(No.14) ALLIUM FISTULOSUM L.
(No.14) ALLIUM FISTULOSUM L.
Penghambatan kenaikan kadar peroksida lipid dalam hati tikus yang diracuni dengan CCU oleh sari bawang prei (Allium fistulosum Linn.) SRI WIDIA A; PRESETYATI; MOH. SADIKIN; AZIZAHWATI, 1994; BAG. BIOKIMIA FK UI
Pemberian sari bawang prei (Allium fistittosum Linn.) pada tikus, sebelum diracuni dengan CC1 4 , ternyata dapat melindungi kerusakan hati tikus akibat CC1 4 , yang dibuktikan dengan tetap normalnya kadar GPT serum.
Dalam penelilian ini, dipelajari mekanisme kerja sari bawang prei dalam melindiuig hati. Tikus putih strain Wistar sebanyak 21 ekor berumur 4 bulan, belum kawin, berat badan 120170 g, dibagi acak dalam 3 fcelompok. Kelompok I adalah kelompok kontrol, hanya mendapat diet standar
ad libitum. Kelompok II mendapat CC1 4 0,55 mg/g bb., dosis tunggal, selain mendapat diet standar. Kelompok III mendapatdiet standar, sari bawang prei dengan dosis 20 g/kg bb./hari selama 8 hari berturutrurut dan pada hari ke 8 mendapat CC1 4 0,55 mg;kg bb. dosis unggal. Sehari setelah pemberian CCU tikus dimatikan dan diambil hatinya, kemudian dilakukan pengukuran kadar peroksida lipid hati menurut cara Placer, Cushman dan Johnson (1966). Kadar protein hati ditetapkan dengan cara Lowry.
Hasil pengamatan menunjukkan, tidak ada perbedaan bermakna kadar peroksida lipid/g jaringan maupun kadar peroksida lipid/mg protein dari kelompok kontrol dibandingkan dengan kelompok III (bawang prei + CCU). Akan tetapi kadar peroksida lipid/gr jaringan dan kadar
peroksida lipid/mg protein kelompok III jauh lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan kelompok I maupun kelompok II. Oleh karena kadar peroksida lipid menggambarkan kadar radikal
bebas, maka dapat disimpulkan sari bawang prei mengandung zat aktif yang dapat menghambat pengaruh merusak dari radikal bebas yang disebabkan oleh pemberian CC1 4 .
(No.15) ALLIUM SATIVUM L. Pengaruh pemberian pupuk urea dan ZK terhadap pertumbuhan bawang putih (Allium sativum L.) TIO SURTIYO,1992; FB UGM Pembimbing: Ir. Margono Partodidjojo
Bawang putih (Allium sativum L.) kultivar lumbu putih merupakan salah satu jenis sayuran berumbi lapis yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Umbinya kebanyakan digunakan sebagai penyedap masakan, maupun obatobatan karena mengandung berbagai zat kimia berkhasiat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk urea dan ZK terhadap pertumbuhan tanaman bawang putih (Allium sativum L.). Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pupuk urea dan ZK secara tugal dengan perbandingan dosis 1:1 masing
masing seberat 0,5; 1,0; 1,5; 2,0 dan 2,5 g. Pemberian pupuk dilakukan saat tanaman berumur 20,
40 dan 60 hari. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa pupuk urea dan ZK berpengaruh terhadap kenaikan berat kering umbi pada perlakuan dosis pupuk 0,5 g. Sedangkan pada perlakuan dosis pupuk 1,0 g sampai 2,5 g didapatkan hasil secara kuantitatif yang menurun.
(No.16) ALLIUM SATIVUM L. Pengaruh penggunaan pupuk hyponex melalui daun terhadap pertumbuhan Allium sativum L.
