(No.201) MUEHLENBECKIA PLATYCLADA MEISSN.

(No.201) MUEHLENBECKIA PLATYCLADA MEISSN.

Identifikasi mikroskopis serta uji daya analgesik dan stotiinflamasiMuehlenbeckiaplatyclada Meissn. (jangkang) pada mencit KHE LIANG,1995; FF UGM Pembimbing: Dr. C.J. Soegihardjo, Apt.; Dr. Imono A. Donatus, SU., Apt.

Telah dilakukan penelitian mengenai identifikasi mikroskopis serta uji daya analgetik dan antiinflamasi Mvehlenbeckia platyclada Meissn. (jangkang) pada mencit. Penelitian ini bertujuan untuk menegaskan identitas mikroskopis dan khasiat analgetik dan antiinflamasi tanaman tersebut.

Untuk identifikasi mikroskopis, pembuatan preparat melintang menggunakan metode parafnu pewarnaan tunggal, yang langkah kerjanya terdiri dari fiksasi. pencucian, dehidrasi, infiltrasi, penyelubungan, pengirisan, perekatan, pewarnaan dan penutupan, sedangkan preparat

serbuk dengan cara merendam scrbuk dalam larutan kloral hidrat, kcmudian dihangatkan sainpai preparat tembus pandang. Masing­masing preparat dilihat dengan mikroskop.

Untuk uji khasiat analgesik dan antiinflamasi menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola searah. Mencit betina sebanyak 20 ekor secara acak dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok 1 dan II adalah kelompok kontrol yang masing­masing diberi perlakuan injeksi plasebo dan suspensi

karagenin secara subkutan pada kedua telapak kaki belakang. Kelompok III diberi perlakuan asetosal dosis 150 mg/kg bb. secara oral sebanyak 0,5 inL; 150 menit setelah injeksi karagenin.

Kelompok IV dan V diberi perlakuan ekstrak metanol jakang dengan dosis berturut­turut 150 dan 300 mg/kg bb. secara oral sebanyak 0,5 ml; 1 jam sebelum injeksi karagenin. Masing­masing

kelompok hewan uji diukur mobilitasnya pada activity cage 3 jam setelah injeksi karagenin (pengukuran selama 20 menit). Setelah itu hewan dikurbankan dan kedua telapak kaki belakang dipotong pada sendi torsocrural dan ditimbang. data yang didapat diolah dengan metode Langford dkk. dan dianalisis dengan analisa varian metode satu jalan diikuti uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil identifikasi mikroskopis memperlihatkan adanya sisik kelenjar dengan 4 sel kepala, stomata bertipe anisositik. berkas pengangkut batang kolateral terbuka dan bertipe eustele serta kristal kalsium oksalat berbentuk roset, sedangkan hasil uji analgetik secarakuaiitatif kelompok

perlakuan asetosal dosis 150 mg/kg bb. dan ekstrak metanol dosis 150 dan 300 mg/kg bb. menunjukkan daya analgesik berturut­turut 74,49; 7,00 dan 20,63% dan daya antiinflamasi berturut­ turut 53,91; 13,56 dan 32,79% yang Icbih lemah daripada asetosal. Dari uji statistik terlihat perbe­

daan daya analgesik dan antiinflamasi diantaara kelompok perlakuan mempunyai perbedaan yang bennakna.

(No.202) MUSA BALBISIANA COLLA. Isolasi dan karakterisasi senyawa steroid buah pisang klutuk klutuk muda (Musa balbisiana CoIIa.) DIAN MURSITOWATI,1994; FF UGM Pembimbing: Prof.Dr. Taroeno D., Apt.; Dr. Suwijiyo Pramono, Apt.

Penelitian ini berusalia mengisolasi dan mengkarakterisasi senyawa steroid dalam buah pisang klutuk agar dapat diperoleh informasi mengenai sifat fisika dan kiniianya, dengan demikian pemanfaatan buah pisang klutuk oleh masyarakat nantinya sudah berdasarkan pada penelitian

ilmiah. Senyawa steroid dalain buah pisang klutuk disari secara perkolasi dengan etanol 95%. Perkolat diuapkan sampai kering, selanjutnya dilakukan KK untuk memisahkan steroid dari senyawa pengotornya dengan fase gerak terpilih yaitu etanol dan etanol­air (80:20) v/v). Fraksi­ fraksi hasil pemisahan KK dengan antimpn (III) klorida memberikan penampakan bercak steroid yang sama, dikumpulkan dan dipekatkan, selanjutnya dilakukan KLT preparatif dengan fase gerak kloroform.

Hasil isolasiKLT preparatif dikristalkan dan setelah direkristalisasi dengan etanol panas, terhadap khstal dilakukan uji kemurnian dengan KLT menggunakan 4 macam fase gerak dan pembanding stigmasterol serta pereaksi anisaldehida­asam sulfat sebagai pereaksi untuk deteksi. Karaterisasi yang dilakukan meliputi penentuan jarak lebur, pemehksaan spektroskopi in&amerah dan uji kelarutan serta uji pengaruh cara pembuatan ekstrak etanol kering terhadap ketersediaan

senyawa steroid yang diisolasi. Hasil penelitian berupa kristal dengan rendemen sebesar 0,36% b/b, mempunyai jarak lebur 149°C ­ 152°C dan telah murni secara KLT dengan harga Rf 0,60 dengan fase gerak heksana­ etil asetat (70:30 v/v), 0,46 dengan fase gerak diklormetan­toluol (95:5 v/v); 0,43 dengan fase gerak benzen­eter (70:30 v/v) dan 0,42 dengan fase gerak kloroform. Hasil hidrolisis kristal dengan asam klorida 2 N menunjukkan kristal yang diperoleh berbentuk aglikon. Dari penafsiran spektra inframerah diketahui kristal hasil isolasi merupakan suatu senyawa alkohol sekunder berstruktur siklis dengan ikatan rangkap yang tidak terkonjugasi dan mempunyai gugus metil. Karakter­ karakter kristal yang diperoleh mirip dengan karakter senyawa sitosterol. Kelarutan kristal dari

yang paling besar berturut­tunit dalam etanol > eter > petroleum eter > air. Kristal yang diperoleh diketahui juga mcmiliki sifat termolabil.