Proses Kegiatan Bimbingan Belajar di Rumah Pintar Pijoengan

84 memiliki perbedaan antara satu dan lainnya. Disinilah peran dan fungsi serta tanggung jawab tutor di bimbingan belajar, selain mengajar juga perlu memperhatikan keragaman karakteristik. Perilaku murid, sehingga peran guru bukan hanya sebagai pengajar akan tetapi guru juga mempunyai tugas sebagai motivator atau pendorong, sebagai pembimbing dan memberi fasilitas belajar bagi murid-murid untuk mencapai tujuan. Hal ini diungkapkan oleh mas “SG” selaku tutor bimbingan belajar bahwa: “Rasa keingin tahuan anak yang tinggi dan ketertarikan akan semua hal yang ada disekitarnya terlebih anak cenderung lebih senang bermain dan lebih suka bergembira dengan yang mereka lakukan bersama teman temannya” Hal yang sama juga diungkapkan oleh mas “UA” bahwa: “Diusia 7, 8, dan 9 tahun seperti anak pada umumnya saat memasuki usia sekolah SD seperti ini adalah masa tumbuh berkembangnya anak mas, jadi anak memiliki rasa keingintahuan yang tinggi terhadap semua hal. Jadi secara garis besar karakteristik pada umur 7, 8, dan 9 ini lebih cenderung keinginan untuk bermain saja disamping itu juga mas pemikiran mereka hanya terisi mengenai senangan saja” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa usia anak 7, 8, dan 9 tahun dimasa SD ini karakteristik yang paling menonjol adalah keingin tahuan yang besar dan juga kecenderungan anak ingin bermain dan adreanalin hormon perasaan senang itu tinggi sehingga sewajarnya anak secara pemikiran hanya ini bermain. Hal yang diungkapkan diatas ditambahkan lagi oleh tutor bimbingan belajar “SG” yang menyebutkan bahwa: 85 “Ada mas beberapa anak yang belajar secara efektif. Selain itu juga tangkas dalam berfikir dan juga umur yang sekarang ini merupakan masa tumbuh kembang anak yang baik” Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” bahwa: “Ketika saya mengajar, saya pernah beberapa kali memberi soal matematika untuk dikerjakan dan disitu juga ada beberapa anak yang tangkas dan secara efektif berfikir dan menyelesaikan soal matematika tersebut, iya tentunya sebelum itu saya memberi materi tentang soal-soal matematika tersebut. Dan daya ingatnya bagus hanya saja motivasi disini yang kurang menonjol” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa karakteristik merupakan ciri dari diri anak dalam masa tumbuh kembang anak. Mereka belajar denga caranya bekerja, mereka belajar secara efektif ketika mereka puas dengan situasi yang terjadi setelah mereka mengalami setimulus berupa rangsangan namun salah satu yang menjadi terhambatnya tumbuh kembang anak yaitu malas dan kecenderungan bermain pada saat bertemu anak satu sama lain baik dilingkungan formal maupun nonformal. 2 Pendidik Berikut ini tutor bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan: Tabel 7. Tutor bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan Sumber: Data Primer Rumah Pintar Pioengan No NamaInisial LP Umur Jabatan Pendidikan akhir alamat 1 Uun agung UA L 26 Tutor SMA Widodomartani, Sleman Yogyakarta 2 Sigit Prasetya SG L 28 Tutor S1 Butuh Krajan, Tengaran, Salatiga 3 Luq Luq Nur Azizah LL P 24 Tutor MAN Daraman, Piyungan, Bantul 86 Dunia pendidikan dikatakan terwujud karena adanya komponen pendidik dan peserta didik atau guru dan siswa, yang melakukan interaksi. Untuk menjadi peserta didik di bimbingan belajar ini tidak mempunyai syarat, kemauan untuk bisa itu kunci menuju prestasi, lain halnya dengan peserta didik, untuk menjadi seorang tutor dibimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki persyratan tertentu. Persyaratan ini memang sudah ada ketentuan, sehingga memang ada syaratnya. Bapak “SY” mengungkapkan adanya beberapa persyaratan untuk menjadi tutor dibimbingan belajar, seperti penuturannya bahawa: “kalau untuk menjadi tutor, sayarat harus memiliki sertifikat pernah mengikuti pelatihan maupun diklat untuk menjadi guru atau tutor. Dan juga tentunya harus berpengalaman dan berpandangan