SITI KHOTIJAH,1993; FB UGM
Pembimbing: Ir. Margono Partodidjojo
Bawang putih (Allium sativum, L.) varietas lumbu putih merupakan salah satu jenis sayuran berumbi lapis yang uiempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Umbinya kebanyakan digunakan sebagai penyedap raasakan, maupun obatobatan karena mengandung berbagai zat kimia beikhasiat.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk hyponex merah (255 20) terhadap pertumbuhan tanaman bawang putih varietas lumbu putih dan seberapa besar dosis pupuk hyponex merah yang terbaik untuk pertumbuhannya. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pupuk hyponex merah dengan cara disemprotakan pada daunnya dengan perbandingan dosis 1:2:3:4 masingmasing seberat 0,5;. 1; 1,5; 2 g dan kontrol. Pemberian pupuk
dilakukan sampai tanaman berumur 60, 75 dan 90 hari. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa. pupuk hyponex merah (25520) pada dosis 1 g/L berpengaruh paling besar terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah dan beratkering tanaman, berat basah dan berat kering umbi dan lingkar .umbi dan bila dosis pupuk ditambah
menjadi 1,5 g/L atau 2 g/L kenaikan pertumbuhan tanaman tidak begitu besar tetapi masih berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman bila dibandingkan dengan tanaman kontrol.
(No.17) ALLIUM SATIVUM L. Pengaruh variasi pupuk buatan NPK terpadap kadar minyak atsiri, aktivitas nitrat reduktasc dan struktur anatomi daun bawang putih (Allium sativum L.) DJOKO PRASETYO, FB UGM; 1992
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar minyak atsiri, aktivitas nitrat reduktase (ANR) dan jumlah stomata persatuan luas daun bawang putih (A Ilium sativum L.) akibat pengaruh pupuk buatan NPK dengan komposisi yang berbedabeda. Penanaman dilakukan di daerah Bantul pada bulan Mei sampai Agustus 1991.
Desain percobaan dengan menggunakan Complete Randomized Design (CRD). Analisis varian digunakan untuk mengetahui perbedaan tiap parameter pada semua perlakuan tiaptiap umur sampel (55; 65 dan 75 hari) dan dilanjutkan dengan uji DMRT (Duncan's Multiple Range
Test). Antar varietas Bantul dan Sumbing diuji untuk mengetahui perbedaan pada tiap pearameter. Antara kadar minyak atsiri dan ANR, ANR dan jumlah stomata serta kadar minyak atsiri dan jumlah stomata serta kadar minyak atsiri dan jumlah stomata dianalisa dengan regresi dan korelasi. Pengujian parameter dilakukan deugan perulangan 5 kali, kecuali untuk kadar minyak atsiri sebanyak 3 kali. Hasil pengujian analisis varian menunjukkan bahwa ANR antar umur dan varietas menunjukkan beda nyata, scdangkan pengaruh komposisi pupuk pada ANR menunjukkan tidak 2 beda nyata. Pengaruh komposisi pupuk dan varietas tanaman terhadap jumlah stomata/cm
menunjukkan adanya beda nyata. Pada kadar minyak atsiri terdapat beda nyata antar varietas dan 2 komposisi pupuk. Hasil korelasi antara ANRkadar minyak atsiri, jumlah stomata/cm ANR, dan
jumlah stomata/cm 2 kadar minyak atsiri menunjukkan hubungan yang tidak nyata pada kedua varietas.
Hasil analisa kromatografi gas diperoleh 12 senyawa penyusun minyak atsiri varietas Bantul dan 15 senyawa untuk varietas Sumbing. Kadar dialil disulfida, senyawa mama minyak atsiri, pada varietas Bantul adalah 82,6854% dan varietas Sumbing 32,3226%. Pemupukan NPK 2
(2:1:1) memberikan hasil terbaik untuk kadar minyak atsiri dan jumlah stomata/cm pada varietas Sumbing dan Bantul. Kadar minyak atsiri varietas Bantul lebih besar daripada varietas Sumbing. ANR pada varietas Sunibing lebih besar daripada varietas Bantul dan ANR ini semakin rendah 2 dengan semakin tua umur tanaman. Jumlah stomata/cm varietas Sumbing lebih besar dibanding
varietas Bantul.