Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

15 reproduksi atau kesan lama dengan kesan baru. Kedua kesan itu muncul bertukaran sehingga terjadi kesalahan maksud yang tidak disadari. 2 Kesulitan Bahan Pelajaran Tiap-tiap pelajaran mengandung tingkat kesulitan bahan pelajran dan mempengaruhi kecepatan belajar. Makin sulit sesuatu bahan pelajaran, makin lambatlah orang mempelajarinya. Sebaliknya, semakin mudah bahan pelajaran makin cepatlah orang dalam mempelajarinya. Bahan yang sulit memerlukan aktivitas belajar yang lebih intensif, sedangkan bahan yang sederhana mengurangi intensitas belajar seseorang. 3 Berartinya Bahan Pelajaran Belajar memerlukan modal pengalaman yang diperoleh dari belajar waktu sebelumnya. Modal pengalaman itu dapat berupa penguasaan bahasa, pengetahuan, dan prinsip-prinsip. Modal pengalaman ini menentukan keberartian dari bahan yang dipelajari di waktu sekarang. Bahan yang berarti adalah bahan yang dapat dikenali. Bahna yang berarti memungkinkan individu untuk belajar, karena individu dapat mengenalnya. Bahan yang tanpa arti sukar dikenal, akibatnya tak ada pengertian individu terhadap bahan itu. 4 Berat Ringannya Tugas Mengenai berat atau ringannya tugas, hal ini erat hubungannya dengan tingkat kemampuan individu. Tugas yang sama, 16 kesukarannya berbeda bagi masing-masing individu. Hal ini disebabkan karena kapasitas intelektual serta pengalaman mereka tidak sama. Boleh jadi, berat ringannya suatu tugas berhubungan dengan usia individu. Ini berarti, bahwa kematangan individu ikut menjadi indikator atas berat atau ringannya tugas bagi individu yang bersangkutan. Dapat dibuktikan, bahwa tugas-tugas yang terlalu ringan atau mudah adalah mengurangi tantangan belajar, sedangkan tugas-tugas yang terlalu berat atau sukar membuat individu kapok jera untuk belajar. 5 Suasana lingkungan eksternal Suasana lingkungan eksternal menyangkut banyak hal antara lain cuaca suhu udara, mendung, hujan, kelembaban, waktu pagi, siang, sore, petang, malam: kondisi tempat kebersihan, letak sekolah, pengaturan fiik kelas, ketengangan, kegaduhan; penerangan berlampu, bersinar matahari, gelap, remang-remang; dan sebagainya. Faktor-faktor ini mempengaruhi sikap dan reaksi individu dalam aktivitas belajarnya, sebab individu yang belajar adalah interaksi dengan lingkungannya. b. Faktor-faktor Metode Belajar Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar. Dengan perkataan lain, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan perbedaan yang berarti 17 bagi proses belajar. Faktor-faktor metode belajar menyangkut hal-hal berikut ini. 1 Kegiatan Berlatih atau Praktik Kegiatan berlatih dapat diberikan dalam dosis besar maupun dosis kecil. Berlatih dapat diberikan secara maraton non-stop atau secara terdistribusi dengan selingan waktu-waktu istirahat. Latihan yang dilakukan secara maraton dapat melelahkan dan membosankan, sedang latihan yang terdistribusi menjamin terpeliharanya stamina dan kegairahan belajar. Jam pelajaran atau lathan yang terlalu panjang adalah kurang efektif. Semakin pendek-pendek distribusi waktu untuk bekerja atau berlatih, semakin efektiflah pekerjaan atau latihan itu. Latihan atau kerja memerlukan waktu istirahat. Lamanya istirahat tergantung kepada jenis tugas atau keterampilan yang dipelajari, atau pada lamanya periode waktu pelaksanaan seluruh kegiatan. Kegiatan berlatih secara maraton baru mungkin apabila tugas mudah dikenal, mudah dilakukan dan materi pernah dipelajari sebelumnya. 