menganai cara pandang belajar ya berdasarkan pemahaman tentang tujuan program pembelajaran secara menyeluruh dengan menggabungkan dengan pendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada student centerd learning merupakan metode yang efektif untuk mencari dan memperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis” Pernyataan tersebut juga didukung oleh pernyataan mbak “DS” bahwa: “kalo mau jadi tutor di bimbingan belajar ini sayarata pertama seharnya mempunyai pengalaman dalam menangani masalaha motivasi belajar anak, kemudian juga harus mempunyai sertifikat bahwa pernah mengikuti pelatihan menjadi guru” Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulam bahwa tutor dibimbingan belajar ini syarat pertama seharnya mempunyai pengalaman dalam menangani masalaha 87 motivasi belajar anak, kemudian juga harus mempunyai sertifikat bahwa pernah mengikuti pelatihan menjadi guru atau tutor. Dan juga tentunya harus berpengalaman dan berpandangan menganai cara pandang belajar mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis. Proses belajar mengajar tutor tidak terbatas sebagai penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, tutor bertanggung jawab akan keseluruhan perkembangan kepribadian murid. Ia harus mampu menciptakan proses belajar yang sedemikian rupa sehingga dapat merangsang peserta didik untuk belajar secara aktif dan dinamis dalam memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan. Hal ini diungkapkan oleh bapak “SY” Selaku ketua sementara rumah pintar pijoengan, bahwa: “Sebenarnya tutor-tutor dilembaga ini semuanya mempunyai karakteristik masing masing mas. Mas “UA” itu orangnya sabaran mas, mudah bersosialisasi, mudah bersahabat bertanggung jawab juga, pemahamannya tentang tujuan program pembelajaran secara menyeluruh mengenai pematerian dan pemahaman mengeai peran edukasionalnya juga bagus kok. Kalau mas “SG” Ramah, empati, fleksibel tapi tepat waktu, dan juga pendekatannya dalam mengajar suka berpandangan berdasarkan masalah yang bersumber dari student centerd learning” Sedangkan “OS” selaku staf rumah pintar menambahkan bahwa: “Kalau karakteristik mas “SG” itu krtitis orangnya, selalu empati dan dalam caranya mengajar juag selalu berpandangan dan berdasarkan masalah yang bersumber dari peserta didik setelah melalui pengamatan melalui kesan pertama pada saat mengajar. Untuk mas “UA” itu cara mengajarnya bersasarkan Pemahaman tentang tujuan setiap komponen program secara spesifik yang berkaitan dengan tugasnya sebagai tutor. Selain itu”LL” yang juga staf ddi rumah pintar juga mengungkapkan bahwa 88 “Kalau karakteristik mas “SG” itu orangnya fleksibel, ngajar pendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada student centerd learning merupakan metode yang efektif untuk mencari dan memperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis. Untuk mas “UA” itu cara mengajarnya pemahaman tentang tujuan program pembelajaran secara menyeluruh dan setiap setiap komponen program secara spesifik yang berkaitan dengan tugasnya sebagai tutor” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa Karakteristik merupakan cara alami yang dimiliki setiap individu dalam bersosialisasi mengenai belajar. Kegiatan belajar mengajar guru memiliki karakteristik masing masing dalam belajar. Mas “UA” dan mas “SG” yang berpandangan menganai cara pandang belajar ya berdasarkan pemahaman tentang tujuan program pembelajaran secara menyeluruh dengan menggabungkan dengan pendekatan belajar berdasar masalah yang bersumber pada student centerd learning merupakan metode yang efektif untuk mencari dan memperoleh informasi dan untuk mengembangkan kemampuan berpikir secara kritis. 