(No.49) ARECA CATECHU L.

(No.49) ARECA CATECHU L.

Efek antibakteri ekstrak biji pinang (Areca catechu) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli in vitro. IMAM MASDUKI,1?94; FK UGM Pembinibing: dr. Praseno; dr. Hadianto Ismangun, DSA

Biji pinang (Areca catechu) sebagai salah satu obat tradisional, di Jawa digunakan sebagai obat luka dan di Jambi sebagai obat kudis. Menurut Depkes 1993, biji pinang digunakan sebagai: obat cacing, obat luka, batuk, peluruh haid, memperkecil pupil. Biji pinang mengandung senyawa tanin yang mempunyai daya antiseptik.

Pengembangan obat tradisional agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan segi keamanan dan pemakaian akan mencakup beberapa tahap yaitu tahap seleksi, tahap biologycal screening, penelitian farmakodinamik, uji toksisitas, pengembangan sediaan dan uji pada manusia. Penelitian ini untuk menguji daya antibakteri biji pinang terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli sebagai tahap biologycal screening in vitro. Dengan menggunakan teknik difosi sumuran Kirby Bauer, Makro Broth Dilution dan teknik Kontak Langsung dilakukan uji antibakteri sediaan infiisa dan ekstrak pinang terhadap S. aureus dan E. coli berasal dari galur murai koleksi Laboratorium Mikrobiologi FK UGM, Biji pinang yang kering berasal dari Gelanggang Mahasiswa UGM diparut, dibuat sediaan infosa dan ekstrak ekstrak 20 g%.

Hasil percobaan antibakteri dengan difosi sumuran Kirby Beauer didapatkan diameter hainbalan rata­rata sediaan infusa 20 g% adalah 8,33 mm, sedang ekstrak 6 mm terhadap S. aureus. Pada uji t tes dengan a ­ 0,05, t label 2,132 diperoleh t hitung 3,50 dan p = 0,0124 sehingga dapat kita katakan terdapat perbedaan yang bennakna kedua diameter hambatan tersebut. Sedang terhadap E. coli tidak terjadi zone hambatan. Pada uji dengan dengan tehnik Makro Broth Dilution diperoleh MIC sediaan infosa adalah 1,25 g%, sedang ekstrak adalah 2,08 g% terhadap S. aureus. Dengan menggunakan kepercayaan 90% didapat perbedaan yang bennakiia antara dua konsentrasi tersebut karena t tabel 1,533 sedang t hitung adalah 2,00 dengan kemungkinan kesalahan 0,0581. Pada E. coli tidak ditemukan MIC nya.

Uji daya antibakteri dengan Kontak Langsung antara sediaan infosa dan ekstrak 5, 2, 5, dan 1,25 g% terhadap S. aureus dengan waktu kontak 2, 5, dan 10 menit, tidak terdapat perbedaan yang bermakna penurunan kuman dibanding kontrol pada masing­masing waktu maupun konsentrasi setelah dilakukan analisis varieansi satu jalan dan analisis varieansi dua jalan maupun dengan t test terhadap masing­masing waktu. Demikian juga tidak terdapat perbedaaan yang bermakna antara daya bunuh sediaan terhadap waktu maupun konsentrasi dengan taraf signifikansi 95%.

(No.50) AVICENNIA OFFICINALIS L. Pengaruh ekstrak eter dan ekstrak n­butanol getah batang kayu api­api (Avicennia officinalis Linn.) terhadap fungsi hati kelinci betina NURISYAH,1992; JF FMIPA UNHAS

Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak eter dan ekstrak n­butanol getah batang kayu api­api (Avicennia officinalis Linn.) terhadap fungsi hati kelinci. Ekstrak eter dan ekstrak n­butanol diperoleh dari hasil penyarian serbuk getah batang kayu api­api dengan menggunakan pelarut eter dan n­butanol, selanjutnya dibuat suspensi dengan pensuspensi natrium

karboksimetilsellulosa l%b/v. Suspensi ekstrak eter dibuat dengan konsentrasi 0,2% b/v, sedangkan suspensi ekstrak n­butanol dibuat dengan konsentrasi 0,02% b/v.