2 Overlearning dan Drill Belajar lebih dan Drill Untuk kegiatan yang bersifat abstrak seperti misalnya menghafal atau mengingat, maka overlearning sangat diperlukan. Menurut Muhibbin Syah 1999: 156 overlearning belajar lebih adalah upaya belajar yang melebihi batas penguasaan dasar atas 18 materi pelajaran tertentu. Overlearning dilakukan untuk mengurangi kelupaan dalam mengingat keterampilan-keterampilan yang pernah dipelajari tetapi dalam sementara waktu tidak dipraktikkan. Overlearning yang terlalu lama menjadi kurang efektif bagi kegiatan praktik. Drill adalah suatu metode pengajaran dengan melatih peserta didik terhadap bahan yang sudah diajarkandiberikan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari Sudjana, 1995: 86. Drill berlaku bagi kegiatan berlatih abstraksi misalnya berhitung. Mekanisme drill tidak berbeda dengan overlearning. Baik drill maupun overlearning berguna untuk memantapkan reaksi dalam belajar. 3 Resitasi Selama Belajar Resitasi adalah suatu metode dengan cara menyajikan bahan bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dipelajari yang kemudian dipertanggungjawabkan di depan kelas. Metode resitasi juga sering disebut dengan metode pemberian tugas yakni metode dimana siswa diberi tugas khusus di luar jam pelajaran Soekarwati, 1995: 19. Kombinasi kegiatan membaca dengan resitasi sangat bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan membaca itu sendiri, maupun untuk menghafalkan bahan pelajaran. Dalam praktik, setelah diadakan kegiatan membaca atau penyajian materi, 19 kemudian si pelajar berusaha untuk menghafalnya tanpa melihat bacaannya. Jika ia telah menguasai suatu bagian, dapat melanjutkan ke bagian berikutnya dan seterusnya. Resitasi lebih cocok untuk diterapkan pada belajar membaca atau belajar hafalan. 4 Pengenalan tentang Hasil-Hasil Belajar Dalam proses belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar selama dalam belajarnya. Penelitian menunjukkan bahwa pengenalan seseorang terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, seseorang akan lebih berusaha meningkatkan hasil belajar selanjutnya. 5 Belajar dengan Keseluruhan atau Bagian-Bagian Menurut beberapa penelitian, perbedaan efektivitas antara belajar dengan keseluruhan belajar dengan bagian-bagian adalah belum ditemukan. Hanya apabila kedua prosedur itu dipakai secara simultan, ternyata belajar mulai dari keseluruhan ke bagian-bagian adalah lebih menguntungkan daripada belajar mulai dari bagian-bagian karena dengan muali dari keseluruhan individu menemukan set yang tepat untuk belajar. Kelemahan dari metode keseluruhan adalah membutuhkan banyak waktu dan pemikiran sebelum belajar yang sesungguhnya berlangsung. 20 6 Penggunaan Modalitas Indra Modalitas indra yang digunakan individu berbeda. Dalam hal itu ada tiga impresi yang penting dalam belajar, yaitu oral, visual, dan kinestetik. Setiap individu dalam menggunakan impresi tersebut berbeda-beda. 7 Bimbingan dalam Belajar Intensitas bimbingan yang diberikan guru cenderung membuat pelajar menjadi tergantung. Bimbingan dapat diberikan dalam batas-batas yang diperlukan oleh individu. Hal terpenting yaitu perlunya pemberian modal kecakapan pada individu sehingga yang bersangkutan dapat melaksanakan tugas yang dibebankan dengan sedikit bantuan dari pihak lain. 8 Kondisi-kondisi insentif Insentif adalah objek atau situasi eksternal yang dapat memenuhi motif individu. Insentif adalah bukan tujuan, melainkan alat untuk mencapai tujuan. Insentif-insentif dapat digolongkan menjadi sua macam, yaitu: a Insentif intrinsik, yaitu situasi yang mempunyai hubungan fungsional dengan tugas dan tujuan. b Insentif ekstrinsik, yaitu objek atau situasi yang tidak mempunyai hubungan fungsional dengan tugas. 