3 Proses Kegiatan Bimbingan Belajar Kehadiran bimbingan dalam pendidikan dan pengajaran yang dilaksanakan secara menyeluruh dapat berfungsi membantu dan menunjang usaha-usaha kearah kemajuan. Proses kegiatan bimbingan belajar dapat berjalan dengan baik jika pembawaan tenaga pendidik atau tutor mampu memanipulasi keadaan dengan kebutuhan. Pembawaan tutor yang mampu mengidentifikasi permasalahan yang 89 dialami peserta didik menjadi kunci keberhasialan kegiatan bimbingan belajar. Berlangsungnya kegiatan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini tidak semata-mata terpaku pada perencaan dimana materi dan waktu menjadi target ketercapaian tetapi kecenderungan peserta didik dapat mengerti materi yang diajarkan seperti yang di ungkapkan oleh mas “SG” bahwa: “Menanyakan kepada peserta didik sebelum mulai proses kegiatan bimbingan belajar, apakah ada yang belum mengerti dan paham mengenai pematerian sebelumnya, sebagai acuan mas”. Hal tersebut diperkuat dengan “UA” sebagai berikut: “Pada dasarnya bimbingan belajar di Rumah Pintar ini mempunyai karakteristik tersendiri, kami lebih memfokuskan peserta didik untuk paham dan mengerti bukan terpaku pada waktu”. Diketahui dari hasil wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa proses kegiatan bimbingan belajar memfokuskan pada pemahaman peserta didik dari pada capaian target waktu. Komunikasi yang terjalin antara tutor dan peserta didik menjadi tolak ukur dalam mewujudkan keberhasilan proses kegiatan belajar. Perbedaan karakter dalam setiap individu memungkinkan adanya model dan konsep yang berbeda yang dibawa oleh tutor dalam proses pembelajaran. Gaya belajar formal tidak akan dapat membantu anak berkembang dari segi pelaksanaan, berkebalikan dengan gaya belajar yang lebih fleksibel, ini berimbas dari respon yang ditimbulkan 90 oleh peserta didik seperti yang diungkapkan oleh mas “SG” mengenai cara mengatasi kemampuan anak yang berbeda-beda, bahwa: “Sekali lagi mas, dalam hal ini peserta didik itu berbeda karakteristiknya. Ada yang minta diperhatikan dan dijelaskan secara menyeluruh, ada yang belajar secara mandiri lebih dapat fokus namun ingin didampingi”. Hal ini diperkuat oleh mas “UA” mengenai cara mengatasi kemampuan anak yang berbeda-beda, bahwa: “Secara personal saja mas, kami memperhatikan kemampuan peserta didik apa yang telah dipelajari dan seberapa besar peserta didik dapat memahami materi. Menanyakan kembali materi, bagian bab mana yang belum paham. Peserta didik sering sharing langsung dari itu kami memberikan tindakan yang lebih lanjut”. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tutor mengatasi perbedaan karakteristik peserta didik dengan cara menyesuaikan karakteristik, dengan mengikuti keinginan anak dan belajar secara personal dengan memeperhatikan setiap peserta didik, apa yang di pelajari, mana yang belum paham, dan tanya jawab kembali terkait materi pembelajaran. Tutor dalam melakukan proses pembelajaran berlangsung, tidak hanya datang, duduk, dan memberi materi. Dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini semua proses pembelajaran melalui step by step yang dirasa mampu mengembangkan diri peserta didik, seperti yang diungkapkan oleh mas “SG” bahwa: “Jelas itu sangat diperhatikan, perkembangan awal pertama kali masuk dalam bimbingan belajar kami perhatikan kemudian kami terapkan metode sebagai tindak lanjut kemudian kami berikan semacam soal-soal dan kuis”. 91 Hal tersebut diungkapkan pula oleh mas “UA”, bahwa: “Selalu kami perhatikan mas. Kami memperhatikan peserta didik dan mengukur tingkat pemahaman melalui soal-soal”. Peserta lain “MZ” juga mengungkapkan pernyataan mengenai media pembelajaran, bahwa:. “Memperhatikan saya mas melalui soal-soal” Peserta lain “IM” juga mengungkapkan pernyataan mengenai media pembelajaran, bahwa: “Saya sering kesulitan, jadi guru mendampingi saya dalam belajar mas” Dari hasil wawancara diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tutor dalam proses kegaiatan bimbingan belajar selalu memeperhatikan peserta didik mulai dari awal masuk dan datang mengikuti kegiatan bimbingan belajar dengan memberikan metode sebagai langkah awal kemudian memeberikan tindak lanjut dengan mengukur tingkat