Alat Peraga Teropong Pecahan

34 dari diameter tiang. Untuk menggunakannya, tiang dimasukkan ke lubang di tengah lingkaran. Berikut ini merupakan contoh lingkaran pecahan: Gambar 5. Contoh lingkaran pecahan Gambar lingkaran-lingkaran di atas merupakan beberapa contoh lingkaran pecahan yang menunjukkan pecahan Banyaknya lingkaran pecahan menurut kebutuhan, sesuai dengan keluasaan bilangan pecah yang dipelajari anak. Misalkan topik perduaan, pertigaan, dan perempatan diperlukan lingkaran pecahan dengan warna serta lingkaran pecahan tanpa warna untuk perduaan, pertigaan, perempatan, perenaman, dan perduabelasan. Gambar 6. Lingkaran pecahan tanpa warna 4 3 , 4 2 , 4 1 , 3 2 , 3 1 , 2 1 35 3 Cara menggunakan Berikut ini akan dijabarkan cara menggunakan alat peraga teropong pecahan Pitadjeng, 2006: 142-146 sesuai dengan materi yang disampaikan. a Konsep bilangan pecahan Untuk memahami konsep bilangan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: i. Ambillah pecahan berwarna setengah, lalu pasang pada tiang penyangga. ii. Untuk membuktikan bahwa pembagiannya sama besar, ambillah lingkaran pecahan setengah tanpa warna, pasang di atasnya dan aturlah sehingga garis pembaginya berimpit. iii. Apabila garis pembaginya sudah berimpit, putarlah lingkaran tanpa warna sampai bagian lingkaran yang tadinya berimpit berpindah tempat serta garis pembaginya berimpit. Hal ini menunjukkan bahwa kedua bagian itu sama besar sehingga disebut pecahan Kegiatan untuk menunjukkan konsep pecahan seperempat, sepertiga, dan lainnya sama caranya dengan pecahan setengah. b Membandingkan dua pecahan relasi , =, Misalnya akan membandingkan pecahan dengan pecahan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: i. Ambillah pecahan duapertiga berwarna hijau dan pasang di penyangga. 2 1 2 1 3 2 36 ii. Kemudian amnbil pecahan setengah berwarna merah, pasang di atas pecahan duapertiga dan aturlah sehingga salah satu garis pembagi sisi yang berwarna berimpit dan warnanya bertumpuk. Amatilah mana warna yang lebih luas. Tampak warna hijau lebih luas dari merah, jadi, Gambar 7. Membandingkan dua pecahan Dengan cara yang sama, dapat dibandingkan antara dua pecahan, pecahan mana yang lebih besar, pecahan mana yang lebih kecil, atau dua pecahan yang sama. c Menjumlahkan dua pecahan Misalnya untuk menjumlahkan pecahan dilakukan langkah-langkah seperti berikut ini: i. Pasanglah pecahan dua perempat yang berwarna kuning pada tiang penyangga. ii. Kemudian pasanglah pecahan seperempat yang berwarna kuning di atasnya, dan aturlah sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kuning bersambung dengan warna kuning. iii. Tampak lingkaran terbagi empat sama besar dan yang berwarna 3 bagian. Jadi, 2 1 2 1 3 2  3 2 3 2 2 1 4 1 4 2  4 3 4 1 4 2   37 + = Gambar 8. Penjumlahan dua pecahan berpenyebut sama Contoh lain dalam menjumlahkan pecahan langkah- langkahnya sebagai berikut: i. Pasanglah pecahan setengah yang berwarna merah pada tiang penyangga. ii. Kemudian pasang pecahan sepertiga yang berwarna hijau di atasnya dan atur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warnanya menyambung. + = ? Gambar 9. Penjumlahan Pecahan Berpenyebut Berbeda iii. Karena hasilnya belum jelas pembaginya belum terlihat jelas, maka pasanglah lingkaran pecahan tanpa warna untuk melihat pembagiannya yang sama. Cobalah pasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan. 3 1 2 1  2 1 4 1 4 3 2 1 3 1 38 iv. Aturlah agar semua garis pembagi pecahan-pecahan yang berwarna dapat berimpit dengan garis pembagi pecahan tanpa warna. Maka akan didapatkan hasil bahwa pecahan perenaman yang dapat berimpit dengan garis pembaginya. v. Jadi tampak bahwa ada lima bagian yang berwarna sehingga setengah dikurangi sepertiga sama dengan lima perenam. d Mengurangkan dua pecahan Misalkan untuk mengurangkan dua pecahan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: i. Pasanglah pecahan dua pertiga berwarna hijau pada tiang penyangga. ii. Kemudian pasang pecahan satu pertiga yang berwarna abu-abu di atasnya dan aturlah sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna abu-abu menutup di atas warna hijau. - = Gambar 10. Pengurangan dua pecahan berpenyebut sama 3 1 3 2  3 2 3 1 3 1 39 iii. Tampak