52 diperoleh dengan melihat nilai df
degree of freedom pada deviation from liniearty V
1
=dk  pembilang  dan nilai  df degree of freedom pada within groups V
2
=dk penyebut  pada
output  SPSS,  kemudian  dikonsultasikan  pada  tabel  distribusi  F. Sahid  R  2014,  diakses  dari  http:www.spssindonesia.com  menyatakan  bahwa
hubungan variabel bebas dengan variabel terikat dikatakan linier secara signifikan apabila  nilai  signifikansi
deviation  from  liniearty  lebih  besar  dari  0,05  atau  nilai F
hitung
F
tabel
.  Linier  atau  tidaknya  hasil  pengujian  akan  berpengaruh  pada pemilihan metode yang akan digunakan untuk menguji hipotesis.
6.  Uji Hipotesis
Sugiyono  2012:  96  menjelaskan  bahwa  hipotesis  merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Selain itu, juga diketahui bahwa
terdapat  perbedaan  antara  hipotesis  penelitian  dan  hipotesis  statistik.  Hipotesis statistik  itu  ada  apabila  analisis  penelitian  yang  dilakukan  menggunakan  data
sampel,  sehingga  dalam  proses  pembuktiannya  akan  terdapat  signifikansi  atau taraf  kesalahan  atau  taraf  kepercayaan  jika  akan  diterapkan  pada  populasi
penelitian. Apabila data yang dianalisis merupakan data populasi jumlah sampel sama  dengan  populasi,  maka  tidak  terdapat  hipotesis  statistik.    Berdasarkan
pendapat tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini termasuk dalam hipotesis statistik dimana terdapat signifikansi atau taraf kesalahan atau taraf kepercayaan.
Pada  bab  sebelumnya  telah  dirumuskan  dua  hipotesis  berdasarkan variabel bebasnya, yaitu tinjauan dari angkatan masuk serta tinjauan dari keaktifan
kegiatan  di  kampus.  Masing-masing  hipotesis  tersebut  terdiri  dari  dua  macam pengujian,  yakni  uji  korelasi  yang  bermaksud  untuk  mengetahui  ada  tidaknya
hubungan  antara  setiap  variabel  terikat  dengan  variabel  bebas,  dan  uji  regresi
53 yang bermaksud untuk mengetahui pola hubungan dan signifikansi dari variabel
bebas terhadap variabel terikat.
a.  Uji korelasi
Analisis korelasi dilakukan berdasarkan korelasi Product Moment dengan
menggunakan  program SPSS  versi  22 for windows. Nilai output uji korelasi dari
SPSS  kemudian  digunakan  sebagai  dasar  untuk  mengetahui  ada  tidaknya hubungan, jenis dan tingkat hubungan yang terjadi antara variabel terikat dengan
variabel  bebas.  V.  Wiratna  2014:  143  menjelaskan  apabila  nilai  signifikansi kurang dari 0,05, maka terdapat hubungan antara variabel terikat dengan variabel
bebas.  Berdasarkan  jenisnya,  Agus  Irianto  2014:  141  mengkategorikan  hasil perhitungan korelasi menjadi 3 kelompok besar antara lain:
1 korelasi positif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati +1
atau sama dengan +1. Ini berarti setiap kenaikan skornilai pada variabel X akan diikuti dengan kenaikan skornilai variabel Y, dan sebaliknya jika
skornilai  pada  variabel  X  mengalamai  penurunan,  maka  akan  diikuti dengan penurunan skornilai variabel Y.
2 korelasi negatif kuat, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati -1
atau sama dengan -1. Ini berarti setiap kenaikan skornilai pada variabel X akan diikuti dengan penurunan skornilai variabel Y, dan sebaliknya jika
skornilai  pada  variabel  X  mengalamai  penurunan,  maka  akan  diikuti dengan kenaikan skornilai variabel Y.
3 tidak ada korelasi, apabila hasil perhitungan korelasi mendekati 0 atau
sama dengan 0. Ini berarti naik atau turunnya skornilai pada variabel X tidak ada kaitannya dengan naik atau turunnya skornilai variabel Y.