pemahaman peserta didik melalui soal-soal dan kuis. Kegiatan bimbingan belajar tidak hanya tentang belajar. Namum juga belajar sambil bermain, dimana didalamnya terdapat keceriaan peserta didik melalui bermain. Metode belajar seperti ini sudah sering diterapkan dipendidikan non formal, akan tetapi dalam kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan ini memberikan metode yang dirasa sesuai dengan kebutuhan peserta didik seperti yang telah diungkapkan oleh mas “SG” bahwa: “Kalau saya mas, lihat dulu karakteristik peserta didiknya mas, mengoptimalkan dengan gaya belajar ceramah, belajar 92 berdiskusi, belajar dengan media pembelajaran Secara behavior juga mas. Sering pula saya mengikuti gaya belajar mereka seperti belajar sambil bermain”. Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” mengenai metode dalam kegiatan bimbingan belajar, bahwa: “Setiap tutor beda-beda dalam mengoptimalkan kemampuan mengajar. Kalau saya sendiri secara personal mas, dengan begitu peserta didik akan mudah simpatik kepada tutor. Dengan begitu peserta didik akan nyaman dengan gaya belajar tutor dan dampaknya fokus tidak terbagi, mudah mengerti, dan nyaman dalam menerima materi”. Diketahui dari hasil wawancara tersebut maka dapat diambil kesimpulan bahwa tutor mengoptimalkan kemampuan dalam kegiatan belajar dengan metode ceramah, diskusi dan belajar sambil bermain. Karena perbedaan karakteristik peserta didik, gaya belajar personal merupakan metode yang membantu peserta didik karena tingkat kesulitan dan pemahaman anak berbeda tujuannya agar fokus anak tidak terbagi, nyaman dalam belajar. Melihat latar belakang bimbingan belajar yang dirasa masih baru dirintis, media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar ini belum cukup lengkap, akan tetapi cukup untuk menunjang kegiatan tersebut dapat terlaksana seperti yang diungkapkan oleh mas “SG” bahwa: “Iya, saya juga sering menggunakan media, meskipun tak begitu lengkap namun cukup untuk menunjang kegiatan ini berjalan seperti media komputer sebagai sarana pembelajaran, selain itu saya juga menggunakan metode bermain tepuk-tepuk dan bernyanyi”. 93 Hal ini juga diungkapkan oleh mas “UA” mengenai media pembelajaran, bahwa: “Iya mas. Kadang saya menggunakan media pembelajaran. Tujuannya untuk mempercepat pemahaman peserta didik. Media soal-soal, hand out, buku pegangan berbasis semesteran, media wayang dalam pelajaran bahasa Indonesia saat bercerita, komputer dan google sebagai pegangan ketika peserta didik kebingungan mencari arti setiap suku kata, dan tumbuh- tumbuhan dari kebun dibelakang pada saat pembelajaran IPA”. Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta yaitu “IP” bahwa: “Ada mas, bernyanyi sama tepuk-tepuk aja mas. Tapi kalau saya bosen, guru sering kok membawa saya bermain dan belajar dikebun belakang”. Peserta lain “NS” juga mengungkapkan pernyataan mengenai media pembelajaran, bahwa: “Tidak tahu mas, seringnya pake nyanyi-nyanyi”. Peserta lain “PA” juga mengungkapkan pernyataan mengenai media pembelajaran, bahwa: “Kadang kita ada permainan dalam belajar, jadi gak ngantuk mas”. Berdasarkan wawancara yang didapat dari tutor dan peserta didik maka dapat diambil kesimpulan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat peraga yang digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran. Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan berlangsung secara fleksibel dengan menyesuaikan kondisi. Kurang lengkapnya media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan bimbingan belajar ada di Rumah Pintar Pijoengan menjadi 94 penghambat berlangsungnya kegiatan bimbingan belajar namun dirasa masih cukup membantu peserta didik untuk mengerti. 