Kesimpulan Saran KESIMPULAN DAN SARAN

107 Rusgianto. 1984. Beberapa Alat Peraga Matematika dan Penggunaannya dalam Pengajaran Matematika. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta. Saifudddin Azwar. 2010. Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Soekartiwi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar Cetakan I. Jakarta: Dunia Pustaka Raya. Sri Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan: Jakarta. Sugiyono 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktur Ketenagaan. Suharsimi Arikunto, dkk .2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. __________. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Sukayati. 2003. Pecahan. Yogyakarta: Depdiknas. Sujati. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: FIP UNY. Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Indeks. 108 LAMPIRAN 109 Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I dan Siklus II RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I Satuan pendidikan : SDN Warangan I Mata Pelajaran : Matematika KelasSemester : IV 1 Pokok Bahasan : Penjumlahan Pengurangan Pecahan SiklusPertemuan : I III Alokasi waktu : 2 x 35 menit

A. Standar Kompetensi

6. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah

B. Kompetensi Dasar

6.3 Menjumlahkan pecahan 6.4 Mengurangkan pecahan

C. Indikator

6.3.1 Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 6.3.2 Menjumlahkan dua pecahan biasa berpenyebut tidak sama 6.4.1 Mengurangkan dua pecahan biasa berpenyebut sama 6.4.2 Mengurangkan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda

D. Tujuan Pembelajaran

1. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan tepat. 110 2. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal penjumlahan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda dengan tepat. 3. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut sama dengan tepat. 4. Setelah memperhatikan penjelasan guru tentang pengurangan pecahan menggunakan alat peraga teropong pecahan, siswa dapat mengerjakan soal pengurangan dua pecahan biasa berpenyebut berbeda dengan tepat.

E. Materi Pembelajaran

Penjumlahan dan pengurangan pada pecahan

F. Metode Pembelajaran

Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi dan demonstrasi penggunaan alat peraga teropong pecahan

G. Kegiatan Pembelajaran Pertemuan 1 2x35 menit

1. Kegiatan Awal 10 menit a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam. b. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. c. Guru melakukan apersepsi. ‘Anak-anak siapa diantara kalian yang sering diminta tolong oleh Ibu untuk berbelanja di warung?” “Saya Bu,” Jawab ana-anak. “Coba anak-anak sebutkan biasanya diminta ibu untuk membeli apa?” “Gula, terigu, kerupuk, tempe, dan lain-lain’. “Biasanya ibu menyuruh untuk membeli gula atau terigu seberapa anak-anak?” “setengah kilogram, seperempat kilogram, satu kilogram, sangat bervariasi jawaban anak- anak.” “Iyaa, ada setengah, seperempat, tiga perempat itu disebut dengan 111 bilangan pecahan. Dalam matematika, pecahan itu dapat dijumlahkan dan dapat dikurangkan. Pada hari ini kita akan belajar tentang penjumlahan pecahan.” d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 2. Kegiatan Inti 50 menit a. Siswa memperhatikan penjelasan guru yang sedang memberi contoh cara menjumlahkan pecahan dengan menggunakan alat peraga teropong pecahan sambil memperagakannya menggunakan alat peraga teropong pecahan yang dimiliki masing-masing kelompok. Contoh pertama adalah cara menjumlahkan pecahan . c b a c b c a    Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1 Memasang lingkaran pecahan 5 2 berwarna coklat pada tiang penyangga. 2 Kemudian memasang lingkaran pecahan 5 1 berwarna coklat di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung. 3 Tampak lingkaran terbagi lima sama besar dan yang berwarna 3 bagian. Jadi, 5 3 5 1 5 2   112 . c b a c b c a    Contoh kedua adalah cara menjumlahkan pecahan   6 1 3 2 Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1 Memasang lingkaran pecahan 3 2 pada tiang penyangga. 2 Kemudian memasang lingkaran pecahan 6 1 di atasnya dan mengatur sehingga garis pembagi kedua pecahan berimpit dan warna kedua pecahan tersambung. 3 Karena hasilnya belum jelas garis pembaginya belum terlihat jelas, maka dipasang lingkaran pecahan yang tidak berwarna untuk melihat pembagiannya yang sama. Guru mencoba memasang lingkaran perempatan, perenaman atau perdelapanan. b. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang konsep penjumlahan pada pecahan berpenyebut sama, yaitu untuk a, b, c bilangan bulat dengan c ≠ 0, maka c. Siswa diminta untuk membentuk kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-4 siswa jadi satu kelas terdiri dari 4 kelompok. d. Perwakilan kelompok mengambil alat peraga teropong pecahan dan LKS untuk kelompoknya. e. Siswa mengerjakan LKS secara berkelompok f. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di LKS. Setiap kelompok mempresentasikan satu soal pada LKS menggunakan alat peraga teropong pecahan.