lingkaran terbagi tiga sama besar dan warna hijau yang tidak tertutupi abu-abu satu bagian. Jadi, Contoh lain dalam mengurangkan pecahan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: i. Pasanglah pasangan setengah berwarna merah pada tiang penyangga. ii. Kemudian pasang pecahan sepertiga yang berwarna abu-abu di atasnya dan atur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warnanya bertumpuk. - = ? Gambar 11. Pengurangan dua pecahan berpenyebut berbeda iv. Karena hasilnya belum jelas pembaginya belum terlihat jelas, maka dipasang lingkaran yang tidak berwarna untuk melihat pembagian yang sama. Cobalah pasang lingkaran perempatan, perenaman, atau perdelapanan. v. Aturlah agar semua garis pembagi pecahan-pecahan dapat berimpit dengan garis pembagi pecahan tanpa warna. Maka akan didapatkan hasil bahwa pecahan perenaman yang dapat berimpit dengan garis pembaginya. 3 1 3 1 3 2   3 1 2 1  2 1 3 1 40 vi. Kemudian hitunglah berapa bagian warna merah yang tidak tertutupi warna abu-abu. vii. Jadi tampak bahwa ada satu bagian berwarna merah yang tidak tertutup sehingga Untuk mencari selisih dua pecahan pada penggunaan alat peraga ini belum menggunakan KPK. Dengan pendekatan induktif-induktif dapat digunakan untuk menemukan rumus pengurangan dua pecahan tak senama. Dalam alat peraga ini digunakan bentuk lingkaran karena bagian lingkaran berbentuk juring lingkaran. Perbedaan yang jelas tersebut diperlukan untuk memudahkan anak memahami konsep bagian. Pembelajaran matematika di sekolah dasar disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran yang sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Menurut Brunner Pitadjeng, 2006: 29 terdapat tiga tahap proses belajar matematika, yaitu: 1 tahap enaktif, 2 tahap ikonik, dan 3 tahap simbolik. Implikasi dari tahapan tersebut dalam pembelajaran menggunakan alat peraga teropong pecahan adalah sebagai berikut: a Tahap enaktif Pada tahap ini siswa diarahkan untuk menggunakan atau memanipulasi objek-objek konkret secara langsung yaitu menggunakan alat peraga teropong pecahan dalam pembelajaran 6 1 3 1 2 1   41 matematika materi pecahan. Siswa memerlukan pengalaman untuk menggunakan alat peraga secara langsung sebelum masuk pada tahap membayangkan objek konkret tersebut. b Tahap ikonik Tahap ikonik merupakan tahapan dimana siswa memberikan gambaran terhadap objek-objek konkret. Implikasinya dalam penjumlahan dan pengurangan pecahan, setelah siswa menggunakan objek secara langsung siswa diminta untuk menggambarkan ke dalam objek dua dimensi yaitu dalam media kertas sesuai dengan apa yang mereka lihat. Tahapan ini berkaitan erat dengan mental siswa untuk membayangkan dan menggambarkan alat peraga teropong pecahan dan menuangkannya dalam media gambar. c Tahap simbolik Tahap simbolik merupakan tahap dimana siswa memanipulasi simbol-simbol secara langsung. Dalam hal ini siswa sudah tidak lagi bergantung pada alat peraga yang digunakan sebelumnya. 4 Keunggulan dan kelemahan alat peraga teropong pecahan Setiap alat peraga tentunya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Keunggulan dari alat peraga teropong pecahan ini sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Selain itu, keunggulan lainnya adalah alat peraga teropong pecahan telah memenuhi beberapa syarat alat peraga yang baik yaitu: 42 i. Dapat digunakan untuk membantu anak memahami konsep bilangan pecahan, membandingkan dua pecahan, penjumlahan dan pengurangan pecahan. ii. Menarik perhatian siswa karena berwarna-warni. iii. Tahan lama dan reusable karena terbuat dari papan kayu sehingga bisa digunakan lagi pada pembelajaran yang akan datang. iv. Bentuknya sederhana dan mudah digunakan v. Ukurannya sesuai, tidak terlalu besar atau terlalu kecil untuk siswa kelas IV. vi. Bahan dasarnya mudah diperoleh. vii. Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan. b Kelemahan alat peraga teropong pecahan Selain memiliki keunggulan, alat peraga teropong pecahan juga memiliki beberapa kekurangan, antara lain: i. Tidak bisa digunakan untuk penjumlahan dan pengurangan pecahan yang hasilnya 1 lebih dari satu dan 0 kurang dari nol. ii. Tiang penyangga yang terbuat dari besi memungkinkan dapat membahayakan bagi siswa sekolah dasar. 43