Suspensi ekstrak ini diberikan secara oral kepada kelinci betina dengan volume pemberian

10 ml/1,5 kg bb. sekali sehari, kemudian dilakukan pengamatan terhadap fungsi hati 2 minggu dan

4 minggu setelah pemberian. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian suspensi ekstrak eter 0,2% bA' dan suspensi ekstrak n­butanol 0,02% b/v getah batang kayu api­api pada binatang percobaan tidak mempengaruhi fungsi hati, yang dilihat dari hasil uji kadar ureum serum, kreatinin serum, TTT,

SCOT, SGPT, dan fosfatase alkali.

(No.Sl) AVICENNIA OFFICINALIS L. Penetapan tingkat efek toksis ekstrak metanol getah batang kayu api­api (Avicennia officinalis Linn.) terhadap gambaran histologi hati mencit. NUR ISNADIYATI,1992; JF FMIPA UNHAS

Telah dilakukan uji untuk menetapkan tingkat efek toksik ekstrak metanol getah batang kayu api­api terhadap gambaran histologi hati mencit (Mus musculus), Ekstrak metanol diperoleh dari hasil penyarian serbuk getah batang dengan menggunakan cairan penyari metanol, selanjutnya

dibuat suspensi dengan pensuspensi natrium karboksimetilselulosa l%b/v. Suspensi ekstrak metanol dibuat dengan konsentrasi 0,25; 0,5; 1; 2 dan 4% b/v, diberikan secara oral setiap hari selama 42

hari dengan takaran 1 ml/30 g bb. Pada penelitian ini digunakan 30 ekor mencit dan dibagi menjadi 6 kelompok, terdiri dari Ikelompok kontrol dan 5 kelompok perlakuan. Kolompok kontrol diberi suspensi CMC 1% b/v dan

kelompok perlakuan diberi suspensi ekstrak metanol getah batang kayu api­api. Hasil pemeriksaan mikroskopik gambaran histologi jaringan hati mencit memperlihatkan adanya efek toksik ekstrak metanol getah batang yang pengaruhnya dapat dilihat pada gambaran histologi hati. Efek toksik meningkat dari konsentrasi 2% b/v sampai konsentrasi 4% b/v.

(No.52) AZADIRACHTAINDICA JUSS. Pengaruh eVsteakAzadirachta indica A. Juss. Dan Melia azedarach L. terhadap hama daun kelapa Plesispa reichei Chap. (Celeoptera: Hispidae) AMIR PURBA; DEWI S. NAINGGOLAN,1994; PUSLIT KELAPA SAWIT MEDAN

Penelitian laboratorium di Pusat Penelitian Perkebunan Bandar Kuala ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan potensi tumbuhan nimba (Azadirachta indica A. Juss.) dan mindi

(Melia azedarach L.) sebagai bahan pengendali insektisida botanis terhadap hama daun kelapa Plesispa reichei Chap.

Ekstrak tumbuhan nimba dan niindi ternyata cukup efektif untuk membunuh larva maupun imago P. reichi, mortalitas yang dicapai 44%­76%. Emulsi biji nimba lebih efektif dibanding ekstrak daun maupun daging biji mindi. Dengan emulsi biji nimba 50 cc/1 air diperoleh mortalitas tertinggi, tingkat kerusakan daun yang terjadl dan jumlah telur yang dihasilkan terendah.

Pengaruh ekstrak tumbuhan nimba dan mindi kelihatan lebih lambat dibanding insektisida sintetik. Larva yang telah mendapat perlakuan ekstrak tumbuhan nimba maupun mindi 12% ­ 24% masih mampu masuk ke stadia pupa. Pupa yang terbentuk bertahan hidup 2%­18% dan mati 2% ­

(No.53) BEGONIA SP. Isolasi dan identifikasi komponcn kimia ekstrak eter hcrba

benalu batu (Begonia sp.) asal Kabupaten Poso Sulawesi Tengah