21 organisasi tingkat jurusan, 2 organisasi tingkat fakultas, dan 3 organisasi
tingkat universitas. Selain itu, organisasi intra kampus dapat juga dibagi berdasar minat dan bakat, misalnya olah raga, sosial, wirausaha, jurnalistik, dan
sebagainya. Di sisi lain, organisasi ekstra kampus merupakan organisasi di luar kampus, dimana ruang lingkup dan anggotanya tidak hanya berasal dari satu
perguruan tinggi, akan tetapi berasal dari beberapa perguruan tinggi. Dari penjelasan di atas, maka dapat dipahami bahwa sarana kegiatan di
kampus berupa organisasi kemahasiswaan merupakan training grounds bagi
mahasiswa. Organisasi tersebut dapat berbentuk Unit Kegiatan Mahasiswa UKM di tingkat Universitas, Fakultas, maupun Jurusan dalam berbagai bidang sesuai
dengan minat dari setiap mahasiswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang dilakukan Galang pada tahun 2014 dengan judul Hubungan Lingkungan Sosial dan Keaktifan Kegiatan di Kampus dengan
Kompetensi Sosial Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Prancis Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil penelitiannya adalah kompetensi
sosial mahasiswa dikategorikan baik rerata 2,99, lingkungan sosial dikategorikan cukup baik rerata 2,40, dan keaktifan kegiatan dikategorikan kurang baik rerata
2,10. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan sosial di kampus dengan kompetensi sosial mahasiswa, ditunjukkan dengan R
x1-y
= 0,518 R
tabel
= 0,159, R
x1-y 2
= 0,268 dan p 0,05. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara keaktifan kegiatan di kampus dengan kompetensi sosial mahasiswa R
x2-y
= 0,393 R
tabel
= 0,159, R
x2-y 2
= 0,154 dan p 0,05. Terdapat hubungan positif dan signifikan antara lingkungan sosial dan keaktifan kegiatan di kampus dengan
22 kompetensi sosial mahasiswa R
x1,x2-y
= 0,543 R
tabel
= 0,159, R
x1,x2-y 2
= 0,154 dan p 0,05.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini berkaitan dengan variable terikat yang diteliti yakni kompetensi sosial dan variabel bebas
X
2
yakni keaktifan kegiatan dalam penelitian ini merupakan X
1
. Perbedaannya yaitu berkaitan dengan tempat penelitian dan variabel bebas yang lain X
2
yakni angkatan masuk.
Penelitian yang dilakukan Leni dan P. Tommy Y. S. Suyasa pada tahun 2006 dengan judul Keaktifan Berorganisasi dan Kompetensi Interpersonal. Hasil
penelitiannya adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan pada uji korelasi antara keaktifan mengikuti organisasi kemahasiswaan dan kompetensi
kompetensi interpersonal, ditunjukkan dari r 238 = 0.379 dan p 0,01 yang
artinya semakin tinggi keaktifan subjek dalam mengikuti organisasi kemahasiswaan maka semakin tinggi pula kompetensi interpersonalnya.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini berkaitan dengan variable terikat yang diteliti yakni kompetensi interpersonal dalam
penelitian ini menggunakan istilah kompetensi sosial dan variabel bebas X
1
yakni keaktifan organisasi kemahasiswaan dalam penelitian ini menggunakan istilah
keaktifan kegiatan di kampus. Perbedaannya yaitu berkaitan dengan tempat penelitian dan variabel bebas yang lain X
2
yakni angkatan masuk. Penelitian yang dilakukan Hartini pada tahun 2012 dengan judul
Perbedaan Interaksi Sosial Mahasiswa Bimbingan Konseling Berdasarkan Keikutsertaan Dalam Organisasi Di Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada perbedaan
23 signifikan kemampuan interaksi sosial mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga berdasarkan keikut sertaan organisasi yang ada di Lembaga Kemahasiswaan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang ditunjukkan dengan tingkat signifikan 0,000 0,05 dan diperkuat dengan skor rata-rata mahasiswa yang mengikuti organisasi 96,11
SD = 9,574 sedangkan skor rata-rata mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi 63,58
SD = 11,160.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini berkaitan dengan variabel terikat yang diteliti yakni interaksi sosial dalam penelitian ini
menggunakan istilah kompetensi sosial dan variabel bebas X
1
yakni keikutsertaan dalam organisasi dalam penelitian ini menggunakan istilah keaktifan
kegiatan di kampus. Perbedaannya yaitu berkaitan dengan tempat penelitian dan variabel bebas yang lain X
2
yakni angkatan masuk. Penelitian yang dilakukan Enggar Megasari pada tahun 2008 dengan judul
Kompetensi Interpersonal Remaja Berbakat Dalam Kelas Akselerasi Ditinjau Dari Konsep Diri. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif
yang sangat signifikan antara variabel konsep diri dengan kompetensi interpersonal remaja berbakat dalam kelas akselerasi yang memiliki nilai koefisien
korelasi r
xy
sebesar 0,572 dan p 0,01, dimana rerata empirik variabel
kompetensi interpersonal adalah 39,28 SD = 3,371 dan rerata empirik pada
konsep diri sebesar 40,53 SD = 3,975.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini berkaitan dengan variabel terikat yang diteliti yakni interaksi sosial dalam penelitian ini
menggunakan istilah kompetensi sosial. Perbedaannya yaitu berkaitan dengan
24 tempat penelitian, variabel bebas X
1
yakni keaktifan kegiatan dan variabel bebas X
2
yakni angkatan masuk. Penelitian yang dilakukan Hartanti pada tahun 2006 dengan judul
Hubungan Antara Kosep Diri dengan Kompetensi Interpersonal pada Pengurus Unit Kegiatan Mahasiswa Universitas Diponegoro UKM Undip. Hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konsep diri dengan kompetensi interpersonal pada pengurus UKM Undip yang
ditunjukkan oleh angka korelasi r
xy
= 0,572 dan p = 0,000 p 0,05, dimana
semakin tinggi konsep diri maka semakin tinggi kompetensi interpersonal pengurus UKM Undip.
Penelitian tersebut memiliki kesamaan dengan penelitian ini berkaitan dengan variabel terikat yang diteliti yakni kompetensi interpersonal dalam
penelitian ini menggunakan istilah kompetensi sosial. Perbedaannya yaitu berkaitan dengan tempat penelitian, variabel bebas X
1
yakni keaktifan kegiatan dan variabel bebas X
2
yakni angkatan masuk. Penelitian yang dilakukan Sarah Mulder pada tahun 2008 dengan judul
the Domains that Influence the Development of Social Competence in Children: a Literature Review. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ada tiga faktor utama
yang mempengaruhi perkembangan kompetensi sosial seorang anak, yakni personalityinnate characteristics kepribadian, family environment lingkungan
keluarga, dan school environment lingkungan sekolah. Ketiganya berpengaruh
dan berkaitan dengan yang lain sepanjang waktu, serta saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.