bahwa variabel-variabel independen tidak berkorelasi satu sama lain maka dapat dikatakan terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian multikolinearitas
diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Uji Multikolinieritas
Berdasarkan tabel 4 hasil uji multikolinieritas, didapat nilai tolerance 0,1 dan nilai VIF 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinieritas
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali,
2011.
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Bid_Ask_Spread
,466 2,144
Market_Value ,983
1,018 Variance_of_Return
,501 1,995
Dividend_Payout_Ratio ,900
1,111 a. Dependent Variable: Holding_Period
Tabel 5. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
4,959 3,238
1,531 ,138
Bid_Ask_Spread -11,195
16,251 -,192
-,689 ,497
Market_Value -1,021E-015
,000 -,197
-1,026 ,315
Variance_of_Return -10,616
34,201 -,084
-,310 ,759
Dividend_Payout_Ratio -,697
2,965 -,047
-,235 ,816
a. Dependent Variable: ABS_RES
Tabel 5 menunjukkan bahwa tidak ada variabel independen yang signifikan memengaruhi variabel dependen. Hal ini terlihat dari probabilitas
signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bid-ask spread, market value, variance of
return, dan dividend payout ratio terbebas dari heteroskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya Ghozali, 2011. Alat analisis yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi dengan
menggunakan uji Durbin –Watson DW test. Hipotesis yang akan diuji dalam
penelitian ini adalah: H
o
tidak terdapat autokorelasi, r = 0 dan H
a
terdapat autokorelasi, r ≠ 0.
Tabel 6. Hasil Uji Autokorelasi
Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa hasil perhitungan nilai Durbin –Watson
sebesar 1,993. Nilai tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai du dan 4-du. Nilai du diambil dari tabel Durbin-Watson dengan N = 30 dan k = 4, sehingga
diperoleh nilai du sebesar 1,739, kemudian dilakukan pengambilan keputusan dengan ketentuan du d 4-du 1,739 1,955 4
– 1,739. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat autokorelasi positif atau negatif antar
variabel independen, sehingga model layak digunakan.
2. Analisis Data
a. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Analisis regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS
20, sehingga didapatkan hasil sebagai berikut:
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of
the Estimate Durbin-Watson
1 ,825
a
,681 ,630
3,9411488 1,955
a. Predictors: Constant, Dividend_Payout_Ratio, Variance_of_Return, Market_Value, Bid_Ask_Spread
b. Dependent Variable: Holding_Period