4 Metode Kegiatan Bimbingan Belajar Pada dasarnya tutor atau guru merupakan seorang pendidik, pendidik juga merupakan orang dewasa dengan segala kemampuannya untuk dapat mengubah pola pikir dan tingkah laku peserta didiknya dari ketidaktahuan menjadi tahu, serta mendewasakan anak didiknya. Hal yang paling mendasar yang dilakukan guru adalah mengajar di kelas. Guru atau tutor mempunyai peranan yang amat penting didalam kelas tersebut, bagaimana guru atau tutor dapat mengoptimalkan kemampuan, bagaimana guru atau tutor tersebut dapat menguasai keadaan sehingga akan tercipta keadaan, suasana belajar yang menyenangkan. Oleh karena itu perlunya metode dalam kegiatan belajar yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik terlebih pula sesuai dengan karakteristik. Setiap peserta didik tentunya mempunyai penanganan metode yang berbeda beda, untuk itu perlu menerapkan berbagai metode dalam mengajar, seperti yang telah diungkapkan oleh mas “SG” bahwa: “Saya tidak menetapkan gaya belajar yang itu-itu saja. Saya sering kali menyesuaikan dengan kondisi dan situasi saat belajar mas. Kadang menggunakan metode ceramah, kadang demontrasi, seringnya mas saya pakai metode belajar bernyanyi, tepuk-tepuk, dan bermain”. Hal serupa juga diutarakan oleh mas “UA”, dia mengatakan bahwa: 95 “Kalau saya sendiri sering kali menerapkan metode belajar yang lebih personal, dengan begitu anak akan lebih cenderung mengerti dari pada metode ceramah. Anak sering kali tidak memperhatikan kalau saya gunakan metode ceramah. Kebanyakan anak kan memiliki tingkat konsentrasi yang berbeda jadi kami menggunakan metode belajar sambil bermain”. Gaya belajar atau metode belajar yang diterapkan di Rumah Pintar tidak terpaku pada perencanaan, akan tetapi lebih kepada tutor menyesuaikan dengan situasi dan kondisi belajar anak. Metode belajar secara personal juga sangat membantu dan sangat efektif baik secara perhatian peserta didik menjadi lebih terfokus. Sering kali juga menggunakan metode belajar sambil bermain. Dalam kegiatan bimbingan belajar tentunya dihadapkan dengan perbedaan karakteristik antar peserta didik. Terlihat ada peserta didik yang mengikuti kegiatan belajar dengan sangat lancar dan mudah mengerti, dan ada pula yang sukar mengerti dalam menerima pembelajaran, ada yang tidak bisa diam atau hiperaktif saat belajar berlangsung. Permasalahan dalam belajar peserta didik terkadang, dapat terselesaikan dengan kemauan sendiri dengan apa yang ada didalam dirinya, tidak sering juga ada beberapa peserta didik yang kemungkinan besar berhasil menyelesaikan permasalahnnya dalam belajar melalui bantuan dari guru atau tutor. Seperti yang telah diungkapkan oleh mas “SG”, bahwa: “Sering kali saya menemukan peserta didik yang mempunyai tingkat konsentrasi yang berbeda, saya sering kali menyisipkan permainan dengan tujuan meningkatkan kembali konsentrasi 96 dengan cara tepuk-tepuk, permainan lempar kata dalam pelajaran bahasa Indonesia”. Hal tersebut di perkuat oleh mas “UA” dengan argumennya mengenai latar belakang berdirinya kegiatan bimbingan belajar: “Kami menggunakan gaya belajar dengan menyesuaikan lingkungan, belajar tidak hanya menggunakan buku, belajar dengan memanfaatkan lingkungan seperti ketika peserta didik bosan dengan metode gaya belajar ceramah maka kami memanfaatkan lingkungan”. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa gaya belajar dalam bimbingan belajar sangat berperan penting dalam konsentrasi peserta didik. Gaya belajar yang diterapkan tutor sangatlah dominan, dengan menyisipkan permainan dalam proses belajar, bermain tepuk-tepuk dan juga belajar berbasis lingkungan dengan menyesuaikan kondisi. Rumah Pintar Pijoegan memiliki berbagai program kegiatan yang diselenggarakan guna membantu masyarakat untuk mengenal teknologi dan mengikuti perkembangan. Selain itu juga program ini dimaksudkan sebagai upaya mengenalkan berbagai macam teknis program komputer warga belajar. Selain sebagai program unggulan yang diadakan lembaga, juga digunakan sebagai media pembelajaran. Dengan adanya sarana prasarana berupa komputer dengan dilengkapi akses internet yang cepat ini menjadikan kelancaran dalam proses berjalanannya kegiatan bimbingan belajar. Dengan basis akses internet yang cepat ini ada kemungkinan anak dalam menyalahgunakan sebagai media bermain pada saat berlangsunganya kegiatan bimbingan belajar, 97 namun dengan adanya pengawasan dan pendampingan secara teratur menjadikan terkontrolnya belajar anak. