81 menjadi pendidik sering memberikan materi yang dapat memanfaatkan
dan menganalisa situasi dan kondisi sesuai dengan lingkungan tidak jarang juga tutor menambah dan mengurangi materi yang disesuaikan
dengan kebutuhan peserta didik, seperti yang diungkapakan oleh mas “SG”, bahwa:
“Kalau dari acuannya memang dari kurikulum 2013 seperti dipendidikan
formal lainnya.
Namun, dilihat
dari pelaksanaannya kami menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
mas. Justru kami juga sering merevisi dengan menambah dan mengurangi materi yang kiranya peserta didik kesulitan dalam
belajar”.
Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA”, bahwa: “Kami menggunakan kurikulum 2013 sesuai dengan pendidikan
formal yang masih berlaku dan juga menyesuaikan dengan situasi dan kondisi”.
Kurikulum yang juga digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan tidak semuanya mengacu pada
kurikulum 2013. Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan dalam pelaksanaannya lebih fleksibel dan sering kali
menyesuaikan dengan situasi dan kondisi.
d. Proses Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan
1 Peserta didik Berikut ini anggota bimbingan belajar di Rumah Pintar
“Pijoengan”:
82
Tabel 6. Anggota bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan
N o
Nama Inisial
Kelas Umur
Sekolah Alamat
1 Putri
Aliya Syafiqa
PA 2
8 Tahun
SDN 1 Petir Daraman, RT 06
RW 18 Piyungan 2
Jihan Afrin JA
1 7
Tahun SDN 1 Petir
Daraman, RT 06 RW 18 Piyungan
3 Balqiz Fayrus
Zaman BF
2 8
Tahun SDN 1 Petir
Petir, RT 003 RW 27 Piyungan
4 Nur Sholihah
NS 4
10 Tahun
SDN 1 Petir Petir, RT 004
RW 27 Piyungan 5
Intan Putri IP
4 10
Tahun SDN
Kembangsari Kembangsari,
RT 05 RW 25 6
Muhammad Zaenal
MZ 4
10 Tahun
SD 2 Petir Kemloko RT 01
RW 34 Piyungan 7
Imam Muiz IM
4 11
Tahun SDN
Kembangsari Kembangsari,
RT 05 RW 25 Sumber: Data Primer Rumah Pintar Pioengan
Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki peserta didik yang merupakan anggota belajar yang dimulai
pada bulan November 2014 dengan berjumlah 7 orang. Dalam menentukan anggota didik dapat bergabung atau tidaknya menjadi
anggota dibimbingan belajar, pengurus tidak mengklasifikasikan mengenai syarat yang dibutuhkan, namun siapa dan dari latar belakang
seperti apapun dapat terlibat kedalam kegiatan bimbingan belajar. Seperti yang telah dikatan oleh bapak “SG” selaku ketua sementara di
Rumah Pintar Pijoengan, bahwa: “pada awalnya dibentuk untuk tujuan layanan kepada
masyarakat khususnya anak-anak, disamping itu juga layanan operasional kita dapat tercover sendiri. Secara spesifik tidak
ada sayarat tertentu untuk menjadi bagian dari bimbingan belajar, tapi untuk peserta didik yang kurang mampu, kita
subsidi agar lebih ringan biayanya”
83 Hal ini diperkuat oleh mas “AU” selaku tutor di kegiatan
bimbingan belajar, bahwa: “Pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk karena saran dari
wali murid sendiri yang melihat kurangnya minat belajar anak. Tidak ada sayarat apapun untuk menjadi bagian dari bimbel
ini”
Hal ini diungkapkan oleh peserta didik “IP” bahwa: “tidak ada mas”
Ungkapan diatas diperkuat oleh “NS” selaku peserta didik, bahwa:
“tidak ada pesyaratan khusus mas” Hal yang sama juga diungkapkan oleh adik “IM” selaku peserta
didik, bahwa: “tidak ada persyratan apapun kok mas, jadi atas dasar kemauan
sendiri” Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa pada awalnya bimbingan belajar ini dibentuk karena saran dari wali murid sendiri yang melihat kurangnya minat
belajar anak. Tapi secara spesifik, tidak ada syarat atau mengklasifikasikan latar belakang ekonomi maupun pendidikan untuk
dapat menjadi bagian dari kegiatan bimbingan belajar dan untuk peserta didik yang kurang mampu, kita subsidi agar lebih ringan
biayanya. Sebagai seorang guru yang profesional harus memahami betul
karakteristik anak, karena setiap murid khususnya di sekolah dasar
84 memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Disinilah peran dan fungsi
serta tanggung jawab tutor di bimbingan belajar, selain mengajar juga perlu memperhatikan keragaman karakteristik. Perilaku murid,
sehingga peran guru bukan hanya sebagai pengajar akan tetapi guru juga mempunyai tugas sebagai motivator atau pendorong, sebagai
pembimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Hal ini diungkapkan oleh mas “SG” selaku tutor
bimbingan belajar bahwa: “Rasa keingin tahuan anak yang tinggi dan ketertarikan akan
semua hal yang ada disekitarnya terlebih anak cenderung lebih senang bermain dan lebih suka bergembira dengan yang mereka
lakukan bersama teman temannya”
Hal yang sama juga diungkapkan oleh mas “UA” bahwa: “Diusia 7, 8, dan 9 tahun seperti anak pada umumnya saat
memasuki usia sekolah SD seperti ini adalah masa tumbuh berkembangnya
anak mas,
jadi anak
memiliki rasa
keingintahuan yang tinggi terhadap semua hal. Jadi secara garis besar karakteristik pada umur 7, 8, dan 9 ini lebih cenderung
keinginan untuk bermain saja disamping itu juga mas pemikiran mereka hanya terisi mengenai senangan saja”
Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa usia anak 7, 8, dan
9 tahun dimasa SD ini karakteristik yang paling menonjol adalah keingin tahuan yang besar dan juga kecenderungan anak ingin bermain
dan adreanalin hormon perasaan senang itu tinggi sehingga sewajarnya anak secara pemikiran hanya ini bermain. Hal yang diungkapkan diatas
ditambahkan lagi oleh tutor bimbingan belajar “SG” yang menyebutkan bahwa: