(No.36) ANACARDIUM OCCIDENTALE L.

(No.36) ANACARDIUM OCCIDENTALE L.

Pemeriksaan efek analgetika infus daun jambu mente (Anacardium occidentale L.) pada, mencit YEANITA RATNA SARI,1993; JF FMIPA USU Pembimbing: Dra. Siti Morin S.,MSc.

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh infus daunjambumente terhadap reaksi rasa sakit (nyeri) pada mencit dengan metode Hot Plate modilikasi "Woolfe dan Me Donald" (1944), dimana perpanjangan waktu reaksi mengakibatkan berkurangnya rasa nyeri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian infus daun jambu mente 10% dengan dosis 15 ml/kg .bb. dan 17,5 ml/kg bb. menyebabkan perpanjangan waktu reaksi yang efektif pada mencit.

(No.37) ANANAS COMOSUS MERR. Pemaniaatan perasan kulit buah nanas daiam proses pembuatan minyak kelapa cara industri rumah tangga SUTIKNO ARIBOWO,1994; FF UGM Pembimbing: Dr. Ediati S., Apt.

Secara garis besar dikenal 2 macam cara pembuatan minyak kelapa, yaitu cara kering dan cara basah. Cara kering dilakukan dengan memeras kopra, sedangkan cara basah dilakukan dengan memecah emulsi m/a santan kelapa. Contoh cara basah ini adalah pembuatan minyak kelapa cara industri rumah tangga, yang kurang menguntungkan karena rendemen minyak yang dihasilkan rendah. Dalam penelitian ini dilakukan pembuatan minyak kelapa cara industri rumah tangga dengan memanfaatkan kulit buah nanas, dalam hal ini yang digunakan adalah perasannya yang mengandung enzim proteolitik, yaitu bromelain. Enzim proteolitik dapat memecah protein sebagai emulsifying agent dalam santan.

Penentuan volume optimum penambahan perasan kulit buah nanas dilakukan dengan menggunakan 6 kelompok uji dan masing­masing kelompok terdirti dari 4 bagian. Pada masing­ masing bagian kelompok uji 200 ml krim santan ditambah 0; 5; 10; 15; 20; dan 25 ml perasan kulit buah nanas berdasarkan urutan kelompok. Semua kelompok didiamkan selama 3 jam, selanjutnya bagian minyak setelah dipisahkan dari bagian air dididihkan, disaring dan minyaknya ditampung. Diperoleh volume optimum penambahan perasan kulit buah nanas 10 ml.

Penentuan waktu pendiaman optimum dilakukan dengan menggunakan 6 kelompok uji, masing­masing kelompok terdiri dari 4 bagian. Pada masing­masing bagian kelompok uji ditambahkan 10 ml perasan kulit buah nanas, didiamkan selama 0; 1; 2; 3; 4 dan 5 jam,

berdasarkan urutan kelompok. Bagian minyak setelah dipisahkan dari bagian air dididihkan, disaring dan minyaknya ditampung. Diperoleh waktu pendiaman optimum 2 jam.

Minyak kelapa yang diperoleh berwarna kuning keemasan, jernih, bau khas dan tidak tengik, bobot jenis 0,919 ± 0,003; indeks bias pada 40°C 1,4496 ± 0,0005; bilangan peroksida 2,204 + 0,074; bilangan asam 0,305 + 0,031; bilangan penyabuanan 253,79 ± 1,06. Rendemen minyak

kelapa yang diperoleh tanpa penambahan perasan kulit buali nanas adalah 48,26%, sedangkan yang diperoleh pada kondisi optimum, yaitu pada penambahan 10 ml perasan kulit buah nanas dan waktu pendiaman 2 jam adalah 81,30%. Perasan kulit buah nanas dapat digunakan untuk memecah protein sebagai emulsifying agent dalam santan sehingga pemanfaatannya dalam pembuatan

minyak kelapa cara industri rumah tangga dapat meningkatkan rendemen minyak yang dihasilkan.

(No.38) ANDROPOGON NARDUS L. Uji daya hambat minyak atsiri rimpang sere dan daun sirih terhadap Pseudomonas solanacearum, Fusarium batatatis dan Alternaria porn secara in vitro DWI WAHYUNINGSIH,1995; FF UGM Pembimbing: Drs.M. Noordin Arzani, Apt; Dr.Ir. Triwidodo A., Apt.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah minyak atsiri rimpang sereh dan daun sirih mampu menghambat pertumbuhan beberapa mikroba penyebab penyakit tanaman yaitu Pseudomonas solanaceantm, Fusarium batqtatis dan Alternaria pom yang nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai pestisida yang aman bagi manusia dan lingkungan.

Dalam penelitian ini pertama kali dilakukan penetapan kadar minyak atsiri dan dilanjutkan dengan isolasi minyak atsiri menggunakan penyulingan nap untuk ditetapkan indek bias dan bobot jenisnya. Uji daya hambat minyak atsiri dilakukan dengan metode difusi terhadap P. solanaceantm, F. batatatis dan A. porn. Cara sumuran digunakan sebagai uji kualitatif untuk

mengetahui ada tidaknya hambatan pada pertumbuhan mikroba uji sedangkan cara goresan untuk menentukan kadar hambat minimumnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri rimpang sere dan daun sirih mempunyai daya hambat terhadap mikroba uji. Kadar hambat minimum yang diperoleh untuk minyak sirih terhadap P. solanaceanim, F. batatatis dan A. porn adalah 800; 500 dan 250 ppm, sedangkan

kadar hambat minimum minyak sere terhadap P. solanacearum, F. batatatis dan A porn adalah 800; 1000 dan 1000 ppm.

(No.39) ANDROPOGON SORGHUM BROT. Pengaruh ekstrak tanaman cantel (Andropogon sorghum Brot.) terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus Elk.) DEWI HIDAYATI,1994;FB UGM Pembimbing: Dra. Susilo Handari, SU; Drs. Ali Usodo Mulyo, SU

Tanaman cantel (Andropogon sorghum Brot.) sering dimanfaatkan sebagai makanan ternak, padahal pada bagjan batang dan daunnya mengandung glukosida sianogenik yang jika terhidrolisis akan membebaskan HCN yang bersifat racun terhadap tubuh hewan yang memakannya.

Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak tanaman cantel {Andropogon sorghum Brot.) terhadap spermatogenesis mencit (Mus musculus Elk.) dengan menghitung jumlali spermatogonia, spermatosit dan spermatid pada mencit jantan umur 7 minggu yang diberi ekstrak tanaman cantel selama 3; 6 dan 9 minggu. Dosis ekstrak yang digunakan adalah dosis ekuivalen dari 0; 0,985;

1,313 dan 1,97 mg CN­/kg bb./hari, yang masing­masing kelompok 3 ekor. Pemberian diberikan secara oral. Setelah selesai masa perlakuan, mencit dikorbankan, testis diambil dan dibuat sediaan histologis dengan metode parafm. Dihitung jumlah spermatogonia, spermatosit dan spermatid.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak tanaman cantel dapat menyebabkan penurunan jumlah spermatogonia, spermatosit dan spermatid tetapi bersifat reversibel.

(No.40) ANNONA RETICULATA L. Isolasi dan karakterisasi zat aktif dalam

biji Annona reticulata L. sebagai senyawa insektisida ENDAH RETNOWATI,1994; FF UGM

Dari penelitian terdahulu telah dibuktikan adanya senyawa yang berkhasiat sebagai insektisida dalam biji tumbuhan familia Annonaceae. Senyawa yang berkhasiat paling kuat

ditemukan dalam biji Annona reticulata L. yang akan diteliti. Juga telah dibuktikan bahwa yang berkhasiat sebagai insektisida adalah suatu gliserida yang sifatnya mirip resin.

