak bergaul dngan anak yang tidak sekolah, maka anak tersebut akan malas belajar, sebabnya
car hidup anak yang bersekolah belainan dengan anak yang tidak bersekolah.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengaruh belajar anak itu sebabkan oleh beberapa faktor, faktor
tersebut dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan eksternal, internal adalah dalam diri anak, sedangkan eksternal adalah dorongan atau
hambatan dari luar diri yang pengaruhnya sama sama signifikan dalam proses belajar.
31 b. Jenis-Jenis Bimbingan Belajar
Upaya pendidik melakukan bimbingan belajar kepada anak adalah untuk mengatasi masalah belajarnya supaya masalah tersebut
tidak berlarut-larut, karena nantinya dapat memepengaruhi proses perkembangan anak. Berdasarkan masalah belajar yang dihadapi anak,
maka jenis bimbingan belajar dapat di bedakan menjadi dua macam yaitu bimbingan belajar berdasarkan diri anak dan berdasarkan dengan
lingkungan. 1 Bimbingan belajar berdasarkan dengan diri anak atau anak
a Bimbingan untuk anak yang cepat belajar Sunaryo Kartadinata, dkk. 1998: 74 mengatakan
program pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang diberikan kepada seseorang atau beberapa anak yang sangat
cepat dalam belajar. Sedangkan Sugihartono, dkk. 2007: 186 menjelaskan bahwa program pengayaan dalam pengajaran
merupakan bagian yang di peruntukkan bagi anak yang mempunyai kemampuan yang tinggi yang berarti meraka
adalah anak yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya, sehingga anak tersebut mempunyai banyak waktu
yang kosong. Waktu kosong tersebut apabila tidak dimanfaatkan dengan kegiatan kontruktif maka anak ini akan
melakukan kegiatan yang distruktif misalnya menggangu teman-temannya yang belum selesai, keluar kelas dengan
32 berbagai alasan. Bahkan sering membolos atau tidak masuk
sekolah. Kegiatan konstruktif yang dapat dilakukan, misalnya
membantu mengajari temannya yang mengalami masalah dalam pembelajaran, dimana mencari berita dalam Koran yang
penting diketahui oelh anak, atau memberika bacaan yang menunjang pelajaran atau mempelajari bab selanjutnya.
b Bimbingan belajar untuk anak yang lamban dalam belajar Sugihartono, dkk, 2007: 171 menjelaskan remedial
yaitu bentuk pengajaran yang bersifat kuratif penyembuhan dan atau korektif perbaikan. Senada dengan pernyataan
Sunaryo Kartadinata, dkk, 1998: 73-74 Mengatakan remedial merupakan
suatu bentuk
pengajaran yang
bersifat menyembuhkan atau membetulkan, penhajaran yang memebuat
menjadi lebih baik. Dalam proses remedial guru dapat menyesuaikan
dengan karakteristik anak yang bersangkutan dengan tingkat kesulitan belajar yang sama sehigga anak dapat mempelajarai
hal yang tidak diketahui dan kemudia bias melakukan perbaikan dengan cara memberiukan bimbingan atau arahan,
bantuan yang lebih menekan pasa usaha perbaikan dalam prioses belajar mengajar.
33 Dalam melaksanakan pengajaran remedial untuk anak
yang lambat dalam belajarnya, guru dapat menggunakan proses pendekatan, pendekatan kuratif, pendekatan preventif, dan
pengembangan. Pendekatan
kuratif dilakukan
setelah pembelajaran selesai dan dilakukan evaluasi sehingga guru
dapat mengetahui kesulitan mana yang didapat anak dalam belajarnya. Kemudian pendekatan preventif diberikan kepada
anak yang diduga akan mengalami masalah belajar yang bertolak belakang dari hasil evaluasi reflektif. Sedangkan
pendekatan pengembangan merupakan upaya diagnosis yang dilakukan
guru yang
sedang berlangsungnya
proses pembelajaran agar anak dapat mengatasi masalah belajarnya
selama mengikuti proses pembelajaran. c Peningkatan motivasi
Ada banyak yang dapat meningkatkan motivasi anak dalam melakukan sesuatu, termasuk dala hal belajar. Seorang
anak yang rajin beljar biasanya didorong oleh suatu motivasi yang kuat, baik motivasi dari dalam diri maupun dari luar diri.