D. Penelitian yang Relevan

1. Penelitian Kristanti Widyastuti 2011 berjudul “Peningkatan Pretasi Belajar Matematika Materi Pecahan Melalui pembelajaran dengan Bantuan Alat Peraga Teropong Pecahan Bagi Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Temanggung 1 Kabupaten Temanggung”, menyimpulkan bahwa dengan menggunakan bantuan alat peraga teropong pecahan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika siswa dan kualitas proses pembelajaran siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Temanggung 1. Meningkatnya prestasi belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata sebelum diberi tindakan adalah 40,5 dengan ketuntasan belajar sebesar 11, nilai rata-rata post test siklus pertama sebesar 62,2 dengan ketuntasan belajar sebesar 61 dan nilai rata-rata post test siklus kedua sebesar 80,5 dengan ketuntasan belajar sebesar 89. Meningkatnya kualitas proses pembelajaran ditandai dengan partisipasi siswa meningkat dibandingkan sebelum diberi tindakan. Presentase peningkatan partisipasi siswa selama proses pembelajaran siklus pertama ke siklus kedua adalah 42. 2. Penelitian Widyana Cahyaning Gerhastuti berjudul “Meningkatkan Pemahaman Konsep Pengurangan pada Pecahan Menggunakan Alat Peraga Teropong Pecahan Siswa Kelas IVB SD Negeri Bangirejo 1 Yogyakarta. Meningkatnya pemahaman konsep pengurangan pada pecahan dibuktikan dengan meningkatnya nilai rata-rata tes dan persentase ketuntasan belajar siswa dari pra siklus, akhir siklus I dan 44 akhir siklus II. Nilai rata-rata siswa sebelum tindakan adalah 54, nilai rata-rata siswa pada akhir siklus I adalah 69,03 dan nilai rata-rata siswa pada akhir siklus II adalah 88,19. Jumlah siswa yang mencapai KKM pada hasil pre-test sebanyak 7 siswa 28 pada hasil post-test siklus II semua siswa 100 mencapai KKM.

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan kajian teori di atas, dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut. Prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan pecahan siswa kelas IV SDN Warangan 1 Magelang tergolong rendah. Salah satu penyebabnya adalah guru belum menggunakan alat peraga yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mengajarkan materi pecahan. Karakteristik siswa kelas IVSD adalah berada dalam tahap belajar operasional konkret 7-12 tahun. Oleh karena itu mereka akan lebih mudah belajar jika disajikan objek konkret atau gambar-gambar objek konkret. Alat peraga sangat penting dihadirkan dalam proses pembelajaran materi penjumlahan dan pengurangan pecahan. Tanpa alat peraga, siswa akan sulit memahami materi penjumlahan dan pengurangan pecahan.. Penggunaan alat peraga pada saat proses pembelajaran dapat memudahkan siswa menerima pelajaran. Siswa juga akan memiliki persepsi yang kuat sehingga dapat menerima materi yang disampaikan, merangsang perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan sehingga pemahaman konsep meningkat. Salah satu alat peraga untuk materi pecahan adalah teropong pecahan. Alat peraga teropong pecahan tergolong sederhana namun dapat membantu anak dalam 45 mengenal pecahan, membandingkan dua pecahan, sampai pada penjumlahan dan pengurangan pada pecahan. Siswa SD yang berada pada tahap belajar operasional konkret akan lebih memudahkan guru dalam mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan dalam pembelajaran. Jadi dapat disimpulkan bahwa alat peraga teropong pecahan sangat tepat apabila digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan pecahan. Pernyataan di atas dapat dijelaskan pada bagan di bawah ini. Gambar 12. Skema Kerangka Pikir Kondisi Awal Tindakan Kondisi Akhir Belum menggunakan alat peraga media pembelajaran dalam pembelajaran Hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika tergolong rendah dibandingkan mata pelajaran lainnya. Menggunakan alat peraga teropong pecahan dalam materi penjumlahan dan pengurangan pecahan Menggunakan alat peraga teropong pecahan pada penjumlahan dan pengurangan pecahan yang bersiklus Melalui penggunnaan alat peraga teropong pecahan maka prestasi belajar siswa materi penjumlahan dan pengurangan pecahan akan meningkat 46

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan alat peraga teropong pecahan dapat meningkatkan prestasi belajar penjumlahan dan pengurangan pecahan siswa kelas IV SDN Warangan 1.