Penelitian dilakukan untuk dapat mengisolasi zat aktif dalam biji A. reticulata L. agar dihasilkan isolat dengan tingkat kemurnian yang lebih tinggi dan mengkarakterisasi zat aktif yang diperoleh untuk dibandingkan dengan data spektra zat aktif dalam biji A. squamosa L. yang telah diketahui sebagai senyawa insektisida. Untuk mengetahui daya insektisida zat aktif dilakukan uji daya insektisida terhadap serangga Sitophilus oryzae L. Serbuk biji diekstraksi dengan eter kemudian diendapkan dengan petroleum eter sebanyak 5x volume sisa. Endapan massa resinous

yang diperoleh dipisahkan dengan KK dengan fase gerak kloroform, kloroform­metanol (10:1), klorofprm­metanol (1:1), dan metanol. Fraksi­fraksi ditampung masing­masing sebanyak 5 ml. Terhadap fraksi yang telah dikelompokkan dan diuapkan dilakukan uji KLT dengan pelarut pengembang kloroform, kloroform­metanol (10:1), kloroform­metanol (1:1) dan metanol. Larutan percobaan dibuat dari fraksi yang mengandung gliserida dan diperkirakan paling murni dengan

konsentrasi (100; 50; 25; 12,5; 6,25; 3,125; 1,563; 0,781; 0,191; 0,195; 0,098) mg/ml, dan dikenakan terhadap serangga S. oryzae L. untuk pengujian daya insektisida. Karakterisasi senyawa aktif dilakukan secara spektrofotometri infra merah.

Dari penelitian diperoleh hasil fraksi no. 32 dan 33 (KK II) atau fraksi no. 37 (KK I) sebagai fraksi yang paling murni. Pengujian daya insektisida menunjukkan adanya potensi dari zat aktif dengan LD 50 = 1,936 mg/ml. Spektogram zat aktif A. reticulata L. menegaskan bahwa senyawa memiliki gugus fimgsional yang saugat mirip dengan gugus fungsional zat aktif A. squamosa L, yaitu gugus ester atau lakton, alkil ( R­) dan gugus hidroksi (OH).

(No.41) ANNONA SQUAMOSA L. Pengaruh pemberian daxm Annona squamosa terhadap daya reproduksi Sitophilus oryzae EDY SETITIWIDA UTAMI,1993; FMIPA UNAIR

Annona squamosa merupakan tanaman yang dapat dipakai sebagai insektisida alami. Tanaman ini mengandung senyawa annonain yang dapat meracuni serangga. Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah pemberian daun A. squamosa berpengaruh terhadap

reproduksi Sitophilus oryzae dan berat kering beras? Dan sampai minggu keberapa pemberian daun A. squamosa masih berpengaruh terhadap daya reproduksi S. oryzaet Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian daun A. squamosa terhadap reproduksi S. oryzae, berat kering beras dan sampai pada minggu ke berapa pemberian daun tersebut berpengaruh terhadap daya reproduksi S. oryzae. Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi ilmiah kepada instansi terkait dan masyarakat umum mengenai manfaat daun A squamosa untuk menekan daya reproduksi hama beras. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biologi Reproduksi FMIPA UNAIR Pada penelitian ini menggunakan 240 ekor Sitophilus yang dibagi dalam tiga kelompok perlakuan dan satu kelompok kontrol. Masing­masing kelompok perlakuan terdiri atas 5 pasang Sitophilus. Perbedaan antara kelompok perlakuan satu dengan lainnya terletak pada perbedaan berat daun Annonanya, sedangkan kelompok

kontrol tanpa penambahan daun Annona. Hasil percobaan yang diperoleh adalah ada pengaruh pemberian daun Annona terhadap daya reproduksi Sitophilus dengan F hitung = 3,966 dan F tabel (DF = 3, taraf signifikasi = 0,05) = 0,37 untuk minggu ke­3. Dan pada minggu ke­4 F hitung = 6,352, sedangkan pada minggu ke­5 pemberian daun Annona sudah tidak berpengaruh lagi terhadap daya reproduksi Sitophilus dengan

F hitung = 0,217. Pemberian daun Annona pada minggu ke­3, ke­4 dan ke­5 tidak berpengaruh terhadap berat beras dengan F hitung = 1,372.

Kesimpulan yang dipcrolch dari penelitian ini adalah pemberian daun Annona beipengaruh terhadap daya reproduksi Sitophilus sampai pada minggu ke­4 setelah perlakuan dan tidak berpengaruh terhadap berat kering beras. Saran yang diajukan adalah untuk mencegah serangan hama S. oryzae selania penyimpanan beras, dapat dipakai daun A. squamosa dengan diadakan pergantian setiap 3­4 minggu sekali.