Tanpa adanya motivasi maka pretsasi belajar yang dicapi anak tidak akan maksimal. Karena motivasi belajar menumbuhkan
kemauan dan memberikan semangat anak untuk meninkatkan prestasi belajarnya. Sayangnya tidak semua anak memiliki
motivasi belajar yang baik, adakalanya anak tidak memiliki
34 motivasi belajar sehingga guru perlu memberikan bantuan
kepada anak agar memiliki motivasi belajar. d Peningkatan Keterampilan belajar
Peningkatan keterampilan belajar pada anak dilakukan dengan mengajarkan kepada anak supaya melakukan beberapa
hal, antara lain membuat catatan pada waktu guru mengajar, membuat ringkasan dari bahan yang dibaca, dan mengerjakan
latihan soal. Hal ini dilakukan agar anak dapat memiliki keterampilan belajar yang baik.
e Pengembangan sikap dan kebiasaan yang baik Sikap yang belajar yang baik tidak tumbuh secara
kebetulan, melainkan sering kali perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana. Menurut Sunaryo Kartadinata, dkk,
1998: 77-79 usaha yang dapat dilakukian guru untuk menumbuhkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik yaitu: 1
membantu anak menyusun rencana yang baik, 2 membantu anak untuk mengikuti belajar mengajar di dalam kelas, 3
melatih anak membaca cepat, 4 melatih anak untuk mempelajari buku pelajaran secara efesien dan efektif, 5
membiasakan anak mengerjakan tugas-tugasnya secara teratur, bersih dan rapi, 6 membantu anak menyusun belajar dan
memenuhi jadwal yang telah disusunnya, 7 membantu anak agar dapat berkembang secara wajar dan sehat, dan 8
35 membantu anak mempersiapkan mental, penguasaan bahan
pelajaran, serta cara-cara menjawab soal-soal ujian. f Kondisi fisik
Menurut Noehi Nasution 1993: 6 kondisi fisik umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajarnya.
Anak yang kurang gizi ternyata kemampuan belajarnya dibawah anak yang tidak kekuarangan gizi. Selain itu, hal yang
tidak kalah penting adalah kondisi panca indera mata, telinga, hidung, pengecap, dan tubuh, terutama mata dan telinga
sebagai alat untuk melihat dan sebagai alat untuk mendengar. Selain itu pengakaran dengan pola klasikal perlu
memperhatikan tinggi rendahnya postur tubuh anak. Postur tubuh anak yang tinggi sebaiknya ditempatkan di belakang
anak yang tubuhnya kebih pendek. Hal ini dimaksudkan agar pandangan anak kepapan tulis tidak terhalang oleh anak yang
berpostur lebih tinggi. Anak yang jenis kelaminnya sama di tempatkan pada kelompok yang sejenis. Pola pengelompokan
ini danga baik dalam pandangan moral dan agama. Tetapi yang lebih penting adalah untuk meredam gejolak nafsu untuk anak
yang sedang meningkat ke usia remaja. 2 Bimbingan belajar yang berkenaan dengan lingkungan.
Salah satu bimbingan belajar yang berkenaan dengan lingkungan yaitu cara bergaul dan tanggung jawab social.
36 a Cara bergaul
Menurut Tidjan, dkk. 1993: 19-20 pergaulan social pada umumnya menyangkut bimbingan dalam bidang sikap
anatara lain sikap toleran, demokratis, kerja sama, tolong menolong, dan sebagainya.
Pada usia sekolah, anak mulai keluar dari lingkungan keluarga memasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini
merupakan perubahan situasi dan sarana emosional yang aman kedalam dunia baru dimana anak harus pamdai menempatkan
diri dianatara teman sebaya yang sedikit banyak akan berlomba dalam menarik perhatian guru. Selain itu anak umumnya tidak
memiliki teman tetap untuk bermain, kesulitan menentukan teman untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas kelompok
karena belum meiliki rasa kepedulian dan kemampuan untuk bersaing.
b Tanggung jawab sosial Tanggung jawab sosial pada umumnya menyangkut
bimbingan dalam masalah keikhlasan berkorban, partisipasi di dalam kegiatan sosial Tidjan, dkk. 1993: 20. Cara yang bisa
digunakan dengan mengajak anak melakukan bakti sosial untuk daerah yang kekurangan atau mengumpulkan dana untuk
membantu korban bencana alam.
37 Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa bimbingan belajar yang berkenaan dengan diri sendiri dan bimbingan lingkungan yang berkenaan dengan lingkungan.
Bimbingan dilakukan secara intensif dan terpadu itu dimulai dari sejak usia wajib belajar sembilan tahun. Di sebabkan usia produktif anak
dalam membentuk karakter itu terjadi pada usia dini disaat anak belum mengenal dan masih menjajaki diri untuk menentukan kebutuhannya
sebagai pelajar untuk menentukan masa depan dari segi pendidikan maupun sosialitas yang tinggi karena merasa saling membutuhkan.
c. Tujuan Umum Bimbingan Belajar Tujuan layanan bimbingan secara umum adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pembimbing atau guru untuk mengenal latar belakang pribadi anak yang mengalami kesulitan belajar serta memahami dan
menetapkan jenis sifat kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab dan penetapan kemungkinan bagaimana pemecahannya, baik secara
pencegahan maupun penyembuhan. d. Tujuan Khusus Bimbingan Belajar
Secara khusus layanan bimbingan bertujuan untuk membantu agar anak mampu melakukan atau meraih hal-hal berikut: 1
Mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi hasil belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang
berarti, 2 Memiliki motivasi dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses
38 pendidikan, 3 Memperoleh kepuasan pribadi dalam penyesuaian diri
secara maksimal terhadap masyarakat, dan 4 Meningkatkan prestasi belajar anak dalam semua bidang pelajaran.