Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

58 Berdasarkan perhitungan dengan rumus di atas diperoleh, skor ideal terendah = 0 dan skor ideal tertinggi Skor Maksimum = 100. Sehingga Mean Ideal M = x Skor Maksimum = x 100 = 50, dan Standar Deviasi Ideal = x M = x 50 = 16,67. Mengacu pada kriteria penilaian pada tabel 3 di atas, maka batasan kategori prestasi belajar siswa disusun sebagaimana tabel di bawah ini: Tabel 5. Kriteria Penilaian Tes Prestasi Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan No Rentang Skor Kategori 1 X ˃ 75,00 Sangat Baik 2 58,34 ˂ X ≤ 75,00 Baik 3 41,66 ˂ X ≤ 58,34 Cukup 4 25,00 ˂ X ≤ 41,66 Kurang 5 X ≤ 25,00 Sangat Kurang Prestasi belajar siswa pada akhir setiap siklus dihitung nilai rata-ratanya. Hasil tes pada akhir siklus I dibandingkan dengan hasil tes pada siklus II. Apabila mengalami kenaikan maka diasumsikan dengan menggunakan bantuan alat peraga teropong pecahan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 2 1 2 1 3 1 3 1 59

H. Kriteria Keberhasilan

Keberhasilan penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas ditandai dengan adanya perubahan yang lebih baik secara proses maupun peningkatan hasil belajar yang dapat dilihat dari peningkatan nilai di setiap siklus dan telah mencapai semua indikator keberhasilan. Terkait dengan itu, peneliti menentukan indikator keberhasilan dalam penelitian yaitu: 1. Secara kualitatif untuk memberikan makna terhadap peningkatan kualitas proses pembelajaran ditandai dengan: adanya peningkatan aspek aktivitas guru dan siswa dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan di setiap pertemuan dan minimal telah mencapai kategori Baik. 2. Secara kuantitatif terkait dengan hasil belajar siswa dalam ranah kognitif ditandai dengan: a. Hasil belajar penjumlahan dan pengurangan pecahan ≥ 65 sebagai batas tuntas kompetensi ketentuan sekolah dicapai minimal 75 dari keseluruhan siswa. b. Indikator dalam penelitian ini juga ditetapkan: nilai rata-rata kelas ≥ 65 dan berada pada kategori Baik. 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data Awal Siswa Pra Siklus

Kondisi awal yang dimaksud adalah gambaran tentang pemahaman siswa kelas IV SDN Warangan I terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan sebelum dilakukan tindakan. Data awal yang peneliti gunakan sebagai landasan perlu diadakannya penelitian di kelas tersebut adalah data hasil pre-test. Berdasarkan data hasil pre-test yang dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2016 yang dilaksanakan selama 70 menit, diketahui prestasi belajar siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan siswa kelas IV SDN Warangan I dijabarkan pada Tabel 6. Tabel 6. Data Hasil Pre-test Pada Tahap Pra Siklus No Jumlah Siswa Persentase Nilai Rata-rata Kelas Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas 1 4 11 26,67 73,33 43,78 Rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV SDN Warangan I terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan juga dibuktikan berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN Warangan I pada Senin, 2 Mei 2016, diketahui bahwa prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan pecahan masih rendah. Berdasarkan hasil pre-test dan hasil wawancara tersebut maka peneliti dan guru kelas 61 IV SDN Warangan I sepakat melakukan perbaikan dengan cara melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan prestasi belajar siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan.

2. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan pada Siklus I a. Perencanaan Tindakan

Tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas ini adalah perencanaan. Setelah peneliti melakukan observasi ke sekolah dan mengetahui prestasi belajar siswa kelas IV SDN Warangan I rendah, peneliti bekerja sama dengan guru kelas IV SDN Warangan I untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penyebab terjadinya permasalahan pada materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan telah teridentifikasi dengan baik oleh peneliti dan guru. Permasalahan rendahnya prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan pecahan disebabkan karena masih banyak guru yang belum menggunakan media pembelajaran Matematika dalam mengajarkan materi kepada siswa ketika pembelajaran Matematika berlangsung, sehingga banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menjumlahkan dan mengurangkan pecahan. Melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas, peneliti bersama guru merancang pelaksanaan pemecahan masalah materi penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Peneliti bersama guru memutuskan untuk menggunakan alat peraga teropong pecahan yang diharapkan mampu meningkatkan 62 prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Adapun perancanaan tindakan yang dilakukan antara lain: 1 Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP tentang materi yang akan diajarkan yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas IV SDN Warangan I. RPP ini berguna sebagai pedoman guru pada dalam melaksanakan pembelajaran di kelas. 2 Peneliti menyusun Lembar Kerja Siswa yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas IV SDN Warangan I. 3 Peneliti menyiapkan lembar observasi. 4 Peneliti menyiapkan alat peraga yang digunakan dalam pembelajaran yaitu teropong pecahan. 5 Peneliti menyusun soal post-test yang kemudian dikonsultasikan kepada guru kelas IV SDN Warangan I. Soal post-test diberikan pada akhir setiap siklus.

b. Pelaksanaan Tindakan

1 Tindakan Siklus I pertemuan I Siklus I pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin, 30 Mei 2016 pukul 07.00-08.10 WIB. Dalam pelaksanaan tindakan tersebut, siswa mempelajari materi tentang penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama dan penjumlahan berpenyebut tidak sama. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan. Adapun deskripsi dari langkah-langkah