21 c. Faktor-faktor individual Selain faktor stimulus dan metode belajar, faktor individu dapat berpengaruh terhadap belajar seseorang. Faktor-faktor individu menyangkut hal-hal, antara lain: 1 Kematangan Kematangan dicapai oleh individu dari proses pertumbuhan fisiologisnya. Dengan berkembangnya fungsi otak dan system syaraf, akan menumbuhkan kapasitas mental seseorang. Kapasitas mental seseorang mempengaruhi belajar seseorang. 2 Faktor usia kronologis Semakin tua usia individu, maka kematangan berbagai fungsi fisiologisnya juga meningkat. Usia kronologis merupakan faktor penentu daripada tingkat kemampuan belajar individu. 3 Faktor perbedaan jenis kelamin Perbedaan tingkah laku antara laki-laki dan wanita merupakan hasil dari perbedaan tradisi kehidupan. Peranan dan perhatian terhadap suatu pekerjaan berbeda antara laki-laki dan wanita. Ini disebabkan oleh pengaruh kultural. 4 Pengalaman sebelumnya Lingkungan mempengaruhi perkembangan dan memberikan pengalaman bagi individu. Pengalaman yang diperoleh individu mempengaruhi belajar, terutama transfer belajar. 22 5 Kapasitas mental Dalam tahap perkembangan tertentu, individu mempunyai kapasitas-kapasitas mental yang berkembang akibat dari pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisiologis pada system syaraf dan jaringan otak. Dalam hal ini, inteligensi menentukan prestasi belajar seseorang. 6 Kondisi kesehatan jasmani Orang yang belajar membutuhkan kondisi kesehatan. Orang yang sakit mengakibatkan tidak dapat belajar dengan efektif. 7 Kondisi kesehatan rohani Gangguan mental pada seseorang dapat mengganggu belajar seseorang. Orang yang mengalami cacat mental tidak dapat belajar dengan baik. 8 Motivasi Motivasi yang berhubungan dengan kebutuhan, motif, dan tujuan, mempengaruhi kegiatan dan hasil belajar. Motivasi penting dalam belajar karena motivasi dapat menggerakkan organisme, mengarahkan tindakan, serta memilih tujuan belajar yang paling berguna bagi kehidupan individu. Dari pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor tersebut seperti stimulus belajar, metode belajar maupun dari individu itu sendiri. Dalam dunia pendidikan faktor tersebut dapat berpengaruh positif 23 maupun negatif. Seorang individu harus dapat memahami faktor-faktor tersebut sehingga mampu meningkatkan prestasi dalam belajarnya.

B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Matematika Materi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan

1. Pengertian Pecahan Menurut Ebbert dan Straker dalam Marsigit, 2004: 4, materi pembelajaran Matematika untuk semua jenjang pendidikan meliputi fakta facts, pengertian concepts, keterampilan penalaran, keterampilan algoritmik, keterampilan menyelesaikan masalah matematika problem solving, dan keterampilan melakukan penyelidikan investigation. Menurut Simanjuntak, dkk 1992: 153 Pengertian bilangan pecahan pada matematika sekolah dasar dapat didasarkan atas pembagian suatu benda atau himpunan atas beberapa bagian yang sama. Bilangan pecahan adalah bilangan yang lambangnya dapat ditulis dengan bentuk dimana a dan b bilangan bulat dan b≠0. Pada pecahan , a disebut pembilang dan b disebut penyebut pecahan tersebut Darhim, 1991: 163. Menurut Sri Subarinah 2006: 79 pada prinsipnya, pecahan digunakan untuk menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Jumlah seluruh bagian yang sama ini bersama-sama membentuk satuan unit. Dengan demikian pecahan adalah bagian-bagian yang sama dari keseluruhan. b a b a 24 Jika suatu daerah persegi dibagi menjadi delapan bagian yang sama besar, maka setiap bagian mempunyai luas seperdelapan dari luas daerah persegi seluruhnya Cholis Sa’dijah, 1998: 148 Gambar 1. Ilustrasi Pecahan Luas bagian yang diarsir adalah seperdelapan dari luas daerah seluruhnya dan ditulis dengan lambang sedangkan luas bagian yang tidak diarsir adalah tujuh perdelapan dari luas daerah seluruhnya dan ditulis dengan lambang bentuk penulisan tersebut disebut pecahan. Secara umum, bentuk penulisan disebut pecahan dengan a dan b bilangan cacah dan b≠0. Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Pembelajaran konsep awal pecahan perlu ditanamkan secara baik sehingga meresap betul dalam benak siswa. Manipulasi terhadap benda nyata kertas, karton, kelereng, kerikil, mata uang, pensil, buku, dll perlu direncanakan dengan baik dan berintikan kegiatan yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk langsung merasakan dan menghayati bagaimana konsep tersebut tertanam. Menurut Kennedy dalam Sukayati, 2003: 2, makna dari pecahan dapatmuncul dari situasi-situasi sebagai berikut: 8 1 8 7 b a 25 a. Pecahan sebagai bagian yang berukuran sama dari yang utuh atau keseluruhan. Sebagai contoh bahwa pecahan 4 menunjukkan menunjukkan banyaknya bagian-bagianyang sama dari suatu keseluruhan utuh dan disebut penyebut, sedangkan 1 menunjukkan banyaknya bagian yang diarsir dan menjadi perhatian pada saat tertentu disebut pembilang. b. Pecahan sebagai bagian dari kelompok-kelompok yang beranggotakan sama banyak, atau menyatakan pembagian. Contoh: sekumpulan objek yang beranggotakan 12, dibagi menjadi 2 kelompok yang beranggotakan sama banyak, maka disini setiap kelompok menyatakan c. Pecahan sebagai perbandingan rasio. Hubungan antara sepasang bilangan sering dinyatakan sebagai sebuah perbandingan. Contoh situasi yang memunculkan rasio misalnya sebuah tali A panjangnya 10 m dibandingkan dengan tali B yang panjangnya 30 m. Rasio panjang tali A terhadap panjangnya tali B tersebut adalah 10:30 itu juga diartikan sebagai pecahan. 2. Konsep Penjumlahan Pecahan dan Pengurangan Pecahan Menurut Sri Subarinah 2006:87-100 penjumlahan dan pengurangan pecahan dijelaskan dalam pembahasan berikut ini. a. Konsep Penjumlahan Pecahan Konsep penjumlahan pada bilangan pecahan pada dasarnya sama dengan konsep penjumlahan bilangan-bilangan yang lain, 4 1 2 1 26 . c b a c b c a    yaitu menggabungkan. Untuk langkah awal pengenalan penjumlahan pecahan adalah dengan menjumlahkan pecahan-pecahan senama. Setelah konsep ini tertanam dengan baik kemudian dilanjutkan dengan penjumlahan pecahan yang tidak senama dan pecahan campuran. Berikut ini merupakan konsep penjumlahan pada pecahan: 1 Penjumlahan Pecahan Senama Untuk a, b, c bilangan bulat dengan c ≠ 0, maka 2 Penjumlahan pecahan Tak Senama Untuk menjumlahkan dua pecahan dengan penyebut yang tidak sama, lakukan langkah-langkah berikut: a Carilah KPK dari penyebut kedua pecahan tersebut. b Ubah kedua pecahan tersebut sehingga kedua pecahan senama dengan penyebut KPK yang diperoleh dalam langkah a c Setelah kedua pecahan tersebut senama, jumlahkan dengan ketentuan seperti di bawah ini. Contoh: Jawab: KPK dari 2 dan 3 adalah 6 Senilai dengan Senilai dengan Jadi 6 5 6 2 6 3 3 1 2 1     2 1 6 3 3 1 6 2 .. .......... 3 1 2 1  