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh “SG” selaku tutor: “Kebetulan media pembelajaran berupa komputer dan dilengkapi dengan internet, sejauh ini belum sama sekali disalah gunakan untuk bermain game online mas. Kenapa bisa? Karena ada tutor disampingnya sehingga pengawasan dan pendampingan pada saat berjalannya kegiatan pembelajaran” Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku tutor, menyatakan bahwa: “Ya seperti biasanya mas, anak kan selalu mempunyai rasa keingin tahuan yang tinggi itu jadi dengan adanya fasilitas komputer dengan dilengkapi akses internet seperti itu juga harus didampingi agar tidak menyalahgunakan vasilitas berupa media pembelajaran komputer” Hal serupa juga diungkapkan oleh peserta didik, yaitu “IP” bahwa: “Tidak mas, sebenarnya saya sangat terbantu dengan adanya komputer. Saya itu sangat suka bermain game mas tetapi tidak saya lakukan ketika saya sedang belajar” Peserta lain “NS” juga menyatakan hal yang sama seperti “IP”, bahwa: “Tidak mas karena ada mas uun sama mas sigit kalo sedang belajar” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa keingintahuan anak yang dominan tinggi dalam semua hal menjadikan tutor selalu mengawasi dan mendampingi peserta didik dalam menggunakan fasilitas media pembelajaran berupa komputer yang dilengkapi dengan 98 akses internet pada setiap berjalannya kegiatan bimbingan dikarenakan agar anak tidak menyalah gunakan media tersebut. 5 Evaluasi Dengan adanya hasil proses bimbingan belajar yang berkenaan dengan semangat, dan interaksi peserta didik dikegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan yang terbukti siswa antusias, menunjukkan bahwa kegiatan bimbingan belajar menunjukkan hasil yang positif. Keberhasilan bimbingan belajar tersebut tidak lepas dari peran tutor dalam melaksanakan bimbingan belajar, yaitu berperan sebagai pengajar yaitu dengan cara memberikan kemudahan belajar: dengan cara mendefinisikan, menganalisa, mensintesa, bertanya, merespon, mendengarkan, menciptakan kepercayaan, memberikan pandangan yang bervariasi, menyesuaiakan metode, menjadikan pembelajaran lebih bermakna. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh “SY” selaku ketua sementara di RUmah Pintar Pijoengan: “Setiap saat harus ada evaluasi program, baik temporer maupun terprogram. Untuk yang terprogram dilakukan setiap akhir semester, diluar evaluasi yang sub-sub misal bagaimana pelaksanaan ulangan harian. Jadi secara continue materi kita lakukan evaluasi. Dari hasil evaluasi itu, kita menyusun program yang bisa menindaklanjuti hasil evaluasi itu. Karena prinsip kami “hari esok harus lebih baik dari hari ini”. Evaluasi diluar sistem bisa juga dilakukan oleh orang tua peserta didik” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan bimbingan belajar selalu diadakan evalusai guna mengetahui sejauh 99 mana kegiatan bimbingan belajar ini berperan dalam meningkatkan motivasi, minat, dan bakat anak dalam belajar. Dalam berlangsungnya evaluasi dilakukan dengan continue untuk menyaring seberapa efektifnya materi yang diberikan kepada peserta didik dan berguna bagi anak dalam proses pembelajarana disekolah. Kemudian ditindaklanjuti hasil evaluasi itu. Karena prinsip kami “hari esok harus lebih baik dari hari ini Perancangan sistem evaluasi ini dilakukan berdasarkan Program Evaluation. Pemilihan pendekatan dengan karakteristik yang sesuai untuk program pembelajaran yang akan dievaluasi. Program pembelajaran dapat dinilai dari input, proses, serta output yang dihasilkan dari program itu sendiri. Sistem evaluasi yang akan dirancang hanya menilai beberapa input serta proses pembelajaran yang berkaitan dengan kualitas pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga Rumah Pintar sendiri. Hal ini diungkapkan oleh mas “SG” selaku tutor bimbingan belajar bahwa: “Ada pretest, posttest seperti multiple choice, essay dan test diluar itu. Kalau kita hanya melihat dari situ kasihan kalau ada siswa yang peserta didik tidak masuk sedang sakit, sehingga harus dinilai dengan cara lain seperti melihat pada afektif dan psikomotorik si anak” Hal yang hampir sama juga disebutkan oleh mas “UA” selaku tutor, menyatakan bahwa: “Untuk evaluasi ada tes tulis, tes lisan Tanya jawab ketika saya sedang menyampaikan materi, saya selalu mengajukan pertanyaan kepada peserta didik. Sedangkan untuk instrumen 100 penilaiannya tercantum juga untuk penilaian afektif dan psikomotorik” Hal tersebut diperkuat oleh mbak “LL” dengan argumennya mengenai evaluasi yang dilakukan dibimbingan belajar, bahwa: “Untuk evaluasi ada ulangan harian dan mengadakan ulangan sebelum peserta didik menerima ujian mid semester dan ujian akhir semester disekolah formal. Tujuannya agar anak dapat menguasai materi yang akan diujikan. Selain kognitif saya juga mengevaluasi aspek afektif peserta didik seperti perilaku keseharian dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Sedangkan untuk aspek psikomotorik tidak terlalu dominan dalam mata pelajaran” Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola dan peserta didik diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa setiap kegiatan bimbingan belajar selalu diadakan evalusai guna mengetahui sejauh mana kegiatan bimbingan belajar ini berperan dalam meningkatkan motivasi, minat, dan bakat anak dalam belajar. Evaluasi pembelajaran dilakukan dengan pretest, posttest seperti multiple choice, essay dan test diluar itu. Selain kognitif juga mengevaluasi aspek afektif peserta didik seperti perilaku keseharian dalam mengikuti kegiatan bimbingan belajar. Sedangkan untuk instrumen penilaiannya tercantum juga untuk penilaian afektif dan psikomotorik. 101

3. Peran Rumah Pintar dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Melalui Bimbingan Belajar

a. Peran Rumah Pintar Pijoengan Mewadahi Kegiatan Bimbingan Belajar Anak

Rumah Pintar pada dasarnya adalah segala kegiatan pendidikan yang berlangsung diluar sistem persekolahan. Pendidikan tidak hanya berlangsung didalam sistem persekolahan atau jalur sekolah, melainkan juga dijalur luar sekolah seperti keluarga, ditengah pergaulan dan di tempat kerja. Pendidikan selain terjadi atas bantuan orang lain bisa juga terjadi sepanjang hayatnya. Rumah pintar adalah pendidikan yang mempunyai program-program dalam rangka mengembangkan potensi yang ada pada masyarakat. Sasaran dari program rumah pintar salah satunya adalah anak-anak yang yang minat belajarnya menurun. Kegiatan bimbingan merupakan wadah bagi anak untuk menambah wawasan pengetahuan yang diharapkan mampu membimbing, mendidik, menggali, dan mengembangkan peserta didik kearah yang lebih baik. Melihat peran strategis yang dimiliki Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar sebagai wadah peserta didik dalam mengapresiasikan kesulitan-kesulitan dalam belajarnya, dan juga dalam mengembangkan segala bentuk potensi yang dimilik anak. Sehingga dalam menjalankan peran tersebut Rumah Pintar Pijoengan dirasa berperan dominan dan strategis melalui 102 kegiatan bimbingan belajar, seperti yang diutarakan oleh bapak “SY”, bahwa: “Peran yang diberikan itu meliputi memfaslitasi peserta didik dalam belajar, baik melalui program kegiatan bimbingan belajar, baik secara sarana prasarana, lingkungan kondusif dalam belajar, dan juga tutor yang berkualitas”. Sedangkan mas “SG” selaku tutor dari kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar Pijoengan berpendapat bahwa: “Kalau perannya sendiri sih banyak mas. Pada dasarnya kan kami berkecimpung dipelayanan kepada masyarakat ya, secara umumnya. Untuk bimbingan belajar sendiri saya sebagai tutor juga merasa, fasilitas dalam belajar cukup baik melalui metode- metode yang digunakan, fasilitas media juga memadai, lingkungan yang kondisif juga, ya sarana prasaranan baik mas, memadai”. Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “UA” sebagai tutor di kegiatan bimbingan belajar berpendapat bahwa: ”Dengan adanya rumah pintar Pijoengan akses layanan pendidikan semakin meluas dan semakin beragam, manfaatnya dapat meringankan beban orang tua yang memiliki anak-anak usia 7-9 tahun, untuk didaftarkan mengikuti bimbingan belajar guna minat belajar dan prestasinya dalam belajar bisa meningkat. Rumah Pintar Pijoengan juga berperan juga diakses layanan pendidikan, sosial, keagamaan, pertanian dan kesehatan” Dari beberapa pernyataan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara garis besar apa yang dikembangkan ataupun peran yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar dengan memanfaatkan fasilitas, sarana dan prasarana dalam upaya meningkatkan motivasi belajar anak baik melalui proses pembelajaran dan juga metode pembelajaran yang menyenangkan, dari peran 103 tersebut terdapat lima sentra penting mengapa rumah pintar sangat berpengaruh terhadap layanan pendidikan, sosial, keagamaan, pertanian dan kesehatan antara lain, fungsi, tujuan dan manfaat. Dengan begitu pengembangan yang dilakukan Rumah Pintar Pijoengan ini mampu memberikan kenyaman dan kemandirian peserta didik dalam belajar. Bimbingan belajar merupakan aktivitas positif untuk meningkatakan pendidikan. peranan yang diberikan Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar ini sangat dominan dan strategis dalam membantu peserta didik menemukan solusi dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti yang telah diungkapkan oleh bapak “SY” bahwa; “Bimbingan belajar sebenarnya memiliki peran yang dominan, strategis mas dalam meningkatkan motivasi belajar anak karena dalam setiap kegiatan belajarnya mempunyai peran yang positif dan sangat penting dalam mengarahkan anak dalam proses pembinaan dan pembentukan minat dalam belajar”. Hal serupa juga diungkapkan oleh mas “SG”, bahwa: “Iya mas bisa, pengaruh yang signifikan karena peran lembaga bimbingan belajar mampu memberikan motivasi kepada siswa dalam belajar melalui metode belajar yang menyenangkan dan tentunya akan berdampak yang positif terhadap prestasi anak”. Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat diamnbil kesimpulan bahwa Rumah Pintar Pijoengan ini memiliki peranan yang sangat dominan dan juga strategis sebagai wadah pengetahuan melalui kegiatan bimbingan belajar dalam mengarahkan dan juga menumbuh kembangkan anak mulai dari memberikan metode yang menyenangkan 104 dan juga memberikan motivasi belajar anak untuk dapat meraih prestasi belajar yang baik. Kegiatan bimbingan belajar berguna untuk mengembangkan anak dalam meningkatkan minat dan bakat anak dalam belajar yang memiliki peran sebagai wadah pelayanan dibidang pendidikan. Kegiatan bimbingan belajar di Rumah Pintar ini juga hampir sama kedudukannya sebagai fasilitator, yang selalu siap memberikan kemudahan, dan melayani peserta didik sesuai minat, kemampuan dan bakatnya Rumah Pintar Pijoengan melalui kegiatan bimbingan belajar hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegitan belajar anak didik, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.

b. Fungsi Rumah Pintar

Sriyono SY sebagai salah satu pengelola rumah pintar Pijoengan menjelaskan bahwa fungsi rumah pintar itu sendiri sebagai layanan pendidikan adalah tempat untuk belajar, informasi pengetahuan, life skill dan bakat baik anak-anak untuk mengembangkan potensinya dalam belajar yang diprioritaskan untuk tumbuh kembang anak dan menemukan karakteristik anak mengenai belajar. “Sriyo salah satu pengelola di rumah pintar Pijoengan menjelaskan bahwa rumah pintar adalah tempat untuk pembelajaran, dari anak-anak sampai orang tua dimana terdapat banyak kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat yang ada di rumah pintar”.